INOVASI 1yang dipinjamkan kepada Indonesia padatahun 1987, yang memungkinkan Bank meminjamkansebesar US$ 270 juta denganper siapan yang sangat cepat, dan proyek initernyata mempunyai daya serap anggaranyang sangat cepat.Dari pengamatan saya sekarang, per kembanganyang terjadi tidak meng untungkanuntuk Indonesia. Setelah mana jemen BankDunia disesentralisasikan de ngan mem berikankewenang an pada kan tor-kantor di negara-negarapenerima pin jam an, sayangnyati dak ditunjang dengan pengerahan sumberdaya yang mutunya memadai, dan lembagaitu lebih banyak menggunakan tenaga konsultanoutsourcing yang masih muda pengalaman.Namun kare na kelemahan, baikmanajemen maupun staf pemerintah, makaBank Dunia lebih mudah menemukan celahuntuk mendikte dan mengendalikan kitamelalui intervensi yang terlalu banyak dantata kelola proyek yang serba memerlukan ‘noobjection’ dari mereka. Banyak sekali dokumenpengendali proyek yang sebenarnya disusunberdasarkan keinginan Bank dan dipaksakanmelalui pelbagai mekanisme atas nama‘super visi’ yang dilakukan secara berlebihan.Meskipun para atasan saya dahulu lebihbersikap memegang kendali dan lebih kerasdalam tawar-menawar berbagai persyaratandengan Bank. Satu hal yang menyenangkanbagi saya, para atasan saya tetap dapatmemelihara hubungan baik dengan pejabatdan staf operasional lembaga internasionaltersebut. Banyak sekali pejabat dan staf lembagainternasional memiliki hubungan per -sahabatan pribadi dengan pejabat dan petinggikita, dan tidak jarang terjadi hu bunganyang sangat tidak formal dan sering jugaduduk bersama di meja hidangan. Semangatmenjaga jati diri dan bangga atas potensidan gagasan bangsa sendiri dan pada saatyang bersamaan dapat menjaga hubungankeakraban dengan rekan kerja di lembagainternasional merupakan ke nang an indah diranah budaya kerja di Kementerian PekerjaanUmum. Sangat sa yang bahwa keakraban hubungandalam ker jasama antar instansi baikdi dalam nege ri mau pun luar negeri sudahmemudar, sementara pertahanan terhadapjati diri ser ta kebanggaan atas potensi dirisendiri cen derung menurun.Direktur Bina Program memberikan cinderamata kepada mantan pejabat <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> pada SilaturahmiKeluarga Besar <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> di Cibodas, Bogor, Jawa Barat 7 Nopember 2009Membangun Budaya Unggul MenghadapiTantangan Masa DepanPresiden SBY menganjurkan agar kita mengembangkan‘budaya unggul’ supaya sebagaibangsa kita dapat menapak maju lebihcepat menuju bangsa yang sejajar denganbangsa maju lainnya. Seirama dengan keinginan itu maka banyak instansi termasukKementerian Pekerjaan Umum yang berniatmemacu diri supaya dapat menjadi insan pekerjaanumum yang berbudaya unggul. Salahsatu Satminkal Kementerian Pekerjaan Umummisalnya telah mengeluarkan surat edaranten tang tata kelola pemerintahan bagi jajaranpimpinan dan staf di Satminkalnya untuk mewujudkankeunggulan dalam pelaksanaantu gasnya dan hasil kinerjanya.Saya pernah diajak berbincang-bincanguntuk merumuskan suatu pedoman tentangbudaya kerja insan Kementerian PekerjaanUmum. Pedoman tersebut dimaksudkan untukdididikkan kepada para calon PegawaiNegeri Sipil (CPNS) di lingkungan KementerianPekerjaan Umum. Saya mengingatkan suatupernyataan yang seringkali disampaikan kepadasaya oleh almarhum Pak Koesngadi,pensiunan Kementerian Pekerjaan Umumyang mengatakan : ‘men kan niet onderwijzenwat men weet, men kan niet onderwijzen watmen wil, men kan alleen maar onderwijzenwat men is’ (Kita tidak dapat mengajarkanapa yang kita ketahui, kita pun tidak dapatmengajarkan apa yang kita inginkan, kitahanya dapat mengajarkan sesuatu yangsudah menjadikan kita seperti dapat dilihatsekarang).Kata-kata itu sungguh memiliki arti yangdalam untuk pengembangan budaya kerja diKementerian Pekerjaan Umum. Budaya kerjayang dapat kita tularkan kepada generasipenerus yaitu generasi muda pekerjaanumum hanyalah budaya kerja yang sudahada dalam diri kita sekarang. Sangat tepat kitabertanya kepada diri kita ‘apakah KementerianPekerjaan Umum’ sudah memiliki budaya kerjadan apakah yang kita miliki adalah budayakerja unggul. Kalau kita memilikinya makakita dapat meyakini bahwa generasi yangmerupakan insan pekerjaan umum dimasayang akan datang akan mewarisinya darikita.Budaya kerja unggul tersebut tidak dapatdiajarkan oleh pelatihan atau lokakarya, ataupun pedoman dan tulisan yang dimaksudkansebagai ajaran atau acuan. Hanya insan pimpinanpekerjaan umum yang berbudayaunggul, dapat melahirkan insan penerusnyayang mampu belajar dari Kementerian PekerjaanUmum sebagai tempat pembelajaranterus menerus. Pemimpin yang mampuberkreasi dan bangga atas pekerjaan danpe mikiran yang besar, yang mandiri dalambertindak dan tidak mudah dikendalikan olehunsur-unsur luar, yang menjalin kerjasamahorisontal dan vertikal serta ke dalam danke luar dengan semangat kebersamaan danketerpaduan. Juga dari pemimpin yang dapatbekerja secara cerdas dan dengan nuraniuntuk menghasilkan pekerjaan yang bermututinggi dan mampu menjawab kebutuhandan tantangan masyarakat Indonesia dima sa yang akan datang dengan tepat sasaran.Singkatnya demikian harapan kita atasinsan pekerjaan umum di masa depan.Se moga Tuhan membimbing karya kita dimasa sekarang sehingga dapat melakukanlompatan besar ke depan.*) Mantan Direktur Bina Program DJCK (1984-1988)Mantan Direktur Tata Kota dan Tata Daerah(1988-1990), Mantan Staf Ahli Menteri PekerjaanUmum Bidang Keterpaduan Kawasan danPlanologi Kota (1990-1995)24 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 07/Tahun VIII/ Juli 2010
INOVASI 2Inovasi 2Sampah,Nasibmu Tak HarusBerakhir di Bak Sampah!Ahmad Asnawi*)Sampah identik dengan masalah perkotaan,dimana ada penduduk dan akti vitas pastiada sampah. Kalau rata-rata per orang per harimemproduksi 2,5 liter, dapat dibayangkanberapa banyak timbulan sampah apabilatidak ada proses baik di Tempat PembuanganSampah Sementara (TPSS) maupun di TPPSAkhir.Membuang sampah sembarangan menjadibudaya masyarakat yang apatis terhadaplingkungan dan kesehatan. Karenake terbatasan lahan, masyarakat membuangsampah ke jalan atau ke selokan. Membuangsampah ke jalan tentu akan menimbulkangenangan air di jalan. Sebaik apapun konstruksijalan, akan cepat rusak karena air.Dampak lain, jika selokan maupun sungaitersumbat sampah, banjir melanda, pendangkalandan pencemaran air pun meningkat.Perubahan perilaku masyarakat masihMembuang sampahsembarangan menjadibudaya masyarakatyang apatis ter hadaplingkungan dankesehatan.www.flickr.commenjadi pekerjaan rumah yang sulit. Padahaljika disadari dan dipandang secara lengkap,selain dari sisi negatif ternyata banyak jugamanfaat yang dapat diambil dari sampah.British Air Ways dan Solena akan mengubahsampah menjadi bahan bakar karbon netraluntuk pesawat pada tahun 2014. Solenaakan mengubah 500.000 ton sampah rumahtangga dan industri menjadi 16 juta galonbahan bakar karbon netral setiap tahunnya.Lain Solena, lain juga dengan BTU(Banaras Hindu University). Sampah plastikumumnya hanya dipakai lima menit, tetapibaru terurai hingga 500 tahun kemudian.Namun ditangan para ahli dari BTU, sampahplastik berbahan polythene itu mampu dijadikanbahan konstruksi jalan raya. Aspalyang tercampur dengan sampah plastik yangtelah dilelehkan hasil penelitian tersebutakan lebih kuat merekat dengan bahanbahanbebatuan, sehingga konstruksi jalanakan lebih tahan terhadap air.Bagaimana dengan kita? Ternyata di -te ngah hiruk pikuk tentang masalah sampahseperti Jakarta, Bandung dan kota lainnya,terdapat seberkas cahaya di tengahcemarutnya pro b lematika manaje men sampah.Berkat ker ja keras salah seoranganak bangsa, sam pah yang diolah akanmenghasilkan mu tia ra. Sampah organik di -jadikan kompos. Disekitar tempat pe ng o-lah an dibuat kebun percontohan, menggunakanpupuk kompos. Pupuk di kemasme narik de ngan harga terjangkau. Sampahplas tik yang kondisinya masih bagus dijualoleh pihak lain sedangkan sampah yang tidakbisa diproses lagi di padatkan untuk dijadikanbiomassa. Banyak perusahaan yangmembutuhkan biomassa sebagai bahan bakarkarena BBM semakin meningkat. Sumpah!!! Eh, Sam pah ! Nasibmu tidak mesti berakhir ditempat sampah!Walikota Bandung berencana membuatmonorel di atas aliran Sungai Cikapundungperlu mendapat apresiasi dan dukunganse mua pihak. Seperti kata pepatah: Sekalimendayung, dua tiga pulau terlampaui. Selainmengatasi kemacetan, akan merubahparadigma yang selama ini sungai menjaditempat buang sampah yang paling banyakdigunakan. Dengan adanya monorel, pe rawatankiri dan kanan sungai menjadi lebihbersih dan terpelihara sehingga sampahpunmalu untuk melewatinya.*) Staf Dinas Tata Ruang dan PermukimanProvinsi Jawa Barat(Pemerhati lingkungan dan Kesehatan)Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 07/Tahun VIII/Juli 2010 25