13.07.2015 Views

Download - Ditjen Cipta Karya

Download - Ditjen Cipta Karya

Download - Ditjen Cipta Karya

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BERITAUTAMAUntuk melihat lebih dekat penataanper mukiman yang dilakukan, pada hari keduapara Delegasi APMCHUD mengadakankunjungan lapangan (field trip) ke beberapalokasi. Lokasi tersebut yakni, Solo Elok dalamhal peningkatan permukiman, Pucang Sawitdalam hal penghijauan kota, KawasanKratonan dalam hal peningkatan kualitaskawasan kumuh, Serengan dalam hal sanitasiberbasis masyarakat, Pasar Notoharjodalam hal pemindahan PKL dan RusunawaSemanggi dalam hal peremajaan kota.Asia Pasific Ministrial Conferenceon Housing and UrbanDevelopment (APM CHUD)memang menjadi wadahyang tepatun tuk ber bagipe ngalamandan pe ngetahuan termasuk ber bagi bestpractices yang telah dilakukan ne gara-negarapeserta dalam men cari jalan keluar atas berbagaimasalah di bidang perumahan, permukimanserta pembangunan perkotaan.Dipilihnya Kota Solo menjadi tuan rumahAPMCHUD tentu bukan tanpa alasan. Dari sisisubstansi, Solo berhasil menata permukiman,diantaranya adalah memindahkan 989 PedagangKaki Lima (PKL) dari Taman Monjarike Pasar Semanggi dengan prosesi kirab.Dalam prosesi kirab setiap PKL yang dipindahmendapat kehormatan dengan membawatumpeng dan dikirab di sepanjang Jalan SlametRiyadi. Disamping itu Solo juga merupakankota pariwisata dengan keanekaragamanbatiknya. Kota Solo juga meraih beberapapenghargaan diataranya Dubai Award danPenilaian Kinerja Pemerintah Daerah bi dangPekerjaan Umum (PKPD-PU).Urban Forest dan Solo ElokPara delegasi dari 30 negara itu dibagi dalamtiga kelompok. Kelompok pertama diajakmengunjungi lokasi yang akan dijadikanurban forest di Pucangsawit Jebresdan Pe rumahan Relokasi SoloElok. Kawasan urbanforest sebelumnyam e r u p a k a npermukiman liar yang menempati bantaranBengawan Solo. Terdapat kurang lebih 201rumah di tempat tersebut.Saat kunjungan, sejumlah alat berat masihterus melakukan aktivitas pengerjaan proyek.Sebagian sudah terdapat taman yanghampir jadi. “Kami memang menampilkanapa adanya. Masih ada proses pembangunan,sementara itu juga ada sekitar 30 persen yangtelah tampak wujud hutan kotanya,” kataWakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saatmendampingi para delegasi.Konsep urban forest berawal setelah adanyabanjir yang menerjang Kota Bengawanakhir 2007 lalu. Karenanya, Pemkot berinsiatifmemindahkan warga yang menempati bantaranBengawan Solo. Konsep itu mengundangkomentar Biro Prasarana Kota PemerintahProvinsi (Pemprov) DKI Jakarta,Priyadi Priautama. ’’Memang yang dilakukanPemkot Solo patut dicontoh, tapi disesuaikandengan keadaan daerah masing-masing.Kami juga akan merelokasi sekitar 8.000warga yang tinggal di bantaran sungai.’’Sementara itu, Menteri Perumahan RakyatAfghanistan Sul tan Husein Hesairi mengatakan, konsep yang ditawarkan bagus.Namun, tidak bisa lang sung dilakukan diAfghanistan.Warga dibantaran Sungai Bengawan Solotersebut saat ini sudah di relokasi ke Mojosongo,sebagian lagi memilih lokasi sendiri.Relokasi ke Mojosongo ini kemudian disebutSolo Elok, karena tempatnya yang hijau dantidak kumuh. Untuk 1 unit rumah, PemkotSolo menyediakan anggaran Rp 12 juta untukpengadaan ta nah dan Rp 8,5 juta dariMenkokesra untuk bangunan rumah.“Jadi ini ganti untung, bukan ganti rugi,”tambah FX Hadi Rudyatmo.Marni (48) warga yang direlokasimerasa bersyukur atas perhatian pemerintah.Ia ber tutur, rumahnyayang dulu luas tanahnya cuma 21m 2 , sekarang setelahBuletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 07/Tahun VIII/Juli 2010 9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!