You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Kisah Perjuangan Pribadi Sukses Menggapai Mimpi<br />
Karena tak ada satu lembaga yang<br />
menaungi kepentingan mereka, akhirnya<br />
dibentuklah Iperto ini. Di awal-awal<br />
kehadirannya, Iperto cenderung hanya<br />
sebuah organisasi sempalan yang tidak<br />
bisa bekerja sebagaimana mestinya.<br />
Maklumlah, organisasi ini dikendalikan<br />
oleh sebagian besar pedagang yang<br />
berpendidikan rendah. Hanya segelintir<br />
diantara mereka yang paham bagaimana<br />
menjalankan roda perkumpulan dengan<br />
benar. Itulah sebabnya, keberadaannya<br />
tak begitu berdampak.<br />
Ashar berusaha selalu aktif dalam<br />
organisasi. Di setiap rapat ia senantiasa<br />
menyempatkan waktu untuk hadir.<br />
Bahkan tak ada pertemuan yang ia<br />
lewatkan tanpa memberi saran dan<br />
kritik.<br />
Masukan-masukannya pun dinilai<br />
banyak sejalan dengan situasi yang<br />
dihadapi pedagang. Dialah yang pertama<br />
kali mengusulkan agar pedagang<br />
pribumi memperkuat legalitasnya<br />
dengan kelengkapan dokumen yang<br />
dipersyaratkan pemerintah.<br />
Dengan demikian, pedagang tak perlu<br />
lagi kucing-kucingan dengan aparat.<br />
Atau dihantui rasa bersalah.<br />
Ashar mengatakan, dengan melengkapi<br />
dokumen usaha, pedagang bisa lebih<br />
tenang menjalankan roda usahanya. Dan<br />
yang lebih penting kata dia, situasi yang<br />
tenang sangat menentukan mati dan<br />
hidupnya bisnis.<br />
Ia juga berusaha membuang stigma<br />
bahwa tanpa dokumen pun, usaha bisa<br />
tetap berjalan. Stigma primitif ini<br />
dipegang pedagang pribumi sejak dulu,<br />
sehingga mereka sulit untuk<br />
berkembang.<br />
Karena itu, Ashar ingin mengubah pola<br />
pikir itu perlahan-lahan. Ia terobsesi<br />
membawa Iperto berperan aktif<br />
mendorong pedagang agar tunduk pada<br />
aturan.<br />
Usulannya ini mendapat respons positif.<br />
Sejak itu, banyak pedagang mulai<br />
melengkapi usahanya dengan dokumen<br />
legalitas.<br />
Tahun 1979 Ashar meraih kepercayaan<br />
Iperto, dan diangkat menjadi sekretaris<br />
organisasi.<br />
Lagi-lagi membuatnya banyak belajar.<br />
Dari inventarisasi organisasi ia<br />
menemukan 90 persen lebih pedagang<br />
pribumi yang dihimpun Iperto, tidak<br />
mengantongi dokumen usaha.<br />
Sementara, di kalangan pengusaha<br />
nonpribumi ini menjadi prioritas.<br />
Perjuangan merintis kembali usaha<br />
konveksi mulai menunjukkan hasil<br />
setahun kemudian. Ashar merekrut satu<br />
30