Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Kisah Perjuangan Pribadi Sukses Menggapai Mimpi<br />
prestasi akademik, saya juga tidak<br />
mengecewakan, sehingga beberapa kali<br />
menjadi juara kelas dan masuk 10 besar<br />
di sekolah. Pada Saat kuliah dijalani<br />
dengan dinamika yang bervasiasi,<br />
termasuk pernah menjadi supir angkot<br />
dan pernah mengelola bimbingan<br />
belajar, pernah berwiraswasta ditengah<br />
kesibukan kuliahnya sebagai mahasiswa<br />
dan aktivis kampus FK Unsri<br />
Palembang. “ujar ayah Faturahman<br />
Ramadhan Hanif B. Wahyudi.<br />
Peran Pemerintah di bidang<br />
Kedokteran<br />
Bayu Wahyudi, pria yang lahir 1 Maret<br />
1962 dan memiliki kegemaran<br />
membaca, jogging, renang, golf dan<br />
sepeda ini, bercerita kalau peran<br />
pemerintah khususnya Pemerintah<br />
daerah terhadap insan profesi dokter,<br />
khususnya dokter spesialis seperti ahli<br />
kebidanan dan kandungan secara umum<br />
dirasakan masih kurang menyentuh.<br />
Baik dalam arti perlindungan hukum,<br />
kesejahteraan, kepastian karier.<br />
“Kebijakan setiap pemda belum<br />
merata, baik regulasi masalah gaji, status<br />
kepegawaian, kebijakan seperti<br />
penempatan, fasilitas fiscal alat<br />
kesehatan maupun obat serta barang<br />
habis pakai yang relative lebih mahal<br />
harganya dibanding Negara tetangga.<br />
Sehingga masing-masing individu dan<br />
profesi berupaya secara mandiri atau<br />
sendiri-sendiri sesukanya, “ujarnya.<br />
Menurut Bayu, kebijakan Jamkesmas<br />
ataupun Jampersal yang filosofinya baik<br />
untuk menolong ibu dan anak yang tidak<br />
mampu agar mendapat acces pelayanan<br />
kesehatan dan menurunkan angka<br />
kematian ibu dan anak , bila didalami<br />
disatu sisi terdapat hal yang belum<br />
seimbang dan hanya menguntungkan<br />
pihak tertentu yang sering dimanfaatkan<br />
sebagai alat politik sebagai janji pada<br />
rakyat dalam pengobatan dan<br />
pelayanan kesehatan saat Pilkada dan<br />
pil Caleg dan setelah terpilih lupa akan<br />
janji tersebut, sehingga membebani<br />
pihak penyelenggara kesehatan menjadi<br />
masalah tersendiri yang makin rumit dan<br />
complicated. Jasa yang diberikan tidak<br />
sesuai real cost yang dikeluarkan<br />
sehingga menghambat kemajuan dan<br />
daya saing. Ditambah lagi, distribusi<br />
tenaga yang belum merata, baik secara<br />
kuantitas maupun kualitas, plus unsur<br />
KKN, politik, tim sukses, dll yang<br />
masih dominan dibanding asas manfaat,<br />
keadilan, hukum dan pemerataan.<br />
Saat ini Pemerintah pusat (Kementerian<br />
Kesehatan) sedang melakukan “Road<br />
mapping” terhadap fasilitas dan sarana<br />
kesehatan dimasing-masing daerah<br />
(sesuai UU Otonomi Daerah). Sesuai<br />
43