You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
46<br />
DISCOVER - ART<br />
Malang<br />
Teks & Foto: DIAN TRIASARI<br />
ALUNAN MUSIK GAMELAN KHAS MALANG YANG DIMAINKAN OLEH SEKELOMPOK PECINTA<br />
KESENIAN LOKAL DI DESA PONCOKUSUMA TERDENGAR MERDU MENGIRINGI SENI BANTENGAN.<br />
SEBUAH PEMANDANGAN MENARIK DARI KELOMPOK INI ADALAH USIA MEREKA<br />
YANG SUDAH TIDAK MUDA LAGI<br />
kEAHLIAN ALAMI turun-temurun dari orang tuanya,<br />
membuat Pak Kusenan, sebagai ketua kelompok<br />
Pencak Silat dan Seni Bantengan Sinar Remaja,<br />
mengharuskan dirinya meneruskan jejak kesenian ini yang<br />
dikemudian diajarkan kembali kepada generasi-generasi muda<br />
yang ada di Desa Poncokusuma.<br />
Di rumahnya yang sekaligus sanggar seninya, terdapat peralatan<br />
lengkap gamelan dan perangkat topeng Bantengan yang siap<br />
dipergunakan jika ada panggilan pentas. Semua topeng didesain<br />
dan dibuat sendiri dengan berat per topeng bisa mencapai<br />
sepuluh kilogram. Pak Kusenan juga memberikan pembinaan<br />
khusus untuk pemuda lokal sebagai generasi penerusnya.<br />
Hal menarik dari Seni Bantengan, sebelum acara dimulai, ketua<br />
kelompok akan melakukan ritual khusus dengan menyediakan<br />
dan memberikan sajen atau sesaji untuk arwah leluhur yang<br />
didatangkan. Tujuannya adalah memberikan makan arwah<br />
leluhur agar tidak mengganggu para pemain yang memakai<br />
topeng Bantengan. Biasanya salah seorang pemain<br />
akan kerusupan atau kerasukan roh leluhur yang<br />
masuk kedalam topengan.<br />
Seni Bantengan merupakan sebuah seni pertunjukan<br />
budaya tradisi yang menggabungkan unsur<br />
sendratari, olah kanuragan, musik, dan syair atau<br />
mantra yang sangat kental dengan nuansa magis.<br />
Kesenian Bantengan dimainkan oleh dua orang yang<br />
berperan sebagai kaki depan yang memegang kepala<br />
sekaligus mengendalikan gerakan, satu orang lainnya<br />
menjadi kaki belakang.<br />
Sesaat setelah dilakukan ritual pemanggilan<br />
roh leluhur, pemain bagian depan mulai menari<br />
menggerak-gerakan badan yang diiringi oleh musik<br />
gamelan khas Malang yang terkadang dimodifikasi<br />
dengan alat musik modern seperti gitar, drum, bas yang<br />
disesuaikan dengan alat musik tradisional.