16.01.2017 Views

Sebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di Australia

Pada tulisan ini, penulis berusaha mengkaji pendidikan kewarganegaraan di Australia melalui enam pokok kajian, yaitu: a) tujuan kurikulum, organisasi, dan struktur, b) pendekatan pembelajaran, c) spesialisasi dan pelatihan guru, d) penggunaan buku teks, e) pengaturan penilaian, f) perkembangan pendidikan kewarganegaraan saat ini dan pengembangannya di masa mendatang.

Pada tulisan ini, penulis berusaha mengkaji pendidikan kewarganegaraan di Australia melalui enam pokok kajian, yaitu: a) tujuan kurikulum, organisasi, dan struktur, b) pendekatan pembelajaran, c) spesialisasi dan pelatihan guru, d) penggunaan buku teks, e) pengaturan penilaian, f) perkembangan pendidikan kewarganegaraan saat ini dan pengembangannya di masa mendatang.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

memaparkan bahwa demokrasi <strong>Australia</strong> berpijak pada tra<strong>di</strong>si Inggris Raya dan<br />

Eropa serta seragam dengan nilai kewarganegaraan mereka (Kemp, 1994: 12).<br />

Pandangan Kemp ini lalu <strong>di</strong>rujuk oleh Perdana Menteri John Howard<br />

yang lebih condong pada bentuk pemerintahan monarki konstitusional<br />

sebagaimana yang <strong>di</strong>anut oleh Kerajaan Inggris dan bukan pada bentuk<br />

pemerintahan republik.<br />

Ketika Pemerintahan Paul Keating menjabat, terja<strong>di</strong> tuntutan yang<br />

mendorong perubahan bentuk Negara <strong>Australia</strong> menja<strong>di</strong> bentuk Negara<br />

Republik. Gelombang ini cukup besar sehingga sempat <strong>di</strong>laksanakan referendum.<br />

Walaupun rakyat bersemangat untuk mengadopsi prinsip-prinsip demokrasi dan<br />

mulai terbuka akan perubahan para<strong>di</strong>gma global, namun perubahan bentuk<br />

konstitusi negara merupakan soal lain. Akibatnya, setelah melalui beberapa<br />

tahap kampanye, Partai Republik lalu kehilangan banyak sekali dukungan<br />

terutama ketika mulai mengkampanyekan gagasan mengenai perubahan<br />

konstitusi dasar negara. Hal ini tentunya menimbulkan kekecawaan dari berbagai<br />

kalangan karena selisih suara antara partai yang pro republik dan partai pro<br />

monarki konstitusional tidak begitu signifikan. Sejak saat itu, pemerintahan<br />

<strong>Australia</strong> lalu kembali pada sistem monarki konstitusional dengan Ratu Elizabeth<br />

II sebagai puncak kepemimpinannya. Partai Konservatif telah menang dan<br />

pendapat Keating telah <strong>di</strong>kalahkan. <strong>Australia</strong> lalu kembali pada visi masa lalu<br />

(Kennedy, 2008: 184).<br />

Keja<strong>di</strong>an Serangan <strong>di</strong> Gedung World Trade Center pada bulan September<br />

2011 dan Bom Bali Oktober 2002, lalu turut an<strong>di</strong>l dalam mempengaruhi situasi<br />

perpolitikan <strong>di</strong> <strong>Australia</strong>. Pemerintahan <strong>Australia</strong> kemu<strong>di</strong>an bereaksi dengan<br />

memperkuat hubungan multilateral dan unilateral dalam rangka memerangi<br />

terorisme. Demokrasi semakin terjepit. Sejak saat itu, banyak sekali kebijakan<br />

pemerintah terkait dengan politik yang mencederai demokrasi hanya karena<br />

alasan perang melawan terorisme. Musuh demokrasi bukan hanya isu terorisme,<br />

tetapi juga kebijakan internal negara yang <strong>di</strong>ambil pemerintah dalam rangka<br />

memberikan respon terhadap terorisme. Pemerintahan Howard lalu menyatakan<br />

perang terhadap terorisme dan sebagai imbasnya, beberapa hak warga Negara<br />

lalu <strong>di</strong>batasi (Hocking, 2003; 2004). Hal ini menimbulkan reaksi yang sangat<br />

keras dari me<strong>di</strong>a. Kebijakan Pemerintah <strong>Australia</strong> pada saat itu lalu menja<strong>di</strong> antiliberal.<br />

Hak hukum khusus bagi kejahatan yang <strong>di</strong>lakukan oleh anak <strong>di</strong> bawah<br />

umur misalnya pada saat itu tidak lagi <strong>di</strong>berlakukan (Hocking, 2004: 91-93).<br />

Fase anti-liberal ini tetap mewarnai kebijakan politik <strong>Australia</strong> sampai akhir<br />

11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!