16.01.2017 Views

Sebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di Australia

Pada tulisan ini, penulis berusaha mengkaji pendidikan kewarganegaraan di Australia melalui enam pokok kajian, yaitu: a) tujuan kurikulum, organisasi, dan struktur, b) pendekatan pembelajaran, c) spesialisasi dan pelatihan guru, d) penggunaan buku teks, e) pengaturan penilaian, f) perkembangan pendidikan kewarganegaraan saat ini dan pengembangannya di masa mendatang.

Pada tulisan ini, penulis berusaha mengkaji pendidikan kewarganegaraan di Australia melalui enam pokok kajian, yaitu: a) tujuan kurikulum, organisasi, dan struktur, b) pendekatan pembelajaran, c) spesialisasi dan pelatihan guru, d) penggunaan buku teks, e) pengaturan penilaian, f) perkembangan pendidikan kewarganegaraan saat ini dan pengembangannya di masa mendatang.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dan liberal dalam menyikapi situasi politik, namun <strong>di</strong>jabarkan sebagai<br />

“…pelajaran dalam hal properti, kerajinan, ketepatan waktu, dan patriotisme<br />

(Howard, 2006: 465-467).”<br />

Konsep CCE <strong>di</strong> <strong>Australia</strong> pada sebelum periode tahun 1990-an bersifat<br />

sempit, formalistik, dan legalistik (Gill & Reid, 1999). Bidang kewarganegaraan<br />

<strong>di</strong>samakan dengan pemilu, partai politik, dan kelompok-kelompok kepentingan<br />

publik yang <strong>di</strong>bentuk hanya untuk berinteraksi terkait dengan sistem pemilu atau<br />

legislatif (Thomas, 1994).<br />

Namun, pada awal tahun 2003, Ministerial Council on Education,<br />

Employment, Training, and Youth Affair (MCEETYA) mengadakan kesepakatan<br />

untuk mengembangkan instrumen penilaian ujicoba pada bidang <strong>Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan</strong><br />

<strong>Kewarganegaraan</strong> dengan sampel nasional seluruh siswa kelas 6 dan 10, yang<br />

akan <strong>di</strong>lakukan pada bulan Oktober 2004. Paska keja<strong>di</strong>an September 2001 dan<br />

Oktober 2002, perhatian masyarakat semakin besar akan stu<strong>di</strong> <strong>Kewarganegaraan</strong><br />

dan <strong>Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan</strong> <strong>Kewarganegaraan</strong> (CCE). CCE lalu <strong>di</strong>anggap serius dalam kancah<br />

pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan nasional. Sebagai implikasinya, jika sebelumnya pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan<br />

kewarganegaraan hanya berfokus pada pemahaman lembaga & proses<br />

kewarganegaraan maka kini, fokus stu<strong>di</strong> kewarganegaraan dan pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan<br />

kewarganegaraan <strong>di</strong>perluas mencakup dua hal yaitu: 1) pemahaman lembaga &<br />

proses kewarganegaraan serta 2) watak & keterampilan untuk partisipasi.<br />

Inilah sebenarnya perbedaan antara wajah kewarganegaraan lama dan<br />

baru <strong>di</strong> <strong>Australia</strong>. Wajah kewarganegaraan lama hanya berfokus tentang<br />

demokrasi <strong>Australia</strong>, sejarah, tra<strong>di</strong>si, struktur dan proses; budaya demokrasi;<br />

cara masyarakat <strong>Australia</strong> <strong>di</strong>kelola, oleh siapa dan untuk apa. Sedangkan wajah<br />

kewarganegaraan baru meliputi pengembangan keterampilan, sikap, keyakinan<br />

dan nilai-nilai yang akan mempengaruhi siswa untuk berpartisipasi, untuk<br />

menja<strong>di</strong> dan tetap terlibat dalam partisipasi politik maupun kehidupan<br />

demokrasi (Print, 2010: 26-28)<br />

<strong>Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan</strong> <strong>Kewarganegaraan</strong> (CCE) <strong>di</strong> <strong>Australia</strong> bukan merupakan<br />

subjek pembelajaran khusus sebagaimana yang ada <strong>di</strong> Indonesia. <strong>Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan</strong><br />

<strong>Kewarganegaraan</strong> <strong>di</strong>maksudkan untuk menghasilkan hasil belajar yang<br />

berhubungan dengan berbagai masalah dan keterampilan, sehingga dapat<br />

bermakna jika <strong>di</strong>hubungkan ke area pembelajaran. Untuk memiliki dampak<br />

sosial yang lebih besar, maka hasil pembelajaran <strong>Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan</strong> <strong>Kewarganegaraan</strong><br />

<strong>di</strong>bangun ke dalam semua kegiatan dan program kurikuler dan ekstrakurikuler.<br />

Walau <strong>Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan</strong> <strong>Kewarganegaraan</strong> bukan merupakan subjek tersen<strong>di</strong>ri namun<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!