teknik perkayuan jilid 2 smk - Jogjabelajar
teknik perkayuan jilid 2 smk - Jogjabelajar
teknik perkayuan jilid 2 smk - Jogjabelajar
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
tepung pigmen yang sesuai dengan warna kayu dan aduk hingga<br />
campuran homogen betul, kemudian dinginkan. Setelah itu, dempulkan<br />
hasil itu pada cacat lubang bidang politur dengan kape atau sekerap<br />
hingga padat menutup lubang yang rusak. Melalui tahap pengaosan<br />
politur berulang-ulang, maka kerataan permukaan dempul serta<br />
kekilapannya akan sama dengan bidang politur di sekitarnya.<br />
Pengolesan lapisan politur pada permukaan dengan kaos perca<br />
merupakan proses tahap berikutnya. Keuntungan penggunaan kaos pada<br />
tahap ini, yaitu bekas garis-garis usapan politur seperti pada pemakaian<br />
kuas, tidak tampak. Sudut tumpul kaos perca yang digulung padat, tidak<br />
memutus pelapisan dari bidang polituran, hingga bekasnya halus.<br />
Kaos perca untuk pengaosan ini dilipat sepadat mungkin; kemudian<br />
oleskan secara berputar beberapa kali hingga terdapat pelapisan yang<br />
menutup. Untuk meratakan beberapa garis bekas putaran, usap dan<br />
oleskan politur berulang-ulang searah serat kayu dengan sedikit lebih<br />
ditekan. Yang perlu diperhatikan dalam pengaosan dengan kain kaos<br />
perca ini yaitu pemerasan kaos harus apuh, tidak boleh terlalu basah,<br />
lembab-lembab saja. Lipatan kaos, setelah dicelupkan ke kaleng tempat<br />
politur, diperas kuat-kuat sampai tidak menetes. Pengaosan dengan kaos<br />
sangat basah bisa melunakkan kembali lapisan sebelumnya. Lapisan itu<br />
akan terkelupas mentah (botak), kelihatan kayunya. Cacat ini sangat sulit<br />
diperbaiki. Areal yang terkelupas hanya kecil, maka perbaikannya harus<br />
dilakukan secara khusus pada tempat yang terkelupas itu. Baru setelah<br />
hasil perbaikan itu sama dengan bidang sekitarnya, pemolituran boleh<br />
diperlakukan menyeluruh sampai rata.<br />
Pada tahap yang kelima dilakukan pengamplasan secara basah<br />
dengan amplas nomor 180 – 240, yang tahan terhadap air.<br />
Pengamplasan dilakukan apabila penampilan bidang politur sudah<br />
menutup 50%. Permukaan yang sudah mengkilap cukup tebal, namun<br />
pori-pori masih belum tertutup semua. Bagi pemula, langkah kelima ini<br />
sangat sulit diterima karena lapisan yang sudah mengkilap harus<br />
dikurangi dan diratakan dengan amplas. Pengamplasannya basah<br />
dengan air ini sangat penting karena akan meratakan bekas usapan putar<br />
pada tahap keempat. Demikian pula dikurangi lapisan politur yang terlalu<br />
tebal di beberapa tempat, karena pada bidang yang sama masih ada<br />
pori-pori yang belum tertutup. Dengan pengamplasan basah, jarak politur<br />
yang sudah tebal dengan bidang politur yang masih berpori dapat<br />
dikurangi, hingga proses pemolituran tahap lanjutnya menjadi rata tipis<br />
namun porinya tertutup. Keuntungan pengamplasan basah dengan<br />
amplas duko yang tahan air adalah lapisan politur mudah diamplas dan<br />
tidak menempel pada butir-butir amplas. Amplas lebih tahan lama<br />
dibandingkan dengan pengamplasan kering. Sesudah pengamplasan<br />
basah permukaan menjadi kering sehingga akan tertinggal tepung putih,<br />
329