11.01.2013 Views

DISERTASI - Ugm - Universitas Gadjah Mada

DISERTASI - Ugm - Universitas Gadjah Mada

DISERTASI - Ugm - Universitas Gadjah Mada

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

LATAR BELAKANG<br />

RINGKASAN <strong>DISERTASI</strong><br />

Keputusan pemerintah Indonesia mendorong konversi secara bertahap penggunaan<br />

minyak tanah ke elpiji merupakan keputusan yang tepat. Terdapat beberapa alasan yang<br />

mendukung keputusan konversi tersebut. Pertama, penggunaan minyak tanah oleh masyarakat,<br />

terutama sebagai sumber energi rumah tangga, memberi beban cukup besar pada anggaran<br />

pemerintah. Kedua, kecukupan sumber energi minyak tanah yang merupakan sumber energi tak<br />

terbarukan semakin sedikit. Ketiga Indonesia telah menjadi net-importer minyak. Keputusan<br />

konversi dapat menghemat sediaan minyak dan pengeluaran pemerintah (Satriya, 2007). Namun<br />

sayangnya, meskipun konversi penggunaan minyak tanah ke elpiji ditujukan untuk memberikan<br />

manfaat bagi masyarakat luas, upaya konversi tidak terlaksana dengan lancar dan mudah. Hal<br />

tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terkait produk inovatif, persepsi<br />

kelangkaan dan persepsi risiko yang relatif tinggi. (Sugandini, 2009).<br />

Studi ini memfokuskan pada penundaan adopsi, yaitu waktu yang dilalui individu<br />

sebelum dia memutuskan untuk mengadopsi elpiji sebagai pengganti minyak tanah. Literatur<br />

sebelumnya mengenai adopsi produk inovatif, produk dengan teknologi baru yang mampu<br />

menawarkan solusi lebih baik dari produk terdahulu dengan fungsi sama, tidak selalu mudah<br />

diterima oleh konsumen dengan karakteristik tertentu (Horsky, 1990; Rogers, 19 95; Martin, et<br />

al., 2007). Holness (2004), menambahkan bahwa keputusan adopsi maupun non adopsi inovasi<br />

produk akan selalu melibatkan pembentukan sikap terhadap inovasi.<br />

Penundaan adopsi didefinisikan sebagai tindakan konsumen untuk tidak membeli produk<br />

inovatif terlebih dahulu karena memiliki pertimbangan tertentu, antara lain kecukupan informasi,<br />

kepercayaan dan sikap berhati-hati terhadap inovasi (Rogers, 1995). Berdasarkan studi literatur<br />

mengenai adopsi produk inovatif menunjukkan bahwa, produk dengan teknologi baru dan<br />

mampu menawarkan solusi lebih baik dari produk terdahulu dengan fungsi sama tidak selalu<br />

mudah diterima oleh konsumen dengan karakteristik tertentu (Horsky, 1990; Rogers, 1995; Mick<br />

dan Fourner, 1998; Martin, et al., 2007). Pertimbangan-pertimbangan untuk tidak mudah<br />

mengadopsi produk inovatif meliputi persepsi risiko, kurangnya pengetahuan konsumen terhadap<br />

penggunaan produk, serta strategi pemasaran yang tidak tepat. Salah satu alasan mengapa elpiji<br />

1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!