28.01.2014 Views

High Speed Machining Precision Tooling - Indobiz.biz

High Speed Machining Precision Tooling - Indobiz.biz

High Speed Machining Precision Tooling - Indobiz.biz

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

INDONESIA IN ACTION<br />

Pemerintah proteksi<br />

industri alsintan<br />

Pemerintah akan memproteksi industri peralatan mesin<br />

pertanian (alsintan) dari serbuan impor asal China dengan<br />

mekanisme tarif dan tata niaga seiring dengan pertumbuhan<br />

industri yang terus melaju.<br />

Langkah perlindungan yang diberikan pemerintah juga<br />

bertujuan untuk memperkuat struktur industri permesinan<br />

nasional.<br />

Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen<br />

Perindustrian Ansari Bukhari mengatakan Departemen<br />

Keuangan segera menaikkan tarif bea masuk (BM) produk<br />

Alsintan dari 0%-5% menjadi 7,5% untuk mengurangi volume<br />

impor Alsintan.<br />

“Kalau dengan tarif itu volume impor mesin masih tinggi, dalam<br />

satu tahun ke depan pemerintah segera menaikkan kembali<br />

tarif BM produk alsintan secara proporsional,” kata Ansari<br />

pada Workshop Pendalaman Kebijakan Industri, pekan lalu.<br />

Industri alsintan di dalam negeri, lanjutnya, memperlihatkan<br />

perkembangan yang cukup menggembirakan.<br />

Dari tujuh subsektor industri permesinan seperti konstruksi<br />

baja, alat konstruksi, mesin proses, alat energi, penunjang,<br />

dan kelistrikan, hanya subsektor Alsintan yang mencatatkan<br />

tren pengembangan cukup positif, seiring dengan kebutuhan<br />

mesin pra dan pascapanen di sektor pertanian yang terus<br />

meningkat. Kondisi ini dimanfaatkan industri Alsintan lokal<br />

untuk meningkatkan kinerja produksi, karena sejumlah<br />

komponen pendukung mesin-mesin pertanian telah dikuasai<br />

industri lokal. “Basis produksi alsintan tersebar di Yogya,<br />

Jateng, Lampung, Malang, hingga Kalbar, dan telah diekspor<br />

ke sejumlah negara berkembang,” katanya.<br />

Kendati demikian, pertumbuhan industri Alsintan masih lambat<br />

karena tertekan produk impor. Sepanjang tiga tahun terakhir,<br />

perkembangan nilai produksi Alsintan dari industri dalam<br />

negeri naik sangat tipis.<br />

Tidak adanya proteksi pemerintah di sektor alsintan,<br />

menyebabkan pemodal asing enggan berinvestasi di sektor ini<br />

karena tidak menguntungkan, sementara penyerapan tenaga<br />

kerja tidak bertambah.<br />

Memprihatinkan<br />

Ansari mengakui kondisi di industri mesin nasional secara<br />

umum memprihatinkan karena semua komponen bergantung<br />

besar terhadap impor sehingga menumpulkan daya saing.<br />

Tidak adanya penguasaan teknologi yang dihasilkan lembaga<br />

riset dan pengembangan menyebabkan penetrasi pasar dari<br />

produsen lokal menjadi kian terbatas sehingga dikuasai asing.<br />

Direktur Industri Mesin Depperin Chanty Triharso menjelaskan<br />

total nilai impor permesinan termasuk di dalamnya Alsintan<br />

pada tahun lalu membengkak jadi US$8,13 miliar atau naik<br />

27,43% terhadap realisasi impor tahun lalu US$6,38 miliar.<br />

Pada saat yang sama, nilai produksi industri mesin pada 2007<br />

tidak lebih dari US$5,8 miliar (Rp55 triliun).<br />

“Lonjakan impor mesin itu terjadi karena pada saat krisis 1998<br />

pemerintah membuka keran impor mesin termasuk mesin<br />

bekas untuk membantu pemulihan industri mesin di dalam<br />

negeri,” ujarnya.<br />

RI Kejar Produksi 1<br />

Juta Mobil<br />

JAKARTA - Penjualan mobil terus menunjukkan tren positif.<br />

Tak hanya di level domestik, di pasar ekspor pun sektor<br />

otomotif mencatat kinerja lumayan. Karena itu, Departemen<br />

Perindustrian berani menargetkan produksi mobil 1 juta unit<br />

pada 2010.<br />

“Depperin punya mimpi 2010 kita memproduksi satu juta<br />

mobil. Itu harus didukung ekspor 200 ribu-300 ribu unit dalam<br />

tiga tahun ke depan,” ujar Sekretaris Umum Gabungan Industri<br />

Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Freddy A. Sutrisno<br />

di Jakarta kemarin. Dengan ekspor sebesar itu dan didukung<br />

membaiknya daya serap pasar domestik, target produksi 1 juta<br />

unit bukan mustahil.<br />

Menurut dia, prinsipal otomotif sedang berusaha keras<br />

meningkatkan pangsa pasar ekspor. Tahun ini, ekspor ditarget<br />

100 ribu unit atau lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya<br />

60 ribu unit. Freddy memperkirakan, jika penjualan domestik<br />

tembus 540 ribu tahun ini dan 600 ribu tahun depan, produksi<br />

1 juta unit bisa tercapai.<br />

“Itu tidak mustahil, karena kebutuhan mobil semakin tinggi.<br />

Ekspor juga terus meningkat,” tegasnya. Saat ini, Indonesia<br />

telah mampu mengekspor mobil ke 55 negara. Yakni negaranegara<br />

di kawasan Amerika Latin, Afrika, Eropa Timur, ASEAN,<br />

dan lain-lain. “Kita mencoba menjaga momentum peningkatan<br />

ini untuk bersaing dengan dua negara ASEAN lainnya, yaitu<br />

Thailand dan Malaysia,” tuturnya.<br />

Ketua Umum Gaikindo Bambang Trisulo menambahkan, selama<br />

triwulan pertama 2008 penjualan otomotif mencapai 137 ribu<br />

unit. Angka itu melampaui target 110 ribu unit. Meski begitu,<br />

target penjualan tahun ini tetap 520 ribu unit atau angka<br />

optimistis 540 ribu unit. Pada 2007, penjualan otomotif hanya<br />

430 ribu unit. “Kita coba lihat enam bulan ke depan. Kalau<br />

cenderung meningkat berarti ekonomi kita sudah membaik,”<br />

ungkapnya.<br />

Dia mengaku bisa memahami jika pemerintah menaikkan<br />

harga BBM. Namun, pihaknya tetap berharap hal tersebut tidak<br />

terjadi. Sebab, kenaikan harga BBM pada 2005 sangat memukul<br />

industri otomotif. Meski begitu, dia menilai masyarakat belum<br />

terpengaruh dengan membatalkan pembelian otomotif karena<br />

harga minyak dunia terus naik. “Entah anomali apa yang terjadi,<br />

tapi penjualan otomotif justru naik,” bebernya. *<br />

58<br />

indometalworking news Vol. 2 / 2008

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!