frater CMM
| PESTA DON BOSCO DI TARAKAN | 'LINGKARAN BELASKASIH ...
| PESTA DON BOSCO DI TARAKAN | 'LINGKARAN BELASKASIH ...
- No tags were found...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MENGENAI FRATER ANDREAS<br />
PERATURAN MENGENAI<br />
KOTAK CERUTU<br />
Sejak permulaan kongregasi berlaku sejumlah peraturan dan ketetapan yang tak terhitung jumlahnya.<br />
Untuk setiap kegiatan harian telah ditentukan ketetapan tertentu. Misalnya secara mendetail ditetapkan<br />
berapa potongan roti seorang <strong>frater</strong> boleh makan di waktu sarapan pagi, berapa banyak doa Salam Maria<br />
harus didoakan, berapa kali seminggu dan berapa lama seorang <strong>frater</strong> boleh pergi berjalan-jalan.<br />
Dalam suasana tersebut, dimana segala sesuatu sudah<br />
ditentukan dan diatur, Frater Andreas menjalankan masa<br />
novisiatnya. Ia salah satu orang muda yang menerima<br />
peraturan itu dengan gampang. Sebenarnya tidak ada<br />
perbedaan antara apa yang sudah ditentukan oleh<br />
peraturan dan praktek hidupnya. Seorang kon<strong>frater</strong><br />
mengatakan mengenai dia: “Ia adalah pedoman hidup<br />
yang nyata, suatu teladan gemilang dalam hal mengikuti<br />
peraturan dengan sempurna”. Kalau ia mengalami suatu<br />
keadaan yang belum diatur melalui peraturan-peraturan,<br />
atau kalau berlaku dua peraturan yang berbeda dalam<br />
situasi yang sama, Frater Andreas dapat menjadi bingung.<br />
Terdapat beberapa anekdot yang menggambarkan<br />
bagaimana Frater Andreas berpegang teguh pada<br />
peraturan. Kon<strong>frater</strong>-kon<strong>frater</strong>nya, yang berlaku bagaikan<br />
ahli-ahli Taurat, memperhatikan tingkah-lakunya dan ingin<br />
mencobai dia. Berdasarkan latar belakan tersebut kita<br />
harus membaca cerita berikut. Lain daripada kebiasaan,<br />
pemimpin komunitas di Ruwenberg mengedarkan<br />
sampai dua kali sebuah kotak berisi cerutu. Frater-<strong>frater</strong><br />
keheranan ketika kotak ini diedarkan untuk kedua kalinya,<br />
akan tetapi mereka mengambil lagi sebuah cerutu dan<br />
memasang api. Keesokan harinya pemimpin komunitas<br />
lagi mengedarkan kotak cerutu untuk kedua kalinya. Tanpa<br />
berpikir panjang <strong>frater</strong>-<strong>frater</strong> mengambil lagi cerutu.<br />
Ketika hal ini diulangi lagi pada hari berikutnya, seorang<br />
<strong>frater</strong> muda menghadapi Frater Andreas, yang sedang<br />
merokok dengan tenang di sampingnya. Ia bertanya:<br />
“Bagaimana mungkin bahwa Frater merokok dengan<br />
tenang saja, sedangkan peraturan melarang hal itu?<br />
Saya melewatkan kotak itu.” Frater Andreas memandang<br />
<strong>frater</strong> muda itu sambil senyum: “Di benak saya belum<br />
pernah muncul pikiran bahwa seorang pemimpin<br />
mengizinkan sesuatu di luar kekuasaannya.”<br />
Dalam lingkungan dimana segala sesuatu sudah diatur<br />
dengan ketat, kelonggaran yang diberikan pemimpin<br />
komunitas mengakibatkan keragu-raguan. Akan tetapi<br />
bukan demikian untuk Frater Andreas. Apakah ia<br />
menyembunyikan diri di belakang kekuasaan seorang<br />
pemimpin? Apakah kesetiaannya pada Konstitusi sama<br />
dengan taat kepada pemimpin dengan sikap seorang<br />
budak? Ataukah justru <strong>frater</strong> muda itu adalah budak<br />
terhadap peraturan? Hal yang menonjol adalah bahwa<br />
dalam cerita tersebut kita bertemu dengan Frater Andreas<br />
yang merasa legah, bukan dengan seorang yang takut<br />
melanggarkan peraturan. Ia menegur dengan ramah<br />
namun tegas <strong>frater</strong> muda yang berpegang teguh pada<br />
peraturan itu: jangan berlebih-lebihan! Apakah peraturan<br />
mengenai kotak cerutu begitu penting? Frater Andreas,<br />
yang berpengalaman dalam hal peraturan, tahu bahwa<br />
akhirnya respek terhadap pemimpin komunitas dan para<br />
rekan <strong>frater</strong> lebih penting daripada peraturan apa pun.<br />
Charles van Leeuwen<br />
Frater-<strong>frater</strong> sedang merokok cerutu dan pipa<br />
di taman Ruwenberg, sekitar tahun 1912.<br />
5