Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
fokus<br />
Harta fantastis irjen Djoko<br />
Sudah<br />
menjadi<br />
rahasia<br />
umum, Lantas<br />
merupakan<br />
jabatan basah<br />
di kepolisian.<br />
Lintas (Dirlantas) dan kemudian menjadi Kakorlantas.<br />
Djoko bertugas sebagai Dirlantas dan Kakorlantas<br />
pada 2009-2012. Pada 2012, Djoko kemudian menjabat<br />
sebagai Gubernur Akademi Polisi.<br />
Sudah menjadi rahasia umum, Lantas merupakan<br />
jabatan basah di kepolisian. Permainan suap subur di<br />
sini, sebab regulasi jual beli kendaraan itu juga menjadi<br />
sumber uang. “Harga satu kendaraan katanya paling<br />
hanya Rp 8 juta dari harga pasaran Rp 13 juta. Nah,<br />
sisanya itu katanya untuk masukan ke oknum polri,”<br />
kata penyidik yang minta namanya dirahasiakan itu.<br />
Prof. Dr. Bambang Widodo Umar, pengajar PTIK<br />
mengungkap PTIK pada saat gubernurnya dijabat Irjen<br />
Pol Farouk Muhammad, periode 2004-2005 melakukan<br />
penelitian tentang fenomena korupsi di institusi<br />
Polri di seluruh Indonesia. Hasilnya, korupsi paling<br />
tinggi terjadi di Direktorat Lantas dan Reserse, dua<br />
tempat ini disebut sebagai jabatan basah.<br />
Dari jabatan Reserse dan Lalu Lintas itu, polisi berinteraksi<br />
dengan masyarakat yang membutuhkan.<br />
Dalam Reserse, masyarakat yang butuh karena masalah<br />
pidana.<br />
Kalau Lantas, masyarakat butuh dalam pelayanan<br />
BPKB, SIM, STNK, plat nomor dan lain-lain. Ini mendatangkan<br />
suatu jasa timbal balik, karena peminatnya<br />
banyak, bukan hanya personal, tapi juga diler perusahaan<br />
mobil. Semuanya ingin cepat dan tidak mau<br />
antre berlama-lama sehingga menggunakan jasajasa<br />
tertentu dengan cara memberi uang.<br />
“Kalau duduk di jabatan itu lama, relasinya lama,<br />
maka akan dapat banyak. Karena setiap item STNK,<br />
BPKB, SIM, itu ada,” kata Bambang.<br />
Kompolnas meminta kasus Djoko dijadikan bahan<br />
untuk mengevaluasi apa yang salah di tubuh Polri.<br />
“Kok seorang Djoko Susilo bisa begitu tidak terkontrol?<br />
Berarti something’s wrong,” kata Nasser. (iye/yog)<br />
<strong>Majalah</strong> detik 25 - 31 maret 2013