You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ekonomi<br />
Menteri Pertanian Suswono<br />
(kiri) dan Menteri Perdagangan<br />
Gita Wirjawan (kanan).<br />
ANTARA<br />
Perak, sementara 464 kontainer sedang<br />
dalam proses penyelesaian perizinan.<br />
Sedangkan 167 kontainer sisanya belum<br />
teridentifikasi. Selain itu ada 110 kontainer<br />
bawang putih yang diselundupkan<br />
melalui Pelabuhan Medan Belawan.<br />
Ketua Gabungan Importir Hasil Bumi<br />
Indonesia (GISIMINDO) Bob Budiman<br />
juga menduga adanya mafia di balik gejolak<br />
harga bawang. Menurutnya harga<br />
bawang putih saat ini sudah tak wajar.<br />
Pasalnya, harga bawang di Cina hanya<br />
Rp 10.000 per kilogram (kg). Ditambah<br />
biaya distribusi dan sebagainya, maka<br />
harga yang wajar di pasaran seharusnya<br />
di kisaran Rp 19-20 ribu/kg. “Kalau harganya<br />
sudah Rp 70 ribu/kg jelas ada penyimpangan,”<br />
ujar Bob sambil menambahkan dengan harga Rp 50-<br />
70 ribu/kg para mafia bawang itu untung hingga Rp 50<br />
ribu/kg bawang yang diimpor.<br />
Krisis bawang ini tak lepas dari rendahnya produksi<br />
nasional. Produksi dalam negeri saat ini hanya mampu<br />
memenuhi 5% kebutuhan nasional, yang mencapai<br />
400 ribu ton/tahun. Ini lantaran budi daya bawang<br />
butuh biaya besar. Selain itu tanaman bawang juga<br />
butuh kondisi khusus agar tumbuh optimal, yakni di<br />
ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut.<br />
Namun krisis ini dinilai juga akibat buruknya koordinasi<br />
antara Kementerian Pertanian dan Kementerian<br />
Perdagangan dalam urusan perizinan impor produk<br />
hortikultura. Sistem kuota yang diatur secara terpusat<br />
di dua kementerian itu membuka peluang praktik<br />
kartel. “Sepanjang tata niaganya diatur terpusat,<br />
maka kartel tetap ada,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin<br />
bidang Pemberdayaan Daerah dan Urusan Logistik,<br />
Natsir Mansyur. (hans/ami)<br />
<strong>Majalah</strong> detik 25 - 31 maret mAReT 2013