kelas09_bahasa-indonesia-bahasa-kebangsaanku_sa.. - UNS
kelas09_bahasa-indonesia-bahasa-kebangsaanku_sa.. - UNS
kelas09_bahasa-indonesia-bahasa-kebangsaanku_sa.. - UNS
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
erangkat meninggalkan engkau buat selamanya, engkau tertawa dan<br />
melonjak-lonjak dalam pangkuanku. Aku bawa engkau ke mukanya.<br />
Maka dibarutnyalah seluruh badanmu dengan tangannya yang tinggal<br />
jangat pembalut tulang. Digamitnya pula ayahmu, ayahmu yang<br />
matanya telah balut itu pun mendekat pula. Dia berbisik ke telinga<br />
ayahmu: "jaga Zainuddin, Daeng".<br />
"Jangan engku bersu<strong>sa</strong>h hati menempuh maut, adinda. Tenang dan<br />
<strong>sa</strong>barlah! Zainuddin adalah tanggunganku."<br />
"Asuh dia baik-baik, Daeng, jadikan manusia yang berguna.<br />
Ah...lanjutkan pelajarannya ke negeri Datuk neneknya sendiri."<br />
"Dua titik air mata yang panas mengalir di pipi ibumu, engkau<br />
ditengoknya pula tenang-tenang. Setelah air matanya diseka ayahmu,<br />
maka ia mengisyaratkan tangannya menyuruh membawa engkau agar<br />
jauh dari padanya, agar tenang hatinya menghadapi sekaratil maut.<br />
Tidak berapa <strong>sa</strong>at kemudian, ibumu pun hilanglah , kembali ke alam<br />
baqa, menemui Tuhannya, setelah berbulan-bulan mengahadapi maut,<br />
karena enggan meninggalkan dunia sebab engkau masih kecil.<br />
Air mata Zainuddin menggelenggang mendengarkan hikayat itu, Mak<br />
Base meneruskan pula.<br />
" Bingung <strong>sa</strong>ngat ayahmu sepeninggal ibumu,mereka belum lama<br />
bergaul , baru kira-kira empat tahun, dan <strong>sa</strong>ngat berkasih-kasihan.<br />
Hampir ia jadi gila memikirkan nasib yang menimpa dirinya. Kerap kali<br />
dia termenung , kerap ia pergi berziarah di waktu matahari hendak turun,<br />
ke kuburan ibumu di Kampung Jera. Yang lebih menyedihkan hatiku<br />
lagi, ialah bilamana air matanya titik dan engkau sedang dalam<br />
pangkuannya dia mengeluh:" Ah, Udin! Sekecil ini engkau sudah<br />
menanggung?<br />
Karena mamakmu ini sudah bertahun-tahun tinggal menjadi orang<br />
gajiannya, tetapi kemudian telah dipandangnya <strong>sa</strong>udara kandung, telah<br />
berat hati mamak telah meninggalkan rumah ini. Mamak tidak hendak<br />
kembali lagi ke Bulukamba. Tidak <strong>sa</strong>mpai hati mamak meninggalkan<br />
ayahmu mengasuhmu. Takut terlambat dia pergi ke mana-mana mencari<br />
sesuap pagi sesuap petang.<br />
Beberapa bulan setelah ibumu meninggal dunia, sudah mamak suruh<br />
dia kawin <strong>sa</strong>ja dengan perempuan lain, baik orang Mangka<strong>sa</strong>r atau orang<br />
dari lain negeri. Dia hanya menggeleng <strong>sa</strong>ja, dia belum hendak kawin<br />
178 Baha<strong>sa</strong> Indonesia, Baha<strong>sa</strong> Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs