02.07.2013 Views

kelas09_bahasa-indonesia-bahasa-kebangsaanku_sa.. - UNS

kelas09_bahasa-indonesia-bahasa-kebangsaanku_sa.. - UNS

kelas09_bahasa-indonesia-bahasa-kebangsaanku_sa.. - UNS

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Anakku!" tiba-tiba laki-laki tua itu berkata pelan setelah sekian lama<br />

tertunduk dengan kelopak mata terpejam. Sekarang matanya yang bersinar<br />

gundah menatap putranya dengan tenang.<br />

"Maafkan ayahmu yang terlalu mementingkan dirinya sendiri. Aku<br />

sekarang tidak lagi akan menghalangi langkahmu. Pergilah engkau<br />

bergabung dengan yang lain. Pertaruhkan semangat dan darahmu!"<br />

Wajah pemuda itu berubah menjadi terang. Tidak di<strong>sa</strong>ngkanya kalau<br />

akhirnya dia akan mendapat restu. Baginya, restu dari orang tua seakanakan<br />

jimat yang akan memperingan langkah, mempertebal keyakinan dan<br />

menggelorakan semangat.<br />

"Cuma sebelum kau pergi <strong>sa</strong>tu hal kupinta darimu. Aku ingin kau<br />

berjanji, anakku!" Kembali laki-laki tua itu berhenti. Matanya yang bening<br />

<strong>sa</strong>ma sekali tidak berkedip.<br />

"Janji? Janji apa, Ayah?"<br />

"Janji untukku dan juga janji untuk Ibumu!"<br />

Pemuda itu menunggu. Menunggu janji macam apa yang diminta oleh<br />

ayahnya.<br />

"Kalau kau tidak mau mengucapkan janji ini <strong>sa</strong>mpai mati pun aku tidak<br />

merelakan engkau pergi !" suara laki-laki tua itu berubah menjadi keras.<br />

Hati si pemuda tanpa di<strong>sa</strong>dari berubah tegang. Tampaknya tidak semudah<br />

seperti yang diduganya.<br />

"Kau harus berjanji untuk tidak mati dan kembali ke rumah ini kalau<br />

semuanya sudah sele<strong>sa</strong>i. Aku dan mendiang Ibumu menunggumu di sini!"<br />

"Berjanji untuk tidak mati?" ulang pemuda itu dengan suara lirih setelah<br />

beberapa <strong>sa</strong>at dia sempat dibuat terkejut oleh permintaan ayahnya.<br />

Betapa banyak macam janji yang pernah diminta oleh orang-orang di<br />

kolong langit ini. Tetapi janji untuk tidak mati? Mungkin baru kali ini pernah<br />

diucapkan orang.<br />

"Ya, berjanji untuk tidak mati, anakku!" pak Kartono Danurekso<br />

menyambung dan mempertegas gumaman lirih putranya. "Aku ingin<br />

dengan janji ini hatiku dan hati mendiang Ibumu bi<strong>sa</strong> lebih tenang dalam<br />

menunggu kepulanganmu!"<br />

"Oh Ayah, betapa anehnya ini semua. Bagaimana mungkin aku bi<strong>sa</strong><br />

menjanjikan sesuatu yang bukan milikku? Bukankah kehidupan dan<br />

kematian tidak berada di tangan manusia?"<br />

58 Baha<strong>sa</strong> Indonesia, Baha<strong>sa</strong> Kebanggaanku Kelas IX SMP dan MTs

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!