03.11.2014 Views

executive Summary - Komunitas AIDS Indonesia

executive Summary - Komunitas AIDS Indonesia

executive Summary - Komunitas AIDS Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PENDAHULUAN<br />

Pendekatan Harm Reduction<br />

Dalam menghadapi penyebaran infeksi HIV/<strong>AIDS</strong> akibat penggunaan<br />

jarum suntik tidak steril secara bergantian di lingkungan penasun,<br />

lembaga-lembaga pemerintah dan nonpemerintah di sejumlah negara<br />

telah menerapkan sebuah pendekatan yang dinamakan Harm Reduction.<br />

Negara-negara yang telah menerapkan pendekatan ini antara lain<br />

Australia, Selandia Baru, Inggris, Belanda, Denmark, dan sejumlah negara<br />

di Asia. Pendekatan ini mulai diperkenalkan di <strong>Indonesia</strong> saat epidemi<br />

HIV/<strong>AIDS</strong> bergeser dari penularan melalui hubungan seksual ke penularan<br />

melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian pada<br />

kelompok pengguna narkoba suntik. Pada saat itu muncul pemikiran bahwa<br />

<strong>Indonesia</strong> telah saatnya memerlukan suatu program intervensi untuk<br />

mencegah penularan HIV/<strong>AIDS</strong> pada kelompok penasun. Harm Reduction<br />

sebagai sebuah konsep program pencegahan mulai dilirik untuk dapat<br />

diadaptasi dan diterapkan di <strong>Indonesia</strong>. (Kabar Jangkar, Edisi III, Juni<br />

2003).<br />

Program Harm Reduction mencakup sejumlah langkah praktis dan<br />

pragmatis untuk mencegah atau mengurangi penyebaran HIV/<strong>AIDS</strong>,<br />

khususnya di kalangan penasun. Langkah-langkah tersebut antara lain:<br />

pendidikan mengenai cara menyuntik yang aman, program pertukaran<br />

jarum suntik, program terapi ketergantungan dan pengalihan narkoba,<br />

pendidikan sebaya, penjualan dan pembelian jarum suntik, perawatan<br />

kesehatan dasar, konseling dan tes HIV, menghilangkan hambatan<br />

terhadap penyuntikan yang lebih aman, dan perlindungan terhadap<br />

kelompok dan keadaan khusus (antara lain kelompok penasun).<br />

Dasar pemikiran untuk menerapkan pendekatan ini di <strong>Indonesia</strong> adalah<br />

karena sifatnya yang praktis, pragmatis, dan hasilnya bisa tampak dalam<br />

jangka waktu yang relatif pendek. Konon, pengalaman di sejumlah negara<br />

telah menunjukkan bahwa melalui pendekatan ini terjadi penurunan<br />

penyebaran HIV di kalangan penasun, meski tidak berarti menurunnya<br />

jumlah para penasun.<br />

Akan tetapi, pendekatan ini ditentang oleh sejumlah kalangan, termasuk<br />

dari kalangan penegak hukum. Pendekatan harm reduction yang berkaitan<br />

dengan penasun diartikan oleh para penentangnya sebagai pembenaran<br />

dan perlindungan terhadap penggunaan narkoba, khususnya narkoba<br />

suntik. Para penentang pun mengkhawatirkan dampak buruk dari<br />

pendekatan ini, antara lain berupa legalisasi penggunaan narkoba suntik<br />

yang akhirnya dapat menyebabkan bertambahnya jumlah penasun.<br />

PENDAHULUAN<br />

Karena pendekatan ini di <strong>Indonesia</strong> masih diperdebatkan, maka hingga<br />

kini penerapan pendekatan ini masih kontroversial. Sejumlah LSM yang<br />

menerapkan pendekatan ini pun bekerja secara sembunyi-sembunyi atau<br />

diam-diam, karena dikhawatirkan bisa menimbulkan resistensi dari<br />

sejumlah kalangan, termasuk dari pihak kepolisian.<br />

Terlepas dari adanya kontroversi tadi, pendekatan Harm Reduction<br />

sebetulnya memiliki argumentasi yang perlu dipertimbangkan oleh para<br />

penentangnya. Pendekatan ini didasarkan pada kesadaran bahwa<br />

pendekatan-pendekatan konvensional yang selama ini telah dan sedang<br />

dilakukan belum menampakkan hasil yang optimal, dan jumlah prevalensi<br />

HIV/<strong>AIDS</strong> terus membengkak di sejumlah daerah di <strong>Indonesia</strong>.<br />

Pendekatan-pendekatan konvensional dimaksud adalah (1) penegakan<br />

hukum untuk memotong atau menghambat pasokan (suply) narkoba<br />

(misalnya melakukan penangkapan terhadap bandar, pengedar, pengguna<br />

narkoba, dll), dan (2) pendidikan masyarakat tentang bahaya narkoba<br />

agar permintaan (demand) masyarakat terhadap narkoba berkurang.<br />

Namun, kedua pendekatan konvensional tersebut belum tampak hasilnya<br />

hingga hari ini. Pengguna narkoba (termasuk penasun) terus meningkat,<br />

demkian juga penderita HIV/<strong>AIDS</strong>. Kedua pendekatan tersebut, baru akan<br />

tampak hasilnya untuk jangka panjang, itu pun jika aparat penegak<br />

hukumnya betul-betul menjalankan fungsi hukumnya dengan benar. Atas<br />

dasar itu, maka pendekatan Harm Reduction menjadi masuk akal.<br />

Penyebaran HIV di kalangan penasun dan kelompok masyarakat di<br />

sekitarnya telah berlangsung dengan teramat cepat, sehingga dibutuhkan<br />

pendekatan yang sesegera mungkin dapat menahan serta menghalangi<br />

penyebaran HIV di kalangan penasun. Pendekatan Harm Reduction dapat<br />

dijadikan sebagai alternatif dan pendamping dua pendekatan konvensional<br />

tadi.<br />

Gambaran tentang Penasun dan Prevalensi HIV/<strong>AIDS</strong> di Jawa<br />

Barat<br />

Bagaimana dengan situasi penasun dan penyebaran HIV/<strong>AIDS</strong> di Jawa<br />

Barat sendiri? Sejumlah media massa mengutip sumber-sumber yang<br />

berasal dari pejabat pemerintah dan aktivis HIV/<strong>AIDS</strong>. Mengutip Kepala<br />

Bidang (Kabid) Program Kebijakan dan Hubungan Antar Lembaga KPA<br />

Nasional, MI Online (20/12/2005) menulis, Jawa Barat termasuk ranking<br />

keempat provinsi dengan kasus HIV/<strong>AIDS</strong> terbanyak di <strong>Indonesia</strong>, setelah<br />

DKI Jakarta, Papua, dan Jawa Timur. Sampai September 2005 jumlahnya<br />

mencapai 437 kasus. DKI Jakarta sendiri ditemukan 3.369 kasus, Papua<br />

1.467 kasus dan Jawa Timur 563 kasus HIV/<strong>AIDS</strong>. Meski demikian, dilihat<br />

dari potensi perkembangan kasus HIV/<strong>AIDS</strong> di <strong>Indonesia</strong>, Jawa Barat<br />

6 SKEPO<br />

Rapid Situations and Responses Assessment IDUs Jawa Barat, 2005<br />

SKEPO<br />

Rapid Situations and Responses Assessment IDUs Jawa Barat, 2005<br />

7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!