executive Summary - Komunitas AIDS Indonesia

More documents

Recommendations

Info

TEMUAN LAPANGAN Pekerjaan. Sekitar 45% dari mereka menyatakan dirinya bekerja, 53% tidak bekerja, dan 2% masih pelajar/mahasiwa. Meski secara keseluruhan jumlah responden yang tidak bekerja lebih banyak dari yang bekerja, di beberapa kota/kabupaten jumlah responden yang bekerja relatif lebih banyak dari yang tidak bekerja. 120 100 80 60 40 20 0 68 113 30 22 78 61 Bekasi Karawang Kota Bandung Responden yang Bekerja dan Tidak Bekerja 23 27 29 21 Cimahi Kabupaten Bandung 40 42 26 24 Kota/kabupaten tersebut adalah Karawang (57,69%), Kota Bandung (56,12%), dan Tasikmalaya(52%). Jenis pekerjaan mereka sangat beragam, antara lain pegawai swasta, pegawai negeri, pedagang, tukang parkir, petani, tukang ojek, pengamen, “pak ogah”, dll Pendidikan. Mayoritas responden (64,1%) menamatkan pendidikan (setingkat) SLTA. Sedangkan yang berpendidikan akademi/universitas 22,97% atau sebanyak 192 responden. 600 400 53 75 30 33 24 17 Cirebon Tasikmalaya Bogor Sukabumi Cianjur Bekerja Tidak Bekerja n= 836 Tingkat Pendidikan Responden 536 TEMUAN LAPANGAN lebih singkat dibandingkan responden di 9 kota lainnya. 30% responden dari Karawang bersekolah setingkat SLTP dan SD. 150 125 100 75 50 25 0 131 76 50 53 39 42 31 33 32 33 30 18 23 21 13 10 13 13 1 3 3 4 5 1 2 1 6 12 15 3 6 1 6 4 Bekasi Karawang Kota Cimahi Bandung Status perkawinan. Kebanyakan responden atau sebanyak 588 orang (70,33%) belum menikah. Gambaran sedikit berbeda ditemukan di Kabupaten Bandung. Meskipun rata-rata responden Kabupaten Bandung kurang lebih berusia sebaya dengan responden di kota lain, responden yang menikah (atau pernah menikah) lebih banyak ditemukan di Kabupaten Bandung. Rupanya penasun Kabupaten Bandung menikah lebih cepat dibandingkan responden kota lainnya. 700 600 500 400 300 200 588 Tingkat Pendidikan Responden Kabupaten Bandung 78 Cirebon Tasikmalaya Bogor Sukabumi Cianjur SD SLTP SLTA Akademi/Universitas n = 812 Status Perkawinan Responden 186 200 192 100 46 0 7 77 SD SLTP SLTA Akademi/Universitas n = 812 0 Belum Nikah Nikah Duda/Janda n = 820 Jika responden yang berpendidikan setingkat akademi/universitas dinilai “terpelajar”, maka penasun Kota Bandung dan Bogor merupakan responden paling terpelajar. Kurang-lebih sepertiga responden dari Kota Bandung dan Bogor berpendidikan setingkat akademi/universitas. Responden dari Karawang rupanya memiliki kesempatan bersekolah yang Rumah yang menjadi tempat tinggal penasun. Mayoritas responden (73,68%) mengaku masih tinggal serumah dengan orang tuanya, sedangkan sisanya tinggal bersama suami/istri/anak, dengan saudara, kost, dll. 34 SKEPO Rapid Situations and Responses Assessment IDUs Jawa Barat, 2005 SKEPO Rapid Situations and Responses Assessment IDUs Jawa Barat, 2005 35
TEMUAN LAPANGAN TEMUAN LAPANGAN 600 500 400 300 200 100 0 569 78 Tinggal Bersama Siapa? Orang Tua Istri Saudara Istri dan Anak 38 27 16 8 Istri, Orang Tua, dan Anak Istri dan Orang Tua n = 736 100 80 % 60 40 20 0 59.7 40.3 90.3 3.9 78.4 19.4 62 Asal Daerah Responden 34 Bekasi Karawang Kota Cimahi Bandung 82 16 Kabupaten Bandung 87.8 4.9 82 14 49.2 45.3 88.9 5.6 56 40 Cirebon Tasikmalaya Bogor Sukabumi Cianjur Kota Tinggal Luar Kota n = 786 Daerah asal. Mayoritas responden berasal dari (atau merupakan penduduk asli di), kota di mana mereka sekarang tinggal. Ada 588 responden atau 70.3% yang merupakan penduduk asli. Sisanya, sebanyak 198 responden mengaku sebagai pendatang. Hal ini terutama menyolok di Karawang (90,38%) dan Sukabumi (88,89%). Pengecualian ditemukan di Bogor, Cianjur, dan Bekasi. Hanya separuh penasun Bogor yang Asal Daerah Responden mengaku berasal dari kota 600 588 ini. Sekitar 40% penasun Bekasi berasal dari 500 berbagai kota di <strong>Indonesia</strong>, 400 kebanyakan berasal dari 300 Jakarta. Di Bogor dan 198 200 Bekasi pendatang dari 100 Jakarta dan luar Jabar relatif banyak. Sedangkan 0 Kota Tinggal Luar Kota para pendatang dari n = 786 Cianjur umumnya berasal dari daerah Jabar juga, antara lain Bogor, Garut, dll. Gambaran di atas agaknya sejajar dengan ciri demografik dari lima kota yang disebutkan di atas. Tasikmalaya dan Sukabumi berpenduduk lebih homogen. Sementara Bogor, Bekasi, dan Cianjur merupakan kota perlintasan. Sedangkan Bogor dan Bekasi merupakan dua kota perlintasan yang berdekatan dan berbatasan dengan Jakarta; dengan mobilitas penduduk yang cepat. RSRA ini juga mencatat, sebagian penasun Bekasi adalah warga kompleks perumahan nasional (perumnas) korban penggusuran dari Jakarta. Jika kembali ke pertanyaan di atas, siapakah penasun gerangan? jawaban ringkas dan sederhana dari RSRA adalah sebagai berikut: umumnya mereka adalah pemuda lajang, 20-30 tahun, tamatan SMA, setengahnya belum/tidak bekerja dan masih tinggal dengan orangtua. Akses ke lembaga-lembaga kesehatan. Layanan kesehatan apa yang responden manfaatkan ketika mereka sakit? Jawabannya cukup bervariasi. Puskesmas relatif tidak banyak diakses oleh responden. Hanya 158 responden (11%) yang memanfaatkan puskesmas sebagai tempat berobat. Yang lainnya, 402 responden (32%) menjawab pergi ke dokter; 269 responden (21%) ke Rumah Sakit, 174 responden (12%) beli obat sendiri. Layanan Kesehatan yang Diakses 500 400 300 200 100 0 402 269 174 158 Dokter Swasta Rumah Sakit Beli Obat Sendiri Puskesmas Paranormal * Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban Penyakit yang (pernah dan sedang) diderita. Responden mengaku bahwa mereka pernah dan/atau sedang menderita berbagai penyakit. Jenis-jenis penyakit dimaksud adalah abses (20%), hepatitis (20%), overdosis (18%), dan sisanya antara lain penyakit kulit, paru-paru basah IMS, herves, jamur kulit, dll. Sedangkan, penderita HIV hanya 1% atau 9 orang. 12 36 SKEPO Rapid Situations and Responses Assessment IDUs Jawa Barat, 2005 SKEPO Rapid Situations and Responses Assessment IDUs Jawa Barat, 2005 37
Page 2 and 3: Rapid Situations and Responses Asse
Page 4 and 5: EXECUTIVE SUMMARY EXECUTIVE SUMMARY
Page 6 and 7: EXECUTIVE SUMMARY jarum suntik tida
Page 8: D A F T A R I S I DAFTAR ISI Halama
Page 11 and 12: PENDAHULUAN lainnya yang dipakai se
Page 13 and 14: PENDAHULUAN berada pada ranking ket
Page 15 and 16: METODOLOGI 2.1 Pendekatan: RSRA seb
Page 17 and 18: METODOLOGI sampling 2 dengan tingka
Page 19 and 20: METODOLOGI 3. Panduan Wawancara Men
Page 21 and 22: METODOLOGI mengikuti area kerja dan
Page 23: METODOLOGI mendapatkan pemahaman aw
Page 28 and 29: TEMUAN LAPANGAN 200 175 150 125 100
Page 30 and 31: TEMUAN LAPANGAN Besar kemungkinan r
Page 32 and 33: TEMUAN LAPANGAN ketahuan, sakaw 13
Page 34 and 35: TEMUAN LAPANGAN TEMUAN LAPANGAN Men
Page 36 and 37: TEMUAN LAPANGAN TEMUAN LAPANGAN Tab
Page 38 and 39: TEMUAN LAPANGAN TEMUAN LAPANGAN Han
Page 40 and 41: TEMUAN LAPANGAN Meski lebih bersifa
Page 42 and 43: TEMUAN LAPANGAN lah, keinginan meni
Page 44 and 45: T E M U A N L A P A N G A N Sumber
Page 46 and 47: TEMUAN LAPANGAN (pertukaran) darah,
Page 48 and 49: TEMUAN LAPANGAN TEMUAN LAPANGAN 600
Page 50 and 51: TEMUAN LAPANGAN responden pada dasa
Page 52 and 53: TEMUAN LAPANGAN dan ingin berhenti.
Page 54 and 55: TEMUAN LAPANGAN bertambah menjadi 3
Page 56 and 57: TEMUAN LAPANGAN Kesukarann pendanaa
Page 58 and 59: TEMUAN LAPANGAN 03. Kota Bandung. P
Page 60 and 61: TEMUAN LAPANGAN empat juta orang in
Page 62 and 63: TEMUAN LAPANGAN preventif terhadap
Page 64 and 65: TEMUAN LAPANGAN (untuk pemuda dan k
Page 66 and 67: TEMUAN LAPANGAN TEMUAN LAPANGAN ·
Page 68: TEMUAN LAPANGAN poster dan spanduk
Page 71 and 72: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI yang men
Page 73 and 74: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4.3. Kes
Page 75 and 76: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI § Mempe
Page 77 and 78:
K A M U S I S T I L A H P E N A S U
Page 79 and 80:
Page 81:
show all

executive Summary - Komunitas AIDS Indonesia

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?