Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
selingan<br />
Saya merasa lebih<br />
nyaman dan lebih<br />
menjiwai lagu-lagu<br />
berirama keroncong.<br />
Satu malam pada 2008. Dering telepon<br />
memecah keheningan rumah<br />
pasangan Wiryanto dan Sri Sarwiji<br />
di Sukoharjo, Jawa Tengah. Si penelepon<br />
adalah seorang ibu bersuara merdu.<br />
Dia mengaku terpikat oleh prestasi Dian Mita<br />
Kurniasari, putri kedua Wiryanto dan Sri, yang<br />
baru menjuarai festival lagu pop dan Mandarin<br />
tingkat Jawa Tengah.<br />
“Wuk (Nak), suaramu bagus sekali. Mau<br />
enggak kamu coba belajar keroncong<br />
di rumah Eyang. Mau,<br />
ya?” bujuk si penelepon yang<br />
memperkenalkan diri sebagai<br />
Eyang Waldjinah.<br />
Mita, yang kala itu masih kelas<br />
I di SMP Negeri Sukoharjo,<br />
cuma manggut-manggut. Tapi ia sama sekali<br />
tak terlalu ngeh siapa gerangan Eyang Waldjinah<br />
yang meneleponnya itu. “Pas Ayah dan Ibu<br />
kasih tahu kalau eyang itu maestro keroncong,<br />
wah... saya tersanjung sekali,” kata Mita kepada<br />
majalah detik, Rabu siang, 16 April.<br />
Keesokan harinya, dengan diantar kedua<br />
orang tuanya, ia pun bertandang ke kediaman<br />
Waldjinah di Mangkuyudan, Laweyan, Solo.<br />
Selanjutnya, setiap Jumat malam dia ditempa<br />
langsung oleh sang maestro untuk bisa menyanyi<br />
irama keroncong. “Saya belajar langsung<br />
sampai kelas III SMP,” ujar Mita, yang kini tengah<br />
berkuliah di Fakultas Teknik Universitas<br />
Negeri Jakarta.<br />
Baru beberapa bulan Mita berlatih, memasuki<br />
2009, si eyang sudah percaya dan memintanya<br />
mengikuti festival lagu keroncong tingkat Jawa<br />
Tengah. Hasilnya lumayan. Mita meraih juara<br />
III. Di tahun-tahun berikutnya prestasinya terus<br />
meningkat. Sementara pada 2010 menjadi juara<br />
II, pada 2011 dia berhasil menjadi juara I.<br />
“Tapi yang membanggakan adalah saat Eyang<br />
mempercayai saya ikut menyanyi di hadapan<br />
Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) di<br />
rumah dinas Pak Wali Kota Jokowi,” kata Mita.<br />
Seiring prestasi yang terus diraihnya, perempuan<br />
kelahiran Wonogiri, 18 Agustus 1994, ini<br />
pun merasa mantap untuk menekuni irama<br />
keroncong. “Saya merasa lebih nyaman dan<br />
lebih menjiwai lagu-lagu berirama keroncong,”<br />
ujarnya.<br />
Pada 2012, ia menjuarai lomba lagu keron-<br />
Majalah detik 21 - 27 april 2014