Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf
Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf
Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
dapat berfungsi sebagaimana yang diinginkan sebelumnya. Terdapat sejumlah masalah<br />
dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah menurut kajian ini, yaitu permasalahan<br />
terkait hubungan akuntabilitas antara daerah induk serta model pembiayaan yang<br />
digunakan dalam pelaksanaan kerjasama. Selain itu, kesulitan dalam pelaksanaan<br />
kerjasama juga akan dihadapi terkait dengan perbedaan mengenai bagaimana<br />
keuntungan dan biaya akan dibagi serta kerangka pengorganisasian pelaksanaan<br />
kerjasama yang akan dibentuk.<br />
Berdasarkan gambaran di atas dapat terlihat bahwa kerjasama antar daerah<br />
yang sebenarnya memiliki potensi penting dalam usaha meningkatkan kemandirian<br />
daerah ternyata belum mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah. Karenanya,<br />
kedepannya permasalahan kerjasama antar daerah ini harus mendapatkan perhatian<br />
yang lebih banyak dari pemerintah. Pemerintah harus dapat mendorong bagi<br />
terselenggaranya kegiatan kerjasama antar daerah yang mampu meningkatkan<br />
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan dan penyampaian pelayanan<br />
publik. Terbentuknya berbagai kerjasama antar daerah yang efektif dan efisien dapat<br />
menjadi salah satu solusi dalam upaya mengurangi keinginan untuk memekarkan<br />
daerah yang saat ini cenderung banyak terjadi.<br />
<br />
3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah<br />
Dalam hal program-program RPJM 2005-2009 yang terkait dengan peningkatan<br />
kapasitas kelembagaan pemerintah daerah, berdasarkan sejumlah kajian yang ada,<br />
dapat ditemukan informasi bahwa program-program yang telah berusaha dilaksanakan<br />
secara optimal adalah program yang terkait dengan penataan kelembagaan<br />
pemerintahan daerah; program kinerja kelembagaan daerah; serta program pengkajian<br />
dan fasilitasi pelaksanaan SPM. Adapun program-program lainnya dalam menyusun<br />
pedoman hubungan Pemda dan DPRD; program penguatan pelaksanaan kebijakan<br />
desentralisasi dan otonomi daerah; serta program peningkatan peran lembaga non<br />
pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan belum berjalan<br />
secara optimal.<br />
Kondisi yang seperti ini dapat dilihat misalnya dalam database desentralisasi dan<br />
otonomi daerah yang memberikan informasi tentang perkembangan pelaksanaan PP<br />
No. 41/2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang merupakan amanat dari<br />
pasal 128 ayat (1), (2) dan (3) UU No. 32/2004. Meskipun demikian, berdasarkan<br />
informasi yang diperoleh dari database tersebut juga diperoleh gambaran mengenai<br />
restrukturisasi kelembagaan pemerintahan daerah berdasarkan pengaturan dalam PP<br />
No. 41/2007 yang masih belum sesuai seperti yang diharapkan. Sampai dengan<br />
dilaporkannya database tersebut (Desember 2008), diperoleh informasi bahwa baru 15<br />
provinsi, 120 kabupaten dan 25 kota yang telah melaporkan Perda mengenai OPD-nya<br />
kepada Depdagri, atau hanya sebesar 45% provinsi dan 30% kabupaten/kota. Sisanya,<br />
masih belum melaporkan atau bahkan ada yang belum menetapkan Perda tersebut.<br />
Padahal berdasarkan ketentuan dalam PP No. 41/2007 akhir tahun 2008 merupakan<br />
batas waktu bagi Pemerintah Daerah untuk menetapkan Perda mengenai OPD<br />
tersebut.Terdapat sejumlah permasalahan yang dianggap menjadi penyebab<br />
20