16.11.2014 Views

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.


<br />

4. Program Penataan Daerah Otonom Baru<br />

Dalam hal program-program RPJM 2005-2009 yang terkait dengan penataan<br />

daerah otonom baru, berdasarkan sejumlah kajian yang ada, dapat ditemukan informasi<br />

bahwa program-program yang telah berusaha dilaksanakan secara optimal adalah<br />

program yang terkait dengan evaluasi perkembangan daerah-daerah otonom baru<br />

(DOB) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; program yang terkait dengan<br />

penyelesaian status kepemilikan dan pemanfaatan aset daerah secara optimal; serta<br />

program yang terkait dengan penataan penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom<br />

baru. Adapun program yang belum dilaksanakan secara optimal adalah program yang<br />

terkait dengan pelaksanaan kebijakan pembentukan daerah otonom baru dan atau<br />

penggabungan daerah otonom, termasuk perumusan kebijakan dan pelaksanaan upaya<br />

alternatif bagi peningkatan pelayanan masyarakat dan percepatan pembangunan<br />

wilayah selain melalui pembentukan DOB.<br />

Gambaran kondisi tersebut dapat dilihat misalnya dalam database bidang<br />

desentralisasi dan otonomi daerah yang memberikan sejumlah informasi mengenai<br />

perkembangan daerah otonom baru di Indonesia. Menurut informasi dalam database<br />

ini, penataan DOB belum dapat dicapai secara optimal akibat belum terdapatnya grand<br />

design penataan otonomi daerah yang dapat menjawab berapa jumlah ideal provinsi,<br />

kabupaten, dan kota sehingga dapat menjalankan pemerintahannya secara efektif dan<br />

efisien. Database ini juga memperlihatkan hasil evaluasi terhadap sejumlah daerah<br />

pemekaran (148 DOB) yang dilakukan oleh Ditjen Otda Depdagri pada tahun 2005 yang<br />

mengungkapkan sejumlah permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan pemekaran<br />

wilayah yaitu: (1) 80% pemda hasil pemekaran gagal; (2) 87,71% daerah induk belum<br />

menyelesaikan penyerahan pembiayaan, personil, peralatan dan dokumen (P3D)<br />

kepada daerah baru; (3) 79% daerah baru belum memiliki batas wilayah yang jelas; (4)<br />

89,48% daerah induk belum memberi dukungan dana kepada DOB; (5) 84,2% pegawai<br />

negeri sipil (PNS) sulit dipindahkan dari daerah induk ke DOB; (6) 22,8% pengisian<br />

jabatan tidak berdasarkan standar kompetensi; serta (7) 91,23% DOB belum memiliki<br />

Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).<br />

Sementara itu, hasil kajian lain dari Bappenas mengenai hasil evaluasi<br />

pertengahan terhadap pelaksanaan <strong>RPJMN</strong> 2005-2009 memberikan penilaian terhadap<br />

tingkat pencapaian pelaksanaan program penataan daerah otonom baru sebesar<br />

81,24%. Meskipun diberikan nilai yang relatif besar, hasil kajian ini juga memberikan<br />

penegasan mengenai perlunya menghentikan atau mengendalikan pembentukan DOB<br />

karena justru tidak efisien dalam peningkatan pelayanan publik maupun dari sisi<br />

anggaran. Kajian ini menilai bahwa pengendalian kebijakan pemekaran masih belum<br />

terjawab dengan baik. Hasil kajian ini juga menegaskan bahwa maraknya pemekaran<br />

disebabkan karena masih diakomodirnya upaya pemekaran dalam peraturan<br />

perundang-undangan. Karenanya, upaya pengendaliannya juga harus dilakukan melalui<br />

revisi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pemekaran tersebut.<br />

Hasil dari evaluasi oleh Bappenas ini juga didukung oleh hasil kajian USAID-<br />

DRSP dalam Stock Taking Study 2009. Berdasarkan hasil dari studi ini diperoleh<br />

22


Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!