16.11.2014 Views

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dimiliki oleh pemerintah, sehingga selayaknya analisis untuk pemekaran dimulai dari<br />

pemerintah dan bukan DPR.<br />

Implementasi kebijakan pemekaran daerah mengalami permasalahan akibat<br />

pemerintah pusat tidak melakukan evaluasi menyeluruh terhadap daerah yang<br />

dimekarkan. Evaluasi ini dibutuhkan agar diperolah gambaran apakah pemekaran<br />

memberikan dampak yang positif bagi masyarakat, atau sebaliknya hanya memberikan<br />

keuntungan kepada sejumlah elite. Melalui evaluasi yang komprehensif ini dapat diambil<br />

langkah-langkah secara cepat dan tepat dalam mengatasi persoalan yang muncul. Pada<br />

saat yang sama, tuntutan pemekaran terus dilakukan karena daerah merasa proses dan<br />

syarat pemekaran dalam peraturan perundang-undangan yang ada relatif mudah. Hal ini<br />

menimbulkan efek domino pemekaran daerah. Kemudahan persyaratan dan proses<br />

persetujuan pemekaran, disertai dengan ketiadaan evaluasi menyebabkan pemekaran<br />

terus berlangsung tanpa diketahui posisi keberhasilan atau kegagalan pemekaran.<br />

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan secara nasional, perlu<br />

dikembangkan diskursus tentang keterbatasan kemampuan keuangan negara (state<br />

limit) untuk membiayai pemekaran. Sehingga pemekaran daerah harus dilakukan secara<br />

hati-hati dengan memperhatikan kemampuan pembiayaan negara. Pemekaran tidak<br />

boleh menyebabkan efek kontraproduktif bagi pembangunan secara nasional.<br />

Bagaimanapun, apabila negara sudah tidak mampu membiayai pemekaran karena<br />

keterbatasan keuangan negara, maka pemekaran tidak boleh dipaksakan untuk<br />

dilakukan. Perlu juga diwacanakan dan pemberian insentif bagi penggabungan daerah.<br />

d. Tantangan dalam Pengembangan Institusi pada <strong>2010</strong>-2014<br />

Dalam rangka lebih memantapkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi<br />

daerah pada Pembangunan Jangka Menengah <strong>2010</strong>-2014, terdapat sejumlah isu<br />

strategis yang perlu dipertimbangkan selain tentu saja arahan dari RPJPN mengenai<br />

kondisi yang ingin dicapai melalui <strong>RPJMN</strong> <strong>2010</strong>-2014. Terkait hal ini, maka dapat dilihat<br />

bahwa salah satu arahan yang ingin dicapai dalam <strong>RPJMN</strong> <strong>2010</strong>-2014 adalah<br />

peningkatan kesadaran dan penegakan hukum, tercapainya konsolidasi penegakan<br />

supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia, serta kelanjutan penataan sistem<br />

hukum nasional. Sejalan dengan itu, pembangunan nasional juga diarahkan kepada<br />

upaya mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih demokratis yang ditandai dengan<br />

membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah serta kuatnya peran<br />

masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan bangsa. Selain itu, diharapkan juga<br />

meningkatnya posisi penting Indonesia sebagai negara demokrasi yang besar melalui<br />

keberhasilan diplomasi di forum internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan<br />

nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya alam nasional.<br />

Selanjutnya, diharapkan juga terjadi peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih<br />

murah, cepat, transparan, dan akuntabel yang ditandai dengan terpenuhinya standar<br />

pelayanan minimum di semua tingkatan pemerintah (RPJP, hal 79).<br />


<br />

24


Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!