16.11.2014 Views

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

Naskah Akademik RPJMN Desentralisasi 2010-2014.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

keuangan juga semakin baik dengan disahkannya UU No.1/2004 tentang<br />

Perbendaharaan Negara dan UU No.15/2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan<br />

Tanggungjawab Keuangan Negara. Sebelumnya juga telah terdapat UU No.34/2000<br />

yang mengatur tentang Pajak dan Retribusi Daerah.<br />

Semua undang-undang di atas telah dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai<br />

bentuk peraturan lebih teknis. Selama periode 2005-2008, ada begitu banyak peraturan<br />

baru yang menyangkut keuangan daerah yang mungkin bahkan belum diketahui atau<br />

dipahami dengan baik oleh semua pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun di<br />

daerah. Ada peraturan yang menyangkut sistem pengelolaan secara keseluruhan<br />

(omnibus regulations) seperti PP No.24/2005 tentang Standar Akuntansi Keuangan dan<br />

PP No.56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Ada yang mengatur<br />

secara khusus setiap unsur pengelolaan keuangan di daerah sesuai azas desentralisasi<br />

seperti PP No.55/2005 tentang Dana Perimbangan, PP No.39/2007 tentang<br />

Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah, PP No.57/2005 tentang Hibah Kepada Daerah,<br />

PP No.54/2005 tentang Pinjaman Daerah, PP No.38/2008 tentang Pengelolaan Barang<br />

Milik Negara/Daerah. Sesuai dengan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan,<br />

terdapat pula PP No.7/2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.<br />

Dasar dari pembagian urusan di masing-masing jenjang urusan telah dijabarkan dalam<br />

PP No.38/2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Provinsi dan<br />

Kabupaten/Kota. Di luar itu tentu terdapat peraturan yang menunjang desentralisasi<br />

fiskal dan pengelolaan keuangan di daerah secara bertanggungjawab seperti PP<br />

No.65/2005 tentang Standar Pelayanan Minimum, PP No.3/2007 tentang Laporan<br />

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, serta PP No.6/2008 tentang Pedoman<br />

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dengan begitu banyak dan<br />

kompleksnya peraturan teknis ini, maka integrasi dan sinkronisasi menjadi persoalan<br />

tersendiri yang tetap harus diperhatikan oleh setiap pejabat di tingkat pusat maupun di<br />

daerah.<br />

Dari semua amanat yang terdapat di dalam UU No.32/2004, sesungguhnya<br />

belum semua peraturan teknis telah disusun secara tuntas. Sebagai contoh, untuk hal<br />

yang menyangkut keuangan, amanat pasal 168 ayat (1) untuk membentuk PP tentang<br />

Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta amanat pasal 38 ayat (3) dan<br />

ayat (4) untuk membentuk PP tentang Tatacara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang<br />

serta Kedudukan Keuangan Gubernur Selaku Wakil Pemerintah sampai sejauh ini<br />

belum dilaksanakan. Dengan konstelasi politik-birokratis yang sekarang mengarah<br />

kepada revisi UU No.32/2004, tampaknya peraturan semacam itu akan ditunda atau<br />

harus disesuaikan dengan butir-butir pokok dari undang-undang sistem pemerintahan<br />

daerah yang baru. Mengenai pelaksanaan amanat dari UU No.33 tahun 2004, Tabel 3<br />

menunjukkan upaya untuk menjabarkan ketentuan perundangan tersebut ke dalam<br />

produk peraturan yang lebih teknis seperti telah diuraikan sebelumnya.<br />


<br />

46


Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!