29.01.2015 Views

buletin kadin Juli 2008-revised.indd - Kadin Indonesia

buletin kadin Juli 2008-revised.indd - Kadin Indonesia

buletin kadin Juli 2008-revised.indd - Kadin Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Info <strong>Kadin</strong> Agustus - September <strong>2008</strong><br />

17<br />

sektor perbankan, diperkirakan juga telah<br />

merubah portolio investasi di kalangan<br />

para investor, yaitu dengan mengalihkan<br />

sebagian dananya dari pasar modal ke<br />

deposito atau obligasi.<br />

Kembali meningkatnya indeks harga saham<br />

dunia pada minggu keempat <strong>Juli</strong> <strong>2008</strong>,<br />

juga segera diikuti oleh membaiknya IHSG<br />

di BEI, sehingga pada akhir <strong>Juli</strong> <strong>2008</strong><br />

IHSG di Bursa Efek <strong>Indonesia</strong> tercatat<br />

berada pada level 2.304,51. Secara umum<br />

kenaikan IHSG tersebut didorong oleh<br />

kenaikan harga saham pada hampir semua<br />

sektor. Namun pendorong utama adalah<br />

kenaikan harga saham-saham komoditas<br />

di sektor pertambangan dan perkebunan,<br />

serta kenaikan harga saham unggulan yang<br />

tergabung dalam indeks LQ-45.<br />

Laju Inflasi<br />

Meskipun dampak kenaikan harga BBM<br />

sudah mulai berkurang, namun angka inflasi<br />

pada bulan <strong>Juli</strong> <strong>2008</strong> relatif masih tinggi,<br />

yaitu sekitar 1,37 persen. Sehingga secara<br />

kumulatif pada Januari-<strong>Juli</strong> <strong>2008</strong> angka<br />

inflasi sudah mencapai 8,85 persen, yang<br />

memastikan bahwa angka inflasi untuk<br />

seluruh tahun <strong>2008</strong> akan mencapai double<br />

digit. Pada bulan <strong>Juli</strong> lalu laju inflasi<br />

yang cukup tinggi terutama disumbang<br />

oleh kelompok pengeluaran bahan<br />

makanan yang mencatat inflasi sebesar<br />

1,85. Kemudian diikuti oleh kelompok<br />

perumahan, listrik, gas dan bahan bakar,<br />

serta kelompok pendidikan, rekreasi dan<br />

olah raga, yang laju inflasi pada kedua<br />

kelompok pengeluaran tersebut pada bulan<br />

<strong>Juli</strong> <strong>2008</strong> masing-masing mencapai 1,8<br />

persen dan 1,74 persen.<br />

Adanya gangguan suplai bahan makanan<br />

dan kenaikan harga elpiji merupakan<br />

penyebab utama tingginya angka inflasi<br />

pada bulan <strong>Juli</strong> lalu. Kebijakan konversi<br />

energi dari minyak tanah bersubsidi<br />

ke elpiji di seluruh Jakarta tidak saja<br />

mendorong kenaikan konsumsi masyarakat<br />

terhadap gas tetapi juga mendorong<br />

kenaikan harga elpiji akibat ketidaksiapan<br />

Pemerintah menyediakan stock elpiji<br />

%<br />

10<br />

9<br />

8<br />

7<br />

6<br />

5<br />

4<br />

3<br />

2<br />

1<br />

0<br />

January<br />

<strong>2008</strong><br />

2006<br />

2007<br />

February<br />

March<br />

Inflasi Kumulatif (%)<br />

2006 - <strong>2008</strong><br />

April<br />

May<br />

secara memadai. Lagi-lagi dalam hal ini<br />

kita melihat arogansi pemerintah dalam<br />

mengeluarkan kebijakan-kebijakannya.<br />

Tidak adanya koordinasi antar berbagai<br />

instansi terkait juga tercermin dalam<br />

kebijakan sektor migas, dan lagi-lagi yang<br />

dirugikan adalah masyarakat luas.<br />

Selain itu tahun ajaran baru yang diikuti<br />

oleh kenaikan biaya pendidikan juga<br />

menjadi pemicu inflasi pada bulan <strong>Juli</strong><br />

lalu. Kenaikan uang sekolah dari tingkat<br />

SD sampai tingkat Perguruan Tinggi,<br />

June<br />

July<br />

8.85<br />

August<br />

September<br />

October<br />

November<br />

6.59<br />

December<br />

dan semakin mahalnya harga buku dan<br />

kepentingan sekolah lainnya menunjukkan<br />

bahwa sampai saat ini ketersediaan<br />

pendidikan murah hanya slogan semata.<br />

Pemerintah belum betul-betul serius ingin<br />

meningkatkan pendidikan masyarakat,<br />

karena pada kenyataannya pembebasan<br />

SPP pada tingkat SD dan SMP Negeri tidak<br />

menjadikan biaya sekolah lebih murah<br />

dengan tetap tingginya pungutan-pungutan<br />

di luar SPP dan mahalnya harga buku<br />

sekolah.<br />

Perkembangan Ekspor Impor<br />

Perekonomian <strong>Indonesia</strong> yang dapat<br />

tumbuh sebesar 6,3 persen pada triwulan<br />

I <strong>2008</strong> merupakan suatu hal yang cukup<br />

menggembirakan, di tengah melemahnya<br />

perekonomian dunia. Dilihat dari dari<br />

empat komponen pengguna Produk<br />

Domestik Bruto (PDB) terlihat bahwa<br />

ekspor merupakan motor penggerak utama<br />

yang telah mendorong pertumbuhan sebesar<br />

itu. Meningkatnya harga ekspor berbagai<br />

komoditas perkebunan dan pertambangan<br />

menjadikan perekonomian <strong>Indonesia</strong><br />

pada saat itu (triwulan I <strong>2008</strong>) sangat<br />

didukung oleh kenaikan ekspor barang<br />

yang mencapai 31,4 persen. Dari kenaikan<br />

ini, sektor migas mencatat kenaikan nilai<br />

ekspor sebesar 61,8 persen dan sektor<br />

pertanian mencatat kenaikan ekspor sebesar<br />

41,7 persen.<br />

Kondisi seperti ini, yang masih berlanjut<br />

sampai akhir semester I <strong>2008</strong> tentu sangat<br />

melegakan. Hal tersebut menunjukkan<br />

bahwa permintaan pasar dunia terhadap<br />

komoditas ekspor <strong>Indonesia</strong> masih kuat,<br />

dan karenanya perlu diimbangi oleh<br />

peningkatan produksi dalam negeri.<br />

Ketergantungan ekonomi pada kinerja<br />

ekspor semata tidak akan menjadi persoalan<br />

selama didukung oleh peningkatan<br />

produksi yang memadai. Namun hal<br />

tersebut tentunya juga sangat membutuhkan<br />

peningkatan investasi secara lebih moderat.<br />

Dengan data empiris yang menunjukkan<br />

bahwa kenaikan ekspor sangat ditunjang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!