buletin kadin Juli 2008-revised.indd - Kadin Indonesia
buletin kadin Juli 2008-revised.indd - Kadin Indonesia
buletin kadin Juli 2008-revised.indd - Kadin Indonesia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Info <strong>Kadin</strong> Agustus - September <strong>2008</strong><br />
3<br />
%<br />
8<br />
7<br />
6<br />
5<br />
4<br />
3<br />
2<br />
1<br />
0<br />
<strong>2008</strong><br />
2006<br />
2007<br />
Inflasi Kumulatif (%) 2006 - <strong>2008</strong><br />
7.37<br />
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec<br />
6.59<br />
Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Year on Year,<br />
Tahun 2006–<strong>2008</strong><br />
5Meskipun mengalami sedikit tekanan akibat terjadinya gejolak<br />
pada pasar modal dalam dan luar negeri, secara keseluruhan<br />
kurs rupiah tidak berfluktuasi secara berlebihan sampai pertengahan<br />
bulan <strong>Juli</strong> ini. Sebagai lembaga yang bertugas menjaga laju inflasi<br />
dan menjaga stabilitas kurs mata uang rupiah, Bank <strong>Indonesia</strong><br />
Rp/US$<br />
9,000<br />
9,100<br />
9,200<br />
9,300<br />
9,400<br />
9,500<br />
2-Jan-08<br />
Kurs Tengah Rupiah terhadap Dollar AS Januari <strong>2008</strong> - 10 <strong>Juli</strong> <strong>2008</strong><br />
15-Jan-08<br />
25-Jan-08<br />
7-Feb-08<br />
19-Feb-08<br />
29-Feb-08<br />
13-Mar-08<br />
27-Mar-08<br />
berhasil menjaga nilai rupiah pada level yang cukup kredibel dalam<br />
pandangan para pelaku ekonomi. Dalam menjaga rupiah, Bank<br />
<strong>Indonesia</strong> terus melakukan intervensi terhadap kurs rupiah demi<br />
kenyamanan para eksportir dan para importir melakukan kegiatan<br />
usahanya.<br />
6Sementara itu, terus menurunnya kinerja pasar modal <strong>Indonesia</strong><br />
sejalan dengan menurunnya kinerja pasar modal global. Sejak<br />
20 Juni <strong>2008</strong> indeks Dow Jones terus terkoreksi tajam, sehingga<br />
pada 9 <strong>Juli</strong> <strong>2008</strong> berada pada level 11,147.44, atau mengalami<br />
penurunan sebesar 11,8 persen terhadap level 12,638.32 pada<br />
akhir Mei <strong>2008</strong>. Dalam kurun waktu yang sama indeks harga<br />
saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek <strong>Indonesia</strong> juga mengalami<br />
penurunan sebesar 6,48 persen, yaitu dari 2,444.35 pada akhir Mei<br />
<strong>2008</strong> menjadi 2,286.03 pada 9 <strong>Juli</strong> <strong>2008</strong> lalu. Selain dipengaruhi<br />
oleh melemahnya bursa global, penurunan IHSG juga dipengaruhi<br />
oleh reaksi negatif pasar terhadap tingginya tingkat inflasi dalam<br />
dua bulan terakhir ini. Angka inflasi yang mencapai 1,41 persen<br />
pada bulan Mei dan sebesar 2,46 persen pada bulan Juni lalu telah<br />
menimbulkan kekhawatiran pada para pelaku pasar.<br />
Selain itu, naiknya suku bunga SBI dan suku bunga deposito<br />
yang ditawarkan sektor perbankan, diperkirakan juga telah<br />
Terjadinya defisit sebesar US$ 524,1 juta pada neraca perdagangan<br />
7 di bulan April <strong>2008</strong> lalu cukup memprihatinkan. Defisit ini dipicu<br />
oleh turunnya kinerja ekspor nasional ditengah tingginya harga<br />
minyak dan beberapa harga komoditas dunia. Padahal pada bulan<br />
sebelumnya neraca perdagangan masih mencatat surplus sebesar<br />
US$ 1,89 miliar. Defisit yang terjadi pada April <strong>2008</strong> disebabkan<br />
nilai total ekspor hanya mencapai US$ 10,97 miliar atau turun<br />
sekitar 7,8 persen dari nilai ekspor pada Maret <strong>2008</strong> sebesar US$<br />
11,9 miliar. Sementara nilai impor meningkat sebesar 14,9 persen<br />
8-Apr-08<br />
18-Apr-08<br />
30-Apr-08<br />
13-May-08<br />
23-May-08<br />
4-Jun-08<br />
16-Jun-08<br />
26-Jun-08<br />
9,172<br />
8-Jul-08<br />
Selain itu Bank <strong>Indonesia</strong> juga telah mengantisipasi kemungkinan<br />
dampak dari naiknya inflasi akibat kenaikan harga BBM. Dalam<br />
menjaga kemungkinan melonjaknya inflasi tersebut, Bank <strong>Indonesia</strong><br />
telah tiga kali menaikkan suku bunga acuan BI-rate sejak bulan Mei<br />
lalu, sehingga dewasa ini BI-rate kembali berada pada level 8,75<br />
persen. Hal ini diharapkan dapat menahan keluarnya dana dari<br />
<strong>Indonesia</strong>, yang berpotensi menurunkan kurs rupiah jika suku bunga<br />
riil dalam negeri mengalami penurunan. Dengan suku bunga BI-rate<br />
sebesar 8,75 persen dan laju inflasi sebesar 11,03 persen, saat ini<br />
suku bunga riil di <strong>Indonesia</strong> memang sudah menjadi negatif.<br />
Sempat melemahnya rupiah ke level Rp 9.376 per dollar AS pada<br />
27 Mei lalu sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku<br />
ekonomi. Kekhawatiran terhadap terganggunya stabilitas moneter<br />
muncul bersamaan dengan meningkatnya angka inflasi pada bulan<br />
Mei lalu. Untungnya, Bank <strong>Indonesia</strong> kembali berhasil membawa<br />
kurs rupiah ke tingkat yang lebih aman. Intervensi pasar terhadap<br />
rupiah berkali-kali dilakukan demi terjaganya nilai rupiah yang<br />
realistis, meskipun kebijakan ini membawa konsekuensi pada<br />
menurunnya cadangan devisa. Posisi cadangan devisa yang pada<br />
23 Mei <strong>2008</strong> tercatat sebesar US$ 58,8 miliar, turun hampir sebesar<br />
2 miliar pada 6 Juni <strong>2008</strong> lalu, yaitu menjadi US$ 56,9 miliar.<br />
Untungnya kembali meningkat menjadi sekitar US$ 59,5 miliar<br />
pada akhir Juni <strong>2008</strong> lalu.<br />
DJIA<br />
13,500<br />
13,000<br />
12,500<br />
12,000<br />
11,500<br />
11,000<br />
DOW Jones Index dan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI<br />
January 2007- 10 <strong>Juli</strong> <strong>2008</strong><br />
DJIA<br />
IHSG<br />
2-Jan-08<br />
9-Jan-08<br />
18-Jan-08<br />
28-Jan-08<br />
14-Feb-08<br />
22-Feb-08<br />
29-Feb-08<br />
10-Mar-08<br />
17-Mar-08<br />
25-Mar-08<br />
1-Apr-08<br />
8-Apr-08<br />
15-Apr-08<br />
22-Apr-08<br />
29-Apr-08<br />
7-May-08<br />
14-May-08<br />
22-May-08<br />
2-Jun-08<br />
9-Jun-08<br />
16-Jun-08<br />
23-Jun-08<br />
30-Jun-08<br />
8-Jul-08<br />
merubah portolio investasi di kalangan para investor. Yaitu dengan<br />
mengalihkan sebagian dananya dari pasar modal ke deposito atau<br />
obligasi.<br />
dibandingkan impor bulan Maret <strong>2008</strong>, yaitu dari US$ 10,01 miliar<br />
menjadi US$ 11,50 miliar.<br />
Untungnya, sejalan dengan meningkatnya volume ekspor minyak<br />
mentah dan hasil minyak masing-masing sebesar 18,63% dan<br />
18,31%, nilai ekspor kembali meningkat secara berarti pada bulan<br />
Mei lalu. Pada bulan Mei <strong>2008</strong>, nilai ekspor mencapai hampir US$<br />
12,888 miliar atau naik sekitar 17,5 persen terhadap nilai ekspor<br />
bulan April <strong>2008</strong>. Dengan nilai impor sekitar US$ 11,658 milar<br />
IHSG<br />
2800<br />
2600<br />
2400<br />
2200<br />
2000