You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ex-auditor<br />
Kalau kita sudah sampai pada tahap auditee sudah<br />
mengharapkan kehadiran kita, itu berarti memang<br />
kita sudah dibutuhkan. Nah sekarang pertanyaannya,<br />
kita sudah sampai sana belum? Apakah kita sudah<br />
dibutuhkan oleh auditee?<br />
tapi kita juga tidak bisa menghambat karena UKI ini<br />
juga dibutuhkan dan tidak lagi monopoli di Itjen.<br />
UKI membantu semua prosedur dijalankan, controlkontrol<br />
dilaksanakan. Harapan saya ke depannya<br />
harus harmonis antara UKI dan Itjen.<br />
Apakah selama di tempat yang baru, Bapak<br />
pernah berhubungan dengan Itjen selaku<br />
institusi? Bisa diceritakan?<br />
Iya, saya berhubungan dengan Itjen<br />
itu terutama masalah Risk Management. Biasa<br />
hubungan dengan Bapak Alek, Bapak Hendra, dan<br />
Bapak Ghufron. Karena kan Pushaka ditugasi untuk<br />
membangun Risk Manangement. Sebenarnya sudah<br />
dibangun oleh Itjen. Tapi Pak Menteri maunya<br />
fungsinya itu harus dipisahkan dari itjen. Dibantu<br />
dengan teman-teman Itjen kita bentuk Pokja. Dalam<br />
hal montoring laporan UKP4, pelaksanaan Inpres-<br />
Inpres. Selain itu, waktu Lokakarya APIP, saya juga<br />
pernah dilibatkan.<br />
Adakah apresiasi khusus yang ingin Bapak<br />
sampaikan terhadap Itjen?<br />
Kalau apresiasi secara khusus saya<br />
melihatnya Itjen ini sudah berubah. Karena saya<br />
pernah hidup di jaman jahilliyah. Karena mengubah<br />
mindset/paradigma itu kan tidak mudah. Temanteman<br />
tidak lagi hidup dengan mindset lama tapi<br />
sekarang sudah memiliki nilai. Dan nilai yang ada<br />
di Itjen sudah merata dan ini saya sangat apresiasi<br />
sekali. Dulu saya lihat, kalau IBI adalah yang ditakuti,<br />
kalo sekarang relatif sama. Jadi baik teman-teman<br />
Itjen yang di IBI atau tidak relatif sama. Prestasi<br />
di Itjen itu yang bisa membantu teman-teman<br />
tadi, masalah pendampingan LKPP dan helpdesk<br />
PBJ, itu merupakan terobosan yang baik. Tapi ada<br />
tantangan ke depan di Itjen. Sekarang ada UKI (Unit<br />
Kontrol Internal), Itjen tidak lagi monopoli walaupun<br />
tugasnya beda. Ke depan kalau Itjen tidak bisa<br />
menempatkan diri, menunjukkan kinerjanya nanti<br />
lama-lama peran Itjen akan runtuh. Kalau kita gagal<br />
atau kita tidak menunjukkan kelas kita lambat laun<br />
Itjen tidak dibutuhkan, karena masing-masing punya<br />
nama UKI sendiri. Memang sekarang fungsinya<br />
masih di bawah koordinasi Itjen. Mungkin lama-lama<br />
bukan tidak mungkin, itu mereka bisa berkembang<br />
sendiri. Begitulah Itjen, artinya bagaimana kita<br />
menyingkapinya, saya tidak mau juga Itjen tenggelam,<br />
Adakah masukan dan pesan dari Bapak untuk<br />
rekan-rekan di Itjen agar lebih baik lagi?<br />
Dalam menghadapi perubahan kita tidak<br />
boleh resistant/menolak. Semua yang digariskan<br />
pimpinan harus dijalankan. Mau tidak mau kita<br />
harus menjawaab tantangan itu, kita harus berubah.<br />
Artinya kita jangan menganggap sebagai saingan,<br />
justru manfaatkan UKI sebagai alat bantu dari<br />
unit tersebut untuk menghasilkan kontrol dan<br />
memastikan prosedur semua berjalan. Itjen sebagai<br />
penanggung jawab. Itjen kan sistemnya random,<br />
setahun berapa kali. Ke depan ada tantangan yang<br />
dinamakan Risk Management. Masing-masing<br />
eselon I Kemenkeu akan memiliki risiko-risiko yang<br />
sudah disepakati yang dipahami dengan baik. Ini<br />
risiko utama yang harus kita hadapi. Nanti Itjen ke<br />
depan tidak lagi meriksa kantor, tapi memeriksa<br />
berdasarkan Risiko. RBA audit sangat penting nanti<br />
ke depan, jadi kita punya ratusan risiko tapi yang<br />
kita akan mitigasi hanya risiko utama saja. Gimana<br />
caranya? Nanti Itjen akan membantu, yang tidak<br />
teralu berisiko hanya alokasi berapa persen, risiko<br />
tinggi akan dibantu Itjen. Nanti ke depan seperti itu<br />
yang saya lihat. Teman-teman bisa menerapkan RBA.<br />
Ini belum bisa jalan utuh karena di eselon I baru<br />
mencoba menyusun risiko, masih belajar. Ke depan<br />
kalau mereka sudah risk enabled aturan sudah samasama<br />
paham. (MUJ/JO)<br />
46<br />
VOL V No. <strong>29</strong> | Edisi Maret - April 2012