10.07.2015 Views

seakan-kitorang-setengah-binatang

seakan-kitorang-setengah-binatang

seakan-kitorang-setengah-binatang

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

EPILOGmendapatkan obat antiseptik dan meminum obat antibiotik saat beradadi tahanan Kepolisian Resor Biak Numfor. Ini tentunya, sebelumdibawa ke rumah sakit Angkatan Laut, di kawasan LANAL, kotatersebut. Menurut Filep, luka yang membusuk itu membuat penjagayang membawanya ke rumah sakit, lebih banyak menghirup udara dariluar mobil.“Peristiwa Biak adalah kejadian yang juga dikenal dengan pusaratanpa nama, nama tanpa pusara,” ujar Filep. “Sampai sekarang tidak adahukuman bagi para pelaku penembakan dan kekerasan. Ini yang tetapsaya perjuangkan.”Saya bertemu Filep, seorang tahanan politik sekaligus tokoh Papuayang berpengaruh, untuk pertama kalinya pada September 2012. Kamibertemu di ruang Anggrek nomor 12, Rumah Sakit PGI, Cikini, JakartaPusat, guna menjalani perawatan atas dugaan tumor usus. Selama ini,saya hanya memperhatikan pemberitaannya di pelbagai media maupunhasil riset pelbagai organisasi pemantau hak asasi manusia (HAM).Saya melihat sosok yang sederhana. Janggut dan rambutnya dibiarkanmemanjang. Dia mencucinya saat mandi, menguncir dan melilitkanrambutnya ke batang leher agar terlihat rapi. Filep, kesan saya, adalahorang yang hangat dan bersahabat.Filep dilahirkan di Biak, 53 tahun silam dari keluarga elit. Ayahnya,Andreas Karma, adalah mantan Bupati Wamena pada awal 1970 hinggamenjelang akhir 1980. Dia juga adalah alumnus Universitas SebelasMaret, Solo, Jawa Tengah dan mulai bekerja sebagai pegawai negeri sipilpada sekitar 1989.Namun, ketidakadilan pemerintah Indonesia terhadap orang- orangPapua, membuatnya gerah. Karena peristiwa Biak Berdarah, pengadilanakhirnya menghukumnya 6,5 tahun pada awal 1999 setelah dianggapmakar. Namun dirinya bebas demi hukum setelah mengajukan bandingpada November di tahun yang sama.Empat tahun berselang, Filep kembali mengorganisir peringatankedaulatan Papua pada 1 Desember 2004. Dia kembali ditangkap dandijatuhi hukuman 15 tahun pada Oktober 2005 karena tuduhan yangsama. Dia dipenjara hingga hari ini.“Penjagaan sekarang tidak terlampau ketat. Tidak seperti dulu,131

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!