10.07.2015 Views

seakan-kitorang-setengah-binatang

seakan-kitorang-setengah-binatang

seakan-kitorang-setengah-binatang

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SEAKAN KITORANG SETENGAH BINATANGmenyetop semua prosekusi terhadap ekspresi politik yang dipaparkansecara damai, baik di Papua maupun Maluku. Khusus masalah Filep,advokasi dua organisasi tersebut telah dimulai sedikitnya sejak 7-12tahun terakhir.“Memenjarakan aktivis yang menyuarakan pandangan politiksecara damai adalah noda untuk Indonesia,” kata Phil Robertson,Deputi Direktur HRW Asia terkait dengan laporan Prosecuting PoliticalAspiration: Indonesia’s Political Prisoners pada Juni 2010. “Ini tidaksejalan dengan aspirasi Indonesia sebagai negara demokratis.”“Masyarakat dari lebih 80 negara di dunia meminta pembebasantahanan nurani Filep Karma,” kata Donna Guest, Deputi DirekturAsia AI terkait dengan kampanye Writing for Rights, pada Desember2011. “Ratusan ribu orang dari seluruh dunia mengirim pesan yangjelas kepada pemerintah Indonesia untuk menjunjung tinggi hakkebebasan berbicara.”Soal tahanan politik, Filep Karma tak sendirian. National PapuaSolidarity (Napas) dan Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Papua(SKPHP) mencatat jumlah tahanan politik Papua periode 2005-2012pada masing-masing lembaga pemasyarakatan di provinsi tersebut.Masing-masing adalah Abepura (lima orang); Biak (tiga orang); Fakfak(enam orang); Nabire (dua orang); Serui (dua orang); Timika (tigaorang); dan Wamena (delapan orang).Kedua organisasi itu juga mencatat sedikitnya empat tahananpolitik mengalami penyiksaan luar biasa dalam penjara, yakniFerdinand Pakage (mengalami penyiksaan hingga buta permanen),Filep Karma (masalah dengan prostat), Jefrai Murip (menderita stroke),serta Kanisius Murip (hilang ingatan).Mereka mengatakan negara selama ini membiarkan para tahananmenderita, sekaligus tak memberikan fasilitas kesehatan yang memadai.“Negara abai dari tanggung jawab untuk memulihkan hak-hakkesehatan dan tak mengakui adanya tahanan politik di Papua,” kata MarthenGoo, Koordinator Napas, dalam sebuah diskusi mengenai kontroversitahanan politik, Agustus lalu. “Pemerintah membiarkan mereka menderita.”Aktivitas Filep juga menekan kondisi keuangan keluarga Karma.Audryne Karma -yang memberikan pidatonya pada acara Mid-134

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!