10.07.2015 Views

seakan-kitorang-setengah-binatang

seakan-kitorang-setengah-binatang

seakan-kitorang-setengah-binatang

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

MASA KECIL DI WAMENA DAN JAYAPURADi sana juga saya menemui kebebasan menyampaikan pendapat,kebebasan berbicara, dan penghargaan terhadap pendapat yang sayakemukakan. Ini motivasi saya. Setelah saya kembali ke Papua, saya lebihberani dalam berbicara, tidak seperti sebelum saya kuliah ke Filipina.Manila juga mengubah konsep perjuangan saya. Tadinya sayaberpikir harus jadi OPM atau berjuang Papua Merdeka harus masukhutan dan bersenjata. Tapi ternyata tidak harus demikian. Gerakanbersenjata memang salah satu sisi perjuangan tapi ada sisi lainjuga: berjuang dengan damai, tidak harus membunuh, tidak harusmenembak orang.Jadi <strong>kitorang</strong> berjuang damai dan konsisten terhadap apa yang<strong>kitorang</strong> perjuangkan. Berjuang damai di tengah-tengah komunitasatau dalam kota, tidak perlu lari ke hutan dan sembunyi. Kitorangtetap tinggal dalam kota dan menyampaikan aspirasi secara damai,sopan dan santun, tanpa menindas orang lain. Kitorang menuntut haktanpa menindas hak orang lain, tapi <strong>kitorang</strong> punya kebebasan untukmenyampaikan <strong>kitorang</strong> punya pendapat dan sepantasnya itu didengaroleh pihak lain.Kalau tidak sependapat atau berbeda pendapat tidak harus menindassalah satu. Tapi mari <strong>kitorang</strong> bicara supaya ada komunikasi dua arah.Ada dialog, dialektika dalam komunikasi, sehingga bisa ditemukan halatau nilai yang ada kesamaan. Mungkin ada nilai-nilai yang tidak bisadisamakan atau ada perbedaan di mana <strong>kitorang</strong> bisa mencapai suatutingkatan, sepakat untuk <strong>kitorang</strong> sepakat dan sepakat untuk <strong>kitorang</strong>tidak sepakat.Saya dari Manila kembali ke Papua saat Presiden Soehartomundur bulan Mei 1998. Tanggal 22 Mei 1998 saya tiba di Jayapurasaat Jakarta sedang banyak mahasiswa merayakan Soeharto mundurdari kursi presiden.Apa pengalaman di Filipina yang bikin percaya perjuangan damaiitu mungkin?Saya di Manila saat Presiden Fidel Ramos berkuasa. Kami bolehberbeda pendapat tapi tak harus berantem. Hal ini bisa kami terapkandi Papua. Waktu itu baru saja Soeharto jatuh tapi arogansi dari aparat9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!