11.07.2015 Views

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pelimpahan JasadanUlambana“Harta kekayaan yang telah dikumpulkan denganbersemangat, dengan cara-cara yang sah dantanpa kekerasan, seseorang dapat membuatdirinya bahagia, juga orang tuanya, istri dananak-anaknya, pelayan dan bawahannya,sahabat, kenalan dan orang-orang lain; ... dapatmempertahankan kekayaannya; ... memberikanhadiah atau pemberian kepada sanak keluarga,para tamu perbuatan baik atas nama keluargayang telah meninggal dunia; membayar pajakkepada pemerintah; memberikan persembahankepada orang-orang suci untuk melakukankarma baik.”(Anguttara Nilaya III:45)Jika kita mengikuti kebaktian,sebelum menutupnya pastilah kitamembacakan paritta pelimpahan jasa(Ettavata) maupun syair pelimpahan jasa danbiasanya jika kita telah melakukan suatukebajikan, tak lupa pula kita mendedikasikanbenih kebajikan kita tersebut, baik untukkebahagian semua makhluk, orang tua,keluarga, sanak saudara, maupun teman kita.Menjelang bulan Agustus, kita kembalidiingatkan akan melaksanakan upacaraUlambana untuk pelimpahan jasa kepadasanak keluarga kita yang telah meninggaldunia. Perayaan Ulambana ini sering kalidisamakan dengan tradisi perayaan bulanketujuh Imlek karena kedua perayaan inidirayakan tanggal 15 pada bulan ketujuh Imlek dan memiliki tujuan yang sama. Akantetapi, dasar filsafat dan cara praktek kedua perayaan tersebut berbeda.Menurut tradisi masyarakat Tionghua, makhluk-makhluk penghuni nerakadibebaskan selama sebulan pada bulan ketujuh Imlek dan mereka akan mengunjungi bumi.Untuk mencukupi kebutuhan mereka dan untuk mengambil hati mereka serta mencegahmereka menyakiti makhluk hidup, para keluarga memberikan persembahan. Selain itu,perayaan yang dikenal dengan Tjit Gwe Pua ini biasanya dilakukan dengan membakaruang kertas, baju kertas, dan sebagainya.Sebenarnya, di tradisi Buddhis, memperingati saat-saat kematian orang kita cintaitelah dimulai sejak zaman Sang Buddha. Tentu saja bukan hanya dengan mengirimmakanan, mengirim pakaian kepada orang tua atau almarhum. Ada beberapa hal yangmemang diajarkan oleh Sang Buddha dalam upacara peringatan kematian seperti hari ini.Agustus 2005

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!