11.07.2015 Views

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sejuta Pelita Sejuta HarapanBorobudur 2005Kondisi bangsa Indonesia yangtengah dirundung berbagai musibah dangejolak alam akhir-akhir ini mendorongrohaniawan yang tergabung di dalam MajelisBuddhayana Indonesia (<strong>MB</strong>I) bersama-samadengan para Bhiksu untuk turut prihatin danmenggagas sebuah kegiatan yang bertajukSejuta Pelita Sejuta Harapan.Acara ini dilangsungkan dipelataran Candi Borobudur yang oleh umatBuddha diyakini sebagai mandala utamaatau altar pemujaan utama yangmemberikan nuansa spiritual untukmelakukan puja bakti kepada SanghyangAdi Buddha.Sejuta Pelita yang menerangi CandiBorobudur tersebut dinyalakan secaraserentak pada acara 23 Juli 2005. Berbagaitokoh-tokoh agama dan Bhiksumancanegara hadir untuk memanjatkan doabersama bagi keselamatan dan kedamaianbangsa Indonesia agar jauh dari segalamalapetaka dan halangan.Pelaksanaan kegiatan kali inimemilih momen Hari Suci Asadha. Asadhamerupakan salah satu hari besar agamaBuddha yang penting, karena di hari suciAsadha ini, 2549 tahun yang lalu, di TamanRusa Isipatana, ajaran Sang Buddhapertama kali dibabarkan.Hari Suci Asadha 2549 BE(Buddhist Era) tahun ini juga bertepatandengan usia 50 tahun <strong>MB</strong>I, karena pada HariSuci Asadha 2499 BE, tepatnya pada tanggal4 Juli 1955 Persaudaraan Upasaka UpasikaIndonesia (PUUI) yang merupakan cikalbakal <strong>MB</strong>I terbentuk. PUUI adalah lembagaAgama Buddha Nasional yang pertama diIndonesia. Peringatan 50 Tahun <strong>MB</strong>I kali inimengusung tema “Revitalisasi Agamamelalui Transformasi Diri dan TransformasiSosial Menuju Dunia yang Damai danSejahtera.”Dalam jumpa pers yang dipimpinoleh Ketua Majelis Buddayana IndonesiaSudhamek A.W.S, Mantan Ketua UmumPengurus Pusat Muhammadiyah Syafe‘iMa‘arif memandang perlu energi agamadikerahkan untuk memperbaiki kondisimoral bangsa Indonesia. “Energi agamadikerahkan untuk memperbaiki moralbangsa, beragama harus serius, tidak bisa`main mata` dengan Tuhan,” katanya.Menurut dia, agama harus betul-betulberperan dalam proses pencerdasan bangsadan bukan sekadar mengedepankankegiatan seremonial dan simbolis. Meskimasyarakat Indonesia menganut beragamagama, katanya, tetap sebagai sesamasaudara. Semangat persaudaraan itu harusdiwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.Romo Frans Magnis Suseno SJ(rohaniwan Katolik) mengemukakan agamaagamaperlu saling menghormati sebagaiAgustus 2005

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!