11.07.2015 Views

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.33 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

39Sangha atas nama ibunya. Nasehat SangBuddha ini diikuti oleh Bhante Moggalana.Beberapa waktu kemudian BhanteMoggalana mengundang para bhikkhu,mempersembahkan dana makan,mempersembahkan jubah, kemudianmelakukan pelimpahan jasa atas namaibunya. Setelah melaksanakan upacarapelimpahan jasa, Bhante Moggalanabermeditasi lagi. Dengan mata batinnyabeliau mencari ibunya di alam peta. Ketikabertemu, keadaan ibunya jauh berbeda.Ibunya kini kelihatan segar, sehat, awetmuda, pakaiannya bagus, rapi dan bersih.Melihat hal itu, Bhante Moggalanaberbahagia. Berdasarkan cerita itulah orangmengenal upacara pelimpahan jasa.Upacara pelimpahan jasa ini juga seringdihubungkan dengan tradisi mendoakanpara makhluk menderita yang dilaksanakansetiap tanggal 15 di bulan 7 menurutpenanggalan Imlek.Selain itu, kitab suci Tri Pitaka, SuttaPitaka, Khuddhaka Nikaya, yaitu TirokuddaSutta memberikan cerita dengan versi laintentang upacara pelimpahan jasa. Cerita iniberhubungan dengan raja Bimbisara. RajaBimbisara suatu ketika mengundang GuruBuddha dan seluruh bhikkhu ke istana. Rajadalam kesempatan itu mempersembahkandana makan serta jubah. Setelah berdana,raja merasakan kebahagiaan. Para bhikkhupun lalu pulang ke vihara bersama denganGuru Buddha. Raja Bimbisara sangatberbahagia pada hati itu, karena dia memilikikesempatan mengundang Guru Buddha keistana. Akan tetapi, pada malam harinya rajamemperoleh banyak gangguan dari paramakhluk tak tampak. Ia banyak mendengarjeritan dan tangisan dari makhluk taktampak. Raja akhirnya tidak dapat tidursemalaman. Pada pagi keesokan harinya,raja Bimbisara segera pergi ke vihara bertemudengan Guru Buddha. Sang raja bertanyakepada Guru Buddha tentang gangguanyang dialaminya, padahal ia baru sajamelakukan perbuatan baik. Guru Buddhamenerangkan bahwa para makhluk yangmengganggu itu sebenarnya adalah sanakkeluarga raja sendiri dari banyak kehidupanyang lalu. Namun, karena mereka telahmelakukan kesalahan, mereka kemudianterlahir di alam menderita, alam setankelaparan. Oleh karena itu, Guru Buddhakemudian menyarankan kepada raja agar iasekali lagi mengundang para bhikkhu keistana. Bila para bhikkhu telah sampai diistana, raja hendaknya mempersembahkandana makanan dan jubah atas nama paramakhluk menderita yang pernah menjadisaudaranya itu. Keesokan harinya, rajaBimbisara mengundang para bhikkhu danGuru Buddha untuk menerima persembahandana makan dan jubah. Kemudian jasakebaikannya dilimpahkan kepada mereka.Para makhluk menderita itu merasakan pulakebahagiaan yang luar biasa. Kebahagiaaninilah yang menyebabkan mereka mati darialam menderita dan terlahir kembali di alambahagia.Dalam kesempatan itulah GuruBuddha membabarkan Tirokuddha Sutta.Guru Buddha bersabda bahwa di dindingdinding,di gerbang-gerbang, dipersimpangan-persimpangan jalan banyakkeluarga kita yang terlahir di alam menderitamenunggu kebaikan hati kita. Merekamenanti pelimpahan jasa kita dengan penuhkesedihan. Ketika sanak keluarganyaberpesta pora dan menikmati kebahagiaan,tidak ada satu pun di antara mereka yangdiingat. Padahal di sana tidak adaAgustus 2005

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!