12.07.2015 Views

UU No. 17 Tahun 2007 - Website Jaringan Dokumentasi dan ...

UU No. 17 Tahun 2007 - Website Jaringan Dokumentasi dan ...

UU No. 17 Tahun 2007 - Website Jaringan Dokumentasi dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

- 19 -sama antarwilayah untuk mendukung peningkatan daya saing kawasan<strong>dan</strong> produk unggulan.4. Wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar memiliki potensiSDA yang cukup besar serta merupakan wilayah yang sangat strategis bagipertahanan <strong>dan</strong> keamanan negara. Walaupun demikian, pembangunan dibeberapa wilayah perbatasan masih sangat jauh tertinggal dibandingkandengan pembangunan di wilayah negara tetangga. Kondisi sosial ekonomimasyarakat yang tinggal di daerah tersebut umumnya jauh lebih rendahdibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi warga negara tetangga.Permasalahan utama dari ketertinggalan pembangunan di wilayahperbatasan adalah arah kebijakan pembangunan kewilayahan yang selamaini cenderung berorientasi inward looking sehingga seolah-olah kawasanperbatasan hanya menjadi halaman belakang dari pembangunan negara.Akibatnya, wilayah-wilayah perbatasan dianggap bukan merupakan wilayahprioritas pembangunan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Sementaraitu, pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia sulit berkembang terutamakarena lokasinya sangat terisolasi <strong>dan</strong> sulit dijangkau, diantaranya banyakyang tidak berpenghuni atau sangat sedikit jumlah penduduknya sertabelum banyak tersentuh oleh pelayanan dasar dari pemerintah.5. Pertumbuhan kota-kota besar <strong>dan</strong> metropolitan saat ini masih sangatterpusat di pulau Jawa-Bali, se<strong>dan</strong>gkan pertumbuhan kota-kota menengah<strong>dan</strong> kecil, terutama di luar Jawa, berjalan lambat <strong>dan</strong> tertinggal.Pertumbuhan perkotaan yang tidak seimbang ini ditambah dengan a<strong>dan</strong>yakesenjangan pembangunan antarwilayah menimbulkan urbanisasi yangtidak terkendali. Secara fisik, hal itu ditunjukkan oleh (1) meluasnyawilayah perkotaan karena pesatnya perkembangan <strong>dan</strong> meluasnya kawasanpinggiran (fringe-area) terutama di kota-kota besar <strong>dan</strong> metropolitan; (2)meluasnya perkembangan fisik perkotaan di kawasan ‘sub-urban’ yangtelah ‘mengintegrasi’ kota-kota yang lebih kecil di sekitar kota inti <strong>dan</strong>membentuk konurbasi yang tak terkendali; (3) meningkatnya jumlah desakota;<strong>dan</strong> (4) terjadinya reklasifikasi (perubahan daerah rural menjadidaerah urban, terutama di Jawa). Kecenderungan perkembangan semacamitu berdampak negatif terhadap perkembangan kota-kota besar <strong>dan</strong>metropolitan itu sendiri maupun kota-kota menengah <strong>dan</strong> kecil di wilayahlain.6. Dampak negatif yang ditimbulkan di kota-kota besar <strong>dan</strong> metropolitan,antara lain, adalah (1) terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadapsumber daya alam di sekitar kota-kota besar <strong>dan</strong> metropolitan untukmendukung <strong>dan</strong> meningkatkan pertumbuhan ekonomi; (2) terjadinyasecara terus menerus konversi lahan pertanian produktif menjadi kawasanpermukiman, perdagangan, <strong>dan</strong> industri; (3) menurunnya kualitaslingkungan fisik kawasan perkotaan akibat terjadinya perusakanlingkungan <strong>dan</strong> timbulnya polusi; (4) menurunnya kualitas hidupmasyarakat . . .

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!