12.07.2015 Views

Untitled - International Center for Transitional Justice

Untitled - International Center for Transitional Justice

Untitled - International Center for Transitional Justice

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

merekomendasikan mekanisme yang layak untuk menyembuhkan luka masa lalu, merehabilitasi danmemulihkan martabat manusia.” 73Pasal 14(c) paragraf (i)-(iv) memberikan sejumlah contoh tindakan yang dapat direkomendasikan olehKomisi:i. merekomendasikan amnesti bagi mereka yang terlibat dalam pelanggaran hakasasi manusia dan mau bekerjasama penuh mengungkapkan kebenaran;ii. merekomendasikan mekanisme untuk merehabilitasi bagi mereka yang telahsalah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia;iii. merekomendasikan cara untuk mempromosikan rekonsiliasi di antara rakyatberdasarkan kebiasaan dan nilai-nilai religius;iv. merekomendasikan kontak people-to-people yang inovatif dan kerjasama untukmeningkatkan perdamaian dan stabilitas.Amat memprihatinkan bahwa kedua usulan pertama dalam daftar tindakan ini diarahkan untukmembantu para pelaku pelanggaran hak asasi manusia. Ayat (ii) di atas secara khusus dimasukkansebagai cara untuk memulihkan nama baik mereka yang telah menjadi terdakwa dalam proses kejahatanberat di Dili tetapi berada di Indonesia, di luar jurisdiksi proses kejahatan berat dan juga bagimereka yang telah dibebaskan dalam proses pengadilan ad hoc di Jakarta.b. Tidak adanya fokus terhadap korbanYang mengherankan adalah dari sekian usulan untuk rekomendasi kebutuhan korban tidak dicantumkan.Bahkan korban sama sekali tidak disebut dalam seluruh dokumen TOR. Hal ini semakinmempertanyakan ungkapan para pendirinya bahwa KKP dirancang berdasarkan model komisi-komisikebenaran yang pernah ada dengan pendekatan “keadilan restoratif.” 74c. Kegagalan untuk memberikan kewenangan hukum yang cukup bagi KKPDi tingkat internasional, komisi kebenaran semakin lazim dilengkapi dengan kewenangan hukumuntuk memfasilitasi akses terhadap in<strong>for</strong>masi. Misalnya kewenangan untuk melakukan panggilantertulis yang mewajibkan kehadiran saksi (subpeona) kesaksian atau memaksa penyerahan barangbukti 75 dan kewenangan untuk memerintahkan perlindungan bagi saksi. Beberapa komisi kebenaranjuga dilengkapi dengan kewenangan untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan. 76 Sebuah komisijuga dapat diberi kekuasaan untuk menjatuhkan sanksi terhadap orang-orang yang menghalangitugasnya, melalui pernyataan palsu atau apabila gagal untuk mematuhi perintah komisi. 77Kewenangan seperti ini mungkin bermanfaat bagi sebuah komisi seperti KKP. Dengan kewenangantersebut, mungkin saja KKP dapat mengungkapkan dokumen dan in<strong>for</strong>masi yang sebelumnya tidakdapat diakses, terutama di Indonesia. Tetapi pada akhirnya, KKP hanya diberikan kewenangan yangamat terbatas dan ambigu.Pasal 19 dalam TOR menjabarkan kemampuan Komisi untuk mengakses in<strong>for</strong>masi. Judulnya “Hakuntuk Mengakses dengan Bebas” dan menyatakan bahwa:Dalam menjalankan tugasnya, Komisi wajib dijamin:a. Kebebasan bergerak di Indonesia dan Timor-Leste.b. Akses bebas, sesuai dengan hukum, atas semua dokumen Komisi NasionalIndonesia atas Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Timor-Leste73 Ibid., pasal 14(c).74 Contohnya lihat pernyataan José Ramos-Horta pada Sesi ke-61 Komisi HAM PBB, 14 Maret -22 April 2005.75 Mark Freeman menyebutkan 12 komisi yang mempunyai kewenangan untuk mewajibkan kehadiran saksi:Mark Freeman, “Truth Commissions and Procedural Fairness” (Komisi Kebenaran dan Keadilan Prosedural),189 dan Annex 1.76 Ibid., 206-207 dan Annex 1.77 UN OHCHR, “Rule-of-Law Tools <strong>for</strong> Post-Conflict States: Truth Commissions” (Perangkat Hukum untukKeadaan Pascakonflik: Komisi Kebenaran), (2006), 10-11.18

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!