13.07.2015 Views

Millennium Development Goals - UNDP

Millennium Development Goals - UNDP

Millennium Development Goals - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

lahan juga dibuka untuk tujuan-tujuan lainseperti perkebunan kelapa sawit. Selain itu,sebagian komunitas pedesaan yang kekuranganlahan juga telah merambah hutan lebih jauh.Situasinya semakin rumit ketika pemerintahdaerah mempunyai de nisi peruntukan lahan yangbertentangan dengan defenisi nasional.Jadi kita tidak cukup berhasilTidak, dan semua ini menimbulkan masalah besarbagi penduduk yang menggantungkan penghidupanmereka pada hutan, khususnya sekitar 10 jutapenduduk miskin, termasuk kelompok masyarakatadat 27 . Penggundulan hutan juga seringkali disertaidengan kebakaran hutan yang menimbulkanmasalah kesehatan yang serius selain memproduksigas rumah kaca yang dilepaskan dalam jumlahbesar ke atmosfer. Penggundulan hutan jugamengurangi keragaman hayati kita. Seperti yangsudah anda bayangkan, untuk indikator MDGs ini,Indonesia masih jauh dari target.Jadi bagaimana kita bisa mengejarketertinggalan?Mungkin agak sulit. Di tingkat nasional kitamempunyai niat yang benar. Pemerintah telahberikrar untuk melindungi lingkungan. Namun kitamemiliki pengelolaan yang buruk dan kesulitandalam menegakkan peraturan. Kita harus berbuatlebih banyak untuk memberantas kejahatan dankorupsi di bidang kehutanan. Yang juga perludilakukan adalah pengalihan pengendalian hutankepada komunitas setempat sehingga mereka bisahidup dari hutan dan mendapatkan insentif untukmengelola dan melindungi hutan tersebut. Namunkita juga memiliki banyak sumber daya alam lainyang dengannya penduduk miskin bisa bertahanhidup, khususnya lautan yang menjadi lapanganpekerjaan bagi 3 juta orang. Kenyataannya, sumberdaya kelautan di Indonesia juga telah terkenadampak penggundulan hutan.Kita punya pohon bawah laut?Tidak, namun penggundulan hutan dan kerusakanlahan menyebabkan erosi berupa pengikisan lapisantanah oleh air hujan. Tanah tersebut mengalirbersama sungai ke laut sehingga menghancurkanterumbu karang. Laut kita pun menghadapi risikopolusi lainnya, khususnya tumpahan minyak.Sementara itu, di daratan kita dihadapkan padapolusi limbah beracun, kimia dan pestisida –begitupula polusi udara, khususnya yang berasal dariindustri dan semburan asap kendaraan bermotor.Secara keseluruhan, lingkungan hidup Indonesiatelah cukup tercemar. MDGs tidak memilikiindikator untuk polusi, namun memonitor seberapabesar penggunaan energi kita, karena banyak darienergi tersebut merupakan hasil industrialisasiyang biasanya mengkonsumsi lebih banyak energi.Saya banyak menggunakan energi untukmembaca laporan iniJuga sangat menarik bukan? Tetaplah membaca.Tinggal satu tujuan MDGs lagi yang akan dibahas.Tentu saja energi yang sedang kita bahas initidak berasal dari makanan namun dari berbagaijenis bahan bakar. Konsumsi minyak bumi, kitaberada di titik yang rendah pada 1998 menyusulkrisis ekonomi. Sejak itu, “intensitas energi” kitameningkat terus hingga saat ini mencapai 95,3 kgsetara minyak per 1,000 $ (Dep. ESDM, 2006).Namun demikian, menggunakan lebih banyak energitidak serta-merta berarti lebih banyak pencemaran,khususnya jika kita beralih menggunakan bahanbakar yang lebih bersih. Dalam kenyataannya, salahsatu indikator MDG lainnya jelas mencerminkanhal ini. Indikator tersebut melihat pada proporsipenduduk yang menggunakan bahan bakar padat.Ini artinya menggunakan kayu atau batubara,misalnya, dan bukan menggunakan minyak tanah,atau LPG (Liqui ed Pertoleum Gas). Memangproporsi penduduk yang menggunakan bahanbakar padat sudah menurun secara tajam, dari70,2% pada 1989 menjadi 47,5% pada 2004.Apa yang salah dengan bahan bakar padat?Biasanya lebih kotor karena menghasilkan uapdan asap. Ini berisiko jika digunakan di rumah,khususnya bagi perempuan dan anak-anak karenabisa terkena dampak buruknya. Tentu saja kitajuga perlu mengkhawatirkan emisi bahan bakarlain yaitu “gas rumah kaca”, khususnya karbondioksida yang naik ke lapisan atas atmosfer danmemanaskan planet ini.Itu bukan salah kita. Kebanyakan gasrumah kaca berasal dari negara-negarakayaMemang betul bahwa negara-negara maju palingbanyak menghasilkan emisi industri. Namun banyaknegara-negara berkembang, termasuk Indonesia,juga menghasilkan banyak karbon dioksida. Pada29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!