11.07.2017 Views

Ulin News 2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

INFO MEDIS<br />

PEMERIKSAAN LABORATORIUM<br />

PENYAKIT LUPUS<br />

Oleh: dr. Miftahul Arifin, SpPK<br />

Kepala Instalasi BDRS RSUD ULIN BANJARMASIN<br />

hormon, khususnya estrogen, menjadi<br />

pencetus lupus.<br />

* Faktor Sinar Matahari<br />

Sinar matahari memancarkan<br />

sinar ultraviolet yang dapat merangsang<br />

peningkatan hormon estrogen<br />

yang cukup banyak sehingga mempermudah<br />

terjadinya reaksi autoimun.<br />

Pada manusia normal, sistem kekebalan tubuh<br />

biasanya akan membuat anti-bodi yang<br />

fungsinya melindungi tubuh dari berbagai<br />

macam serangan virus, kuman, bakteri maupun<br />

benda asing lainnya (anti-gen). Pada penyakit<br />

autoimun seperti lupus, sistem kekebalan tubuh<br />

seperti ke-hilangan kemampuan melihat perbedaan<br />

antara substansi asing dengan sel maupun<br />

jaringan tubuhnya sendiri. Pada lupus, produksi<br />

anti-bodi yang seharusnya normal menjadi berlebihan.<br />

Akibatnya, antibodi ini tidak lagi berfungsi<br />

untuk menyerang virus, kuman atau bakteri<br />

yang ada di tubuh, tetapi justru menyerang<br />

sistem kekebalan sel dan jaringan tubuhnya<br />

sendiri. Anti-bodi seperti ini disebut auto anti-bodi.<br />

Ia bereaksi dengan anti-gen membentuk<br />

immune complex/ komplek imun.<br />

ETIOLOGI<br />

Hingga kini, faktor penyebab hadirnya<br />

lupus di tubuh belum diketahui secara pasti,<br />

namun beberapa penelitian kemungkinan lupus<br />

hadir melalui beberapa faktor diantaranya :<br />

* Faktor Lingkungan Infeksi<br />

Stres, makanan, antibiotik (khususnya<br />

kelompok sulfa & penisilin), ultraviolet dan<br />

penggunaan obat-obat tertentu .<br />

* Faktor Genetik<br />

Sampai saat ini, tidak diketahui gen-gen<br />

yang menjadi penyebabnya, lupus diturunkan<br />

angkanya relatif kecil, kemungkinan hanya 10%<br />

.* Faktor Hormon<br />

Faktor hormonal bisa menjelaskan mengapa<br />

wanita lebih sering terkena lupus dibanding<br />

pria. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit<br />

lupus sebelum periode menstruasi atau selama<br />

masa kehamilan mendukung keyakinan bahwa<br />

JENIS-JENIS LUPUS<br />

A. Lupus Eritematosus Diskoid<br />

Paling sering menyerang dan merupakan<br />

lupus kulit dengan manifestasi beberapa<br />

jenis kelainan kulit. Kelainan biasanya<br />

berlokalisasi simetrik di muka (terutama hidung,<br />

pipi, telinga atau leher). Ruam kulit berupa<br />

makula eritem, berbatas jelas dengan sumbatan<br />

keratin pada folikel-folikel rambut (follicular<br />

plugs). Bila ruam atau lesi di atas hidung dan pipi<br />

berkonfluensi dapat seperti kupu-kupu (Butterfly<br />

Erythema). Ruam biasanya tidak nyeri dan bukan<br />

penyakit gatal, tetapi bekasnya dapat menyebabkan<br />

hilangnya rambut permanen. 5-10% pasien<br />

dengan lupus diskoid dapat berkembang menjadi<br />

lupus eritematosus sistemik. Ruam ini pulih<br />

dengan meninggalkan parut, diskoid lupus tidak<br />

serius dan jarang sekali melibatkan organ-organ<br />

lain.<br />

B. Lupus Eritematosus Sistemik<br />

Kriteria A.R.A (The American Rheumatism<br />

Association) 1982 :<br />

1. Eritema fasial (butterfly rash)<br />

2. Lesi diskoid<br />

3. Fotosensitivitas<br />

4. Ulserasi di mulut dan rinofaring<br />

5. Arthritis (non erosif, mengenai dua atau lebih<br />

sendi perifer)<br />

6. Serositis (pleuritis, pericarditis)<br />

7. Kelainan ginjal: Proteinuri 0,5 g/dl atau>3<br />

Cellular cast : sel darah merah, Hb, granular, tubular<br />

atau mix<br />

8. Kelainan neurologi : (kelelahan, psikosis)<br />

9. Kelainan darah: Hemolitik anemia dengan retikulosit,<br />

Leukopenia, Trombositopenia<br />

10. Kelainan imunologi : Anti-DNA, Anti-Sm<br />

(Positif semu test pada serologik untuk sifilis)<br />

10 ULIN <strong>News</strong> Edisi 57 Mei - Juni <strong>2017</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!