Ulin News 2017
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
UNTUK KITA<br />
CEGAH INFEKSI KUMAN RESISTENSI<br />
ANTIBIOTIKA DENGAN MELAKUKAN<br />
KEBERSIHAN TANGAN<br />
Oleh: H. AKHMAD ZARKASI,S.Kep,Ners,M.Kes<br />
IPCN RSUD ULIN BANJARMASIN<br />
Memperingati Global Hand Hygiene Day<br />
atau Hari Kebersihan Tangan Dunia setiap<br />
5 Mei, RSUD <strong>Ulin</strong> Banjarmasin<br />
mengkampanyekan budaya cuci tangan pada hari<br />
Jumat (05/05/<strong>2017</strong>) dengan tema dari WHO yaitu<br />
“Fight Antibiotik Resistance, Its in Your Hand“<br />
bertempat di halaman RSUD <strong>Ulin</strong> Banjarmasin.<br />
Kegiatan yang diikuti tak kurang dari 500 peserta<br />
meliputi karyawan dan mitra ini terdiri dari Sosialisasi<br />
tentang kebersihan tangan 6 langkah dan Five<br />
Moments dalam melawan resistensi Antibiotika,<br />
dilanjutkan gerakan cuci tangan bersih dan diakhiri<br />
foto Hands Up bersama untuk berkomitmen dalam<br />
membudayakan kebersihan tangan di area kerja<br />
masing-masing.<br />
Direktur RSUD <strong>Ulin</strong> dr. Hj. Suciati, M.Kes<br />
mengatakan, menjaga kebersihan tangan sangat<br />
penting untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri<br />
pada tubuh, sehingga mengurangi penggunaan obat<br />
antibiotik. Penggunaan antibiotik sebisa mungkin<br />
dihindari dan jika terpaksa diberikan harus dalam<br />
dosis yang tepat. Hal ini harus menjadi perhatian<br />
pasien maupun dokter, karena penggunaan antibiotik,<br />
secara tidak langsung membuat bakteri resisten<br />
(kebal) terhadap obat. “Memang bakteri yang<br />
sensitive akan mati oleh obat antibiotik, namun<br />
ada bakteri yang resisten (kebal) yang kemudian<br />
bermutasi dan menularkan sifat kekebalannya itu<br />
ke bakteri yang lain. Jika ini tidak dikontrol akan<br />
menjadi masalah kesehatan dunia di masa yang<br />
akan datang. Bakteri akan sulit dibunuh dengan<br />
antibiotik,” terang beliau.<br />
Pada tahun <strong>2017</strong> ini, Pekan Kesadaran Antibiotik<br />
Dunia akan diselenggarakan pada tanggal<br />
13-19 November <strong>2017</strong>. WHO mendorong semua<br />
negara anggota, mitra kesehatan dan siswa, juga<br />
masyarakat untuk bergabung dalam kampanye ini<br />
untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat<br />
akan resistensi antibiotik. Seperti kita ketahui,<br />
saat ini dibutuhkan antibiotik baru untuk 12<br />
keluarga bakteri, WHO bahkan merilis daftar resistensi<br />
antibiotik terhadap pathogen prioritas termasuk<br />
bakteri yang merupakan ancaman terbesar bagi<br />
kesehatan manusia.<br />
Daftar ini dimaksudkan untuk memandu<br />
dan mempromosikan penelitian dan pengembangan<br />
antibiotik baru dalam upaya mengatasi resistensi<br />
global terhadap obat antimikroba. Resistensi<br />
anti mikroba (AMR) adalah kemampuan mikroorganisme<br />
(seperti bakteri, virus, dan beberapa<br />
parasit) untuk menghentikan anti mikroba (seperti<br />
antibiotik, antiviral dan anti malaria) agar tidak<br />
bekerja melawannya. Akibatnya, perawatan standar<br />
menjadi tidak efektif, infeksi terus berlanjut<br />
dan menyebar ke orang lain.<br />
Tak seorang pun menginginkan mendapatkan<br />
infeksi saat menerima perawatan kesehatan,<br />
namun kenyataannya ratusan juta orang terinfeksi<br />
setiap tahun. WHO mengatakan bahwa 1 dari 10<br />
pasien mendapat infeksi saat menerima perawatan,<br />
dimana lebih dari 50% terjadi resisten antibiotic<br />
pada kasus infeksi luka operasi (ISS). (www.who.<br />
int/infection-prevention).<br />
Memahami hal tersebut WHO mendesak<br />
kita untuk focus memerangi resistensi antibiotik<br />
dalam konteks program pencegahan dan pengendalian<br />
infeksi (PPI) dan hand hygiene. Pencegahan<br />
dan pengendalian infeksi (PPI) adalah pendekatan<br />
praktis berbasis bukti yang mencegah pasien dan<br />
petugas kesehatan mendapatkan infeksi yang tidak<br />
diharapkan (Healthcare Asosiated Infections/<br />
HAIs) dan memastikan pasien mendapatkan perawatan<br />
kesehatan yang berkualitas meliputi; praktik<br />
rekomendasi kebersihan tangan dari WHO,<br />
memiliki lingkungan yang bersih dan higienis, pemantauan<br />
infeksi dan perencanaan tindakan untuk<br />
mengurangi angka kejadian infeksi, penggunaan<br />
jarum suntik yang aman dan penggunaan antibiotik<br />
hanya bila benar-benar dibutuhkan untuk mengurangi<br />
risiko resistensi anti mikroba.<br />
Tindakan utama yang paling sederhana dan<br />
paling penting dalam pengendalian dan pencega-<br />
14 ULIN <strong>News</strong> Edisi 57 Mei - Juni <strong>2017</strong>