07.08.2015 Views

VOLUME X | NO 95 / AGUSTUS 2015

Media Keuangan Agustus 2015

Media Keuangan Agustus 2015

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

RenunganIlustrasishoot-film.comPeluitTerakhirPeluit kereta api berbunyi nyaring,tanda perjalanan akan segeradimulai. Aku menggamit tangankedua orangtuaku, hendaknaik kereta. Orang-orangmenyebutnya kereta kehidupan. Meskitak mengerti maksudnya, aku tak ambilpusing. Bagiku ini adalah kali pertamadan sudah tentu sangat menyenangkan.Senyum lebar tak pernah lepas daribibirku. Ibu dan ayah duduk di kiri dankanan, mengapit aku yang tak bisa diambertanya ini itu. Mereka tentu akanselalu di sini, setia membersamaikuhingga perjalanan usai. Menjawab setiappertanyaan. Membantuku di setiapkesulitan.Orang-orang bergantian naik danturun. Beberapa dari mereka turutserta menjadi teman seperjalanan yangmenyenangkan. Membuat perjalanan inisemakin asik dan seru. Namun, beberapadari mereka sungguh menyebalkan. Takjarang meninggalkan air mata kesedihan.Meski lebih banyak yang memberikanair mata bahagia, keceriaan, danharapan. Perjalanan ini membuatkuingin berlama-lama bersama mereka.Tak terburu hendak sampai di tempattujuan.Namun, tak pernah terlintas dalampikiranku. Pada stasiun berikutnya,ibu dan ayah pamit untuk turun.Sungguh kupikir mereka akan terusmembersamaiku hingga perjalanan iniusai. Inilah saatnya, kata mereka, untukmengakhiri perjalanan. Mereka bilangini kereta kehidupanku, jadi aku yangakan menyelesaikannya sendiri. Segenapsesak dan air mata, kulepas mereka.Meninggalkan lubang besar di hati.Menganga.Kereta terus saja melanjutkanperjalanannya. Tak peduli padaku yangmenangis sesenggukan. Orang-orangjuga terus datang dan pergi. Beberapadari mereka mengobati rasa sakitselepas kepergian orangtuaku. Beberapayang lain hanya datang tanpa menyapa,bahkan aku tak tahu persis di sebelahmana mereka duduk dalam gerbongkereta. Sisanya datang hanya untukmemberi kesedihan, menambah sakitpada hati yang terluka.Ya, di kereta ini aku dikenalkan padaperjumpaan dan perpisahan. Bahkan kiniaku tahu, bagaimana rasanya jatuh cinta,apa itu air mata, serta bagaimana rupakecewa. Lihatlah, bahkan aku jauh lebihdewasa sekarang. Kau lihat siapa yangduduk di sebelahku? Ya, seorang spesialyang berjanji akan terus menemanikusepanjang perjalanan ini. Menjadialasan bagiku untuk terus melanjutkanperjalanan ini hingga usai.Satu hal yang aku lupa tanyakanpada ayah dan ibu dulu. Kapankah keretaini akan sampai pada tempat tujuannya?Lihatlah, kereta ini sudah semakinringkih sekarang. Bunyi peluitnya taklagi senyaring dulu. Barangkali tujuankereta ini sudah semakin dekat. Ah,bukan tak mungkin ayah dan ibu puntak tahu kereta ini akan berjalan hinggakapan. Yang kutahu pasti, kereta iniakan berhenti di suatu tempat, sebentarlagi. Mengakhiri perjalanan panjangdengan peluit terakhirnya.Dalam senyap aku berbisik: Duhaikereta kehidupan, tolong sampaikanjika stasiun pemberhentian terakhirsudah dekat. Aku harus bersiap-siap.Kau tahu kenapa? Ini rahasia ya. Kataibu dulu, di stasiun terakhir aku harusberpenampilan paling baik. MenjumpaiDia yang berkenan memberikan tiketkereta ini secara cuma-cuma.*terinspirasi dari pesan singkatseorang teman.Teks Farida Rosadi52MediaKeuangan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!