26.09.2015 Views

Sinar yang memecahkan kegelapan

Menuju Madinatul Munawwarah

Menuju Madinatul Munawwarah

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Golongan Nasionalis (Quraisy), Abu Lahab dan Abu Jahal mengajak kompromi<br />

dengan anjurannya: “Mari kita bersatu padu atas dasar ‘<strong>yang</strong> berbeda-beda’ ini hari kita<br />

sembah Tuhan kami dan besok bersama-sama akan kita sembah Allah kamu.” Tetapi Nabi<br />

Muhammad dengan tegas menjawab: “Silakan menurutkan agamamu, saya pun akan<br />

tetap menurut agamaku.” 1 Berdasarkan keterangan itu maka terlihatlah bahwa teori<br />

“Bhinneka Tunggal Ika” dari berbagai-bagai Tuhan, - dalam bentuk Ketuhanan Yang Maha<br />

Esa? - memang suatu teori Klasik, mulai dari zaman Mesir Purba, Babilonia dsb., dalam<br />

abad ke-7 M dikemukakan oleh Abu Lahab dan Abu Jahal dalam pertarungan ideologi di<br />

masa itu sebagai satu synthese untuk tujuan persatuan <strong>yang</strong> menjadi idamannya. Dan<br />

bahwa kegagalan jumlah <strong>yang</strong> akan dihadapi oleh teori tersebut adalah suatu hal <strong>yang</strong><br />

sudah logis.<br />

Di atas kegagalan itu kemudian mereka (Nasionalis Quraisy) mengambil taktik<br />

membungkamkan Muhammad dengan jalan suapan duit dan wanita ayu, dan dengan<br />

kontan pula oleh Muhammad dijawab: “Sekiranya matahari diletakkan dalam tangan<br />

kananku dan bulan dalam tangan kiriku demi Allah,” sabdanya, “aku tidak akan diam<br />

atau meninggalkannya (Islam), aku akan mati bersamanya atau aku mencapai<br />

kemenangan gilang-gemilang bersamanya.” 2 Itulah sikap Nabi Muhammad <strong>yang</strong><br />

bersemboyan “Tidak ada paksaan dalam Diin, sesungguhnya telah menjadi jelaslah<br />

bahwa ia adalah pedoman dari Allah.” 3 Tetapi jika lain-lain pihak bersikap agresif atau<br />

teroris maka “Diperkenankan mengangkat senjata sehingga lenyaplah hasutan dan<br />

fitnahan tetapi tidak boleh melampaui batas-batas <strong>yang</strong> telah ditentukan-Nya.” 4<br />

Nasionalis reaksioner dan berlaku teroris, Abu Lahab dan Abu Jahal, bersimpati<br />

kepada (Organisme) Persia dan mengagung-agungkan kemenengan Jenderal Shabaraz<br />

(dalam tahun 613 dan 614 M) <strong>yang</strong> telah berhasil menaklukkan kota Damaskus, ibu kota<br />

propinsi Syria, dan Yerusalem, ibu kota Palestina, “Saat <strong>yang</strong> sangat kritis dan berbahaya<br />

ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh kaum musyrikin Quraisy untuk mempertakut-takuti<br />

kaum muslimin. Mereka berkata bahwa nasib buruk <strong>yang</strong> sudah menimpa (Liberalisme)<br />

Romawi itu berartilah juga alamat jelek atas agama <strong>yang</strong> dibawa oleh Nabi Muhammad<br />

s.a.w.” 5 Dengan kontan Nabi Muhammad menjawab: “Memang pada tingkat pertama<br />

(Dunia Liberalisme) Romawi akan dijamah oleh (Organisme) Persia, tetapi pada tingkat<br />

kedua, dalam waktu <strong>yang</strong> tidak berapa lama, (Liberalisme) Romawilah <strong>yang</strong> akan<br />

menggondol kemenangan. Dan di saat itu pulalah kaum muslimin akan menggondol<br />

kemenangan atas kehancuran (Nasionalis) Quraisy <strong>yang</strong> reaksioner. Itulah kepastian Allah,<br />

dan Allah tidak pernah menyalahi janji-Nya.” 6 Di atas dasar itulah Nabi Muhammad<br />

meletakkan strategi dan taktiknya, <strong>yang</strong> tidak mengenal kompromi, <strong>yang</strong> bersifat<br />

revoluisoner -bukan dengan kekerasan senjata- tetapi revolusi pikiran dan tanggapan<br />

<strong>yang</strong>, untuk defensif, membela diri terhadap agresor dan teroris harus mengangkat<br />

senjata.<br />

Nabi Muhammad tidak mengenal kompromi, apalagi suap-suapan, karena sesuatu<br />

kebenaran <strong>yang</strong> absolut bukanlah hasil dari evolusi, tetapi “Perujudan <strong>yang</strong> benar adalah<br />

berdasar <strong>yang</strong> benar, dan <strong>yang</strong> batil itu akan hancur sendiri disebabkan ia tidak<br />

mempunyai dasar <strong>yang</strong> benar.” 7 Akhirnya golongan Nasionalis (Quraisy), karena sudah<br />

1<br />

QS. al-Kafirun.<br />

2<br />

Lihat karangan Dr. Husein Haikal, Hayatu Muhammad, hal. 144.<br />

3<br />

QS. al-Baqarah ayat 256.<br />

4<br />

QS. al-Hajj ayat 39-40.<br />

5<br />

Z.A. Achmad, Op. Cit., hal. 136.<br />

6<br />

QS. ar-Ruum ayat 1-3.<br />

7<br />

QS. al-Isra' ayat 81; QS. al-Baqarah ayat 144, 147; QS. Ali Imran ayat 60; QS. Hud ayat 17; QS. Yunus ayat 94.<br />

20

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!