Download Majalah - MPR RI /a
Download Majalah - MPR RI /a
Download Majalah - MPR RI /a
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MATA PENGAMAT<br />
Pojok <strong>MPR</strong><br />
Didik Mulyo Edi Sanyoto<br />
Sejak kecil, Didik Mulyo Edi Sanyoto sudah berkeinginan menjadi polisi. Karena itu, setelah<br />
cita-citanya tercapai, ia ingin mendedikasikan dirinya untuk bangsa dan negara, melalui<br />
korp seragam cokelat.<br />
Bangga Menjadi Bagian <strong>MPR</strong><br />
DALAM senyumnya terdapat ketegasan, laiknya anggota<br />
Korp Seragam Cokelat. Gerak tubuhnya biasa saja, tidak<br />
menampakkan tanda-tanda luar biasa. Atau mengesankan<br />
bahwa dirinya telah menjalani bermacam latihan dan tempaan<br />
fisik. Malah lebih terkesan gemulai, meski setiap saat dia bisa<br />
melumpuhkan orang-orang yang membahayakan tugas dan<br />
tanggungjawabnya sebagai bagian<br />
dari anggota Unit III Direktorat<br />
Pengamanan Obyek Vital Polda Metro<br />
Jaya.<br />
Dialah Brigadir Didik Mulyo Edi<br />
Sanyoto (30), bungsu dua<br />
bersaudara pasangan Hadi Sunaryo<br />
dan Taryem. Dan, juga anggota Polda<br />
Metro Jaya yang mendapat tugas<br />
pengamanan di gedung <strong>MPR</strong> <strong>RI</strong>.<br />
Tepatnya Gedung Nusantara III lantai<br />
9, tempat Pimpinan <strong>MPR</strong> sehari-hari<br />
berkantor. Untuk melaksanakan<br />
amanat tersebut, setiap hari pak<br />
Didik, begitu dia biasa di sapa, mesti<br />
berangkat dari rumahnya di kawasan<br />
Tangerang, Banten, ketika matahari<br />
belum muncul di ufuk timur, sekitar<br />
pukul 05.30 WIB. Dan baru bisa<br />
kembali ke rumah, setelah semua<br />
Pimpinan <strong>MPR</strong> meninggalkan ruang<br />
kerjanya masing-masing. Itupun<br />
dengan catatan tidak sedang piket.<br />
Sebagai anggota Polri, lajang<br />
kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 13<br />
Agustus 1981, ini tahu benar tugas<br />
dan tanggung jawab yang<br />
diembannya. Yaitu, menjadi garda<br />
depan penjaga keamanan. Lebih<br />
khusus lagi, bagi keamanan kalangan<br />
Didik Mulyo Edi Sanyoto<br />
Pimpinan <strong>MPR</strong> <strong>RI</strong>. Karena itu, kata<br />
Didik: “Kami selalu bekerjasama dan berkordinasi dengan anggota<br />
pengamanan <strong>MPR</strong>. Semata-mata agar tugas dan tanggung jawab<br />
yang kami emban bisa dilaksanakan sebaik mungkin”.<br />
Namun, harapan tersebut tidak selamanya berjalan lancar. Ada<br />
saja pihak-pihak tertentu yang kurang memahami prosedur dan<br />
petunjuk pelaksanaan pengamanan, yang menjadi tugasnya.<br />
Untuk menghadapi hal, menurut Didik, selama masih bisa ditolerir,<br />
seperti lupa atau tidak tahu, biasanya bisa dimaklumi. “Kecuali<br />
kalau menurut kewaspadaan kami, tindakannya bisa berbahaya,<br />
pasti ditindak tegas,” ujar Didik. Seperti anggota masyarakat<br />
yang memaksakan mau mengantar surat tertentu langsung<br />
kepada pimpinan. Atau memaksa bertemu dengan pimpinan <strong>MPR</strong>,<br />
tanpa mekanisme yang seharusnya.<br />
Namun, sejauh ini persoalan seperti itu mampu ditanggulangi<br />
dengan baik. Tanpa menimbulkan<br />
masalah atau gejolak yang tidak perlu.<br />
Rahasianya, menurut Didik, karena<br />
pihaknya tetap menghormati dan<br />
memberi perlakuan dengan baik.<br />
Karena itu, meski diharuskan siap<br />
menjalankan tugas di manapun, Didik<br />
terlanjur menyukai tugas-tugasnya di<br />
<strong>MPR</strong>. Karena dengan bertugas di <strong>MPR</strong>,<br />
Didik merasa bangga, bisa<br />
berkontribusi dalam pengamanan orang-orang<br />
penting. Yaitu pimpinan<br />
<strong>MPR</strong>.<br />
“Tidak semua polisi memperoleh<br />
kesempatan mendapat tugas<br />
melindungi dan mengamankan orangorang<br />
penting, seperti yang saya<br />
lakukan di sini. Itulah yang menjadi<br />
salah satu kebanggan saya bertugas<br />
di <strong>MPR</strong> <strong>RI</strong>”, kata Didik menambahkan.<br />
Menjadi polisi, adalah harapan Didik<br />
semenjak kecil. Keinginan itu muncul,<br />
karena ia merasa kagum terhadap<br />
penampilan anggota Polri. Cita-cita<br />
Didik itu semakin kuat setelah tahu<br />
akan tugas dan tanggung jawab yang<br />
ada di pundak Polisi. Karena itu,<br />
setamat SMT Penerbangan Surakarta,<br />
Didik langsung meneruskan<br />
HUMAS <strong>MPR</strong> <strong>RI</strong><br />
pendidikannya untuk meraih impian itu.<br />
Berkat doa dan dukungan kedua<br />
orangtuanya, angan-angan menjadi anggota Polri itu berhasil dia<br />
raih.<br />
Demi cintanya pada kesatuan, Didik berharap bisa senantiasa<br />
menjalankan setiap tugas dengan baik. Ia sering merasa khawatir,<br />
bila ada rekan sejawatnya yang tidak menaati peraturan. Apalagi<br />
saat melihat ada kelompok tertentu yang mencoba membenturkan<br />
Polri dengan masyarakat. ❏<br />
46 EDISI NO.01/TH.VI/JANUA<strong>RI</strong> 2012<br />
M. Budiono