05.06.2013 Views

10NEKiD

10NEKiD

10NEKiD

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

des Festivals. Ikut menonton Alexander Payne, sutra dara pe me nang Oscar<br />

penulis skenario terbaik untuk filmnya, The Descendants, yang hadir di<br />

Cannes tahun ini sebagai anggota Dewan Juri kom pe tisi utama.<br />

Cannes Classics merupakan seleksi resmi Cannes untuk memutar<br />

resto rasi karya-karya klasik dan monumental dari berbagai penjuru dunia.<br />

Tahun ini Lewat Djam Malam dan Kalpana (Uday Shankar, India, 1948)<br />

diputar atas pilihan World Cinema Foundation (WCF) yang diketuai oleh<br />

Martin Scorsese. Lembaga yang berpusat di Jenewa dan New York itu<br />

di bentuk untuk menyelamatkan film-film yang dianggap layak menjadi<br />

ba gian dari sejarah perfilman dunia. Keduanya bersanding dengan film-<br />

film monumental karya John Boorman, Andrei Konchalovsky, Roman<br />

Polanski, Claude Miller, Alfred Hitchcock, Keisuke Kinoshita, Roberto<br />

Rosselini, Steven Spielberg, Agnes Varda, Sergio Leone, dan lain-lain.<br />

Pemutaran Lewat Djam Malam dalam gelaran bersejarah memperingati<br />

tahun ke-65 penyelenggaraan festival film paling ber geng si<br />

itu di buka oleh Thierry Frémaux, (Direktur Festival Cannes), Alex Sihar<br />

(Direktur Yayasan Konfiden), Kent Jones (Diek tur Eksekutif WCF), dan<br />

Lee Chor Lin (Direktur NMS).<br />

Thierry Frémaux, Kent Jones, dan Lee Chor Lin sepakat bahwa karya<br />

ter baik Usmar Ismail ini merupakan salah satu warisan perfilman dunia<br />

yang sangat pantas diselamatkan dan merasa beruntung bisa terlibat dalam<br />

restorasinya. Sementara Alex Sihar menekankan perjuangan ke ras<br />

para penggiat film Indonesia dalam mengupayakan restorasi dan kon ser-<br />

vasi film-film Indonesia yang sebagian besar dalam keadaan rusak dan<br />

ter ancam kepunahan.<br />

Penayangan perdana ini diantar oleh Pierre Rissient, salah satu kriti-<br />

kus film Prancis terkemuka, yang pernah menonton di Jakarta pada 1977<br />

dan sangat terkesan meski tanpa teks terjemahan. Ia bersyukur bisa menyak<br />

sikan hasil restorasi film ini dan akhirnya bisa memahami selu ruh<br />

dialognya 35 tahun kemudian. Rissient menekankan pentingnya me mu-<br />

RESToRaSI LEWaT DjaM MaLaM<br />

23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!