02.07.2013 Views

PKn 2

PKn 2

PKn 2

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

e) Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang turut serta dalam<br />

pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada saat dilakukan<br />

perbuatan untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau<br />

mengawasinya.<br />

Dalam pelaksanaan pemilu ada sejumlah ketentuan yang berkaitan<br />

dengan masalah dana dan politik uang. Ketentuan ini terdapat dalam UU<br />

No.31 pasal 28 Tahun 2002. Dalam pasal tersebut terdapat lima tindak pidana<br />

yang berhubungan dengan dana parpol, yaitu tentang sumbangan<br />

perseorangan/perusahaan yang melebihi batas maksimal, sumbangan<br />

BUMN/BUMD, sumbangan dari pihak asing atau memaksa orang<br />

perusahaan untuk memberi sumbangan kepada partai politik.<br />

Politik uang berkaitan dengan pemilu anggota DPRD, DPD, dan DPR<br />

diatur dalam pasal 138 UU No.12 Tahun 2003. Dari tujuh tindak, secara khusus<br />

mengancam perbuatan yang memberi/menerima dana kampanye melebihi<br />

batas, (diatas 100 juta/perseorangan dan 750 juta/badan hukum swasta),<br />

menerima/memberi dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak yang<br />

dilarang) pihak asing, pemerintah, BUMN, BUMD, pihak tanpa identitas, dan<br />

sengaja memberi keterangan yang tidak benar dalam laporan dana kampanye<br />

pemilu. Para pelaku yang menerima sumbangan-sumbangan tersebut,<br />

sebagaimana pasal 78 ayat (2) dan 80 ayat (1) dapat dijatuhi sanksi pidana 4<br />

hingga 24 bulan dan atau denda 200 juta hingga 1 milyar rupiah.<br />

Ancaman pidana 3 hingga 18 bulan dan atau denda 600 ribu rupiah<br />

hingga 6 juta rupiah bagi mereka yang menjanjikan imbalan untuk<br />

memperoleh dukungan bagi pencalonan anggota DPD (pasal 137 atau 6).<br />

Kemudian ancaman pidana 2 hingga 12 bulan dan atau denda 1 juta hingga<br />

10 juta bagi mereka yang sengaja memberi/menjanjikan uang atau materi<br />

lainnya kepada seseorang yang agar tidak memilih peserta pemilu tertentu,<br />

atau menggunakan hak pilih dengan cara tertentu (pasal 139 ayat 2).<br />

Untuk mendukung hukum dan lembaga anti korupsi penting artinya<br />

partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan negara. Hal ini tampak dalam<br />

perilaku sebagai berikut:<br />

1) Masyarakat berhak menyampaikan saran secara bertanggung jawab atas<br />

kebijakan penyelenggara negara maupun kebijakan publik.<br />

2) Mereka berhak mencari, memperoleh, dan memberikan informai tentang<br />

penyelenggara negara.<br />

3) Berhak memperoleh pelayanan yang adil dari penyelenggara negara<br />

(sebagai public servant).<br />

122 Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP dan MTs

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!