02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Gejala formalisme, yang kini membelenggu kita adalah sikap yang<br />

lebih percaya pada stempel dan tanda tangan daripada kepada<br />

manusianya, sikap lebih menyukai laporan baik dan beres daripada<br />

kerapian pikirannya. Memang, kita lebih menyukai korup hati daripada<br />

korup penampilan, lebih suka dianggap pakar dengan pura-pura pandai.<br />

Formalisme semacam itu mudah diperoleh di Indonesia asal dapat<br />

membelinya. Orang mudah meluluskan pendidikan, mudah<br />

memperoleh ijazah, mudah memperoleh surat-surat berstempel. ...<br />

Makin banyak surat formal beredar, makin banyak kepalsuan,<br />

semakin sulit mencari kebenaran dan menemukan kesejatian. Hutan<br />

rimba formalisme ini makin mempersulit orang untuk menemukan<br />

kenyataan, dan dengan demikian makin mempersulit orang untuk<br />

menemukan persoalan dan pemecahannya.<br />

Mereka yang hanya percaya kepada kulit luar ibarat punya mata<br />

tidak melihat, punya telinga tidak mendengar. Mereka berjalan dalam<br />

kegelapan kenyataan. Rambu-rambu birokrasi dan formalisme itu<br />

tentu saja selanjutnya memudahkan munculnya niat-niat jahat.<br />

Perpaduan ruwetnya formalisme dengan hati korup sungguhsungguh<br />

suatu malapetaka: Harimau dalam hati bersembunyi di<br />

balik ruwetnya rimba belantara birokrasi dan formalisme.<br />

Kita harus kembali pada menghargai kenyataan, kebenaran,<br />

kesejatian. Hidup ini harus sejati, harus otentik. Kesejatian tidak dapat<br />

disembunyikan di balik formalisme. Kita harus berani mendengar<br />

karena kita punya telinga.<br />

Dikutip dari: Kiat Menulis Esai Ulasan<br />

karya A. Widyamartaya dan V. Sudiati, hal. 67-70.<br />

Memerhatikan contoh karangan di atas, kita dapat melihat<br />

perbedaannya dengan resensi. Resensi memberikan pertimbangan dan<br />

penilaian terhadap kualitas buku atau karya, sedangkan esai memberikan<br />

ulasan terhadap suatu masalah berdasarkan pandangan penulisnya. Jakob<br />

Sumardjo begitu tajam dan mendalam memberikan ulasan terhadap suatu<br />

kondisi yang disebut formalisme. Suatu kondisi yang benar-benar terjadi.<br />

Esai di atas memberikan gambaran yang jelas terhadap sikap dan langkah<br />

kita yang harus segera direnungi dan diperbaiki.<br />

Pendidikan Berlanjutan 125

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!