Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Walaupun akhirnya aku dijanjikan pergi tahun ini. Tapi kali ini<br />
aku hanya pergi sendiri, aku anggap itu suratan takdir, bagaimana<br />
aku akan melawan kehendak-Nya. Seperti layaknya orang mau naik<br />
haji aku ditatar dengan istilah masa kini yang sangat pas: aku harus<br />
menjalani manasik haji, yang akan diadakan di hotel bintang lima<br />
dan di musola yang ada di dekat hotel itu. Hotel itu dibangun dengan<br />
selera tinggi. Semua sudut bernada jawa. Mungkin arsiteknya seorang<br />
jawa atau mungkin selera pemiliknya juga nama-nama di situ semua<br />
bernada jawa, diambil dari nama-nama daerah di Jawa Tengah.<br />
Walaupun tempat itu di daerah pinggiran yang tak termasuk<br />
bilangan hebat, nama itu lestari di hotel itu dengan segala interiornya<br />
yang bertingkat masa kini. Lantai marmer sudah menjadi keharusan<br />
di tiap kamar mandinya. Juga banyaknva kamar lebih dari tiga<br />
perempat juta. Satu jumlah yang tidak bisa disepelekan cara<br />
pengelolaannya. Kalau hotel itu membuka diri untuk<br />
menyelenggarakan pemberangkatan jemaah haji, itu satu<br />
pembersihan diri dari kebiasaan tugasnya yang biasanya hanya<br />
untuk penginapan orang yang mencari tempat tidur karena<br />
kemalaman, dan juga sebagai tempat maksiat yang tidak bisa<br />
ditutupi keberadaannya karena orang mau berselingkuh, tempat<br />
yang paling pas adalah hotel, susah dilacak istri karena banyaknya<br />
kamar. Kecuali kalau memang nasib mau sial juga bisa saja muka<br />
istri ada di depan pintu. Tapi itu jarang terjadi, sejuta satu.<br />
Minggu demi minggu aku datang ke mushola untuk<br />
mendengarkan dengan tekun. Aku mendengarkan tuntutan para<br />
pembimbing itu yang semua ada tujuh orang, dan seorang dokter<br />
serta selusin petugas. Yang setelah sampai di tanah suci baru aku<br />
tahu betapa pentingnya mereka. Semua itu tanpa mereka, kami tidak<br />
akan bisa melakukan ibadah haji dengan sempurna, malah mendekati<br />
manja karena baiknya para petugas melakukan tugas mereka.<br />
Pada manasik itu para pembimbing menunjukkan apa yang<br />
tidak boleh dilakukan, walau mengatakan dengan nada halus dan<br />
mendekati memelas. Tapi dasarnya memaksa kami para jemaah<br />
jangan sampai tidak mendengarkan pesannya.<br />
Untuk yang pernah umrah, pesan itu sudah menjadi tuntutan<br />
yang semestinya. Kalau kami yang belum pernah ke sana, sedikit<br />
bengong dan banyak tertawanya karena penyampaiannya memang<br />
diselingi lelucon yang menggelikan ibu-ibu, ke sana kita mau ibadah<br />
Komunikasi di Era Globalisasi 69