30.07.2014 Views

Klik Disini - KM Ristek

Klik Disini - KM Ristek

Klik Disini - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

RINGKASAN <br />

Wilayah Indonesia yang berada di sekitar daerah equator merupakan daerah<br />

pertemuan sirkulasi Hadley, Walker, dan lokal. Kondisi ini ditengarai memiliki potensi<br />

angin yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbarukan. Kebutuhan<br />

energi listrik nasional selama kunm waktu 2005-2025 diproyeksikan meningkat<br />

sebesar 8,3% per tahun, Meningkatnya konsumsi listrik nasional ini tidak sebanding<br />

dengan ketersediaan energi yang ada. Kebutuhan listrik di daerah terpeneil wilayah<br />

Indonesia timur saat ini menggunakan pembangkit listrik energi fosil yang distribusi<br />

bahan bakarnya terkendala oleh transportasi dan keadaan euaea. Untuk mengatasi hal<br />

ini perlu diupayakan diversifikasi pembangkit listrik dengan sumber energi alternatif<br />

ramah lingkungan, salah satunya yaitu dengan pemanfaatan energi angin. Untuk<br />

merealisasikan gagasan tersebut perlu diadakan kajian tentang potensi energi angin ini<br />

di wilayah tersebut yang lebih mendalam. Indonesia kawasan timur khususnya di<br />

Ambon dan Maluku merupakan satu-satunya propinsi yang memiliki jumlah pulau<br />

sekitar 550 pulau. Kondisi yang demikian ini merupakan suatu tantangan tersendiri<br />

dalam pengelolaan energi listrik di wilayah tersebut. Selama ini pasokan energi listrik<br />

berasal dari PL TO yang menggunakan bahan bakar solar dan dikelola oleh 47 cabang<br />

PLN, keadaan ini baru meneukupi 60% kebutuhan masyarakat yang jumlah penduduk<br />

seluruhnya sektar 2 juta jiwa (BPS, 2010). Untuk distrbusi bahan bakar, terkadang<br />

terhambat adanya euaea ekstrim. Oleh karena itu diperlukan sumber energi alternatif<br />

salah satunya adalah pemanfaatan energi angin.<br />

Untuk mengetahui potensi energi yang ada di masing-masing daerah maka<br />

per/u kajian seeara spesifik. Metode yang digunakan adalah menghitung potensi energi<br />

angin, arah angin, frekuensi angin yang mempunyai kecepatan lebih dari 2.5 mls.<br />

Daerah yang berpotensi besar untuk pemanfaatan angin sebagai sumber energi listrik,<br />

dilakukan penghitungan lebih rinei.<br />

Hasil kajian dari 13 stasiun, didapatkan 4 daerah yang mempunyai potensi<br />

untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Keempat daerah tersebut adalah<br />

Tual, Saumlaki, Bandaneira dan Naha. Daerah tersebut memiliki rata-rata keeepatan<br />

harian sebesar antara 2,6- 3, 1 mis, hal ini sudah memenuhi syarat keeepatan minimal<br />

yang dibutuhkan yaitu sebesar 2,5 mls. Potensi energi yang dihasilkan berkisar antara<br />

3448-11861 wattdaylyear, sedangkan frekuensi hari yang memiliki keeepatan angin<br />

lebih dari 2,5 mls berkisar antara 52-81% atau dalam setahun berkisar antara 193-297<br />

hari. Analisa bulanan menunjukkan bahwa Tual memiliki potensi energi antara 373­<br />

1083 wattdaylmonth, Saumlaki antara 185-679 wattdaylmonth, Bandaneira antara 145­<br />

929 wattdaylmonth dan Naha antara 154-411 wattdaylmonth. Keeepatan rata-rata<br />

bulanan di Tual antara 2,8-5,3 mis, Saumlaki antara 2,0-4,0 mis, Bandaneira antara<br />

1,98-3,03 mls dan Naha antara 2,2-2,9 mls. Frekuensi jumlah hari yang memiliki<br />

keeepatan angin diatas 2,5 mls adalah antara 19-31 harilbulan di Tual, 9-31 harilbulan<br />

di Saumlaki, 9-20 harilbulan di Bandaneira dan di Naha mempunyai 11-22 harilbularr.<br />

Arah angin di daerah Tual, Saumlaki dan Bandaneira di dominasi oleh angin Tenggara<br />

dan Timur, sedangkan di daerah Naha arah angin yang dominan adalah Barat Daya,<br />

hal ini terjadi karena daerah tersebut berada dekat equator dan berada pada daerah<br />

belokan angin (wind shear). Arah angin yang dominan di keempat daerah tersebut<br />

. eenderung konsisten sepanjang tahun. Pada musim angin muson, umumnya di<br />

keempat daerah tersebut memiliki keeepatan angin yang lebih tinggi dibanding dengan<br />

saat musim peralihan, dan frekuensi hari dengan keeepatan angin lebih dari 2,5 mls<br />

juga lebih tinggi pada musim angin muson. Dengan memperhatikan aspek-aspek<br />

diatas, serta memperhitungkan kontinyuitasnya, maka daerah Tual memiliki potensi<br />

yang lebih tinggi dibanding dengan Saumlaki, Naha dan Bandaneira.<br />

II

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!