13.01.2015 Views

Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana

Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana

Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Latihan<br />

Untuk memahami hasil belajar Anda, coba kerjakan pelatihan berikut ini!<br />

Kerjakan di buku tugas dan tukarkan hasil pekerjaan Anda dengan teman semeja!<br />

Bacalah teks di bawah ini!<br />

Peternak Sapi Perah Kesulitan<br />

Mendapatkan Pakan Ternak<br />

Akibat mahalnya harga kedelai, peternak sapi perah kesulitan mendapatkan<br />

ampas tahu yang menjadi salah satu pakan utama sapi perah.<br />

Jumlah ampas tahu yang dihasilkan perajin tahu berkurang drastis karena<br />

mereka mengurangi jumlah produksinya.<br />

"Kalau sapi potong, tidak makan ampas tahu masih bisa diganti rumput<br />

atau jerami. Untuk sapi perah, tidak bisa," kata Parjo (40), peternak<br />

sapi perah di Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Senin (21/1).<br />

Sejak harga kedelai terus naik setengah bulan terakhir, harga ampas<br />

tahu pun mahal. Parjo mengungkapkan harga ampas tahu per ember kini<br />

Rp12.000,00, padahal dahulu per ember hanya Rp9.000,00. Setiap hari<br />

ia harus membeli tiga ember ampas tahu untuk memberi makan keempat<br />

sapinya, dua di antaranya diperah.<br />

Parjo mengatakan, harga susu yang semula Rp3.000,00 per liter, kini<br />

Rp4.000,00. "Harga katul yang dijadikan komboran bersama ampas tahu<br />

juga naik, mencarinya juga susah. Jadi, saya pakai pengganti katul yang<br />

harganya Rp1.800,00 per kilogram," jelasnya.<br />

Ngatini dan Paidi perajin tahu di kampung Tempel, Banyuanyar Banjarsari,<br />

Solo, mengakui mereka mengurangi jatah ampas tahu kepada<br />

pelanggan mereka yang kebanyakan peternak sapi perah dan sapi potongan.<br />

Biasanya dalam sehari ia bisa memperoleh 40–46 ember ampas<br />

tahu, sejak kenaikan harga kedelai yang berbuntut penurunan produksi,<br />

hanya diperoleh paling banyak 36 ember ampas tahu.<br />

"Supaya semua pelanggan tetap kebagian, terpaksa dikurangi ampasnya,<br />

tidak sesuai permintaan mereka. Misalnya yang biasanya dapat<br />

lima ember, sekarang hanya dua atau tiga ember," kata Paidi. Meskipun<br />

harga kedelai naik, mereka belum menaikkan harga ampas tahu.<br />

Dikutip dari Kompas, 22 Januari 2008<br />

dengan penyuntingan seperlunya<br />

Perekonomian 45

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!