30.01.2015 Views

Skripsi Alpina Ilham Watermark

Skripsi Alpina Ilham Watermark

Skripsi Alpina Ilham Watermark

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ANALISIS KEGIATAN MGMP DALAM<br />

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU<br />

KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI WILAYAH<br />

JAKARTA TIMUR<br />

<strong>Skripsi</strong><br />

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi<br />

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan<br />

Oleh<br />

<strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong><br />

1110018200008<br />

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN<br />

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN<br />

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)<br />

SYARIF HIDAYATULLAH<br />

JAKARTA<br />

2014


SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH<br />

Yang bertanda tangan di bawah ini:<br />

Nama : <strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong><br />

NIM : 1110018200008<br />

Program Studi : Manajemen Pendidikan<br />

Alamat : Jalan Raya Ciracas Gg. Iklas Rt 003/ Rw 006<br />

Kel. Ciracas Kec. Ciracas 13740, Jakarta Timur<br />

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA<br />

Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan<br />

Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah<br />

Jakarta Timur adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:<br />

Nama Pembimbing I : Mu’arif SAM.,M.Pd<br />

NIP : 19560717 199403 1 005<br />

Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan<br />

Nama Pembimbing II : Dr. Salman Tumanggor,M.Pd<br />

NIP : 19570710 197903 1 002<br />

Program Studi : Manajemen Pendidikan<br />

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap<br />

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya<br />

sendiri.<br />

Jakarta, 20 September 2014<br />

Yang Menyatakan<br />

<strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong>


ABSTRAK<br />

<strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong>, NIM : (1110018200008), Analisis Kegiatan MGMP dalam<br />

Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur, <strong>Skripsi</strong> Program Strata Satu (S-1), Program Studi<br />

Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas<br />

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.<br />

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan manajement,<br />

kegiatan, dan strategi MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kewirausahaan<br />

dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan pada SMK<br />

Negeri Wilayah Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini<br />

adalah pendekatan kualitatif untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai<br />

kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Teknik<br />

pengumpulan data yang digunakan, meliputi wawancara, studi dokumentasi, dan<br />

observasi.dengan interviewe, yaitu 3 pengurus MGMP Kewirausahaan (Ketua,<br />

Bidang pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan Masyarakat), serta 4 anggota<br />

MGMP Kewirausahaan (guru Kewirausahaan SMK Negeri 24, 51, dan 58).<br />

Hasil penelitian menunjukkan bahwa MGMP Kewirausahaan masih belum<br />

optimal dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan. Hal<br />

ini karena, kegiatan yang dilakukan masih sebatas kegiatan rutin pada program<br />

inti, bahkan itupun belum semuanya dilaksanakan. Selain itu, MGMP<br />

Kewirausahaan terdapat beberapa masalah yang dihadapi, meliputi kurangnya<br />

koordinasi Ketua MGMP dengan pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan,<br />

ada beberapa guru yang masih sulit untuk menghadiri dan mengikuti kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan, dan dana yang dimiliki oleh MGMP Kewirausahaan<br />

tidak mencukupi dalam melaksanakan kegiatan.<br />

Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar MGMP Kewirausahaan dapat<br />

berjalan optimal dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru<br />

Kewirausahaan. Pertama, perlu dilaksanakan pemilihan ulang untuk Ketua<br />

MGMP yang baru. Kedua, pengurus MGMP sebaiknya memberikan pemahaman<br />

bagi guru untuk wajib mengikuti kegiatan MGMP. Ketiga, Kepala Sekolah<br />

sebaiknya mengatur ulang jadwal mengajar dengan kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan sehingga guru Kewirausahaan dapat mengikuti kegiatan MGMP<br />

tanpa harus meninggalkan jam mengajar. Keempat, kegiatan MGMP harus lebih<br />

bervariasi lagi tidak hanya melaksanakan kegiatan inti saja, serta melakukan<br />

kerjasama dengan lembaga atau instansi lain.<br />

Kata Kunci<br />

: Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan, MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

i


ABSTRAK<br />

<strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong>, NIM : (1110018200008), Analisis Kegiatan MGMP dalam<br />

Pengembangan Kompeteni Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur, <strong>Skripsi</strong> Program Strata Satu (S-1), Program Studi<br />

Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas<br />

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.<br />

This research as aims to know and describe the management, activity, and<br />

strategy of MGMP (deliberation of subject teachers) in fostering pedagogic<br />

competence of entrepreneurship teacher in Vocational High School East Jakarta<br />

district. The methods used in this study is a qualitative approach to describe about<br />

activities conducted in MGMP Entrepreneurship in East Jakarta. Data collection<br />

techniques that are used, include interviews, study documentation and<br />

observations who interviewes are 3 administrators of MGMP Entrepreneurship<br />

(Chairman, field of education and Training and the field of public relations),and<br />

also four members of the MGMP Entrepreneurship (Entrepreneurial teachers in<br />

24, 51 and 58 Vocational High School).<br />

The results of this research showed that the MGMP Entrepreneurship is still<br />

not optimal in fostering pedagogic competence of Entrepreneurial teacher. This is<br />

because, the activities performed are still limited to regular activity on the core<br />

program, even then not all of them are implemented. In addition, there are several<br />

Entrepreneurial MGMP problems that encountered. Those are lack of<br />

coordination between the Chairman of MGMP with the Board and members of the<br />

MGMP entrepreneurship, there are a few teachers who are still difficult to attend<br />

and follow the MGMP activities in entrepreneurship, and the funds which are<br />

owned by the MGMP Entrepreneurship insufficient in carrying out activities.<br />

These are recommendations that can be given so that the MGMP<br />

entrepreneurship can run optimally in developing the competence of pedagogic<br />

teacher of entrepreneurship. First, it needs to re-election the new Chairman of<br />

MGMP. Second, the board should give the MGMP understanding mandatory for<br />

the teachers to follow the MGMP activities. Third, the principal should rearrange<br />

the teaching schedule with the MGMP’s activities in order to teacher could follow<br />

that activities without having to leave teaching hours. Fourth, MGMP activities<br />

should be more varied, not only carry out the core activities, but also establish<br />

cooperation to the order institutions.<br />

Key words: Pedagogic Competence Of Entrepreneurship Teacher,<br />

Entrepreneurial MGMP<br />

ii


KATA PENGANTAR<br />

Bismillahirrahmanirrahim<br />

Assalamu’alaikum wr.wb.<br />

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya, penulis dapat<br />

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kegiatan MGMP dalam<br />

Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah<br />

Jakarta Timur”. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan<br />

terima kasih dan penghargaan kepada:<br />

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan<br />

Keguruan, beserta staf.<br />

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan.<br />

3. Drs. H. Mu’arif SAM., M.Pd., dan Dr.H. Salman Tumanggor, M.Pd.,<br />

Dosen Pembimbing yang telah sabar meluangkan waktunya untuk<br />

membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam<br />

menyelesaikan skripsi ini.<br />

4. Drs. H. Fathi Ismail, MM., Dosen Penasehat Akademik yang telah<br />

memberikan arahan dan nasehat penulis dalam pelaksanaan akademik<br />

selama penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi ini.<br />

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif<br />

Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis dalam<br />

menyelesaikan skripsi ini.<br />

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan<br />

Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah<br />

memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada<br />

penulis untuk meminjam buku yang diperlukan dalam menyelesaikan<br />

skripsi ini.<br />

iii


7. Kepala Sekolah SMK Negeri 51. 24, 58, dan 52 yang telah memberikan<br />

izin bagi penulis dalam melakukan penelitian dan wawancara kepada guru<br />

Kewirausahaan (pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

Jakarta Timur).<br />

8. Drs. H. Adju Sasmita, MM, Ketua MGMP Kewirausahaan 2012/2015 yang<br />

telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai<br />

MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur.<br />

9. Drs. MPA. Saputra, Ketua MGMP Kewirausahaan 2008/2012 yang telah<br />

membantu penulis dalam memberikan data dan informasi terkait MGMP<br />

Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

10. Rina Kartika, S.Pd., Siswanto,S.E., Pengurus MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur yang telah membantu memberikan data dan<br />

informasi bagi penulis.<br />

11. Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih, Hj. Eny Elastri, S.Pd., Sri Rahayu<br />

S.E., Drs. Bukhari, Guru Kewirausahaan dan anggota MGMP<br />

Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang telah memberikan data dan<br />

informasi bagi penulis.<br />

12. Ayahanda (Alm) Amsori dan Ibunda Sulimah yang telah memberikan cinta,<br />

kasih sayang, dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah dan<br />

skripsi.<br />

13. Kakak dan saudara yang telah memberikan semangat, motivasi, kepedulian,<br />

dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi.<br />

14. Teman-Teman MP A dan B yang telah memberikan pengalaman, kasih<br />

sayang, kepedulian, motivasi, dan doa bagi penulis selama masa<br />

perkuliahan dan penyelesaian skripsi.<br />

15. Teman-teman HMJ Manajemen Pendidikan 2012 dan 2013 yang telah<br />

memberikan informasi, pengalaman, pelajaran, dan semangat bagi penulis<br />

untuk saling belajar dan bekerja dalam membantu sesama.<br />

iv


16. Sahabat terbaik dan selalu menemani (Aditya Rini Kusuma Wardhani,<br />

Ainur Rochmah, Dwi Setyaningsih, Evita Mawiriyanti, Febrian Wulandari,<br />

Julian Eka Riyanti, Mardhiyah, Sri Purwanti, Tri Wahyuni, Wulan Sari)<br />

yang telah memberikan semangat, motivasi, kasih sayang, kepedulian,<br />

pengalaman berharga, dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah<br />

dan skripsi.<br />

17. Teman-teman mentoring LQ Az-Zahra yang telah memberikan semangat,<br />

motivasi, kasih sayang, kepedulian, dan doa bagi penulis dalam<br />

menyelesaikan kuliah dan skripsi.<br />

18. Teman-teman LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Komda FITK UIN Syarif<br />

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan bagi penulis<br />

untuk saling belajar, berbagi pengalaman, kasih sayang, kepedulian, dan<br />

motivasi selama penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi.<br />

19. Teman-teman Postar (Pojok Seni Tarbiyah) Elemen Degung Sunda yang<br />

telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengenal dan belajar alat<br />

musik khas sunda, berbagi pengalaman, dan motivasi selama masa<br />

perkuliahan dan pembuatan skripsi.<br />

20. Akademik dan guru GO (Ganesha Operation) yang telah memberikan<br />

penulis kesempatan untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan<br />

kepedulian selama penulis bekerja dan menyelesaikan skripsi.<br />

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan<br />

skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran bagi para pembaca<br />

dengan senang hati<br />

Wassalamu’alaikum wr.wb.<br />

Jakarta, September 2014<br />

Penulis<br />

v


DAFTAR ISI<br />

ABSTRAK ...................................................................................................... i<br />

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii<br />

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi<br />

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x<br />

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi<br />

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii<br />

BAB I PENDAHULUAN<br />

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1<br />

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6<br />

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7<br />

D. Perumusan Masalah .................................................................... 8<br />

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8<br />

F. Kegunaan Penelitian ................................................................... 8<br />

BAB II KAJIAN TEORI<br />

A. Kompetensi Pedagogik Guru ...................................................... 10<br />

1. Definisi Kompetensi Pedagogik ............................................ 11<br />

2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik................................ 16<br />

a. Memahami Wawasan dan Landasan Kependidikan ......... 16<br />

b. Memahami tentang Peserta Didik .................................... 19<br />

c. Mengembangkan Kurikulum/ Silabus .............................. 23<br />

d. Merancang Pembelajaran ................................................. 27<br />

e. Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan<br />

dialogis ............................................................................. 30<br />

f. Mengevaluasi Hasil Belajar .............................................. 32<br />

g. Mengembangkan Peserta Didik untuk<br />

Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang<br />

Dimilikinya ...................................................................... 35<br />

B. Pengembangan Guru ................................................................... 37<br />

1. Definisi Pengembangan Kompetensi Guru ........................... 37<br />

vi


2. Strategi Pengembangan Kompetensi Guru ........................... 40<br />

3. Tanggung Jawab Pengembangan Kompetensi Guru............. 42<br />

4. MGMP sebagai Wadah Pengembangan Kompetensi Guru .. 47<br />

BAB III METODOLOGI PENELITIAN<br />

A. Waktu dan Penelitian ................................................................ 52<br />

B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 54<br />

C. Subjek Data Penelitian ................................................................ 54<br />

D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ................................ 55<br />

E. Teknik Analisa Data ................................................................... 60<br />

F. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 61<br />

BAB IV HASIL PENELITIAN<br />

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 63<br />

1. Latar Belakang Terbentuknya MGMP Kewirausahaan ........ 63<br />

2. Data Pendidik Kewirausahaan di SMK Negeri Jakarta<br />

Timur .................................................................................... 64<br />

B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data ................................... 66<br />

1. Manajemen MGMP Kewirausahaan ..................................... 66<br />

a. Proses Pembentukan Pengurus dan Anggota MGMP<br />

Kewirausahaan ................................................................. 66<br />

b. Pelaksanaan Pertemuan Khusus Bagi Pengurus<br />

MGMP Kewirausahaan .................................................... 70<br />

c. Tujuan Diadakannya Pertemuan Khusus Bagi<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan .................................... .73<br />

d. Pihak yang Bertanggung jawab dalam Pertemuan<br />

Khusus Bagi Pengurus MGMP Kewirausahaan .............. 74<br />

2. Pengembangan Diri Guru Kewirausahaan Melalui<br />

Kegiatan MGMP Kewirausahaan ......................................... 76<br />

a. Pihak yang Bertanggung jawab dalam Mengembangkan<br />

Kompetensi Guru pada Kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan .................................................................. 76<br />

b. Program dan Kegiatan Pengembangan Kompetensi<br />

vii


Pedagogik Guru dalam MGMP Kewirausahaan .............. 79<br />

c. Program dan Kegiatan Bagi Pengembangan Kompetensi<br />

Pedagogik Guru MGMP Kewirausahaan yang Paling Sering<br />

Dilakukan.......................................................................... 82<br />

d. Kendala yang Dihadapi MGMP dalam Mengembangkan<br />

Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan .................. 90<br />

e. Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru<br />

yang Berhubungan dengan Peningkatan Kemampuan<br />

Guru dalam Berwirausaha ................................................ 94<br />

f. Manfaat yang didapat Guru dari Mengikuti Kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan .................................................... 98<br />

3. Kegiatan dan Strategi yang dilakukan MGMP<br />

Kewirausahaan Bagi Guru dalam Mengembangkan<br />

Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan ...................... 99<br />

a. Mengembangkan Wawasan/ Landasan Kependidikan<br />

Guru Kewirausahaan ........................................................ 99<br />

b. Mengembangkan Pemahaman Mengenai Peserta Didik<br />

bagi Guru Kewirausahaan ................................................ 100<br />

c. Mengembangkan Kemampuan untuk Mengembangkan<br />

Kurikulum/ Silabus bagi Guru Kewirausahaan................ 102<br />

d. Mengembangkan Kemampuan Merancang Pembelajaran<br />

bagi Guru Kewirausahaan ................................................ 103<br />

e. Mengembangkan Kemampuan Melaksanakan<br />

Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis ..................... 104<br />

f. Mengembangkan Kemampuan Melakukan Evaluasi<br />

Hasil Belajar bagi Guru Kewirausahaan .......................... 105<br />

g. Mengembangkan Kemampuan Mengembangkan<br />

Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai<br />

Potensi yang Dimiliki bagi Guru Kewirausahaan ............. 105<br />

viii


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN<br />

A. Kesimpulan ................................................................................. 107<br />

B. Saran ........................................................................................... 108<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

LAMPIRAN<br />

ix


DAFTAR TABEL<br />

Tabel 3.1<br />

Tabel 3.2<br />

Tabel 3. 3<br />

Tabel 3.4<br />

Tabel 3.5<br />

Tabel 4.1<br />

Tabel 4.2<br />

: Agenda Kegiatan Penelitian<br />

: Pedoman Wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK<br />

Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

: Pedoman Wawancara Guru MGMP Kewirausahaan SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

: Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta<br />

Timur<br />

: Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

: Data Guru Kewirausahaan SMK Negeri Jakarta Timur<br />

: Program Kerja dan Kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur<br />

Tahun 2012<br />

x


DAFTAR LAMPIRAN<br />

Lampiran 1 : Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur<br />

Lampiran 2 : Data Guru Kewirausahaan SMK Wilayah Jakarta Timur<br />

Lampiran 3 : Data Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

tahun 2009, 2010,dan 2012<br />

Lampiran 4 : Data Kehadiran Guru pada Kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah JakartaTimur tahun 2009 dan 2010<br />

Lampiran 5 : Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK<br />

Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Lampiran 6 : Daftar Referensi<br />

Lampiran 7 : Pertanyaan wawancara Pengurus MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

Lampiran 8 : Pertanyaan wawancara Anggota MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

Lampiran 9 : Hasil Wawancara Drs. MPA. Saputra (Pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)<br />

Lampiran 10 : Hasil Wawancara Rina Kartika,S.Pd. (Pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)<br />

Lampiran 11 : Hasil Wawancara Siswanto, S.E. (Pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)<br />

Lampiran 12 : Hasil Wawancara Drs. Bukhari (Anggota MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)<br />

Lampiran 13 : Hasil Wawancara Hj. Eny Elastri,S.Pd. (Anggota MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)<br />

Lampiran 14 : Hasil Wawancara Sri Rahayu, S.E. (Anggota MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)<br />

Lampiran 15 : Hasil Wawancara Dra. Siti Nurdjanah Kusumaning (Anggota<br />

xi


MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur)<br />

Lampiran 16 : Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

Lampiran 17 : Surat Permohonan Bimbingan <strong>Skripsi</strong><br />

Lampiran 18 : Surat Izin Penelitian<br />

Lampiran 19 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian<br />

Lampiran 20 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan<br />

Drs. MPA. Saputra<br />

Lampiran 21 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan<br />

Rina Kartika,S.Pd.<br />

Lampiran 22 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan<br />

Siswanto, S.E.<br />

Lampiran 23 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan<br />

Drs. Bukhari<br />

Lampiran 24 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan<br />

Hj. Eny Elastri,S.Pd.<br />

Lampiran 25 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan<br />

Sri Rahayu, S.E.<br />

Lampiran 26 : Dokumentasi/ foto pada saat melakukan wawancara dengan<br />

Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih<br />

Lampiran 27 : Biodata Penulis<br />

xii


DAFTAR SINGKATAN<br />

1. Dikmenti : Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi<br />

2. Ditjen : Direktorat Jenderal<br />

3. LPMP : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan<br />

4. MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran<br />

5. PKG : Pemantapan Kerja Guru<br />

6. PMPTK : Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan<br />

7. PNS : Pegawai Negeri Sipil<br />

8. Puslatdikjur : Pusat Latihan Pendidikan Kejuruan<br />

9. RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran<br />

10. SK : Surat Keputusan<br />

11. SMP : Sekolah Menengah Pertama<br />

12. SMA : Sekolah Menengah Atas<br />

13. SMK : Sekolah Menengah Kejuruan<br />

14. TIK : Teknologi Informasi dan Komunikasi<br />

15. TIPD : Teachers International ProfessionalDevelopment<br />

16. UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah<br />

xiii


BAB I<br />

PENDAHULUAN<br />

A. Latar Belakang Masalah<br />

Dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang<br />

mampu bersaing dan mengikuti kemajuan teknologi dan budaya yang terus<br />

berkembang dalam masyarakat, karena pendidikan merupakan upaya untuk<br />

mewujudkan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional pada<br />

sektor pendidikan dinyatakan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003<br />

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 bahwa:<br />

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan<br />

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam<br />

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk<br />

berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang<br />

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia,<br />

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang<br />

demokratis serta bertanggung jawab. 1<br />

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, sekolah sebagai lembaga pendidikan<br />

formal bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar<br />

dengan melibatkan komponen masyarakat sekolah, salah satunya yaitu guru.<br />

Guru menjadi penyempurna kesuksesan bagi peserta didik sehingga sosok guru<br />

sulit untuk dipisahkan dari dunia pendidikan. Guru merupakan komponen<br />

paling menentukan dalam sistem pendidikan, maka guru perlu mendapatkan<br />

perhatian pertama dan utama dalam melaksanakan profesinya terkait<br />

pengembangan dan peningkatan kemampuan yang dimiliki.<br />

Guru diakui sebagai suatu profesi khusus. Dikatakan demikian, karena<br />

profesi keguruan bukan saja memerlukan keahlian tertentu sebagaimana profesi<br />

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,<br />

Bab II, Pasal 3.<br />

1


2<br />

lain, tetapi juga mengemban misi yang paling berharga, yaitu pendidikan dan<br />

peradaban. Atas dasar itu, dalam kebudayaan bangsa yang beradab, guru<br />

senantiasa diagungkan, disanjung, dikagumi, dan dihormati karena perannya<br />

yang penting bagi eksistensi bangsa di masa depan. Guru memiliki peran<br />

strategis dalam bidang pendidikan karena menentukan kuantitas dan kualitas<br />

pengajaran yang dilaksanakannya. Peran guru dalam pendidikan tidak hanya<br />

mengajar, tetapi juga sebagai pendidik, pembina, dan pelatih.<br />

Guru juga memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di<br />

luar dinas, yakni dalam bentuk pengabdian. Tugas guru sebagai profesi meliputi<br />

mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan<br />

mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan<br />

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti<br />

mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. 2 Beberapa tugas guru<br />

tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005<br />

Tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 mengenai tugas guru bahwa “Guru<br />

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,<br />

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik<br />

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan<br />

pendidikan menengah”. 3 Terkait peran dan tugas guru tersebut, maka guru perlu<br />

memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas profesinya.<br />

Tanpa adanya kualifikasi yang memadai akan memungkinkan guru mengalami<br />

kesulitan dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelaksana kegiatan<br />

pendidikan.<br />

Dalam Bab IV Pasal 8 pada Undang-Undang yang sama dinyatakan bahwa<br />

“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,<br />

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan<br />

2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Proesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 22,<br />

h. 7.<br />

3 Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab I, Pasal 1.


3<br />

pendidikan nasional”. 4 Guru sebagai agen pembelajaran dalam dunia<br />

pendidikan dan supaya mampu melaksanakan berbagai peran, maka guru wajib<br />

memiliki syarat tertentu, salah satunya adalah kompetensi. Selanjutnya pada<br />

Undang-Undang yang sama Bab IV Pasal 10 ayat 1 dijelaskan mengenai<br />

kompetensi guru bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal<br />

8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,<br />

dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. 5 Dari<br />

empat kompetensi tersebut, kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang<br />

menjadi perhatian dan fokus utama dalam peningkatan kualitas guru. Hal ini<br />

karena kompetensi pedagogik adalah kompetensi dasar dan menjadi landasan<br />

bagi guru untuk mampu melakukan tugas utamanya, yakni mengajar.<br />

Pengembangan kompetensi pedagogik merupakan suatu hal yang harus<br />

menjadi pusat perhatian bagi seorang guru, agar dapat melaksanakan peran dan<br />

tugasnya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi<br />

pedagogik guru perlu dilakukan agar guru selalu memiliki sikap terbuka dan<br />

mengikuti perkembangan baru yang positif dalam dunia pendidikan. Pada<br />

dasarnya, pengembangan kompetensi pedagogik guru adalah untuk menambah<br />

wawasan atau pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan membangkitkan<br />

semangat dalam mengajar.<br />

Dengan adanya pengembangan kompetensi pedagogik diharapkan guru<br />

mampu meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kualitas dalam mengajar.<br />

Selain itu, masalah pengembangan kompetensi guru juga diperkuat dengan<br />

adanya penjelasan pada Undang-Undang yang sama Bab IV Pasal 34 ayat 1,<br />

bahwa: “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan<br />

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan<br />

4 Ibid., Bab IV, Pasal 8.<br />

5 Ibid., Bab IV, Bagian 1, Pasal 10 ayat 1.


4<br />

pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau<br />

masyarakat”. 6<br />

Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran telah banyak<br />

dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh berbagai pihak yang peduli<br />

terhadap pembelajaran di sekolah. Berbagai upaya tersebut antara lain dalam<br />

bentuk: 1) penataran; 2) kualifikasi pendidikan guru; 3) pembaharuan<br />

kurikulum; 4) implementasi model atau metode pembelajaran baru; dan 5)<br />

penelitian tentang kesulitan dan kesalahan siswa dalam belajar atau yang sering<br />

dilakukan guru seperti penelitian tindakan kelas. 7 Selain itu, menurut sumber<br />

lain dikatakan bahwa peningkatan kemampuan profesional guru dapat dilakukan<br />

dengan berbagai cara seperti: pendidikan lanjutan dalam jabatan, inservice<br />

training, pembentukan wadah-wadah peningkatan kualitas guru seperti<br />

penyeliaan, Pemantapan Kerja Guru (PKG), dan Musyawarah Guru Mata<br />

Pelajaran (MGMP). 8<br />

Pelaksanaan berbagai upaya tersebut bertujuan agar para guru diharapkan<br />

mampu untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas, baik dalam<br />

pengetahuan maupun keterampilan dalam mengajar. Wadah peningkatan<br />

kualitas guru, khususnya MGMP merupakan wadah untuk pertemuan para guru<br />

mata pelajaran yang sama dalam tingkatan atau jenjang pendidikan menengah<br />

(SMP, SMA/SMK) dan digunakan oleh guru untuk memecahkan segala<br />

permasalahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. MGMP ini berfungsi<br />

sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar, dan bertukar pikiran dan<br />

pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi atau<br />

pelaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas. Terdapat berbagai kegiatan<br />

positif yang dilakukan dalam wadah MGMP sehingga banyak manfaat yang<br />

6 Ibid., Bab IV, Bagian 5, Pasal 34, ayat 1.<br />

7 J.M. Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus di Kabupaten Bantul,<br />

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, No. 4, 2011, h. 480.<br />

8 Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang<br />

Efektif dan Edukatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet. VI, h. 27.


5<br />

dapat diambil oleh para guru dengan berperan aktif dalam mengikuti MGMP.<br />

Namun, MGMP juga akan menjadi kurang bermanfaat jika kegiatan MGMP<br />

atau para gurunya kurang aktif dan peduli terhadap peningkatan kompetensi<br />

guru.<br />

Berdasarkan data dan informasi yang penulis dapat dari Dinas Pendidikan<br />

Menengah dan Tinggi Jakarta Timur dan Drs. MPA Saputra, sebagai Pengurus<br />

MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur bahwa guru yang mengajar<br />

Kewirausahaan hampir semuanya bukanlah dari latar belakang pendidikan<br />

Kewirausahaan. Selain itu, guru Kewirausahaan tidaklah semuanya aktif dan<br />

berpengalaman dalam bidang berwirausaha, padahal mata pelajaran<br />

Kewirausahaan dituntut bagi para siswa agar mampu membuat suatu karya yang<br />

dapat dipasarkan. Maka dari itu, MGMP Kewirausahaan dapat membantu bagi<br />

guru dalam melatih kemampuannya untuk membuat suatu karya atau produk<br />

yang dapat dipasarkan sebelum diterapkan kepada peserta didik sehingga guru<br />

yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam berwirausahaan<br />

dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam berwirausaha.<br />

Namun, kenyataannya MGMP Kewirausahaan mengalami beberapa<br />

masalah, yaitu pertama, kesulitan dalam menentukan waktu kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan karena terdapat adanya perbedaan jam mengajar antara guru di<br />

sekolah yang satu dengan guru di sekolah lain. Selain itu, terkadang mereka<br />

harus mengorbankan jam mengajarnya untuk mengikuti kegiatan yang<br />

diselenggarakan oleh MGMP Kewirausahaan, dan konsekuensinya dari hal<br />

tersebut adalah kosongnya kelas sehingga siswa yang menjadi dirugikan. Kalau<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dilakukan setelah pulang sekolah, hal ini<br />

menjadi kurang efektif karena tidak semua guru memiliki waktu luang setelah<br />

pulang sekolah sehingga menyebabkan beberapa guru tidak menghadiri<br />

kegiatan MGMP. Kedua, minimnya dana yang dimiliki. Dana merupakan hal<br />

yang paling krusial dalam melaksanakan suatu kegiatan, jika terjadi masalah<br />

dalam hal ini, seperti kekurangan dana, maka kegiatan akan sulit untuk


6<br />

dijalankan. MGMP Kewirausahaan tidak mendapatkan dana dari Pemerintah<br />

maupun pihak sekolah, melainkan sumbangan dari anggota MGMP<br />

Kewirausahaan. Namun, terkadang sumbangan ini juga sulit terkumpul<br />

disebabkan karena ketidakhadiran beberapa anggota MGMP Kewirausahaan<br />

sehingga dana yang dimiliki semakin berkurang dan sulit untuk menjalankan<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan.. 9<br />

Dari berbagai masalah yang penulis temukan di lapangan, ternyata kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan jauh dari bayangan yang kita harapkan. Dengan kurang<br />

aktifnya kegiatan MGMP Kewirausahaan ini maka pengembangan kompetensi<br />

pedagogik guru bidang studi Kewirausahaan akan terhambat, otomatis hal ini<br />

berbanding lurus dengan kurang meningkatnya kemampuan guru dalam<br />

melakukan pembelajaran Kewirausahaan. Hal ini membuat peneliti tertarik<br />

untuk mengambil masalah terkait dengan kegiatan MGMP sebagai judul<br />

penelitian. Pada penelitian ini, penulis mengetahui dan menelaah bagaimana<br />

manajemen MGMP Kewirausahaan, kegiatan apa saja yang dilakukan oleh<br />

MGMP Kewirausahaan, serta apa manfaat yang dapat diperoleh oleh guru<br />

dalam mengikuti kegiatan MGMP Kewirausaahaan di SMK Negeri Wilayah<br />

Jakarta Timur. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka untuk skripsi ini, penulis<br />

membuat judul mengenai “Analisis Kegiatan MGMP dalam Pengembangan<br />

Kompetensi Pedagogik Guru Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah<br />

Jakarta Timur ”.<br />

B. Identifikasi Masalah<br />

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah<br />

yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:<br />

9 Drs. MPA Saputra. Wawancara.. SMK Negeri 51, (Senin, 17 Maret 2014/ pukul 08.30 WIB).


7<br />

1. Masih rendahnya guru Kewirausahaan dalam memahami wawasan/<br />

landasan kependidikan<br />

2. Masih rendahnya guru Kewirausahaan dalam memahami mengenai<br />

kondisi/keadaan peserta didik karena masih menyamaratakan antara<br />

peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya;<br />

3. Sebagian guru Kewirausahaan masih belum mampu secara optimal dalam<br />

membuat perancangan pembelajaran;<br />

4. Masih terdapatnya sebagian guru Kewirausahaan yang belum mampu<br />

memahami kebijakan tentan kurikulum/ silabus;<br />

5. Sebagian guru Kewirausahaan masih belum menggunakan metode<br />

pembelajaran yang menarik;<br />

6. Sebagian guru Kewirausahaan masih belum optimal dalam melakukan<br />

evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan;<br />

7. Masih terdapatnya sebagian guru Kewirausahaan yang belum optimal<br />

mengembangkan peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi yang<br />

dimiliki;<br />

8. Manajemen dan kegiatan MGMP dalam mengembangkan kompetensi<br />

pedagogik guru bidang studi Kewirausahaan masih belum optimal.<br />

C. Pembatasan Masalah<br />

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang masih meluas, maka<br />

peneliti membatasi penelitian pada:<br />

1. Kegiatan MGMP sebagai wadah pengembangan kompetensi pedagogik<br />

2. Kompetensi pedagogik guru, dibatasi pada kemampuan guru dalam<br />

menguasai pemahaman terhadap peserta didik yang diajar, kemampuan<br />

dalam membuat perancangan pembelajaran, kemampuan dalam<br />

mengembangkan kurikulum/silabus, kemampuan dalam melaksanakan<br />

pembelajaran, kemampuan dalam mengevaluasi pembelajaran,


8<br />

kemampuan guru dalam mengoptimalkan dan mengaktualisasikan potensi<br />

peserta didik;<br />

D. Perumusan Masalah<br />

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka<br />

permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana<br />

Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur”<br />

E. Tujuan Penelitian<br />

Kegiatan penelitian yang dilaksanakan memiliki beberapa tujuan, sebagai<br />

berikut:<br />

1. Mengetahui manajemen MGMP Kewirausahaan<br />

2. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan MGMP Kewirausahaan<br />

dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan;<br />

3. Mengetahui manfaat apa saja yang dapat diterima oleh guru<br />

Kewirausahaan dalam mengikuti MGMP Kewirausahaan.<br />

F. Manfaat Penelitian<br />

Dari kegiatan penelitian yang dilakukan terdapat hasil yang diperoleh.<br />

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:<br />

1. Bagi guru, sebagai bahan referensi untuk terus mengembangkan<br />

kompetensi pedagogik melalui kegiatan MGMP;<br />

2. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk terus mendukung para guru,<br />

khususnya guru Kewirausahaan dalam mengembangkan kompetensi<br />

pedagogik, melalui kegiatan MGMP;


9<br />

3. Bagi peneliti lain, memberikan informasi dan wawasan baru mengenai<br />

pentingnya kegiatan MGMP sebagai wadah pengembangan guru dalam<br />

mengembangkan kompetensi pedagogik.


BAB II<br />

KAJIAN TEORI<br />

A. Kompetensi Pedagogik Guru<br />

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005<br />

Tentang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa “Guru adalah<br />

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,<br />

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada<br />

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan<br />

pendidikan menengah.” 1 Dilihat dari tugasnya, guru merupakan profesi yang<br />

memiliki tugas dan peran yang cukup banyak, yakni tidak hanya mengajar,<br />

tetapi juga membimbing, mendidik, melatih, mengembangkan, dan menilai<br />

potensi peserta didik supaya dapat berkembang dan bermanfaat untuk dirinya<br />

dan masyarakat.<br />

Untuk itu, guru diharuskan memiliki berbagai kompetensi yang<br />

diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Dalam<br />

Bab I Pasal 1 ayat 10 pada Undang-Undang yang sama dinyatakan bahwa<br />

“Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku<br />

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam<br />

melaksanakan tugas keprofesionalan.” 2 Jadi, seorang guru harus memiliki<br />

kompetensi yang mumpuni terkait dengan pengetahuan, keterampilan,<br />

maupun perilaku dalam rangka memudahkan pelaksanaan tugas, khususnya<br />

mengajar, mendidik, serta mengembangkan potensi peserta didik.<br />

Selanjutnya dalam Bab IV Pasal 10 ayat 1 pada Undang-Undang yang<br />

sama dinyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam<br />

Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi<br />

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab I,<br />

Pasal 1.<br />

2 Ibid., Bab I, Pasal 1 ayat 10.<br />

10


11<br />

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan<br />

profesi.” 3 Keempat kompetensi tersebut penting untuk dimiliki oleh guru.<br />

Kompetensi paling penting dan tertua adalah kompetensi pedagogik.<br />

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi utama dan menjadi<br />

kompetensi paling dasar yang wajib dimiliki dan dikuasai oleh guru. Guru<br />

tidak hanya bertugas sebagai pengajar dan pentransfer ilmu pengetahuan saja,<br />

melainkan juga sebagai pendidik dan pembimbing peserta didik dalam<br />

mengembangkan segala potensi yang dimilikinya dalam bidang akademik<br />

maupun non akademik. Melalui peran dan tugas tersebut, guru harus mampu<br />

untuk menjadi orang yang dapat membuat peserta didik mau dan berkeinginan<br />

untuk belajar.<br />

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai definisi kompetensi<br />

pedagogik guru, yaitu sebagai berikut:<br />

1. Definisi Kompetensi Pedagogik<br />

Sebagaimana telah disebutkan bahwa salah satu kompetensi yang dituntut<br />

dari seorang guru adalah kompetensi pedagogik. Lukmanul Hakim<br />

menyatakan kompetensi pedagogik bahwa “Kemampuan guru untuk<br />

mengelola proses belajar mengajar, termasuk di dalamnya perencanaan dan<br />

pelaksanaan, evaluasi hasil belajar mengajar dan pengembangan siswa sebagai<br />

individu-individu.<br />

4<br />

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa<br />

kompetensi pedagogik merupakan salah satu kemampuan guru dalam kegiatan<br />

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan manajemen,<br />

yakni mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan juga<br />

pengembangan. Guru harus mampu membuat perencanaan terlebih dahulu<br />

terkait dengan materi dan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan;<br />

243.<br />

3 Ibid., Pasal 10 ayat 1.<br />

4 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), Cet. I, h.


12<br />

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menyesuaikan pada perencanaan<br />

yang telah dibuat; penilaian, yakni menilai hasil belajar mengajar setelah<br />

dilaksanakan; dan juga pengembangan, yakni mengembangkan kemampuan<br />

siswa berdasarkan bakat dan minat melalui kegiatan pembelajaran yang<br />

dilaksanakan.<br />

Sudarwan Danim dan Yunan Danim menyatakan bahwa kompetensi<br />

pedagogik meliputi:<br />

(a) Memahami peserta didik secara mendalam; (b) merancang<br />

pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk<br />

kepentingan pembelajaran; (c) melaksanakan pembelajaran; (d)<br />

merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; (e)<br />

mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai<br />

potensinya. 5<br />

Sesuai dengan pernyataan tersebut kompetensi pedagogik merupakan<br />

kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang mengacu kepada lima aspek,<br />

yaitu: pertama, memahami peserta didik secara mendalam adalah kemampuan<br />

guru dalam memahami siswa secara keseluruhan, yakni tidak hanya dari aspek<br />

fisik, moral, atau sosial saja, tetapi juga mencakup kultural, emosional, dan<br />

juga intelektual. Kedua, merancang pembelajaran, termasuk memahami<br />

landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, yaitu kemampuan guru<br />

dalam merancang rencana pembelajaran dengan mengutamakan sesuai<br />

pedoman kegiatan pembelajaran dan materi pembelajaran. Ketiga,<br />

melaksanakan pembelajaran, yaitu guru harus mampu melaksanakan kegiatan<br />

pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode dan bahan ajar sesuai<br />

dengan materi pembelajaran agar kegiatan yang dilaksanakan tidak<br />

membosankan. Keempat, merancang dan melaksanakan evaluasi<br />

pembelajaran, yakni kemampuan guru dalam melakukan penilaian terhadap<br />

proses dan hasil belajar peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui<br />

5 Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas: Strategi<br />

Membangun Disiplin Kelas dan Suasana Edukatif di Sekolah, (Bandung: CV Pustaka Setia, Februari<br />

2011), Cet. I, h. 69.


13<br />

kemampuan peserta didik dalam memahami dan menangkap materi yang telah<br />

dipelajari. Kelima, mengembangkan peserta didik dalam mengaktualisasikan<br />

berbagai potensinya, yakni kemampuan guru dalam memberikan kesempatan<br />

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi<br />

peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.<br />

Syaiful Sagala menyatakan kompetensi pedagogik meliputi:<br />

(a) Menguasai landasan-landasan pendidikan; (b) menguasai<br />

bahan pelajaran; (c) kemampuan mengelola program belajar<br />

mengajar; (d) kemampuan mengelola kelas; (e) kemampuan<br />

mengelola interaksi belajar mengajar; (f) menilai hasil belajar siswa;<br />

(g) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum; (h)<br />

mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (i)<br />

memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; dan (j) mengenal dan<br />

menyelenggarakan administrasi pendidikan. 6<br />

Dari rumusan tersebut, kompetensi pedagogik adalah kemampun guru<br />

mengelola peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi<br />

pedagogik ini meliputi sepuluh aspek, yakni: pertama, memahami dan<br />

menguasai landasan kependidikan merupakan kemampuan seorang guru tidak<br />

hanya dalam memahami pengetahuan mengenai materi yang akan diajarkan,<br />

tetapi juga memahami pengetahuan terkait cara mendidik dan membelajarkan.<br />

Kedua, guru harus memiliki pengetahuan serta memahami terkait materi yang<br />

akan diajarkan kepada peserta didik. Ketiga, guru diharuskan mampu dalam<br />

merencanakan program belajar mengajar yang akan berlangsung. Hal ini<br />

bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana sesuai dengan<br />

tujuan yang ditetapkan.<br />

Keempat, guru harus mampu mengelola kelas pada saat pembelajaran,<br />

hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam belajar di kelas tidak cepat<br />

merasa jenuh ataupun bosan. Kelima, kegiatan belajar mengajar tidak akan<br />

membosankan apabila terjadinya interaksi yang aktif dari peserta didik, tidak<br />

210.<br />

6 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, Mei 2012), Cet. 6, h.


14<br />

hanya oleh guru saja. Maka dari itu, guru perlu memahami dan mampu dalam<br />

mengelola interaksi belajar mengajar. Keenam, guru perlu untuk menilai hasil<br />

belajar siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait materi yang<br />

dipelajari, serta untuk menilai tingkat perkembangan siswa. Ketujuh, guru<br />

diharuskan mengenal dan memahami kurikulum yang ada, serta<br />

menterjemahkannya dalam bentuk rencana pembelajaran yang disesuaikan<br />

berdasarkan materi dan peserta didik serta terkait dengan tujuan pembelajaran.<br />

Kedelapan, guru perlu memahami fungsi bimbingan dan penyuluhan<br />

serta tindakan yang harus diberikan. Hal ini berguna untuk membimbing serta<br />

memberikan bantuan bagi peserta didik, baik dalam masalah akademik, sosial,<br />

ataupun pribadi. Kesembilan, guru perlu memahami terkait hasil pengajaran<br />

yang telah dilakukan dengan melihat dan menilai dari hasil belajar peserta<br />

didik. Dari kegiatan tersebut, maka guru bisa menilai apakah pengajaran yang<br />

telah dilakukan berjalan dengan efektif ataukah tidak. Kesepuluh, guru<br />

diharuskan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan terkait<br />

dengan kegiatan merencanakan, mencatat, mengimplementasikan, serta<br />

melaporkan kegiatan pembelajaran.<br />

Buchory menyatakan kompetensi pedagogik meliputi: “(a) memahami<br />

peserta didik; (b) merancang dan melaksanakan pembelajaran; (c)<br />

mengevaluasi hasil belajar; dan (d) mengembangkan diri secara<br />

profesional”. 7 Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kompetensi<br />

pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta<br />

didik yang meliputi empat aspek, yaitu: pertama, kemampuan dalam<br />

memahami peserta didik adalah kemampuan guru mengenal dan<br />

mengidentifikasi berbagai hal tentang peserta didik, baik kemampuan dan<br />

kelemahan yang dimiliki oleh tiap peserta didik. Kedua, perancangan dan<br />

pelaksanaan pembelajaran adalah kemampuan guru untuk merancang proses<br />

h. 94.<br />

7 Buchory, Guru: Kunci Pendidikan Nasional, ( Yogyakarta: Leutikaprio, September 2012), Cet. 1,


15<br />

pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan mengacu kepada materi, peserta<br />

didik, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran, sekaligus kemampuan<br />

dalam melaksanakan pembelajaran secara efektif, mendidik, dan dialogis<br />

sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah ditentukan.<br />

Ketiga, evaluasi hasil belajar adalah proses dalam menilai kemampuan<br />

belajar peserta didik, serta guru harus mampu dalam melakukan penilaian<br />

secara objektif. Keempat, berusaha untuk mengembangkan diri secara<br />

profesional melalui pendidikan dan pelatihan agar semakin terasah dan lebih<br />

meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan kegiatan positif bagi<br />

peserta didik.<br />

Jamil Suprihatiningrum menyatakan bahwa “Kompetensi pedagogik<br />

merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman siswa dan<br />

pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis”. 8 Guru adalah seorang<br />

tokoh yang berperan dalam mengelola proses pembelajaran dan berkaitan erat<br />

dengan siswa. Keterkaitan siswa dalam pembelajaran mengharuskan guru<br />

mampu memahami tentang karakter siswa. Dua kemampuan ini membantu<br />

guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.<br />

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang wajib<br />

dimiliki oleh individu yang berprofesi sebagai guru. Kompetensi pedagogik<br />

tidak hanya mengacu pada kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar,<br />

tetapi kemampuan guru dalam mengelola peserta didik untuk mengikuti<br />

kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.<br />

Sebenarnya sebelum mengelola kegiatan pembelajaran ada baiknya bagi guru<br />

untuk menentukan dan mengelola peserta didik, baik dalam faktor<br />

perkembangan, kemampuan, dan kebutuhan. Hal ini bertujuan agar peserta<br />

didik mampu untuk mengikuti dan menerima kegiatan serta materi yang<br />

dipelajari.<br />

8 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru,<br />

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. I, h. 101.


16<br />

2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik<br />

Agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan efektif, maka guru<br />

diharuskan merencanakan dan membuat rancangan mengenai kegiatan<br />

pembelajaran yang akan berlangsung. Namun, untuk dapat melaksanakan hal<br />

tersebut, guru harus terlebih dahulu memahami mengenai potensi dan<br />

karakteristik peserta didik sehingga guru dapat menentukan kegiatan dan<br />

metode pembelajaran yang akan digunakan dengan menyesuaikan pada<br />

peserta didik. Hal ini bertujuan agar setiap peserta didik dapat mengikuti dan<br />

melakukan pembelajaran yang dilaksanakan.<br />

Sebenarnya dalam kompetensi pedagogik terdapat banyak lingkup yang<br />

harus dipelajari dan dikuasai oleh guru. Tidak hanya dalam merencanakan dan<br />

membuat rancangan pembelajaran serta pemahaman terhadap peserta didik,<br />

tetapi juga kemampuan dalam memahami akan landasan kependidikan,<br />

kemampuan mengevaluasi hasil belajar peserta didik, serta kemampuan<br />

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Untuk pembahasan<br />

lebih lanjut mengenai ruang lingkup kompetensi pedagogik, berikut ini adalah<br />

penjelasan mengenai hal tersebut.<br />

a. Memahami Wawasan atau Landasan Kependidikan<br />

Uhar Suharsaputra menyatakan mengenai pemahaman<br />

wawasan/landasan kependidikan bahwa:<br />

Guru harus memiliki kemampuan dalam memahami wawasan<br />

kependidikan yang meliputi: (1) memahami visi dan misi<br />

pendidikan nasional; (2) memahami hubungan pendidikan dan<br />

pengajaran; (3) memahami konsep pendidikan dasar dan<br />

menengah; (4) memahami fungsi sekolah; (5) identifikasi<br />

permasalahan umum pendidikan dalam proses dan hasil<br />

pendidikan; (6) membangun sistem yang menunjukan keterkaitan<br />

pendidikan sekolah dan luar sekolah. 9<br />

213.<br />

9 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, Juni 2010), Cet. I, h.


17<br />

Dari pernyataan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa<br />

guru harus memiliki kemampuan dalam memahami akan wawasan<br />

kependidikan agar guru dapat melaksanakan kegiatan pendidikan sesuai<br />

dengan dasar dan kebijaksanaan pendidikan nasional. Dalam pemahaman<br />

ini, terdapat enam indikator yang perlu diperhatikan, yaitu pertama, guru<br />

memiliki pemahaman akan visi dan misi pendidikan nasional; kedua,<br />

guru harus mampu memahami kegiatan pendidikan dan pengajaran agar<br />

tidak mengalami kesalahan dalam pelaksanaannya; ketiga, memahami<br />

konsep pendidikan dasar dan menengah; keempat, guru memiliki<br />

pemahaman akan fungsi sekolah sehingga guru mengetahui kegiatan apa<br />

saja yang harus dilaksanakan dalam ruang lingkup sekolah; kelima, guru<br />

mampu mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terjadi<br />

dalam pendidikan, baik mengacu pada proses maupun hasil pendidikan;<br />

keenam, guru diharapkan mampu untuk bekerja sama dengan<br />

membangun hubungan antara pihak sekolah dengan masyarakat atau luar<br />

sekolah.<br />

Fachrudddin Ali menyatakan bahwa “Kemampuan menguasai<br />

landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai<br />

berikut: (1) mempelajari konsep, landasan, dan asas kependidikan; (2)<br />

mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial; (3) mengenali<br />

kemampuan dan karakteristik fisik dan psikologis peserta didik”. 10<br />

Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kemampuan dalam<br />

menguasai landasan kependidikan tidak hanya berfokus pada aspek dasar<br />

atau asas kependidikan saja, akan tetapi terdapat tiga aspek yang<br />

diperlukan, yaitu; pertama, mempelajari dan menguasai konsep, landasan,<br />

dan asas kependidikan merupakan landasan pokok bagi guru dalam<br />

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik. Pada aspek<br />

10 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Persada,<br />

2011), h. 58.


18<br />

ini, guru harus memahami dengan benar tentang tujuan dan hakikat<br />

pendidikan dan pembelajaran.<br />

Kedua, mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial merupakan<br />

kemampuan guru dalam memahami lembaga pendidikan yang<br />

menyangkut pada visi dan misi lembaga pendidikan sehingga guru<br />

mampu menjalankan profesinya sesuai dengan visi dan misi lembaga<br />

pendidikan yang menjadi naungannya. Ketiga, mengenali kemampuan<br />

dan karakteristik fisik dan psikologis peserta didik merupakan<br />

kemampuan guru untuk dapat mengenal dan memahami potensi peserta<br />

didik dalam rangka memudahkan guru maupun peserta didik untuk<br />

melaksanakan pembelajaran.<br />

Menurut pendapat Sardiman “Guru sebagai salah satu unsur<br />

manusiawi dalam kegiatan pendidikan harus memahami hal-hal yang<br />

berkaitan dengan pendidikan nasional baik dasar, arah/tujuan, dan<br />

kebijaksanaan-kebijaksanaan pelaksanaannya”. 11 Guru merupakan salah<br />

satu pendukung penting dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan sehingga<br />

guru tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan dalam bidangnya, namun<br />

juga memiliki pengetahuan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru harus<br />

memiliki pemahaman akan dasar dari kegiatan pendidikan, tujuan<br />

pelaksanaan pendidikan, dan juga kebijaksanaan dalam kegiatan<br />

pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan guru dalam<br />

mendidik dan membimbing peserta didik.<br />

Barnawi dan Mohammad Arifin menyatakan bahwa:<br />

Guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan dalam.<br />

Wawasan yang luas dan mendalam akan memudahkan guru untuk<br />

mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan tindakan<br />

11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, Cet.<br />

19, h. 171.


19<br />

pendidikan. Keputusan yang tepat akan meminimalisasi kesalahan<br />

guru (malpraktik) dalam menangani peserta didiknya. 12<br />

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut<br />

bahwa guru sebagai tiang penyangga dalam pendidikan peserta didik di<br />

sekolah, maka diharuskan bagi guru untuk memiliki wawasan yang luas<br />

dan mendalam, yakni tidak hanya dalam bidang materi yang diajarkan,<br />

tetapi juga dalam kegiatan kependidikan.<br />

Hal ini bertujuan untuk<br />

mengurangi terjadinya kesalahan yang fatal dalam menentukan dan<br />

mengambil keputusan ketika menangani peserta didik. Jika guru tidak<br />

memiliki dasar pengetahuan tentang kependidikan, maka guru akan sulit<br />

menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam mendidik sesuai<br />

dengan nilai dan norma.<br />

Seorang guru wajib memahami landasan kependidikan agar mampu<br />

melaksanakan kegiatan pendidikan secara benar sesuai dengan standar<br />

nasional pendidikan. Namun, Fachruddin dan Ali juga menegaskan<br />

bahwa selain memahami akan landasan kependidikan, guru juga perlu<br />

untuk memahami dan mengenal tentang visi dan misi serta tujuan dari<br />

sebuah institusi atau lembaga pendidikan sebagai sebuah lembaga sosial.<br />

Dan yang lebih penting lagi bahwa guru harus memahami dan mengenal<br />

terhadap karakteristik dan psikologis peserta didik. Hal ini bertujuan agar<br />

guru lebih mudah dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.<br />

b. Memahami Tentang Peserta Didik<br />

Menurut Fachruddin dan Ali, “Guru dituntut memiliki pemahaman<br />

yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik,<br />

lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik<br />

12 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,<br />

2012), Cet. I, h. 122.


20<br />

peserta didik”. 13 Definisi tersebut memberi makna bahwa setiap peserta<br />

didik memiliki keunikan berbeda-beda. Untuk itu, guru diharuskan<br />

memiliki pemahaman secara lebih mendalam terkait dengan ciri-ciri dan<br />

perkembangan peserta didik. Berkaitan dengan ciri-ciri, setiap peserta<br />

didik memiliki fisik yang berbeda, ada peserta didik dengan memiliki<br />

fisik normal, namun ada pula yang memiliki kekurangan. Selain itu, dari<br />

segi perkembangan, ada siswa dengan kemampuan dalam hal belajar dan<br />

berkembang secara cepat, namun ada juga yang memiliki keterlambatan.<br />

Perbedaan ini bukanlah suatu penghalang atau hambatan bagi guru dalam<br />

melakukan pembelajaran. Melainkan dengan kemampuan akan<br />

pemahaman ini, membuat guru menjadi lebih kreatif dan inovatif karena<br />

guru dituntut untuk merancang bahan, metode, dan juga strategi dalam<br />

pembelajaran dengan disesuaikan pada peserta didik sehingga bertujuan<br />

agar setiap peserta didik mampu mengikuti dan menerima materi dalam<br />

kegiatan pembelajaran dengan baik.<br />

Menurut Marselus, “Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik<br />

dan berbagai aspek perkembangannya dan faktor-faktor yang<br />

memengaruhinya merupakan syarat mutlak bagi guru agar guru dapat<br />

berhasil dalam pembelajarannya.” 14 Sesuai dengan pendapat tersebut,<br />

maka kemampuan guru untuk memahami peserta didik merupakan suatu<br />

syarat bagi guru dalam keberhasilan melakukan pembelajaran. Karena<br />

dengan memahami karakteristik peserta didik, guru mampu membuat<br />

rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memperhatikan<br />

kemampuan dari setiap peserta didik. Hal ini bertujuan untuk<br />

memudahkan peserta didik dalam mengikuti dan melakukan kegiatan<br />

13 Fachruddin, op. cit., h. 61.<br />

14 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan<br />

Implementasinya, (Jakarta: Indeks, 2011), Cet. I, h. 30.


21<br />

pembelajaran yang telah dirancang, serta mampu untuk menerima materi<br />

dengan baik.<br />

Barnawi dan Mohammad Arifin mengemukakan bahwa guru<br />

diharuskan memiliki kompetensi pedagogik salah satunya adalah<br />

memahami peserta didik. Dalam memahami peserta didik terdapat dua<br />

hal yang perlu ditekankan, yakni kecakapan dan kepribadian. Berkaitan<br />

dengan kecakapan, ada peserta didik yang cepat menerima pelajaran dan<br />

ada juga yang lambat dalam belajar. Sedangkan, dari segi kepribadian<br />

bahwa peserta didik memiliki pribadi yang unik dan khas. 15<br />

Kemampuan akan memahami peserta didik menjadi salah satu bagian<br />

terpenting dalam kompetensi pedagogis. Pada dasarnya setiap peserta<br />

didik berbeda, baik dalam kecakapan atau kemampuan dan juga<br />

kepribadian. Berkaitan dengan kecakapan atau kemampuan, terdapat<br />

peserta didik yang memang memiliki kelebihan, yakni mampu menerima<br />

dan menangkap pelajaran dengan cepat dan mudah, namun ada juga<br />

peserta didik yang memiliki kekurangan dalam menerima pelajaran<br />

dengan cepat. Selain itu, jika dilihat dari aspek kepribadian, akan banyak<br />

ditemui peserta didik yang memiliki kepribadian secara khas dan unik,<br />

seperti ada peserta didik dengan pribadi humoris, pendiam, pemalu,<br />

periang, serta mudah bersosialisasi. Oleh karena itu, guru penting untuk<br />

memiliki pemahaman terhadap peserta didik dalam membantu<br />

pelaksanaan kegiatan pembelajaran maupun pendidikan.<br />

Suyanto dan Asep Jihad menyatakan bahwa “Memahami siswa secara<br />

mendalam, dengan indikator esensial: memahami siswa dengan<br />

memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami siswa<br />

dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi<br />

15 Barnawi, op. cit., h. 125.


22<br />

bekal-ajar awal siswa”. 16 Kemampuan dalam memahami peserta didik<br />

merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada<br />

kemampuan ini terdapat tiga indikator utama, yaitu pertama, memahami<br />

siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif<br />

merupakan kemampuan guru untuk dapat mengidentifikasi tingkat<br />

perkembangan pengetahuan dan berpikir peserta didik, karena setiap<br />

peserta didik memiliki perbedaan, yakni ada yang dengan mudah dan<br />

cepat menerima pelajaran, namun ada juga yang memiliki keterlambatan.<br />

Dengan kemampuan akan pemahaman ini, guru dapat menggunakan<br />

berbagai strategi dan metode secara kreatif sehingga pembelajaran<br />

menjadi tidak monoton, serta memudahkan peserta didik dalam kegiatan<br />

pembelajaran. Selain itu, guru akan lebih mampu dalam mengidentifikasi<br />

peserta didik yang membutuhkan pengayaan dan remedial.<br />

Kedua, memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip<br />

kepribadian merupakan kemampuan guru dalam memahami karakteristik<br />

dan kepribadian peserta didik. Pada dasarnya, peserta didik memiliki<br />

kepribadian yang unik. Oleh sebab itu, guru perlu mengenali dan<br />

memahami secara mendalam. Hal ini bertujuan untuk membantu guru<br />

dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengaitkan terhadap<br />

karakteristik dan kepribadian peserta didik. Agar peserta didik lebih<br />

mudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mudah menerima<br />

materi yang dipelajari. Ketiga, mengidentifikasi bekal-ajar awal siswa<br />

merupakan kemampuan guru memahami pengalaman belajar siswa,<br />

dalam artian guru mengetahui materi telah dipelajari dan dipahami oleh<br />

siswa. Hal ini bertujuan sebelum guru memulai pembelajaran, maka guru<br />

harus mengetahui terlebih dahulu, apakah siswa telah mengetahui materi<br />

atau sesuatu hal yang memiliki keterkaitan dengan materi tersebut<br />

16 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan<br />

Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 41.


23<br />

ataukah belum. Agar guru menjadi lebih mudah dalam memberikan,<br />

menjelaskan, dan melaksanakan pembelajaran dari pengetahuan atau<br />

pemahaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya.<br />

Guru dituntut untuk memahami peserta didik, baik terhadap<br />

kemampuan, perkembangan kognitif, kepribadian, serta pengalaman<br />

belajar peserta didik secara mendalam. Peserta didik merupakan individu<br />

dengan kemampuan dan kepribadian yang berbeda-beda, baik secara fisik,<br />

mental, dan juga emosional. Begitu pun juga dengan cara penanganannya,<br />

yakni dibutuhkan kemampuan yang berbeda dalam mengatasinya. Dan<br />

hal ini sangat diperlukan oleh guru agar memudahkan dalam pelaksanaan<br />

pembelajaran sehingga setiap peserta didik mampu mengikuti dan<br />

menerima dengan baik. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru<br />

diharuskan merancang dan membuat rencana terhadap kegiatan<br />

pembelajaran. Rencana pembelajaran digunakan untuk membantu guru<br />

dalam menemukan kegiatan apa saja yang harus dilakukan, agar<br />

pembelajaran dapat berjalan terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin<br />

dicapai. Selain itu kemampuan yang dimiliki oleh guru, yakni mengenal<br />

dan memahami peserta didik secara mendalam membantu guru untuk<br />

membuat rancangan kegiatan pembelajaran dengan disesuaikan pada<br />

peserta didik, baik bahan atau alat ajar, kegiatan pembelajaran, dan<br />

metode pembelajaran. Lebih lanjut Fachruddin dan Ali berpandangan<br />

bahwa memiliki ketepatan dalam memahami peserta didik terdapat<br />

kesinambungan terhadap pembuatan rancangan pembelajaran dengan<br />

disesuaikan pada pemahaman kemampuan peserta didik.<br />

c. Mengembangkan Kurikulum/Silabus<br />

Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan bahwa “Menjadi tugas<br />

gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan


24<br />

menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan<br />

tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang<br />

bervariasi, serta menyusun program dan alat evaluasi yang tepat”. 17<br />

Pernyataan tersebut memberi makna bahwa guru dituntut untuk memiliki<br />

kemampuan dan keahlian dalam merumuskan, menyusun, dan merancang<br />

kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Rencana pembelajaran<br />

yang dirancang harus memenuhi berbagai indikator, yakni terdapat<br />

adanya tujuan yang hendak dicapai dari materi yang diajarkan; bahan,<br />

sumber, dan alat apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan<br />

pembelajaran dengan disesuaikan pada tingkat perkembangan peserta<br />

didik dan kebutuhan; memilih dan menggunakan berbagai metode dan<br />

strategi yang<br />

beragam agar peserta didik tidak mudah bosan; serta<br />

menyusun penilaian yang akan digunakan untuk mengukur tingkat<br />

penguasaan peserta didik akan materi yang dipelajari.<br />

Lukmanul Hakim menyatakan bahwa:<br />

Guru harus mampu dalam mengembangkan kurikulum yang terkait<br />

dengan bidang pengembangan yang diampu, meliputi: (1)<br />

memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum; (2)<br />

menentukan tujuan pembelajaran yang diampu; (3) menentukan<br />

pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan; (4)<br />

memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan<br />

pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran; (5) menata materi<br />

pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih<br />

dan karakteristik siswa; (6) mengembangkan indikator dan<br />

instrument penilaian. 18<br />

Dari pernyataan tersebut, bahwa guru sebelum melakukan<br />

pembelajaran diharapkan bagi guru dalam membuat dan merancang, serta<br />

mengembangkan materi yang akan diajarkan. Pengembangan materi<br />

memiliki keterkaitan terhadap kurikulum/silabus. Kurikulum/silabus<br />

17 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Bandung: PT<br />

Remaja Rosdakarya, Januari 2009), Cet. XI, h. 200.<br />

18 Lukmanul, op. cit., h. 244.


25<br />

merupakan sebuah pegangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan<br />

pembelajaran. Oleh karena itu, penting sekali bagi guru dalam memiliki<br />

pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/silabus.<br />

Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan sesuai<br />

dengan rencana yang telah ditentukan.<br />

Lukmanul Hakim juga mengemukakan enam indikator bagi guru<br />

dalam mengembangkan kurikulum/silabus. Pertama, guru harus<br />

memahami prinsip pengembangan kurikulum, yaitu suatu dasar terkait<br />

aspek apa saja yang ingin ditekankan bagi perkembangan peserta didik<br />

terhadap materi pembelajaran. Kedua, guru harus mampu dalam<br />

menentukan tujuan dari materi pembelajaran, serta apa saja yang dapat<br />

diperoleh bagi peserta didik. Ketiga, guru harus mampu menentukan<br />

pengalaman belajar peserta didik terkait apakah peserta didik tersebut<br />

telah memahami dan menerima materi yang berkaitan dengan materi<br />

yang akan diajarkan.<br />

Keempat, guru diharuskan mampu memilih materi yang akan<br />

diajarkan dengan disesuaikan pada tingkatan pendidikan serta tujuan<br />

yang akan dicapai oleh peserta didik. Kelima, guru harus memiliki<br />

kemampuan dalam merancang kegiatan pembelajaran dengan berbagai<br />

metode dan strategi yang disesuaikan pada tingkat perkembangan peserta<br />

didik. Keenam, penilaian merupakan salah satu bentuk untuk mengetahui<br />

tingkat perkembangan peserta didik terhadap kemampuan dalam kegiatan<br />

pembelajaran.<br />

Menurut pendapat Marselus “Tugas para guru adalah<br />

mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ini ke dalam<br />

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu, para<br />

guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan bahan ajar dan<br />

berbagai perangkat pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran


26<br />

yang optimal”. 19 Dari pendapat tersebut, lebih lanjut dapat diketahui<br />

bahwa guru harus memiliki kemampuan yang luas, tidak hanya<br />

memahami materi yang akan diajarkan tetapi juga kemampuan dalam<br />

membuat, merancang, serta mengembangkan rencana pembelajaran<br />

untuk dilaksanakan kepada peserta didik. Rencana pembelajaran<br />

merupakan suatu gambaran yang menjadi pedoman bagi guru dalam<br />

melaksanakan kegiatan pembelajaran, yakni mencakup tentang materi<br />

pelajaran; bahan-bahan yang akan digunakan; kegiatan, metode, dan<br />

strategi yang akan dilakukan; serta penilaian peserta didik. Hal ini perlu<br />

diperhatikan oleh seorang guru agar mampu melakukan proses<br />

pembelajaran secara optimal sehingga peserta didik menjadi lebih mudah<br />

dalam menerima dan menangkap materi yang dipelajari.<br />

Guru harus memiliki pemahaman untuk mengembangkan<br />

kurikulum/silabus, yakni tidak hanya memahami akan kemampuan dan<br />

perkembangan peserta didik, bahan dan alat yang digunakan, serta<br />

metode yang akan dilakukan. Akan tetapi, terdapat beberapa aspek<br />

lainnya yang juga penting, yaitu mampu mengetahui dan menentukan<br />

tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mampu untuk memilih materi<br />

pembelajaran yang akan diterapkan sesuai dengan kemampuan dan<br />

pengalaman belajar peserta didik, mampu merancang kegiatan<br />

pembelajaran yang tepat dengan disesuaikan pada materi dan<br />

kemampuan peserta didik, serta mengembangkan dan menentukan aspek<br />

penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar dan<br />

peserta didik dalam pembelajaran.<br />

Lebih lanjut Lukmanul Hakim berpandangan bahwa kemampuan<br />

guru dalam mengembangkan kurikulum/silabus secara rinci dan tepat<br />

memiliki keterkaitan terhadap aspek pemahaman akan kemampuan dan<br />

19 Marselus, op. cit., h. 34.


27<br />

perkembangan peserta didik, bahan dan metode yang akan digunakan,<br />

tujuan yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari dan dibahas,<br />

pengalaman belajar peserta didik, serta penilaian yang akan digunakan.<br />

Tanpa adanya pemahaman terhadap berbagai aspek tersebut, maka<br />

kegiatan pembelajaran menjadi kurang optimal. Jika guru tidak mampu<br />

untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai maka kemungkinan<br />

pembelajaran yang dilaksanakan pun menjadi kurang optimal, karena<br />

guru kurang memahami apa yang akan dicapai oleh peserta didik.<br />

Jika guru tidak mampu menentukan materi yang akan dipelajari<br />

dengan berdasarkan pada kemampuan dan pengalaman peserta didik atau<br />

tidak sesuai dengan jenjang pendidikan, maka siswa akan mengalami<br />

kesulitan dalam memahami dan menerima materi sehingga kegiatan<br />

pembelajaran akan menjadi kurang efektif. Selain itu, jika guru tidak<br />

mampu memahami bentuk dan tujuan penilaian yang akan digunakan,<br />

maka guru akan kesulitan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar<br />

peserta didik sehingga guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan<br />

kegiatan remedial dan pengayaan.<br />

d. Merancang Pembelajaran<br />

bahwa:<br />

Fachruddin dan Ali menyatakan mengenai perancangan pembelajaran<br />

Kemampuan mengelola program pembelajaran mencakup<br />

kemampuan merumuskan standar kompetensi dan kompetensi<br />

dasar, merumuskan silabus, tujuan pembelajaran, kemampuan<br />

menggunakan metode/model mengajar, kemampuan menyusun<br />

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kemampuan melakukan<br />

evaluasi, kemampuan mengenal potensi (entry behavior) peserta<br />

didik, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan<br />

pengajaran remedial”. 20<br />

20 Fachruddin, op. cit., h. 57.


28<br />

Pernyataan tersebut memberi makna bahwa seorang guru tidaklah<br />

diharuskan hanya memiliki satu kemampuan saja, yakni kemampuan<br />

dalam melakukan pembelajaran. Namun, seorang guru juga dituntut<br />

untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang lain, seperti halnya<br />

merumuskan dan menyusun silabus; menentukan tujuan pembelajaran<br />

yang harus dicapai oleh peserta didik; kemampuan dalam memilih dan<br />

menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan kreatif;<br />

kemampuan dalam menyusun berbagai kegiatan pembelajaran dan<br />

langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran; kemampuan dalam memilih<br />

dan menentukan berbagai bentuk penilaian; kemampuan dalam mengenal<br />

dan<br />

memahami potensi, bakat, dan minat peserta didik; serta<br />

kemampuan bagi guru dalam melaksanakan pengayaan dan remedial.<br />

Menurut Suyanto dan Asep Jihad, guru sebagai perancang<br />

pembelajaran dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan<br />

pelaksanaan belajar mengajar tersebut dengan memperhatikan berbagai<br />

komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi:<br />

(a) Memahami landasan kependidikan; (b) menerapkan teori<br />

belajar dan pembelajaran; (c) menentukan strategi pembelajaran<br />

berdasarkan karakteristik siswa; (d) menetapkan kompetensi yang<br />

ingin dicapai, dan materi ajar; serta (e) menyusun rancangan<br />

pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 21<br />

Berdasarkan pendapat tersebut bahwa guru dituntut untuk berperan<br />

aktif, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar<br />

dengan berbagai komponen, yakni meliputi memahami landasan<br />

kependidikan; menerapkan belajar dan pembelajaran dengan disesuaikan<br />

pada tujuan pembelajaran dan peserta didik; menentukan strategi<br />

pembelajaran dengan menyesuaikan pada perkembangan dan kebutuhan<br />

peserta didik dan juga bahan ajar; menetapkan kompetensi dan standar<br />

21 Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., h. 41.


29<br />

yang akan dicapai dari materi yang diajarkan; serta menyusun dan<br />

membuat rancangan pembelajaran untuk digunakan sebagai pedoman<br />

pelaksanaan pembelajaran.<br />

Jamil Suprihatiningrum menyatakan bahwa “Perancangan<br />

pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang akan<br />

bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran<br />

sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan,<br />

perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran”. 22<br />

Pernyataan tersebut memberi makna bahwa guru harus memiliki<br />

kemampuan dalam menyusun dan merancang kegiatan pembelajaran. Hal<br />

ini dikarenakan rancangan pembelajaran dijadikan sebagai suatu alat<br />

pengukur dan pengendali kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, agar<br />

kegiatan pembelajaran dapat berjalan optimal dan sesuai dengan tujuan<br />

yang hendak dicapai, maka guru diharuskan untuk menyusun langkahlangkah<br />

kegiatan pembelajaran.<br />

Rancangan pembelajaran yang dibuat biasanya tidak terlepas dari<br />

beberapa komponen, di antaranya pertama, identifikasi kebutuhan<br />

merupakan suatu kegiatan dalam memilih dan menentukan apa saja<br />

kebutuhan dalam melaksanakan pembelajaran, seperti halnya<br />

perkembangan peserta didik, sumber belajar, alat, dan juga bahan materi.<br />

Kedua, perumusan kompetensi dasar merupakan kegiatan dalam<br />

menentukan kompetensi dasar apa yang hendak dicapai oleh peserta didik<br />

dalam mempelajari suatu materi. Ketiga, penyusunan program<br />

pembelajaran merupakan aktifitas dalam menentukan metode, strategi,<br />

dan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan ketika kegiatan<br />

pembelajaran berlangsung.<br />

22 Jamil, op. cit., h. 102.


30<br />

Lebih lanjut, Fachruddin dan Ali berpandangan bahwa kemampuan<br />

guru dalam merancang pembelajaran memiliki beberapa aspek penting<br />

yang lebih kompleks, yakni salah satunya adalah kemampun guru dalam<br />

melaksanakan evaluasi atau penilaian terhadap kegiatan pembelajaran<br />

dan hasil belajar peserta didik. Kegiatan ini penting dilakukan oleh guru,<br />

agar guru mampu melakukan perbaikan jika memang masih terdapat<br />

kekurangan, serta dapat melakukan penguatan kembali jika memang hasil<br />

penilaian sudah cukup baik. Dan akhirnya pembaharuan dalam kegiatan<br />

pembelajaran dapat terus berlangsung untuk mencapai tujuan<br />

pembelajaran yang telah ditetapkan.<br />

23 Lukmanul. loc. cit.<br />

e. Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik dan<br />

Dialogis<br />

Lukmanul Hakim berpendapat mengenai pelaksanaan pembelajaran<br />

yang mendidik dan dialogis bahwa:<br />

Guru harus mampu menyelenggarakan pengembangan yang<br />

mendidik, meliputi: (1) memahami prinsip-prinsip perancangan<br />

pembelajaran yang mendidik; (2) mengembangkan komponenkomponen<br />

rancangan pembelajaran; (3) menyusun rancangan<br />

pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,<br />

laboratorium, maupun lapangan; (4) melaksanakan pembelajaran<br />

yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan<br />

memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan; (5)<br />

menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang<br />

relevan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang<br />

diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh; (6)<br />

mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang<br />

diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. 23<br />

Guru harus mampu dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran<br />

secara mendidik, yakni pertama, guru harus memiliki pemahaman akan<br />

prinsip atau dasar perancangan pembelajaran. Kedua, guru harus mampu


31<br />

dalam menentukan dan mengembangkan komponen pembelajaran,<br />

seperti halnya tujuan pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran,<br />

serta alat dan bahan yang dibutuhkan. Ketiga, guru harus mampu dalam<br />

menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.<br />

Keempat, guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang<br />

mendidik dan menyenangkan. Kelima, guru harus mampu menggunakan<br />

berbagai media dan sumber belajar yang relevan dengan materi yang<br />

akan dipelajari dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Keenam,<br />

guru harus mampu mengambil suatu tindakan atau keputusan dalam<br />

pelaksanaan pembelajaran.<br />

Marselus menyatakan bahwa “Pembelajaran mendidik adalah<br />

pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar, tidak hanya<br />

pembelajaran yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan. Karena<br />

itu guru dalam pembelajaran yang mendidik hendaknya memposisikan<br />

diri sebagai motivator dan pemberi semangat (inspirator) bagi siswa”. 24<br />

Definisi tersebut memberi makna bahwa guru sebagai tenaga<br />

pendidik tidak hanya bertugas dalam memberikan dan mentransfer ilmu<br />

kepada peserta didik. Namun, dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya<br />

sikap memotivasi dan memberikan inspirasi kepada peserta didik.<br />

Dengan sikap memotivasi, maka peserta didik akan semakin bersemangat<br />

dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam melakukan<br />

pembelajaran sehingga hal ini dapat meningkatkan prestasi belajar<br />

peserta didik. Selain itu, guru juga diharapkan mampu mencerminkan<br />

sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma di masyarakat<br />

sehingga mampu menjadi sosok yang menginspirasi bagi peserta didik<br />

dalam berperilaku.<br />

24 Marselus, op. cit., h. 36.


32<br />

Menurut Jamil Suprihatiningrum “Tugas guru yang paling utama<br />

adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan<br />

perilaku ke arah yang lebih baik dan pembentukan kompetensi siswa.<br />

Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre-test,<br />

proses, dan post-test”. 25 Dari pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan<br />

lebih lanjut bahwa tugas guru tidaklah hanya satu, yakni mengajar dan<br />

memberikan pengetahuan. Akan tetapi, lebih penting lagi, yaitu mendidik<br />

dan menanamkan pemahaman akan sikap dan perilaku yang baik kepada<br />

peserta didik. Kegiatan ini dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun<br />

di luar kelas dengan menyesuaikan pada kondisi lingkungan terkait<br />

kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku ini jika disesuaikan dengan<br />

kegiatan pembelajaran dapat diterapkan ke dalam tiga aktifitas, yaitu<br />

ketika pre-test, proses pembelajaran, dan juga post-test.<br />

Secara lebih lanjut, Marselus berpandangan bahwa guru memiliki<br />

tugas dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini tidak<br />

hanya terkait pada pemberian dan pentransferan ilmu pengetahuan,<br />

namun juga memberikan motivasi dan inspirasi kepada peserta didik.<br />

Kegiatan pembelajaran yang mendidik adalah kemampuan guru untuk<br />

dapat memposisikan dirinya sebagai penyemangat, pemberi kekuatan<br />

positif, serta pemberi contoh dan teladan yang baik bagi peserta didik.<br />

Sehingga peserta didik tidak hanya mampu memiliki pengetahuan yang<br />

memadai, tetapi juga sikap dan mental yang kuat.<br />

f. Mengevaluasi Hasil Belajar<br />

Fachruddin dan Ali mendefinisikan evaluasi bahwa “Kemampuan<br />

menilai prestasi belajar peserta didik adalah kemampuan mengukur<br />

perubahan tingkah laku peserta didik dan juga kemampuan dalam<br />

25 Jamil. loc. cit.


33<br />

mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat<br />

program”. 26 Definisi tersebut memberi makna bahwa evaluasi hasil<br />

belajar merupakan kemampuan yang diperlukan oleh guru untuk dapat<br />

melakukan pengukuran dan penilaian terhadap perubahan dan<br />

perkembangan peserta didik, baik dalam materi maupun tingkah laku.<br />

Namun, Fachruddin dan Ali menekankan kembali bahwa dalam<br />

pelaksanaan evaluasi tidak hanya melakukan penilaian terhadap peserta<br />

didik saja, tetapi juga kemampuan untuk menilai dan mengukur<br />

keterampilan mengajar, membuat program dan kegiatan pembelajaran,<br />

serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Jadi, pada evaluasi hasil belajar<br />

tidak hanya satu objek saja yang dinilai, yakni peserta didik, melainkan<br />

diri sendiri sebagai guru juga penting untuk dinilai dan diukur<br />

kemampuan dalam menyelenggarakan pembelajaran.<br />

Marselus memberikan pernyataan bahwa “Tugas utama guru dalam<br />

pembelajaran adalah menilai proses dan hasil pembelajaran. Guru harus<br />

bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat<br />

mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar siswa secara<br />

komprehensif”. 27 Berdasarkan pernyataan tersebut memberi makna<br />

bahwa guru mempunyai tugas utama selain mengajar adalah melakukan<br />

penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran. Seorang guru harus<br />

mampu menilai tidak hanya pada peserta didik saja, melainkan<br />

kemampuan dirinya dalam menyelenggarakan pembelajaran serta<br />

kemampuan mengajar juga perlu untuk dinilai. Dalam pelaksanaannya<br />

tidak terlepas dari alat dan indikator penilaian sehingga guru perlu<br />

memahami dan mampu menentukan alat dan indikator apa saja yang<br />

digunakan dalam penilaian. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan<br />

26 Fachruddin, op. cit., h. 58-59.<br />

27 Marselus, op. cit., h. 40.


34<br />

penilaian bisa tepat dan terarah pada aspek yang akan dinilai, selain itu<br />

memudahkan dalam proses penilaian jika sudah terancang dengan baik.<br />

Berdasarkan rumusan Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32<br />

Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Tahun 2005 Nomor 19<br />

Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 24 bahwa “Penilaian<br />

adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur<br />

pencapaian hasil belajar peserta didik”. 28 Sesuai dengan rumusan tersebut,<br />

maka dapat dijelaskan bahwa penilaian adalah suatu aktifitas yang perlu<br />

dilakukan oleh guru dengan cara mengumpulkan berbagai data dan<br />

informasi yang diperlukan dalam penilaian, pengolahan data dan<br />

informasi, penafsiran, dan pengambilan keputusan mengenai kemampuan<br />

dan perkembangan peserta didik. Hal ini diperlukan untuk melihat dan<br />

mengukur mengenai seberapa jauh pencapaian peserta didik terhadap<br />

proses belajar yang telah dilakukan.<br />

Secara lebih lanjut, Fachruddin dan Ali berpandangan bahwa guru<br />

harus memiliki kemampuan dalam melakukan penilaian dan evaluasi<br />

terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui<br />

seberapa jauh peserta didik mampu dalam memahami dan menerima<br />

pelajaran yang telah disampaikan. Fachruddin dan Ali menekankan<br />

bahwasanya guru tidak hanya mampu dalam mengukur, menilai, dan<br />

menafsirkan hasil belajar peserta didik, tetapi juga guru harus mampu<br />

dalam menilai dan mengukur kegiatan pembelajaran dan kemampuan<br />

mengajar guru. Kegiatan seperti ini diperlukan untuk mengetahui apakah<br />

guru telah melakukan pembelajaran dengan tepat atau belum, selain itu<br />

sebagai alat pengukur pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.<br />

28 Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah<br />

Tahun 2005 Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat 24.


35<br />

g. Mengembangkan Peserta Didik untuk<br />

Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang dimilikinya<br />

Hamzah mendefinisikan bahwa “Guru harus mengembangkan sikap<br />

peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun<br />

di luar kelas”. 29 Definisi tersebut memberi makna bahwa tugas guru<br />

tidaklah hanya mendidik dan membimbing peserta didik dalam kegiatan<br />

pembelajaran, namun juga membantu dan mengembangkan kemampuan<br />

peserta didik dalam membangun dan membina hubungan secara sosial.<br />

Hubungan sosial yang ingin dibina tidak hanya dibentuk dalam kegiatan<br />

di kelas saja, tetapi juga di luar kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk<br />

memupuk dan menanamkan rasa kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi<br />

terhadap sesama.<br />

Menurut pendapat Marselus “Kemampuan guru lain adalah<br />

membantu peserta didik mengaktualisasikan segenap potensinya. Siswa<br />

sebagai individu memiliki berbagai bakat dan kemampuan yang beragam.<br />

Karena itu tugas guru adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa agar<br />

berbagai potensi dan kemampuan yang beragam itu dapat dikembangkan<br />

secara optimal”. 30 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa<br />

guru harus memiliki kemampuan selain mengajar, yaitu membantu dan<br />

membimbing peserta didik dalam mengaktualisasikan berbagai potensi<br />

yang dimilikinya. Karena peserta didik merupakan individu yang<br />

memiliki potensi unik dan beragam, maka cara membimbing dan<br />

menanganinya pun beragam. Maka diperlukan kemampuan guru untuk<br />

membantu peserta didik dalam mengembangkan dan mengasah<br />

potensinya dengan berbagai kegiatan yang kreatif.<br />

29 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di<br />

Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 16.<br />

30 Marselus, op. cit., h. 38.


36<br />

Barnawi dan Mohammad Arifin menyatakan bahwa “Pengembangan<br />

peserta didik merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan<br />

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan<br />

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai<br />

dengan kondisi sekolah”. 31 Dari pernyataan tersebut memberikan makna<br />

bahwa peserta didik merupakan individu yang memiliki berbagai<br />

kemampuan dan keterampilan yang unik. Berbagai kemampuan dan<br />

keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik patut untuk dikembangkan,<br />

agar kemampuan dan keterampilan dapat terasah serta menjadi lebih baik<br />

lagi. Dalam pengembangannya, maka guru diharapkan mampu untuk<br />

membantu peserta didik dalam mengekspresikan kemampuan dan<br />

keterampilan melalui kegiatan pembelajaran di kelas.<br />

Secara lebih lanjut, Marselus memiliki pandangan bahwa seorang<br />

guru harus mampu untuk mengembangkan dan mengekpresikan berbagai<br />

potensi, bakat, dan minat peserta didik. Pada dasarnya, setiap individu<br />

merupakan mahkluk yang unik, yakni memiliki berbagai perbedaan satu<br />

sama lain. Begitu juga dengan peserta didik yang pasti memiliki potensi<br />

berbeda pula. Potensi, bakat, dan minat peserta didik dapat berkembang<br />

serta tersalurkan dengan baik, jika guru mampu untuk melakukan dan<br />

melaksanakan berbagai kegiatan dengan tujuan memberikan kesempatan<br />

bagi peserta didik dalam mengekpresikan berbagai potensi yang dimiliki.<br />

Guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan potensi peserta<br />

didik. Kegiatan pengembangan potensi peserta didik tidak akan optimal,<br />

jika guru kurang mampu dalam menciptakan kondisi dan situasi yang<br />

sesuai untuk tujuan yang akan dicapai.<br />

31 Barnawi, op. cit., h. 137.


37<br />

B. Pengembangan Guru<br />

Dalam kegiatan pembelajaran, selain guru diwajibkan memiliki<br />

pengetahuan dan wawasan luas terhadap materi yang diajarkan, guru juga<br />

wajib untuk memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam<br />

pelaksanaan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran yang<br />

berlangsung lebih kreatif sehingga menjadi lebih menyenangkan karena tidak<br />

monoton.<br />

Untuk membantu guru dalam memiliki pengetahuan dan keterampilan<br />

yang sesuai dengan kebutuhan terdapat banyak cara maupun kegiatan yang<br />

dapat dilakukan. Berbagai kegiatan tersebut, seperti halnya pengembangan.<br />

Dengan adanya pengembangan, guru dapat belajar maupun saling berdiskusi<br />

dan bertukar pengalaman. Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan akan<br />

membuat kemampuan guru semakin meningkat, baik dalam pengetahuan,<br />

teknologi, maupun metode dalam pembelajaran. Pengembangan merupakan hal<br />

yang wajib dilakukan baik oleh Pemerintah, organisasi keguruan, sekolah,<br />

maupun dari pribadi guru itu sendiri. Tanpa adanya pengembangan, maka guru<br />

akan kesulitan dalam meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Jika hal ini<br />

terjadi, maka kemampuan guru baik pengetahuan dan keterampilan akan<br />

semakin menurun dan kurang sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut ini<br />

adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pengembangan untuk guru.<br />

1. Definisi Pengembangan Kompetensi Guru<br />

Jamil Suprihatinigrum memberikan pernyataan bahwa “Pengembangan<br />

adalah suatu proses untuk membantu organisasi atau individu dalam<br />

melakukan pekerjaan secara efektif.” 32 Pernyataan tersebut dapat diartikan<br />

bahwa pengembangan menjadi kegiatan yang penting dilakukan dalam rangka<br />

membantu pelaksanaan pekerjaan agar menjadi lebih efektif. Kegiatan<br />

32 Jamil, op.cit., h. 72.


38<br />

pengembangan dapat dilakukan baik oleh organisasi secara berkelompok<br />

maupun juga individu.<br />

Menurut Hopkisn sebagaimana yang telah dikutip oleh Suyanto dan Asep<br />

Jihad bahwa “Pengembangan kompetensi adalah cara guru untuk menilai<br />

secara terus menerus dirinya sendiri dengan tetap membuka diri akan<br />

perubahan zaman yang terjadi.” 33 Berdasarkan penjelasan dari kutipan<br />

tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan kompetensi guru merupakan<br />

hal yang penting agar guru dapat terus memperbaiki dirinya dengan<br />

menambah berbagai ilmu pengetahuan maupun keterampilan dengan<br />

disesuaikan pada perubahan zaman. Kegiatan pengembangan kompetensi guru<br />

dapat dilakukan secara individu, yakni dengan menilai dirinya untuk<br />

mengetahui ilmu pengetahuan dan keterampilan yang belum dikuasainya.<br />

Abd. Kadim Masaong menjelaskan bahwa “Supervisi diartikan sebagai<br />

layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi, serta menilai<br />

guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara<br />

efektif.” 34 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa supervisi<br />

tidak lain adalah kegiatan membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi guru<br />

agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.<br />

Kegiatan supervisi hampir sama dan dapat dimaknai sebagai kegiatan yang<br />

bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dengan cara melakukan<br />

penilaian terlebih dahulu.<br />

Piet A. Sahertian memberikan definisi bahwa “Supervisi tidak lain dari<br />

usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun<br />

secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.” 35 Berdasarkan<br />

definisi tersebut dapat dimaknai bahwa supervisi atau kegiatan pengembangan,<br />

33 Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., h. 40.<br />

34 Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru:<br />

Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 3.<br />

35 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka<br />

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, Juni 2000), Cet. I, h. 19.


39<br />

baik secara individual maupun kelompok memiliki tujuan dalam membina<br />

guru-guru untuk dapat terus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan<br />

yang dibutuhkan dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas.<br />

Selain itu, menurut Harold P. Adams dan Frank C. Dickey sebagaimana<br />

yang telah dikutip oleh Sudjana bahwa “Supervisi adalah upaya yang<br />

dilakukan oleh para petugas pendidikan agar para pendidik atau sumber<br />

belajar yang disupervisi dapat meningkatkan proses kegiatan belajar<br />

membelajarkan, mengembangkan profesi kependidikan, memilih dan merevisi<br />

tujuan dan komponen-komponen pendidikan.” 36 Dari kutipan tersebut dapat<br />

diketahui bahwa supervisi bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru<br />

agar kegiatan pendidikan khususnya belajar mengajar dalam berjalan secara<br />

efektif. Supervisi atau kegiatan pengembangan guru ini dapat dilakukan oleh<br />

petugas khusus atau pihak yang memiliki keahlian dalam melakukan supervisi<br />

atau pengembangan.<br />

Guru harus diberikan stimulus agar dapat meningkatkan kemampuannya,<br />

khususnya dalam mendidik dan melakukan pembelajaran di kelas. Stimulus<br />

yang diberikan tersebut dapat berupa pengembangan yang bertujuan<br />

membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, serta<br />

dapat memberikan guru berbagai informasi dan solusi yang memang<br />

dibutuhkan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya, baik yang<br />

dilakukan secara individu maupun kelompok. Selain itu, perlu ditekankan<br />

bahwa kegiatan pengembangan bagi guru tidak harus dilaksanakan dan<br />

dilakukan oleh Kepala Sekolah, penilik sekolah, dan juga pengawas,<br />

melainkan pengembangan dapat juga dilakukan oleh guru itu sendiri atau<br />

dengan rekan sesame guru. Jadi, pengembangan guru bertujuan untuk<br />

membantu guru dalam mendapatkan pengetahuan, informasi, dan juga<br />

36 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan<br />

Sumber Daya Manusia, (Bandung: Falah, Januari 2004), Cet. III, h. 222.


40<br />

kegiatan bagi pengembangan keterampilan yang nantinya sangat diperlukan<br />

untuk kegiatan kepmbelajaran di kelas.<br />

2. Strategi Pengembangan Kompetensi Guru<br />

Usaha dalam mengembangkan kompetensi guru, tidak bisa dilaksanakan<br />

secara sembarangan sebaliknya dibutuhkan sebuah strategi yang matang dan<br />

berkelanjutan. Strategi dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan<br />

dengan sebuah program yang telah disusun secara baik. Pengembangan yang<br />

dilakukan dapat menggunakan dua strategi, yaitu secara individual maupun<br />

kelompok. Pengembangan secara individual adalah pengembangan yang<br />

dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab melakukan pengembangan<br />

kepada satu orang guru. Sedangkan, pengembangan secara kelompok adalah<br />

pengembangan oleh orang yang bertanggung jawab melakukan pengembangan<br />

kepada beberapa guru atau lebih dari satu orang guru. Dari kedua strategi<br />

tersebut, baik secara individual maupun kelompok memiliki berbagai cara atau<br />

kegiatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Begitu juga dalam<br />

melakukan pengembangan guru dapat dilakukan cara atau kegiatan tertentu<br />

sesuai dengan tujuan pelaksanaan pengembangan.<br />

Sudarwan Danim mengemukakan bahwa pengembangan profesi dan<br />

karier guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentik pendidikan<br />

dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat. Melalui pendidikan dan pelatihan<br />

(diklat), yaitu in house training, program magang, kemitraan sekolah, belajar<br />

jarak jauh, pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus, kursus singkat di<br />

lembaga pendidikan, pembinaan internal oleh sekolah, pendidikan lanjut.<br />

Sedangkan kegiatan selain diklat, yaitu diskusi masalah pendidikan, seminar,


41<br />

workshop, penelitian, penulisan buku/bahan ajar, pembuatan media<br />

pembelajaran, pembuatan karya teknologi/karya seni. 37<br />

Jamil Suprihatiningrum mengemukakan bahwa “Pengembangan<br />

profesional guru sains (matematika dan IPA) dapat ditempuh melalui beberapa<br />

cara, yaitu studi lanjut, inservice training, memberdayakan Musyawarah Guru<br />

Mata Pelajaran (MGMP), memberdayakan organisasi profesi, mengevaluasi<br />

kinerja mengajar di dalam kelas, sertifikasi dan uji kompetensi.” 38 Berdasarkan<br />

penjelasan tersebut dapat diketahui beberapa kegiatan dalam mengembangkan<br />

kemampuan guru sains dengan guru mata pelajaran lainnya adalah sama. Dari<br />

beberapa kegiatan tersebut, ada salah satu kegiatan yang dilakukan, yakni<br />

melakukan pemberdayaan kegiatan MGMP yang bertujuan agar sesama guru<br />

bidang studi dapat aktif untuk mengembangkan diri dan kemampuannya secara<br />

bersama-sama.<br />

Abd. Kadim Masaong mengemukakan bahwa teknik yang dapat<br />

digunakan dalam supervisi atau pengembangan guru, yaitu kunjungan kelas,<br />

pertemuan pribadi, rapat dewan guru/ staf, kunjungan antar sekolah, kunjungan<br />

antar kelas, pertemuan dalam kelompok kerja guru MGMP (Musyawarah Guru<br />

Mata Pelajaran), penerbitan bulletin profesional, simposium, dan seminar. 39<br />

Sesuai dengan penjelasan tersebut bahwa ada beberapa teknik yang dapat<br />

dilakukan dalam mengembangan guru, salah satunya melalui pertemuan dalam<br />

kelompok kerja guru/ MGMP. Dalam kegiatan MGMP ini, para guru dalam<br />

bidang studi atau mata pelajaran yang sama diberikan bimbingan terkait<br />

berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan<br />

pembelajaran.<br />

Secara lebih lanjut, Masaong memiliki pandangan bahwa guru perlu<br />

dilakukannya pengembangan untuk meningkatkan profesionalnya dalam<br />

37 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru: Tilikan Indonesia dan Mancanegara,<br />

(Bandung: Alfabeta, 2013),h. 30-33.<br />

38 Jamil Suprihatiningrum, op. cit., h. 174-176.<br />

39 Abd. Kadim Masaong, op. cit., h. 231.


42<br />

mendidik dan melaksanakan pembelajaran. Dari pendapat tersebut telah<br />

dikemukakan beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam pengembangan<br />

secara kelompok serta hampir sama dengan pendapat para ahli lainnya. Namun,<br />

hal yang paling ditekankan dalam teknik kelompok, yakni terdapatnya kegiatan<br />

pertemuan yang dilakukan antara guru dalam bidang studi yang sama atau<br />

biasa disebut dengan MGMP. Jadi, MGMP merupakan teknik pengembangan<br />

secara berkelompok yang dapat bermanfaat bagi guru dalam bidang studi yang<br />

sama untuk saling belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya secara<br />

bersama-sama. Kegiatan MGMP bertujuan bagi guru untuk memudahkan<br />

dalam melakukan sharing mengenai materi pelajaran, metode pembelajaran<br />

yang tepat, perkembangan peserta didik, sampai kepada informasi yang aktual.<br />

3. Tanggung Jawab Pengembangan Kompetensi Guru<br />

Kegiatan pengembangan diperlukan adanya pihak atau orang yang<br />

bertanggung jawab dalam melakukan pengembangan. Hal ini ditujukan agar<br />

pengembangan dapat terlaksana dengan baik sesuai prosedur dan tujuan yang<br />

telah ditetapkan. Sebenarnya pihak yang melakukan pengembangan sama<br />

halnya dengan pihak yang melakukan kegiatan pembinaan. Berikut adalah<br />

penjelasan terkait siapa saja pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan<br />

pengembangan.<br />

Menurut Sudjana “Pihak pembina (pimpinan, pengelola, pengawas,<br />

supervisor, dsb.) melakukan pembinaan melalui tatap muka dengan pihak<br />

yang dibina atau dengan pelaksanan program.” 40 Dari pendapat tersebut dapat<br />

dijelaskan lebih lanjut bahwa pengembangan guru dilakukan dengan cara<br />

pembinaan, yaitu bertemu antara guru yang dibina dengan pihak yang<br />

membina. Pendapat tersebut jika ditelaah lebih lanjut, maka dapat diketahui<br />

bahwa pihak yang melakukan pembinaan untuk mengembangkam kompetensi<br />

40 Sudjana, Op. Cit., h. 230.


43<br />

guru cukup banyak. Pertama, pimpinan. Pimpinan ini merupakan pihak<br />

tertinggi dari suatu lembaga pendidikan yang dipimpinnya, yakni Kepala<br />

Sekolah. Kepala Sekolah tidak hanya bertugas sebagai pemimpin, tetapi juga<br />

bertugas mengembangkan kompetensi bagi guru-guru yang mengajar di<br />

lembaga pendidikan yang dipimpinnya.<br />

Kedua, pengelola. Pengelola merupakan pihak yang mengatur dan<br />

mengelola suatu lembaga pendidikan maupun sebuah organisasi yang menjadi<br />

naungannya. Pengelola ini di dalamnya bisa termasuk Kepala Sekolah yang<br />

bertugas mengelola sekolah yang dipimpinnya maupun juga pengelola dari<br />

organisasi, seperti organisasi guru bidang studi atau biasa disebut MGMP.<br />

Sedangkan, ketiga, pengawas maupun supervisor memiliki makna yang sama,<br />

yakni pihak yang mengawasi terhadap kegiatan pengembangan yang<br />

dilaksanakan. Pengawas maupun supervisor ini di dalamnya bisa termasuk<br />

Kepala Sekolah maupun pengawas dari pihak luar, seperti dari LPMP<br />

(Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) yang merupakan naungan dari Suku<br />

Dinas. Pengawas maupun supervisor dari pihak luar, seperti LPMP kurang<br />

memiliki kepentingan dalam melakukan pengembangan kompetensi guru,<br />

tetapi lebih kepada mengawasi, dan mendampingi organisasi yang ada di<br />

lembaga pendidikan, seperti MGMP itu sendiri. Selain itu, jika LPMP<br />

mengadakan pengembangan untuk guru maka tidak semua guru dapat<br />

dilibatkan dalam pelaksanaan pengembangan, jadi hanya sebagian guru saja<br />

yang dapat merasakan kegiatan pengembangan kompetensi oleh LPMP. Jadi,<br />

pihak yang bertanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi guru<br />

secara langung lebih terkait kepada Kepala Sekolah maupun pengelola<br />

organisasi guru, seperti MGMP.<br />

Made Pidarta menjelaskan bahwa “Kepala Sekolah mempunyai lima<br />

macam posisi, yaitu sebagai manajer, administrator, motor penggerak


44<br />

hubungan dengan masyarakat, pemimpin, dan sebagai supervisor.” 41 Pendapat<br />

tersebut menjelaskan bahwa kepala sekolah memiliki berbagai tugas dalam<br />

memimpin lembaga pendidikan, salah satunya adalah sebagai supervisor.<br />

Kepala Sekolah dalam menjalankan tugas tersebut bertindak mengawasi<br />

kinerja para guru dan melakukan pengembangan kompetensi bagi para guru<br />

yang berada di lembaga pendidikan yang dipimpinnya agar memiliki berbagai<br />

macam kompetensi yang dibutuhkan dalam menunjang profesinya.<br />

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rincian mengenai tugas dan tanggung<br />

jawab Kepala Sekolah, pengelola atau pengurus MGMP, dan LPMP dalam<br />

melakukan pengembangan kompetensi guru.<br />

a. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai supervisor.<br />

1. Mendiskusikan tentang tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan<br />

dengan guru-guru di sekolah.<br />

2. Mendiskusikan tentang metode-metode dan teknik-teknik<br />

mengajar dalam rangka pembinaan dan pengembangan proses<br />

belajar mengajar kepada guru-guru.<br />

3. Membimbing guru-guru dalam penyusunan satuan pelajaran,<br />

program semesteran, dan pengembangan silabus.<br />

4. Membimbing guru-guru dalam memilih dan menilai buku-buku<br />

untuk perpustakaan sekolah,buku-buku pelajaran untuk murid,<br />

dan buku-buku referensi mengajar untuk guru.<br />

5. Membimbing guru-guru dalam menganalisis dan menginterpretasi<br />

hasil tes dan penggunaannya bagi perbaikan proses belajar<br />

mengajar.<br />

6. Melakukan kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis.<br />

7. Mengadakan kunjungan observasi kepada guru-guru demi<br />

perbaikan cara mengajarnya.<br />

8. Mengadakan pertemuan individual dengan guru-guru tentang<br />

masalah yang mereka hadapi. 42<br />

Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab Kepala<br />

Sekolah dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, maka dapat<br />

dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, seperti:<br />

41 Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), h. 13.<br />

42 Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 119-120.


45<br />

Mendiskusikan tentang tujuan dan filsafat pendidikan, serta metode dan<br />

teknik yang tepat dalam pembelajaran; Membimbing guru dalam menyusun<br />

satuan pelajaran, program semesteran, pengembangan silabus, memilih dan<br />

menilai buku sebagai bahan ajar, serta menganalisis dan menginterpretasikan<br />

hasil belajar peserta didik; Melakukan kunjungan kelas; Mengadakan<br />

kunjungan observasi kepada guru dalam rangka memperbaiki cara mengajar<br />

dan pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah yang dihadapi.<br />

b. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus KKG (Kelompok Kerja Guru) dan<br />

MGMP<br />

1. Menetapkan sekolah inti sebagai pusat pertemuan KKG atau<br />

MGMP yang memiliki kemudahan akses bagi anggota lainnya<br />

dan memiliki sarana prasarana lengkap.<br />

2. Menyusun program kegiatan sesuai dengan rambu-rambu<br />

penyelenggaraan KKG dan MGMP, Prosedur Operasional<br />

Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP, dan Prosedur<br />

Operasional Standar Pengembangan KTSP.<br />

3. Mengusulkan program kegiatan.<br />

4. Melaksanakan kegiatan KKG dan MGMP sesuai program yang<br />

telah disusunnya.<br />

5. Membuat pertanggung jawaban kegiatan, administrasi, dan<br />

keuangan pelaksanaan program.<br />

6. Membuat laporan administratif dan akademik pelaksanaan<br />

kegiatan.<br />

7. Membuat rencana rinci keberlanjutan program untuk tahun<br />

berikutnya.<br />

8. Membantu tim pemantau dan evaluasi dari tingkat pusat, LPMP,<br />

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPTD Dinas Pendidikan<br />

Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah.<br />

9. Membuat laporan kegiatan KKG dan MGMP dan<br />

mengirimkannya kepada penyandang dana dan/atau UPTD<br />

Pendidikan Kabupaten/Kota. 43<br />

43 Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. (Direktorat Jenderal Peningkatan<br />

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian<br />

Pendidikan Nasional, 2010), h. 136.


46<br />

Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab pengurus<br />

KKG dan MGMP dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, maka<br />

dapat dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan,<br />

seperti: Menetapkan sekolah inti yang memiliki berbagai kemudahan dan<br />

fasilitas sebagai pusat pertemuan kegiatan KKG/MGMP; Menyusun program<br />

kegiatan KKG/ MGMP dengan menyesuaikan rambu-rambu penyelenggaraan<br />

KKG/MGMP dan prosedur operasional standar penyelenggaraan<br />

KKG/MGMP; mengusulkan program kegiatan KKG/MGMP; Melaksanakan<br />

kegiatan KKG/MGMP sesuai program yang telah disusun; Membuat<br />

pertanggungjawaban kegiatan, laporan administratif dan pelaksanaan kegiatan,<br />

rencana rincian keberlanjutan program untuk tahun berikutnya, laporan<br />

kegiatan KKG/MGMP serta mengirimkannya kepada penyandang dana<br />

dan/atau UPTD Pendidikan Kabupaten/Kota; Membantu tim pemantau dan<br />

evaluasi dari tingkat pusat, LPMP, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPTD<br />

Dinas Pendidikan Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah.<br />

c. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP<br />

1. Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP, menghimpun,<br />

menyediakan profil dan data KKG dan MGMP yang ada di<br />

daerahnya.<br />

2. Melaksanakan pendampingan kegiatan KKG dan MGMP yang<br />

ada di daerahnya.<br />

3. Menyediakan pelayanan konsultasi pelaksanaan kegiatan<br />

KKGdan MGMP yang ada di daerahnya.<br />

4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan KKG dan<br />

MGMP dengan menggunakan contoh instrument yang disusun<br />

oleh Ditjen PMPTK.<br />

5. Dinas Pendidikan Provinsi bersama-sama dengan LPMP<br />

membuat laporan hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG<br />

dan MGMP dan mengirimkannya kepada KKG, MGMP, dan/atau<br />

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga<br />

Kependidikan. 44<br />

44 Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, op.cit., h. 134.


47<br />

Dari penjelasan mengenai rincian tugas dan tanggung jawab Dinas<br />

Pendidikan Provinsi dan LPMP dalam melakukan pengembangan kompetensi<br />

guru, maka dapat dipahami bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dapat<br />

dilakukan, seperti: Menghimpun dan menyediakan profil dan data<br />

KKG/MGMP yang ada di daerahnya, pelayanan konsultasi pelaksanaan<br />

KKG/MGMP yang ada di daerahnya; Melaksanakan pendampingan kegiatan<br />

KKG/MGMP di daerahnya; Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan<br />

kegiatan KKG/MGMP sesuai dengan contoh instrument dari Ditjen PMPTK<br />

(Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan); Membuat laporan<br />

hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG/MGMP bersama dengan LPMP<br />

serta mengirimkannya kepada KKG/MGMP dan Ditjen PMPTK.<br />

4. MGMP sebagai Wadah Pengembangan Kompetensi Guru<br />

MGMP ini adalah suatu wadah yang dibentuk dalam rangka membantu<br />

para guru dalam bidang studi yang sama untuk mengembangkan dan<br />

meningkatkan kompetensi yang diperlukan dalam menjalankan profesinya.<br />

Sebenarnya MGMP ini bertujuan untuk membantu guru dalam memecahkan<br />

masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran,<br />

meningkatkan pemahaman dalam mata pelajaran/bidang studi, tempat untuk<br />

saling bertukar gagasan tentang strategi dan teknik mengajar yang efektif dan<br />

masalah lainnya yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran<br />

di kelas.<br />

Pada dasarnya MGMP memiliki berbagai program yang akan<br />

dilaksanakan sebagai bagian utama dalam pengembangan MGMP. Program<br />

tersebut harus selalu merujuk pada usaha peningkatan kompetensi guru.


48<br />

Program yang terdapat dalam MGMP terbagi menjadi tiga bagian, yaitu<br />

program umum, program inti, dan program penunjang. 45<br />

a. Program Umum merupakan program yang dilaksanakan dengan tujuan<br />

untuk memberikan wawasan kepada guru mengenai kebijakan pendidikan<br />

yang berada di tingkat daerah sampai pusat, seperti halnya kebijakan<br />

terkait pengembangan profesionalisme guru.<br />

b. Program Inti merupakan program utama yang bertujuan untuk<br />

meningkatkan kualitas kompetensi dan profesionalisme guru. Dalam<br />

program inti ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu program<br />

rutin dan pengembangan.<br />

1.) Program rutin adalah program yang sering diadakan dan dilaksanakan<br />

setiap semester. Biasanya kegiatan dalam program rutin ini bersifat<br />

pengulangan dan penguatan agar guru semakin baik dan terus terasah<br />

kemampuannya dalam melaksanakan profesinya. Kegiatan yang<br />

biasanya dilaksanakan pada program rutin, seperti berikut: (a) Diskusi<br />

permasalahan pembelajaran; (b) Penyusunan dan pengembangan<br />

silabus, program semester, dan rencana program pembelajaran;<br />

Analisis kurikulum; (c) Penyusunan laporan hasil belajar siswa; (d)<br />

Pendalaman materi; (e) Pelatihan terkait dengan penguasaan materi<br />

yang mendukung tugas mengajar; (f) Pembahasan materi dan<br />

pemantapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.<br />

2.) Program Pengembangan merupakan program yang dilaksanakan<br />

setelah program rutin berjalan dengan lancar. Program ini bertujuan<br />

untuk mengembangkan kompetensi guru secara lebih lanjut agar guru<br />

semakin berkualitas serta termotivasi untuk mengembangkan dirinya.<br />

Dalam program pengembangan dapat dilaksanakan kegiatan, seperti<br />

45 Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, loc. cit.


49<br />

berikut: (a) Penelitian, di antaranya Penelitian Tindakan Kelas/Studi<br />

Kasus; (b) Penulisan Karya Ilmiah; (c) Seminar, lokakarya, kolokium<br />

(paparan hasil penelitian), dan diskusi panel; (d) Pendidikan dan<br />

pelatihan berjenjang (diklat berjenjang); (e) Penerbitan jurnal dan<br />

bulletin MGMP; (f) Penyusunan dan pengembangan website MGMP;<br />

(g) Kompetensi kinerja guru; (h) Pendampingan pelaksanaan tugas<br />

guru oleh pembimbing /tutor/instruktur/fasilitator di MGMP; (i)<br />

Lesson Study (studi pengkajian praktik pembelajaran yang memiliki<br />

tiga komponen, yaitu plan, do, see yang dalam pelaksanaannya harus<br />

terjadi kolaborasi antara pakar, guru pelaksana, dan guru mitra); (j)<br />

Professional Learning Community (komunitas belajar profesional); (k)<br />

TIPD (Teachers International Professional Development); (l) Global<br />

Gateaway; (m) Program lain yang sesuai dengan kebutuhan setempat.<br />

Dari beberapa kegiatan dalam program pengembangan yang telah<br />

dijelaskan, maka program tersebut dapat dipilih sekurang-kurangnya<br />

lima kegiatan untuk dilaksanakan.<br />

c. Program Penunjang merupakan program yang dilaksanakn dengan tujuan<br />

untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi guru-guru sebagai<br />

peserta MGMP dengan materi yang bersifat penunjang. Kegiatan yang<br />

dapat dilakukan, seperti: (a) bahasa asing; (b) Teknologi Informasi dan<br />

Komunikasi (TIK); dan lain-lain.<br />

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,<br />

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi<br />

siswa pada jalur pendidikan formal. Guru dalam menjalankan tugas<br />

profesinya diharuskan memiliki kompetensi yang mendukung, khususnya<br />

kompetensi pedagogik. Kompetensi ini menjadi titik utama dari tugas sebagai<br />

seorang guru karena peran guru tidak dapat terlepas dari kegiatan mendidik<br />

maupun mengajar peserta didik. Dalam mengajar guru perlu memiliki


50<br />

keahlian khusus, seperti memahami wawasan atau landasan kependidikan,<br />

memahami tentang peserta didik, mengembangkan kurikulum/silabus,<br />

merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan<br />

dialogis, mengevaluasi hasil belajar, mengembangkan peserta didik untuk<br />

mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Hal tersebut perlu dipahami<br />

secara mendalam oleh setiap guru agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat<br />

berlangsung secara efektif.<br />

Guru hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, kelalaian,<br />

maupun lupa. Maka dari itu, guru perlu melakukan pengembangan dan<br />

peningkatan kemampuan dalam menjalankan tugas profesinya. Dalam<br />

menjawab permasalahan tersebut, maka dibentuklah organisasi guru secara<br />

khusus, yakni kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam bidang studi yang<br />

sama atau biasa disebut dengan MGMP. Pembentukan MGMP ini bertujuan<br />

untuk memfasilitasi guru dalam pengembangan kompetensi guru, khususnya<br />

adalah kompetensi pedagogik. Jadi, guru dalam bidang studi yang sama<br />

melakukan pertemuan dan berkumpul secara bersama-sama untuk membahas<br />

mengenai gagasan, informasi, materi pelajaran, maupun permasalahan yang<br />

sedang dialami untuk dipecahkan dan dicari solusi yang tepat. Maka MGMP<br />

sangat bermanfaat bagi guru sebagai wadah mengembangkan kompetensi<br />

guru dalam ruang lingkup yang lebih kecil, yakni dalam tingkat kotamadya<br />

ataupun kabupaten.<br />

Secara lebih lanjut, MGMP memiliki beberapa kegiatan yang dapat<br />

dilakukan untuk mencapai tujuan pada pengembangan dan peningkatan<br />

kompetensi guru. Pada MGMP ada tiga program, yakni program umum,<br />

program inti (program rutin dan pengembangan), dan program penunjang.<br />

Dari ketiga program tersebut, terdapat program yang memang sering<br />

dilakukan dan bersifat rutin terdapat pada setiap MGMP dengan kegiatan<br />

yang dilakukan, sebagai berikut: (a) Diskusi permasalahan pembelajaran; (b)<br />

Penyusunan dan pengembangan silabus, program semester, dan rencana


51<br />

program pembelajaran; Analisis kurikulum; (c) Penyusunan laporan hasil<br />

belajar siswa; (d) Pendalaman materi; (e) Pelatihan terkait dengan penguasaan<br />

materi yang mendukung tugas mengajar; (e) Pembahasan materi dan<br />

pemantapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Selain dari<br />

kegiatan tersebut, ada juga kegiatan lain yang termasuk ke dalam program<br />

umum, pengembangan, dan juga penunjang, namun diberikan hanya sesekali<br />

dan tidak terlalu sering. Hal ini terkait lagi dengan dana yang dimiliki dan<br />

juga pihak yang melakukan kegiatan pengembangan.<br />

Kegiatan yang dilakukan dalam MGMP diharapkan mampu untuk<br />

memperluas wawasan dan pengetahuan bagi guru dalam berbagai hal,<br />

khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran; Memberikan kesempatan<br />

bagi guru dalam berbagi pengalaman untuk saling memberikan bantuan;<br />

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan;<br />

Mengembangkan profesionalisme guru dalam rangka menjamin mutu<br />

pendidikan; Mengembangkan kegiatan mentoring maupun sharing antar guru<br />

yang senior dengan junior.


BAB III<br />

METODOLOGI<br />

A. Waktu dan Tempat Penelitian<br />

Pelaksanaan penelitian dimulai saat penyerahan surat izin penelitian kepada<br />

Ketua MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur tanggal 1<br />

April 2014 sampai bulan Agustus 2014. MGMP Kewirausahaan Wilayah Timur<br />

ini mencakup seluruh SMK dan guru Kewirausahaan yang berada di daerah<br />

Jakarta Timur, baik negeri maupun swasta, dimana terdapat 136 SMK swasta<br />

dan juga 13 SMK Negeri (lampiran 2). Dari SMK swasta terdapat guru yang<br />

mengajar Kewirausahaan sebanyak 198 orang, sedangkan untuk SMK Negeri<br />

sebanyak 24 orang. Berdasarkan data kehadiran guru pada kegiatan MGMP<br />

(lampiran 5) lebih banyak guru yang hadir atau pada kegiatan tersebut berasal<br />

dari SMK Negeri, oleh sebab itu penulis hanya membatasi penelitian pada SMK<br />

Negeri saja. Dengan agenda kegiatan sebagai berikut:<br />

Tabel 3.1<br />

Agenda Kegiatan Penelitian<br />

No. Kegiatan Waktu (bulan)<br />

April<br />

Mei<br />

I II III IV I II III IV<br />

1. Melakukan observasi awal terkait<br />

MGMP Kewirausahaan dengan<br />

melakukan wawancara kepada Ketua<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta<br />

Timur<br />

52


53<br />

2. Menyerahkan surat izin penelitian kepada<br />

Ketua MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

Jakarta Timur<br />

3. Meminta data kepada Suku Dinas<br />

Dikmenti Kotamadya Jakarta Timur<br />

terkait jumlah guru Kewirausahaan SMK<br />

Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

4. Meminta data tentang struktur organisasi<br />

kepengurusan dan Surat Keputusan (SK)<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta<br />

Timur.<br />

5. Meminta data tentang kegiatan<br />

pelaksanaan MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

No. Kegiatan Waktu (bulan)<br />

Juni<br />

Juli<br />

I II III IV I II III IV<br />

7. Meminta surat persetujuan izin penelitian<br />

kepada Ketua MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur dan Kepala<br />

Sekolah (SMK Negeri 51, 58, dan 24)<br />

untuk melakukan wawancara kepada<br />

guru yang mengikuti MGMP<br />

Kewirausahaan dan pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

No. Kegiatan Waktu (bulan)<br />

Agustus<br />

I II III IV


54<br />

1. Melakukan wawancara kepada pengurus<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta<br />

Timur terkait MGMP Kewirausahaan dan<br />

kegiatannya<br />

2. Melakukan wawancara kepada guru<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta<br />

Timur terkait kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

B. Pendekatan Penelitian<br />

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penulis<br />

menggunakan pendekatan tersebut dikarenakan penelitian ini membutuhkan<br />

data-data yang didapat dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.<br />

Data yang telah didapat selanjutnya diolah dan dihasilkan data deskriptif berupa<br />

kata-kata tertulis dengan menghubungkan antara data secara lisan maupun<br />

tulisan.<br />

Tujuan pendekatan ini untuk mengungkapkan tentang fakta dan keadaan<br />

yang terdapat pada MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru<br />

Kewirausahaan. Dalam penelitian kualitatif lebih bersifat terbuka, yakni proses<br />

penelitian ini memberikan kesempatan kepada subjek untuk menjawab<br />

pertanyaan yang diajukan menurut pemahaman dan kerangka berpikir subjek<br />

tersebut.<br />

C. Subjek Penelitian<br />

Subjek penelitian adalah individu maupun benda yang dijadikan sebagai<br />

sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Subjek


55<br />

penelitian adalah sumber data informasi yang didapat dari orang, benda, dan/atau<br />

suatu proses alamiah yang dibutuhkan penulis dalam mengumpulkan data supaya<br />

lebih akurat. Sumber data dapat dibagi menjadi tiga macam, berikut penjelasan<br />

secara rinci :<br />

1. Person (manusia)<br />

Person adalah sumber data berupa manusia. Person atau manusia yang<br />

menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Pengurus MGMP Kewirausahaan,<br />

yaitu terdiri dari Ketua, Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan<br />

Masyarakat, serta anggota MGMP, yaitu terdiri dari empat guru<br />

Kewirausahaan dari SMK Negeri 51, SMK Negeri 58, dan SMK Negeri 24<br />

yang aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.<br />

2. Place (tempat)<br />

Place adalah sumber data berupa tempat. Tempat yang dijadikan penelitian ini<br />

adalah MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang hanya mencakup<br />

SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan sekolah inti di SMK Negeri 51<br />

Jakarta Timur.<br />

3. Paper (kertas /simbol)<br />

Paper disini bukan saja bermaksud kertas, tetapi juga simbol. Paper disini<br />

dapat berupa struktur organisasi MGMP Kewirausahaan, Surat Keputusan<br />

(SK) MGMP Kewirausahaan, data guru dan kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur.<br />

D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data<br />

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa<br />

metode dalam mengumpulkan data penelitian, di antaranya:<br />

1. Teknik Wawancara<br />

Wawancara adalah proses penelitian yang dilakukan dalam bentuk<br />

komunikasi secara verbal antara penulis dengan subjek yang diteliti.


56<br />

Wawancara ini dilaksanakan secara langsung, dalam artian bahwa penulis<br />

bertatap muka atau berhadapan dengan subjek melalui percakapan dengan<br />

cara penulis mengajukan berbagai pertanyaan yang telah disusun sebelum<br />

wawancara dilakukan. Hasil wawancara berbentuk verbal, oleh karena itu<br />

penulis merekam dan mencatat hasil jawaban ke dalam bentuk tulisan.<br />

Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan informasi secara<br />

akurat dari beberapa sumber yang telah ditetapkan untuk menguatkan hasil<br />

data yang diperoleh melalui observasi maupun studi dokumentasi. Dalam<br />

penelitian ini, sebelum penulis melakukan teknik wawancara, maka penulis<br />

menggunakan pedoman wawancara untuk dapat memfokuskan aspek yang<br />

diperlukan agar terhindar dari persoalan yang tidak relevan dengan tujuan<br />

penelitian sehingga teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara<br />

semistruktur, yakni penulis menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah<br />

terstruktur kemudian satu persatu diperjelas untuk mendapatkan keterangan<br />

lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua<br />

variabel dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.<br />

Teknik wawancara ini digunakan untuk mewawancarai Pengurus<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur, yaitu terdiri dari Ketua,<br />

Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Hubungan Masyarakat, serta<br />

anggota MGMP, yaitu terdiri dari empat guru Kewirausahaan dari SMK<br />

Negeri 51, SMK Negeri 58, dan SMK Negeri 24 yang aktif dalam kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.<br />

Tabel 3.2<br />

Pedoman Wawancara<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Fokus<br />

Sub Fokus


57<br />

Pengembangan Kompetensi Pedagogik<br />

Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

a. Manajemen MGMP Kewirausahaan<br />

b. Program MGMP dalam<br />

mengembangkan kemampuan guru<br />

Kewirausahaan<br />

c. Strategi yang dilakukan MGMP bagi<br />

pengembangan kompetensi<br />

pedagogik guru kewirausahaan<br />

d. Pihak yang bertanggung jawab dalam<br />

pengembangan guru di MGMP<br />

e. Peran MGMP sebagai wadah<br />

pengembangan guru dan manfat<br />

yang didapat dari kegiatan MGMP<br />

Tabel 3.3<br />

Pedoman Wawancara<br />

Anggota MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Fokus<br />

Pengembangan Kompetensi Pedagogik<br />

Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan di SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

Sub Fokus<br />

a. Program MGMP dalam<br />

Mengembangkan<br />

guru<br />

Kewirausahaan<br />

b. Strategi yang dilakukan MGMP bagi<br />

pengembangan kompetensi<br />

pedagogik guru kewirausahaan<br />

c. Pihak yang bertanggung jawab<br />

dalam pengembangan guru di<br />

MGMP


58<br />

d. Peran MGMP sebagai wadah<br />

pengembangan guru dan manfaat<br />

yang didapat dari kegiatan MGMP<br />

2. Teknik Observasi<br />

Observasi merupakan proses yang dilakukan oleh penulis berupa<br />

kegiatan mengamati dan mencatat segala keadaan dan kejadian dari<br />

berbagai hal yang diamati di lapangan dengan tujuan untuk memperoleh<br />

data supaya data yang dihasilkan menjadi akurat karena teknik ini secara<br />

langsung berinteraksi dengan kegiatan dan peristiwa yang terjadi pada<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang berkaitan dengan<br />

pengembangan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan.<br />

Tabel 3.4<br />

Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

No. Kegiatan Keterangan<br />

1. Kegiatan yang dilakukan MGMP<br />

Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

2. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta<br />

Timur<br />

3. Siapa yang melakukan pengembangan guru<br />

dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

4. Teknik yang dilakukan dalam<br />

pengembangan guru kegiatan MGMP


59<br />

Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

5. Kehadiran guru Kewirausahaan pada<br />

kegiatan pengembangan yang dilakukan<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta<br />

Timur<br />

6. Sikap yang ditunjukkan guru dalam<br />

mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

3. Teknik Studi Dokumentasi<br />

Dokumen adalah bahan tertulis maupun foto/video baik yang tercetak<br />

ataupun tidak. Teknik dokumentasi merupakan proses dalam<br />

mengumpulkan data yang dibutuhkan baik itu mencakup bahan tertulis<br />

ataupun foto/video. Teknik ini digunakan untuk memperoleh berbagai data<br />

penting berupa struktur organisasi MGMP Kewirausahaan, Surat Keputusan<br />

(SK) MGMP Kewirausahaan, data guru dan kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.<br />

Tabel 3.5<br />

Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

No.<br />

Nama Dokumentasi<br />

1. Struktur Organisasi MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

2. Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

Jakarta Timur<br />

Keterangan<br />

Ada<br />

Tidak


60<br />

3. Waktu dan Nama Kegiatan yang telah<br />

dilaksanakan MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

Jakarta Timur<br />

4. Data Guru Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

E. Teknik Analisa Data<br />

Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif sehingga metode analisis<br />

data yang digunakan, yaitu analisis data deskriptif dengan mengklasifikasikan<br />

berbagai data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan untuk dianalisis dan<br />

diambil kesimpulan. Sedangkan, pola pikir yang digunakan dalam menganalisis<br />

penelitian ini menggunakan pola pikir induktif, yaitu cara berpikir dengan<br />

dimulai dari fakta-fakta yang bersifat umum maupun peristiwa atau keadaan<br />

yang konkrit kemudian ditarik kesimpulan yang lebih bersifat khusus.<br />

1. Pengumpulan Data<br />

Penulis membuat catatan data yang dikumpulkan melalui wawancara,<br />

observasi, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan terkait<br />

dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.<br />

2. Reduksi Data<br />

Penulis melakukan proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang<br />

tersedia, baik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Setelah itu,<br />

penulis membaca, mempelajari,dan memfokuskan mengenai data apa saja<br />

yang yang dibutuhkan terkait judul penelitian.<br />

3. Penyajian Data<br />

Setelah melalui reduksi data, maka selanjutnya penulis menganalisa data<br />

dengan cara menyajikan beberapa data temuan, mulai dari wawancara,<br />

observasi, dan studi dokumentasi dalam bentuk teks naratif.<br />

4. Penarikan Kesimpulan


61<br />

Setelah data telah dikumpulkan, direduksi, dan dianalisa,maka langkah<br />

selanjutnya penulis menarik kesimpulan dari data yang telah dijabarkan<br />

dalam bentuk naratif. Penarikan kesimpulan dilakukan sejak penulis<br />

berusaha mencari makna dari data yang telah didapatkan.<br />

F. Pemeriksaan Keabsahan Data<br />

Penelitian ini memerlukan data yang valid dan juga sah, maka dari itu perlu<br />

dilakukannya pemeriksaan terhadap data yang ada. Hal ini ditujukan agar dapat<br />

diketahui data tersebut memiliki keabsahan, maka penulis menggunakan teknik<br />

triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaaan data dengan memanfaatkan sesuatu<br />

yang lain di luar data yang diteliti untuk pengecekan dan sebagai pembanding<br />

terhadap data tersebut. Dalam teknik triangulasi ini digunakan sumber ganda dan<br />

metode ganda. Pada sumber ganda menggunakan dua cara, yaitu<br />

membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara dan<br />

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.<br />

Dalam penelitian ini, terdapat langkah-langkah pemeriksaan data dengan<br />

menggunakan teknik triangulasi, sebagai berikut:<br />

1. Membandingkan data hasil observasi kegiatan pengembangan MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil<br />

wawancara dari semua subjek yang telah ditetapkan;<br />

2. Membandingkan data hasil observasi kegiatan pengembangan MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil<br />

dokumentasi MGMP Kewirausahaan yang ada;<br />

3. Membandingkan data hasil wawancara terkait pengembangan MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil<br />

wawancara dari semua subjek yang telah ditentukan;


62<br />

4. Membandingkan data hasil wawancara terkait pengembangan MGMP<br />

Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan hasil data<br />

dokumentasi MGMP Kewirausahaan yang ada.


BAB IV<br />

HASIL PENELITIAN<br />

A. Gambaran Umum Objek Penelitian<br />

1. Latar Belakang Terbentuknya MGMP Kewirausahaan<br />

Mata pelajaran Kewirausahaan bisa terbilang sesuatu yang bersifat<br />

baru dalam pendidikan di Indonesia khususnya bagi SMK, karena mata<br />

pelajaran tersebut baru dibentuk sekitar tahun 2000. Tujuan utama dari<br />

pembelajaran Kewirausahaan adalah merubah pola pikir siswa SMK dari<br />

pekerja untuk menjadi pengusaha. Dengan kata lain, pelajaran<br />

Kewirausahaan membekali siswa agar mampu menjadi pengusaha dengan<br />

keterampilan yang dimiliki.<br />

Materi Kewirausahaan tergolong masih baru, maka guru yang<br />

mengajar juga terbilang baru dan kebanyakan bukan dari bidang<br />

Kewirausahaan, bahkan awalnya Kewirausahaan ini hanya sebagai<br />

pelengkap yang terkadang diberikan bagi peserta didik kelas X dan XI saja.<br />

Selain itu, guru yang bertugas mengajar mata pelajaran Kewirausahaan<br />

bukanlah guru yang khusus memiliki kemampuan di bidang tersebut.<br />

Biasanya Kepala Sekolah menunjuk guru mata pelajaran lain yang masih<br />

kekurangan jam mengajar untuk mengajar Kewirausahaan.<br />

Banyak permasalahan yang timbul akibat hal tersebut, yakni guru<br />

kurang memahami materi dari mata pelajaran Kewirausahaan, sulit dalam<br />

mengembangkan silabus dan menyusun RPP, serta sulit untuk<br />

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai. Untuk itu, Drs. MPA.<br />

Saputra sebagai guru Kewirausahaan di SMK Negeri 51 pada tahun 2008<br />

mencoba mengusulkan diadakannya pembentukan dan kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman bagi guru<br />

Kewirausahaan agar mampu dalam memahami dan mengajarkan materi<br />

63


64<br />

tersebut. Kegiatan memberikan usul tersebut dilakukan pada saat<br />

diadakannya kegiatan pertemuan antara guru Kewirausahaan dengan Suku<br />

Dinas Pendidikan yang dilaksanakan di Puncak pada tahun 2004. Setelah<br />

usulan tersebut, maka mulai diadakannya kegiatan dan pertemuan dengan<br />

guru Kewirausahaan untuk membahas segala persoalan dan permasalahan<br />

yang dihadapi terkait kegiatan pembelajaran Kewirausahaan dengan<br />

dimotori dan diketuai oleh MPA. Saputra. Pada tahun 2008, barulah<br />

dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah<br />

dan Tinggi Kotamadya Jakarta Timur dengan Nomor: 165/ 2008 tentang<br />

Pengesahan Pengurus MGMP Kewirausahaan Kotamadya Jakarta Timur<br />

Periode 2008/ 2012 (terlampir 1). Surat Keputusan tersebut membantu<br />

sebagai bukti adanya landasan formal dalam melaksanakan tugas dan<br />

kegiatan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur.<br />

Sejak adanya MGMP Kewirausahaan 2008/2012, maka dibentuk<br />

pengesahan pengurus pertama yang dipimpin oleh MPA Saputra, serta<br />

untuk tahun 2012/ 2015 sudah ditetapkan pengurus baru secara aklamasi<br />

dan terpilih Drs. Adju Sasmita, MM., akan tetapi sampai saat ini belum ada<br />

SK. Hal ini disebabkan, belum adanya usulan dan laporan oleh Adju<br />

Sasmita kepada Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi mengenai namanama<br />

pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Padahal, untuk<br />

mendapatkan Surat Keputusan perlu adanya pengesahan yang menyatakan<br />

bahwa terdapat perubahan kepengurusan MGMP Kewirausahaan Jakarta<br />

Timur.<br />

2. Data Pendidik Kewirausahaan di SMK Negeri Jakarta Timur<br />

Pendidik menjadi bagian terpenting dan tidak dapat dipisahkan dalam<br />

proses pembelajaran. Begitu juga dengan mata pelajaran Kewirausahaan<br />

tidak akan berjalan jika tidak didukung dengan adanya guru


65<br />

Kewirausahaan, walaupun memang guru tersebut bukanlah lulusan dari<br />

bidang tersebut.<br />

Dari dokumen yang diperoleh dapat diketahui bahwa ada 24 guru yang<br />

mengajar Kewirausahaan, yaitu terdiri dari 11 guru perempuan dan 13 guru<br />

laki-laki. Selanjutnya, terdapat 22 guru memiliki jam mengajar rata-rata 24<br />

jam seminggu dan bahkan ada yang lebih. Lalu, ada 2 guru yang jam<br />

mengajarnya kurang dari 24 jam seminggu dan biasanya guru tersebut<br />

masih berstatus honorer. Selain itu, semua guru yang mengajar<br />

Kewirausahaan sudah menyelesaikan pendidikan sarjana, bahkan ada 3<br />

guru yang telah menyelesaikan S2. Namun, guru yang mengajar<br />

Kewirausahaan bukanlah lulusan dari bidang Kewirausahaan. Akan tetapi,<br />

latar pendidikannya masih memiliki hubungan dan keterkaitan dengan<br />

pembelajaran Kewirausahaan. Lebih lanjut, dapat diketahui hampir semua<br />

guru Kewirausahaan bisa dibilang sudah memasuki usia 40 tahun ke atas.<br />

Berbagai hal tersebut dapat diketahui melalui data guru<br />

Kewirausahaan, maka memang diperlukan adanya kegiatan MGMP bagi<br />

guru Kewirausahaan. Supaya, guru yang memang belum dan tidak<br />

memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai Kewirausahaan dapat<br />

belajar dan mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan MGMP.<br />

Jika usia seseorang yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, maka<br />

biasanya akan sulit dalam mempelajari hal-hal baru, untuk itu MGMP<br />

Kewirausahaan membantu guru agarden gan mudah menerima dan<br />

memahami hal-hal yang baru sesuai dengan materi Kewirausahaan yang<br />

akan diajarkan kepada siswa.<br />

Tabel 4.1<br />

Data Guru Kewirausahaan SMK Negeri Jakarta Timur*


66<br />

B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data<br />

1. Manajemen MGMP Kewirausahaan<br />

a. Proses Pembentukan Pengurus dan Anggota MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Setelah terbentuknya MGMP Kewirausahaan secara sementara, yakni<br />

belum disahkannya melalui Surat Keputusan, maka MGMP Kewirausahaan<br />

Jakarta Timur melakukan pendekatan kepada berbagai guru Kewirausahaan<br />

untuk membentuk pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan. Dalam<br />

pembentukan pengurus MGMP Kewirausahaan ada beberapa hal yang<br />

harus dilewati, berbeda dengan menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.<br />

Berikut terdapat penjelasan dari Siswanto, S.E. sebagai Bidang<br />

Hubungan Masyarakat periode kepengurusan tahun 2008/ 2012 bahwa<br />

“Pada saat pemilihan, kita berkumpul secara bersama-sama secara aklamasi,<br />

yaitu peserta yang berkumpul dalam acara tersebut bebas memilih secara<br />

langsung siapa sosok yang paling tepat untuk menjadi pengurus. Ketika<br />

sudah ditunjuk, maka kita harus siap untuk menjadi pengurus MGMP<br />

selama masa kepengurusan”. 1<br />

Selanjutnya ada penjelasan kembali dari Rina Kartika, S.Pd. sebagai<br />

Bidang Pendidikan dan Pelatihan periode kepengurusan 2008/ 2012<br />

bahwa:<br />

Pemilihan kepengurusan dalam MGMP Kewirausahaan lebih<br />

bersifat kesadaran dalam arti jika seorang guru yakin memiliki<br />

kemampuan dan potensi, maka guru tersebut diperbolehkan<br />

mengajukan dirinya sebagai pengurus MGMP. Selain itu, juga<br />

dilakukannya voting atau demokrasi dengan memilih suara<br />

terbanyak mengenai siapa saja yang berhak untuk menjadi<br />

pengurus MGMP kewirausahaan. 2<br />

1 Siswanto, S.E., Wawancara, SMK Negeri 52, (Selasa, 19 Agustus 2014/ pukul 08.11 WIB).<br />

2 Rina Kartika, S.Pd., Wawancara. SMK Negeri 24, (Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 10.35 WIB).


67<br />

Sejalan dengan penjelasan tersebut, hal ini diperkuat dengan<br />

pernyataan MPA. Saputra bahwa:<br />

Dalam pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan<br />

secara demokrasi, yaitu memilih dengan berkumpul antar sesama<br />

guru Kewirausahaan. Sebenarnya untuk pengurus tidak memiliki<br />

syarat tertulis, namun secara umum ada syarat yang harus dimiliki,<br />

pertama, harus guru Kewirausahaan; kedua, untuk menjadi<br />

pengurus inti guru tersebut diharuskan sudah PNS. Hal ini karena<br />

ketika ada kegiatan yang dikelola oleh Suku Dinas (Sudin), guru<br />

tersebut lebih mampu untuk dihubungi dan bisa melaksanakan<br />

kegiatan yang harus dilakukan dalam MGMP. Selain itu, untuk<br />

menjadi pengurus harus siap untuk terlibat aktif, mau meluangkan<br />

waktu, tenaga, dan siap jika dipanggil oleh Suku Dinas jika ada<br />

keperluan tertentu. Sebab, MGMP merupakan organisasi yang non<br />

profit, dalam artian tidak mencari keuntungan dalam hal material. 3<br />

Berdasarkan uraian data di atas, nampak secara umum pemilihan<br />

pengurus MGMP Kewirausahaan sama halnya dengan pemilihan yang<br />

biasanya terjadi dalam suatu organisasi, yakni semua anggota berkumpul<br />

dan bebas untuk memilih siapa saja yang dianggap memiliki kemampuan,<br />

selanjutnya barulah dipilih melalui voting, yaitu ditentukan dari suara<br />

terbanyak anggota yang hadir pada acara tersebut. Jadi, sebenarnya<br />

pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini lebih<br />

fleksibel, karena anggota MGMP Kewirausahaan dapat mengajukan diri<br />

sebagai pengurus jika memang yakin memiliki kemampuan manajerial dan<br />

dapat bertanggung jawab terhadap organisasi yang dipimpinnya.<br />

Namun, memang tidak semua anggota MGMP dapat berkecimpung<br />

untuk menjadi pengurus karena ada beberapa penekanan, yaitu anggota<br />

MGMP memang benar-benar guru Kewirausahaan, serta sudah menjadi<br />

guru PNS. Akan tetapi, jika memang ada guru PNS yang belum bersedia<br />

menjadi pengurus MGMP, maka diperbolehkan memilih guru honorer jika<br />

3 Drs. MPA. Saputra , di Puslatdikjur, Jakarta Selatan, (Senin, 18 Agustus 2014/ pukul 15.21 WIB).


68<br />

bersedia menjadi pengurus MGMP, namun tidak bisa menjadi ketua.<br />

Beberapa penekanan atau syarat itu memang harus dipenuhi karena<br />

organisasi MGMP Kewirausahaan bukanlah organisasi yang menghasilkan<br />

profit, jadi dibutuhkan pengurus yang memang mau merelakan pikiran,<br />

tenaga, dan juga waktunya demi keberlangsungan kegiatan MGMP dalam<br />

membantu guru Kewirausahaan.<br />

Sebenarnya, untuk guru honorer bukanlah tidak diperbolehkan<br />

menjadi ketua atau pengurus, sebab, biasanya guru honorer memiliki<br />

jadwal yang tidak pasti jika dibandingkan dengan guru PNS. Padahal<br />

pengurus MGMP itu harus aktif, tidak hanya bagi ruang lingkup MGMP<br />

Kewirausahaan Jakarta Timur, melainkan juga harus aktif jika memang ada<br />

undangan dari Suku Dinas Pendidikan.<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012<br />

terdiri dari 5 orang pengurus inti, yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,<br />

Wakil Sekretaris, Bendahara, serta 4 orang pengurus penunjang, yaitu<br />

Bidang Pendidikan dan Pelatihan 2 orang, serta Bidang Hubungan<br />

Masyarakat 2 orang. Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan<br />

menunjukkan bahwa tidak adanya data mengenai kepengurusan terbaru dan<br />

hanya tersedia data kepengurusan pada periode 2008/ 2012. Hal ini karena<br />

untuk kepengurusan terbaru belum dibentuk dan juga disahkan oleh Suku<br />

Dinas. Padahal untuk pemilihan Ketua MGMP terbaru telah dilaksanakan<br />

dan diputuskan kepada Adju Sasmita untuk menjadi Ketua MGMP<br />

Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2012/ 2015, namun karena kurang<br />

koordinasi dengan para pengurus dan anggotanya, maka sampai saat ini<br />

belum ada data mengenai susunan kepengurusan terbaru, yaitu periode<br />

2012/ 2015. Oleh sebab itu, keterangan dari interviewe dan data yang<br />

tersedia hanya diperoleh dari periode lama, yaitu 2008/ 2012.<br />

Dari informasi yang didapat diketahui bahwa Ketua MGMP periode<br />

2012/ 2015 yang telah terpilih, yaitu Adju Sasmita telah pensiun atau masa


69<br />

jabatannya telah berakhir tahun 2014 sebagai guru Kewirausahaan, begitu<br />

juga berakhir pula sebagai Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur.<br />

Namun, sampai saat ini belum dilaksanakannya pemilihan ulang untuk<br />

Ketua MGMP Kewirausahaan yang terbaru. Tidak hanya mengenai data<br />

atau dokumen terkait susunan pengurus, melainkan untuk data mengenai<br />

kegiatan MGMP periode 2012/2015 saja tidaklah tersedia.<br />

Ketidaktersedianya dokumen tersebut dikarenakan tidak adanya kegiatan<br />

yang dilaksanakan oleh MGMP Kewirausahaan yang mengakibatkan<br />

organisasi MGMP Kewirausahaan ini belum berjalan dengan efektif karena<br />

tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk<br />

pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan. Padahal MGMP<br />

Kewirausahaan dibentuk untuk melakukan berbagai kegiatan demi<br />

terwujudnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran<br />

Kewirausahaan.<br />

Selanjutnya, hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk menjadi<br />

anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang dijelaskan oleh Rina<br />

Kartika bahwa “Setiap guru Kewirausahaan merupakan anggota MGMP<br />

Kewirausahaan.” 4 Sama halnya seperti yang dipaparkan oleh Siswanto<br />

bahwa “Guru Kewirausahaan tidak perlu melakukan pendaftaran anggota<br />

MGMP, sebab jika guru tersebut sering mendapatkan undangan terkait<br />

kegiatan MGMP, maka otomatis guru tersebut sudah secara langsung<br />

menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.” 5<br />

Hal ini juga diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra bahwa<br />

“Setiap guru Kewirausahaan merupakan bagian atau anggota dari MGMP,<br />

namun semua itu balik lagi ke individu apakah mau terlibat aktif dalam<br />

kegiatan MGMP ataukah tidak.” 6 Berdasarkan hasil wawancara dapat<br />

4 Rina Kartika, Loc.Cit.<br />

5 Siswanto, Loc. Cit.<br />

6 MPA. Saputra, Loc. Cit.


70<br />

diketahui secara umum, untuk menjadi anggota MGMP Kewirausahaan<br />

Jakarta Timur tidaklah memerlukan berbagai persyaratan yang berlebihan.<br />

Syarat utama yang harus dimiliki adalah guru tersebut mengajar mata<br />

pelajaran Kewirausahaan dan mengumpulkan data diri. Jadi, siapa pun guru<br />

yang memang mengajar mata pelajaran Kewirausahaan merupakan bagian<br />

dan anggota dari MGMP Kewirausahaan itu sendiri. Namun, semua ini<br />

kembali lagi pada pribadi guru, jika memang guru tersebut merasa perlu<br />

untuk mengikuti kegiatan MGMP, maka guru tersebut secara sadar akan<br />

aktif dalam menghadiri dan mengikuti kegiatan MGMP.<br />

b. Pelaksanaan Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Kegiatan MGMP yang dilaksanakan tidak terlepas dari berbagai<br />

rencana yang dilakukan sebelumnya. Biasanya dalam pembahasan rencana<br />

kegiatan dilakukan terlebih dahulu oleh pengurus yang memang bertugas<br />

dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memotori suatu kegiatan di<br />

MGMP Kewirausahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk<br />

membahas mengenai hal-hal penting yang memang harus dilaksanakan<br />

oleh pengurus, salah satu caranya adalah melalui pertemuan khusus bagi<br />

pengurus MGMP Kewirausahaan. Jadi, pengurus tidak hanya melakukan<br />

pertemuan dengan para anggota saja, melainkan juga dengan para pengurus<br />

lainnya melalui pertemuan khusus bagi pengurus.<br />

Seperti yang diungkapkan oleh Rina Kartika bahwa “Pertemuan<br />

pengurus MGMP itu dilaksanakan sebulan sekali dengan cara Ketua<br />

MGMP memberikan kabar melalui sms (short message service) mengenai<br />

kapan waktu dan tempat pelaksanaan untuk pertemuan pengurus MGMP.” 7<br />

Berikut sama halnya dengan penjelasan oleh Siswanto yang<br />

7 Rina Kartika, Loc.Cit.


71<br />

mengungkapkan bahwa “Terdapat adanya pertemuan yang dilakukan oleh<br />

pengurus dan dilakukan paling tidak sebulan sekali atau ketika akan<br />

melaksanakan suatu kegiatan di MGMP Kewirausahaan. Sebelum<br />

pertemuan dilakukan, Ketua terlebih dahulu memberikan informasi<br />

mengenai waktu dan tempat pertemuan pengurus, setelah ditetapkan<br />

barulah kegiatan pertemuan pengurus dilaksanakan.” 8<br />

bahwa:<br />

Hal ini kemudian diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra<br />

Iya, memang terdapat adanya pertemuan bagi pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan dan pertemuan tersebut dilakukan seminggu sekali<br />

atau setidaknya sebulan sekali harus dilakukan. Sebelum dilakukan<br />

pertemuan pengurus, biasanya kita menyepakati terlebih dahulu<br />

untuk melakukan pertemuan di sekolah mana dengan cara<br />

memberikan informasi melalui telepon atau sms, serta memberikan<br />

surat undangan bagi pengurus agar bisa mendapatkan izin keluar<br />

dari pihak sekolah. 9<br />

Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat diketahui secara<br />

umum bahwa ada kegiatan yang dilakukan secara intensif oleh pengurus<br />

MGMP Kewirausahaan dimana biasanya dilakukan dalam kurun waktu<br />

minimal sebulan sekali. Untuk mengadakan pertemuan dengan pengurus<br />

tersebut tetap dipelopori oleh Ketua MGMP yang mengelola pertemuan<br />

dengan cara menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan pertemuan MGMP<br />

dan selanjutnya diinformasikan kepada pengurus melalui sms, telepon, dan<br />

surat undangan yang ditujukan kepada pihak sekolah untuk memberikan<br />

izin bagi guru tersebut mengikuti pertemuan pengurus MGMP.<br />

Dalam melakukan pertemuan pengurus tidak hanya untuk menjalin<br />

silahturahmi dengan sesama pengurus, melainkan ada beberapa yang<br />

dibahas dalam pertemuan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh<br />

Siswanto bahwa “Ada beberapa pembahasan yang dilakukan pada<br />

8 Siswanto, Loc. Cit.<br />

9 MPA. Saputra, Loc. Cit


72<br />

pertemuan pengurus, yaitu membahas terkait kurikulum karena kurikulum<br />

bersifat dinamis, membahas mengenai kegiatan apa saja yang akan<br />

dilaksanakan oleh MGMP beserta materi apa yang ingin dibahas. Biasanya<br />

teknik yang dilakukan hanya bersifat pada kegiatan pembahasan dan<br />

berdiskusi bersama.” 10<br />

Lebih lanjut, terdapat penjelasan terkait pelaksanaan pengurus MGMP<br />

oleh MPA. Saputra bahwa:<br />

Pada pertemuan pengurus MGMP dilakukan pembahasan<br />

mengenai kegiatan apa saja yang akan dan harus dilakukan,<br />

mengapa perlu dilakukan kegiatan tersebut, serta berapa kisaran<br />

dana yang harus dikeluarkan. Selain itu, untuk membahas terkait<br />

masalah pembelajaran, seperti penyusunan RPP yang belum<br />

dilaksanakan, maka pengurus membahasnya terlebih dahulu<br />

sebelum mengundang para guru untuk hadir. 11<br />

Kemudian, penjelasan tersebut juga diperkuat oleh Rina Kartika<br />

bahwa “Pelaksanaan pertemuan pengurus MGMP lebih membahas terkait<br />

kurikulum, kegiatan apa yang harus dilakukan untuk menyamakan persepsi<br />

guru dari berbagai sekolah, membahas kegiatan apa saja yang memang<br />

dibutuhkan bagi guru Kewirausahaan kemudian baru kita mem-follow up<br />

untuk dilakukan.” 12<br />

Jadi, dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan oleh berbagai<br />

interviewe dapat diketahui bahwa pertemuan pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan Jakarta Timur terdapat beberapa kegiatan yang<br />

dilaksanakan, yakni lebih terkait pada pembahasan kurikulum, membahas<br />

kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan serta materi yang ingin dibahas<br />

dengan disesuaikan pada kebutuhan guru Kewirausahaan. Baru langkah<br />

selanjutnya yang akan dilakukan adalah menetapkan kegiatan dan<br />

mengajukan dana kepada Suku Dinas Jakarta Timur agar dapat terlaksana.<br />

10 Siswanto, Loc. Cit.<br />

11 MPA. Saputra, Loc. Cit<br />

12 Rina Kartika, Loc.Cit.


73<br />

c. Tujuan Diadakannya Pertemuan Khusus Bagi Pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Pertemuan pengurus MGMP dilakukan karena mengemban berbagai<br />

tujuan yang harus terlaksana. Tujuan yang ingin terlaksana semata-mata<br />

untuk mempererat hubungan antar pengurus dan dapat tercapainya kegiatan<br />

yang memang dibutuhkan bagi pengembangan guru Kewirausahaan.<br />

Berikut ada penjelasan yang dikemukakan oleh Rina Kartika terkait<br />

perlu diadakan pertemuan khusus bagi pengurus MGMP, yaitu:<br />

Setiap manusia membutuhkan komunikasi dan silahturahmi<br />

dengan manusia lainnya. Untuk itu, sama halnya dengan<br />

pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan agar guru<br />

dari berbagai sekolah dapat saling bertemu dan membahas<br />

mengenai kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk kemajuan<br />

dan peningkatan guru Kewirausahaan. 13<br />

Lebih lanjut, terdapat penjelasan dari Siswanto yang memberi<br />

penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa:<br />

Kegiatan ini diperlukan apabila ada pemberitahuan penting dari<br />

Suku Dinas atau pihak lain, maka pengurus bisa mengetahui<br />

terlebih dahulu sehingga bisa disampaikan kepada guru<br />

Kewirausahaan. Selain itu, jika memang MGMP akan mengadakan<br />

suatu kegiatan, maka pengurus perlu melakukan pertemuan agar<br />

dapat memahami terlebih dahulu materi apa saja yang akan<br />

dibahas sehingga tidak menimbulkan persepsi yang berbeda jika<br />

kegiatan sedang berlangsung. 14<br />

Selain itu, ada penjelasan dari MPA. Saputra yang lebih menguatkan<br />

dari penjelasan sebelumnya bahwa:<br />

Diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP karena<br />

memiliki beberapa masalah, baik teknik maupun non teknik untuk<br />

kegiatan MGMP yang akan dilakukan, supaya tidak terjadi miss<br />

communication. Jadi, sebelum dibahas kepada guru lain, maka<br />

13 Rina Kartika, Loc.Cit.<br />

14 Siswanto, Loc. Cit.


74<br />

pengurus harus memahami terlebih dahulu materi yang akan<br />

menjadi bahan pembahasan. 15<br />

Setelah dipaparkan hasil wawancara dengan para narasumber, maka<br />

dapat dipahami bahwa pelaksanaan pertemuan khusus bagi pengurus<br />

MGMP memang penting. Pertama, hal ini memang dilandasi dari<br />

kebutuhan setiap individu yang memerlukan adanya hubugan silahturahmi<br />

untuk saling bertemu dan berkomunikasi satu sama lain dengan guru dari<br />

berbagai sekolah. Kedua, MGMP Kewirausahaan juga perlu adanya<br />

kegiatan yang harus dilakukan demi membantu masalah yang dialami oleh<br />

guru ketika mengajar Kewirausahaan, serta memfasilitasi kebutuhan guru<br />

untuk mengajar. Maka diperlukan adanya suatu kegiatan dalam MGMP<br />

Kewirausahaan, namun sebelum terlaksananya kegiatan tersebut sangat<br />

dianjurkan adanya perencanaan terlebih dahulu dengan pembahasan secara<br />

bersama antar pengurus untuk memilih kegiatan dan materi seperti apa<br />

yang akan dilaksanakan. Ketiga, sebelum melaksanakan kegiatan, maka<br />

pengurus juga perlu untuk memahami apa saja materi yang akan dibahas<br />

agar tidak terjadi miss communication secara teknik maupun non teknik<br />

dalam pelaksanaan kegiatan.<br />

d. Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Pertemuan Khusus Bagi<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan<br />

Dalam pelaksanaaan pertemuan pengurus MGMP, walaupun hanya<br />

dihadiri oleh beberapa orang saja yang termasuk dalam pengurus, namun<br />

tetap ada pihak yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan dan<br />

membina terhadap pertemuan tersebut. Seperti yang telah dikemukakan<br />

oleh MPA. Saputra melalui kegiatan wawancara bahwa “Pihak yang<br />

15 MPA. Saputra, Loc. Cit


75<br />

bertanggung jawab terhadap pertemuan pengurus MGMP bisa dari pihak<br />

sekolah, yakni Kepala Sekolah, bisa dari Sudin maupun LPMP.” 16<br />

Lalu, diperjelas kembali dengan adanya penekanan yang sedikit<br />

berbeda oleh Siswanto bahwa “Pertemuan pengurus MGMP yang<br />

dilaksanakan terkadang dilakukan pembinaan oleh Kasi SMK, namun ini<br />

tidak bersifat rutin karena biasanya yang lebih sering membina, yaitu dari<br />

pengurus MGMP itu sendiri.” 17 Berikut pernyataan dari Rina Kartika yang<br />

memperkuat pernyataan Siswanto bahwa “Pertemuan pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan dilaksanakan dan dibina oleh pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan .” 18<br />

Dari berbagai pendapat narasumber, maka secara umum diketahui<br />

bahwa pihak yang bertanggung jawab dalam pertemuan pengurus MGMP<br />

bisa dari berbagai pihak, mulai dari Kepala Sekolah, yaitu jika sekolah<br />

yang dipimpinnya dijadikan sebagai tempat pertemuan pengurus MGMP.<br />

Bisa juga dari Kasi SMK atau dari Dinas, jika memang MGMP<br />

Kewirausahaan mengundang pihak tersebut atau memang sedang ada<br />

kerjasama dalam melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan. Namun,<br />

berbagai pihak tersebut tidaklah begitu sering bertanggung jawab ataupun<br />

membina pertemuan pengurus MGMP, karena biasanya yang paling sering<br />

melakukan, yakni dari pihak pengurus MGMP Kewirausahaan.<br />

Pertanggung jawaban yang diemban oleh pihak lain, yakni bukan dari<br />

pengurus hanya lebih bersifat membantu dan memperlancar kegiatan<br />

pertemuan bagi pengurus MGMP, seperti memberikan fasilitas berupa<br />

tempat, peralatan, konsumsi, atau alat lainnya yang menunjang pertemuan<br />

pengurus MGMP. Akan tetapi, berbeda dengan pengurus MGMP yang<br />

16 MPA. Saputra, Loc. Cit.<br />

17 Siswanto, Loc. Cit.<br />

18 Rina Kartika, Loc. Cit.


76<br />

memiliki tanggung jawab terhadap hasil yang dibahas dalam pertemuan<br />

pengurus untuk dilaksanakan dan diterapkan bagi guru Kewirausahaan.<br />

2. Pengembangan Diri Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan<br />

MGMP<br />

a. Pihak yang Bertanggung Jawab dalam Mengembangkan<br />

Kompetensi Pedagogik Guru pada Kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Pengembangan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan melalui<br />

kegiatan MGMP dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Biasanya<br />

pihak yang dilibatkan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru<br />

tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Hal ini karena disesuaikan<br />

dengan narasumber yang memiliki keahlian dalam memberikan materi<br />

dari kegiatan tersebut. Pihak yang terlibat selain dari pengurus dan<br />

anggota MGMP Kewirausahaan terdapat pula pihak dari Suku Dinas<br />

setempat wilayah Jakarta Timur atau dari LPMP. Hal ini sesuai dari hasil<br />

wawancara yang didapat melalui Rina Kartika bahwa “Dalam<br />

pengembangan kompetensi Pedagogik guru, banyak pihak yang<br />

bertanggung jawab, tidak hanya dari pihak MGMP Kewirausahaan saja,<br />

melainkan juga dari pihak Suku Dinas.” 19<br />

Kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dengan berbagai<br />

jangka waktu, yaitu terkadang dilaksanakan secara rutin, namun terkadang<br />

tidak. Biasanya jika dilakukan secara rutin, maka pihak yang<br />

mengembangkan dan membimbing guru lebih sering kepada pengurus<br />

MGMP itu sendiri maupun juga dari guru Kewirausahaan yang memiliki<br />

keahlian sesuai dengan materi yang dibahas. Berikut ada penjelasan oleh<br />

Sri Rahayu, S.E. sebagai anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur<br />

19 Rina Kartika, Loc. Cit.


77<br />

periode 2008/ 2012 “Pengembangan biasanya dilakukan dari pihak LPMP<br />

maupun perwakilan dari Suku Dinas dalam membantu mengembangkan<br />

kompetensi guru, namun itu tidak bersifat rutin. Pengembangan lebih<br />

sering dilakukan dari pengurus dan guru MGMP itu sendiri.” 20 Penjelasan<br />

ini pun kemudian diperkuat oleh Hj. Eny Elastri, S.Pd. sebagai anggota<br />

MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008/ 2012 bahwa<br />

"Biasanya jika kegiatan yang dilakukan bersifat rutin, maka yang<br />

melakukan pengembangan, yaitu dari pihak pengurus MGMP itu sendiri.<br />

Namun, jika memang kegiatan yang dilaksanakan dari Suku Dinas<br />

biasanya ada pengawas yang membantu pengembangan kompetensi<br />

pedagogik guru, tetapi tidak secara intens.” 21<br />

Selain itu, terdapat penjelasan oleh Drs. Siti Nurdjanah<br />

Kusumaningsih sebagai guru dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta<br />

Timur periode 2008/ 2012 yang memberikan penguatan dari penjelasan<br />

sebelumnya bahwa:<br />

Untuk ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang<br />

melakukan pengembangan bagi guru Kewirausahaan adalah<br />

pengurus dan guru Kewirausahaan. Namun, jika MGMP<br />

Kewirausahaan bekerja sama dengan pihak lain, seperti adanya<br />

proyek dari Suku Dinas Jakarta Timur maka biasanya yang<br />

melakukan pengembangan adalah narasumber dari luar, baik dari<br />

Sudin maupun tidak. 22<br />

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa<br />

biasanya kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur dilakukan<br />

pengembangan oleh pengurus maupun guru Kewirausahaan jika kegiatan<br />

tersebut bersifat rutin atau sering dilaksanakan. Namun, ada juga<br />

pembimbing dari Suku Dinas, seperti halnya pengawas, akan tetapi<br />

pelaksanaannya tidak berlangsung secara terus menerus dan tidak dapat<br />

20 Sri Rahayu, S.E., di SMK Negeri 58, (Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 11.08 WIB)<br />

21 Hj. Eny Elastri, S.Pd., di SMK Negeri 24, (Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 07.52 WIB)<br />

22 MPA. Saputra, Loc. Cit.


78<br />

dipastikan waktu pelaksanaan untuk mengembangan kompetensi<br />

pedagogik guru oleh pengawas. Pengembangan kompetensi pedagogik<br />

guru dari Suku Dinas dilaksanakan biasanya jika ada kerja sama yang<br />

akan dicapai dari MGMP maupun dengan pihak yang diajak kerja sama,<br />

seperti Suku Dinas. Jika pengembangan dilaksanakan oleh Suku Dinas,<br />

untuk narasumber tidaklah diambil dari Suku Dinas saja, namun bisa juga<br />

dari pihak lain yang memang memiliki keahlian sesuai dengan materi dari<br />

kegiatan yang akan dilakukan.<br />

Secara intensif, pengembangan kompetensi pedagogik guru<br />

Kewirausahaan di MGMP lebih sering dilaksanakan oleh pengurus<br />

maupun guru Kewirausahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Drs.<br />

Bukhari sebagai guru dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur<br />

periode 2008/ 2012 bahwa “Biasanya kegiatan pengembangan kompetensi<br />

pedagogik guru dilakukan oleh pengurus maupun guru di MGMP<br />

Kewirausahaan, selain itu juga adanya bimbingan dari narasumber yang<br />

diundang oleh MGMP.” 23 Selanjutnya, hal tersebut diperkuat dengan<br />

adanya penjelasan dari Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih bahwa<br />

“Biasanya kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru dilakukan<br />

oleh pengurus maupun anggota di MGMP Kewirausahaan.” 24 Jadi,<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan untuk mengembangkan kompetensi<br />

pedagogik guru dilaksanakan secara intensif oleh pengurus dan anggota<br />

Kewirausahaan, namun juga sering diadakannya kerja sama dari berbagai<br />

pihak untuk menyampaikan materi sesuai dengan tujuan yang akan<br />

dilakukan.<br />

WIB)<br />

23 Drs. Bukhari, SMK Negeri 24, (Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 08.27 WIB)<br />

24 Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih, SMK Negeri 51, (Rabu, 20 Agustus 2014/ pukul 09.38


79<br />

b. Program dan Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedagogik<br />

Guru dalam MGMP Kewirausahaan<br />

Kegiatan MGMP dilaksanakan dengan prinsip dari guru, oleh guru,<br />

dan untuk guru sehingga dengan prinsip ini guru dapat mengembangkan<br />

pengetahuan dan keterampilannya, terutama dalam meningkatkan mutu<br />

pembelajaran yang bermuara pada hasil pembelajaran yang optimal. Secara<br />

umum, MGMP bertujuan untuk membantu guru-guru dalam<br />

mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam<br />

mengajar, begitu juga sama halnya dengan tujuan dilaksanakan program<br />

dan kegiatan MGMP Kewirausahaan.<br />

Untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru, maka<br />

perlu ditetapkan program apa saja yang akan dicapai dengan adanya<br />

berbagai kegiatan yang akan dilakukan. Secara umum, MGMP<br />

Kewirausahaan memiliki tiga program yang harus dijalankan, yaitu<br />

program umum, program inti, dan program penunjang. Dari ketiga program<br />

tersebut, maka dapat dihasilkan berbagai kegiatan yang berbeda untuk<br />

dilaksanakan walaupun tujuan pengadaan kegiatan tersebut hampir sama,<br />

yaitu mengembangkan kemampuan guru.<br />

Namun, untuk MGMP Kewirausahaan terdapat penekanan pada<br />

pogram yang dijalankan, berikut hasil wawancara oleh Siti Nurdjanah<br />

Kusumaningsih bahwa “Program yang biasanya dilakukan adalah program<br />

inti, yaitu program yang memang ditujukan untuk meningkatkan<br />

kompetensi pedagogik guru.” 25 Penjelasan tersebut diperkuat kembali oleh<br />

MPA. Saputra bahwa “Program inti sering dilaksanakan, karena program<br />

ini yang harus dilakukan dan dikuasai oleh guru Kewirausahaan.” 26<br />

Berdasarkan data hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa<br />

MGMP Kewirausahaan hanya melaksanakan program lebih kepada<br />

25 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.<br />

26 MPA. Saputra, Loc. Cit.


80<br />

program inti saja karena MGMP Kewirausahaan memiliki tujuan yang<br />

ingin dicapai terlebih dahulu, yaitu guru dapat memahami materi<br />

Kewirausahaan yang akan diajarkan kepada peserta didik, serta guru dapat<br />

melaksanakan kegiatan pembelajaran Kewirausahaan yang sesuai dengan<br />

materi dan kondisi peserta didik. Hal ini karena materi Kewirausahaan<br />

terbilang masih baru dan guru yang mengajar pun bukanlah ahli dalam<br />

bidang Kewirausahaan, maka dari itu melalui MGMP Kewirausahaan dapat<br />

meningkarkan pemahaman dan kegiatan pembelajaran bagi guru<br />

Kewirausahaan.<br />

Seperti penjelasan oleh Rina Kartika dari wawancara yang telah<br />

dilakukan bahwa “MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan<br />

silabus dan juga RPP. Secara otomatis berfungsi untuk meningkatkan<br />

kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, juga<br />

berusaha untuk meningkatkan kemampuan guru terhadap pemahaman akan<br />

kewirausahaan itu sendiri.” 27 Hal ini kemudian diperkuat dengan adanya<br />

penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “MGMP secara khusus, untuk<br />

pengembangan kemampuan guru mengenai strategi yang dilakukan dalam<br />

proses pembelajaran dan hal itu balik lagi kepada kompetensi pedagogik<br />

guru.” 28 Selanjutnya, dapat diketahui dari data hasil wawancara tersebut<br />

bahwa kegiatan MGMP dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan<br />

kemampuan guru dalam memahami materi Kewirausahaan dan kegiatan<br />

dalam pembelajaran sehingga guru tersebut dapat melakukan proses<br />

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang ada.<br />

Kegiatan akan terlaksana jika memang sudah menetapkan program<br />

yang akan dilaksanakan. Dikarenakan MGMP Kewirausahaan lebih<br />

menekankan untuk melaksanakan program inti, maka kegiatan yang<br />

dilakukan pun tidak akan jauh berbeda dari program tersebut. Kegiatan<br />

27 Rina Kartika, Loc. Cit.<br />

28 MPA. Saputra, Loc. Cit.


81<br />

yang dilakukan, seperti pembahasan terkait materi pembelajaran,<br />

pembahasan mengenai kurikulum, pembahasan terhadap silabus,<br />

pembahasan dan penyusunan RPP, penyusunan kisi-kisi dan soal, seminar,<br />

pelatihan guru, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilakukan bertujuan<br />

untuk menyatukan persepsi antara guru dari satu sekolah dengan sekolah<br />

lainnya agar tidak memiliki penyimpangan dalam menyampaikan materi<br />

Kewirausahaan.<br />

Berikut data hasil wawancara dengan Eny Elastri mengenai kegiatan<br />

dalam MGMP Kewirausahaan bahwa “Kegiatan yang dilakukan tidak<br />

terlepas dari pembahasan Kurikulum, penyusunan RPP, dan pembahasan<br />

terkait kegiatan pembelajaran.” 29 Selain itu, ada penjelasan dari Rina<br />

Kartika yang menguatkan dan menekankan penjelasan sebelumnya bahwa<br />

“MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri lebih menekankan pada<br />

pembahasan materi, silabus, dan juga RPP. Namun, jika MGMP<br />

Kewirausahaan tingkat Provinsi lebih terkait pada kegiatan seperti<br />

pelatihan guru dan seminar.” 30 Berdasarkan data wawancara tersebut dapat<br />

diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan dalam MGMP Kewirausahaan<br />

lebih terkait pada pembahasan kurikulum, penyusunan RPP, dan juga<br />

pembahasan mengenai materi dan konsep pembelajaran yang akan<br />

dilakukan. Hal ini termasuk ke dalam program rutin dari program inti yang<br />

ditetapkan. Ada juga kegiatan seperti pelaksanaan seminar dan juga<br />

pelatihan guru, serta kegiatan tersebut termasuk ke dalam program<br />

pengembangan dari program inti, akan tetapi lebih sering dilaksanakan oleh<br />

tingkat Provinsi.<br />

29 Eny Elastri, Loc. Cit.<br />

30 Rina Kartika, Loc. Cit.


82<br />

c. Program dan Kegiatan bagi Pengembangan Kompetensi<br />

Pedagogik Guru MGMP Kewirausahaan yang Paling Sering<br />

Dilakukan<br />

Berikut merupakan dokumen Program Kerja MGMP Kewirausahaan<br />

Sudin Jakarta Timur yang terbaru, yaitu Tahun 2012. Dokumen yang<br />

digunakan sebagai data hanya diambil dari tahun 2012 saja karena sifatnya<br />

masih baru jika dibandingkan dengan dokumen tahun 2009 atau 2010. Hal<br />

ini karena untuk tahun 2013 belum tersedia dokumen kegiatan yang akan<br />

dilaksanakan setelah terbentuknya perubahan kepengurusan MGMP<br />

Kewirausahaan Jakarta Timur. Tidak tersedianya dokumen tersebut<br />

dikarenakan tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP<br />

Kewirausahaan sehingga mengakibatkan organisasi MGMP<br />

Kewirausahaan priode terbaru, yaitu 2012/ 2015 belum berjalan dengan<br />

efektif karena tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan<br />

tujuan bagi pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan.<br />

Tabel 4.2<br />

Program Kerja dan Kegiatan MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur<br />

Tahun 2012<br />

No. Program Kegiatan Tempat dan<br />

Waktu<br />

Pelaksanaan<br />

Materi Narasumber Ket.<br />

1. Pemilihan<br />

kepengurusan<br />

Februari 2012<br />

di SMK N 51<br />

Kesepakatan<br />

menentukan<br />

Pengurus<br />

MGMP<br />

Sudah<br />

dilaksanak<br />

baru<br />

pengurus yang<br />

an<br />

baru atau yang<br />

lam dikukuhkan<br />

2. Program Membuat Maret 2012 di 1. Pengenalan STI Sudah


83<br />

Penunjang<br />

3. Program<br />

Inti<br />

Program<br />

Rutin<br />

4. Program<br />

Inti<br />

Program<br />

Pengemba<br />

ngan<br />

5. Program<br />

Inti<br />

Program<br />

Pengemba<br />

ngan<br />

6. Program<br />

Inti<br />

Program<br />

Pengemba<br />

ngan<br />

media<br />

pembelajaran<br />

berbasis IT<br />

Pembuatan<br />

bahan ajar<br />

Pelatihan<br />

pembuatan<br />

produk<br />

Membuat PTK<br />

(Penelitian<br />

Tindakan<br />

Kelas)<br />

Studi banding<br />

SMK Negeri<br />

5<br />

April 2012 di<br />

SMK N 26<br />

Mei 2012<br />

Juni 2012<br />

September<br />

2010 di luar<br />

Kota Jakarta<br />

Teknologi IT<br />

dan internet<br />

2. Membuat<br />

materi<br />

pembelajara<br />

n dengan<br />

power point<br />

1. Bedah<br />

silabus<br />

2. Merevisi<br />

RPP<br />

3. Membuat<br />

materi bahan<br />

ajar<br />

1. Membuat<br />

produk dari<br />

bahan daur<br />

ulang<br />

2. Membuat<br />

produk<br />

jajanan pasar<br />

3. Membuat<br />

produk dari<br />

bahan baru<br />

1. Cara<br />

membuat<br />

PTK yang<br />

benar<br />

1. Berkunjung<br />

ke sekolah<br />

yang telah<br />

melaksanaka<br />

n<br />

pembelajara<br />

n<br />

Komputer<br />

LPMP<br />

Produsen<br />

dari home<br />

industry<br />

LPMP<br />

Sekolah yang<br />

berhasil<br />

dilaksanak<br />

an<br />

Sudah<br />

dilaksanak<br />

an<br />

Belum<br />

dilaksanak<br />

an<br />

Sudah<br />

dilaksanak<br />

an<br />

Belum<br />

dilaksanak<br />

an


84<br />

7. Program<br />

Inti<br />

Program<br />

Pengemba<br />

ngan<br />

Lomba<br />

Kewirausahaan<br />

TK DKI<br />

Jakarta<br />

Kewirausah<br />

aan dengan<br />

baik<br />

2. Berkunjung<br />

ke beberapa<br />

home<br />

industry<br />

yang<br />

membuat<br />

produk unik<br />

dan kreatif<br />

1. Kegiatan<br />

lomba<br />

dengan<br />

menggunaka<br />

n soal yang<br />

kreatif dan<br />

menantang<br />

Siswa dari<br />

perwakilan<br />

sekolah yang<br />

lulus seleksi<br />

dari Sudin<br />

Belum<br />

dilaksanak<br />

an<br />

Pada data di atas mengenai kegiatan yang dilakukan tahun 2012, dapat<br />

diketahui bahwa kegiatan tersebut lebih banyak dilaksanakan dalam<br />

mencapai program pengembangan yang termasuk ke dalam program inti.<br />

Jika dilihat dari data tahun 2009 dan 2010 (terlampir 2) dapat diketahui<br />

bahwa program kegiatan di tahun 2012 direncanakan untuk dilakukan<br />

secara lebih menarik dan bervariasi, dalam artian tidak hanya untuk<br />

mengembangkan program rutin dari program inti saja, tetapi juga kepada<br />

program pengembangan dan juga penunjang. Sebab, untuk tahun 2009<br />

MGMP Kewirausahaan yang mendapatkan dana dari Block Grant program<br />

yang dilaksanakan hanya pada program rutin dari program inti saja. Hal<br />

tersebut dapat diketahui karena kegiatan yang dilakukan hanya sebatas<br />

pada pembahasan silabus, penyusunan RPP, penyusunan kisi-kisi soal dan<br />

soal, dan pembuatan modul (bahan ajar). Begitupun sama halnya dengan


85<br />

program kegiatan yang dilakukan tahun 2010. Walaupun memang untuk<br />

kegiatan tahun 2012 belum berjalan secara optimal, namun rencana<br />

program yang akan dilakukan dibuat lebih bervariasi untuk pengembangan<br />

kompetensi guru secara lebih lanjut.<br />

Dari data pada tabel maupun data yang terlampir, dapat diketahui<br />

bahwa ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dan belum<br />

dilaksanakan. Kegiatan tersebut dilakukan bertujuan untuk<br />

mengembangkan kompetensi guru Kewirausahaan dalam melakukan<br />

pembelajaran. Berikut penjelasan pelaksanaan kegiatan yang telah<br />

berlangsung, yaitu:<br />

1. Penyusunan bahan ajar (membedah silabus, menyusun RPP, dan<br />

menyusun materi bahan ajar)<br />

Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan<br />

pemahaman dan kemampuan guru dalam membuat rencana<br />

pembelajaran sebelum dilaksanakan kepada peserta didik. Penyusunan<br />

bahan ajar dilaksanakan dengan cara melakukan pertemuan bersama<br />

guru Kewirausahaan untuk membahas silabus, menyusun RPP dan<br />

materi yang bisa membantu guru dalam memudahkan pelaksanaan<br />

pembelajaran. Biasanya pihak yang mengisi atau menjadi narasumber<br />

dalam kegiatan tersebut, yaitu pengurus MGMP itu sendiri, namun<br />

jika memang MGMP memiliki dana atau sedang mengadakan<br />

kerjasama, maka ada pihak luar yang bertugas sebagai narasumber,<br />

seperti data kegiatan tahun 2012 yang diisi oleh LPMP.<br />

Pada pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru untuk<br />

menghadiri kegiatan tersebut, namun ada beberapa guru yang memang<br />

tidak hadir. Bagi guru yang menghadiri kegiatan, selain mendapatkan<br />

ilmu dan pengalaman mengikuti pelatihan, biasanya guru juga<br />

mendapatkan contoh RPP dan materi bahan ajar yang dapat digunakan<br />

dan dikembangkan oleh guru sesuai dengan kegiatan pembelajaran


86<br />

yang akan dilakukan. Dan bagi guru yang tidak menghadiri kegiatan<br />

MGMP, maka diharapkan guru tersebut mencari tahu atau bertanya<br />

kepada guru yang mengikuti kegiatan.<br />

2. Pembuatan media pembelajaran berbasis IT.<br />

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk membantu guru dalam<br />

memahami dan meningkatkan kemampuannya dalam melakukan<br />

pembelajaran melalui IT, seperti tampilan materi dalam bentuk power<br />

point. MGMP melakukan pertemuan dengan guru Kewirausahaan<br />

dalam rangka memberikan pelatihan bagi guru dalam membuat power<br />

point. Biasanya pelaksanaan kegiatan ini diisi oleh narasumber, yaitu<br />

pengurus MGMP atau guru yang sudah ahli dalam IT. Namun, jika<br />

MGMP memiliki dana bisa memanggil narasumber dari luar, seperti<br />

dari STI Komputer.<br />

Pelaksanaan kegiatan tersebut biasanya guru diperkenalkan<br />

mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan komputer dan internet,<br />

seperti cara melakukan pencarian materi atau bahan ajar melalui<br />

internet maupun cara membuat materi dengan power point. Setelah<br />

dilakukan pembahasan, maka selanjutnya guru yang hadir diajak untuk<br />

membuat materi yang diberikan dengan menggunakan power point<br />

secara berkelompok untuk kemudian dipresentasikan. Setelah guru<br />

melakukan kegiatan ini, maka guru bisa mendapatkan ilmu dalam<br />

membuat pembelajaran secara menarik dengan menggunakan power<br />

point, selain itu guru juga bisa mendapatkan contoh materi power<br />

point dari kelompok yang lainnya.<br />

Dalam pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru<br />

Kewirausahaan, namun pada kenyataannya ada beberapa guru yang<br />

tidak bisa hadir. Bagi guru yang tidak hadir, MGMP tetap memberikan<br />

informasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan, serta guru tersebut


87<br />

diharapkan mencari tahu dan bertanya kepada guru yang telah<br />

mengikuti kegiatan tersebut.<br />

3. Penyusunan kisi-kisi dan soal semester<br />

Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui pertemuan dengan guru<br />

Kewirausahaan untuk membahas mengenai cara penyusunan kisi-kisi<br />

beserta soal. Untuk selanjutnya, guru yang hadir dibentuk secara<br />

berkelompok untuk menyusun kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan<br />

materi yang telah dibahas. Setelah penyusunan kisi-kisi dan soal<br />

selesai, maka MGMP mengajukan soal tersebut kepada Sudin.<br />

Tujuannya agar soal yang keluar pada saat ujian tidak jauh berbeda<br />

dengan apa yang telah dibahas oleh guru kepada peserta didik.<br />

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan<br />

kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi beserta soal. Biasanya<br />

pihak yang membina kegiatan tersebut adalah pengurus MGMP itu<br />

sendiri. Sama seperti kegiatan lainnya, MGMP juga mengundang<br />

beberapa guru untuk menghadiri kegiatan tersebut.<br />

4. Pelatihan pembuatan PTK<br />

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada<br />

guru mengenai cara pembuatan PTK yang baik dan benar. Untuk<br />

pelaksanaannya, kegiatan tersebut dibina oleh pihak yang memang<br />

memiliki keahlian, seperti LPMP. Walaupun sudah dilakukan<br />

pelatihan dalam pembuatan PTK bagi guru Kewirausahaan, namun<br />

belum adanya PTK yang dilakukan.<br />

Program dan kegiatan MGMP Kewirausahaan memiliki intensitas<br />

yang berbeda, ada yang sering dilakukan dan ada juga yang jarang.<br />

Pelaksanaan kegiatan MGMP biasanya tergantung pada kebutuhan yang<br />

dirasakan oleh guru, serta perlu dilaksanakan bagi pengembangan<br />

kompetensi guru Kewirausahaan. Berikut penjelasan oleh Siti Nurdjanah


88<br />

Kusumaningsih mengenai kegiatan yang paling sering dilakukan bahwa<br />

“Pembahasan mengenai informasi terbaru, kurikulum, silabus, dan<br />

menyusun RPP.” 31 Penjelasan tersebut dikuatkan kembali oleh Rina<br />

Kartika bahwa “Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus,<br />

dan juga penyusunan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan<br />

persepsi guru yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang<br />

dilakukan bisa sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP<br />

Kewirausahaan.” 32<br />

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan<br />

yang paling sering dilaksanakan pada MGMP Kewirausahaan tidak<br />

terlepas dari tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi<br />

guru Kewirausahaaan dalam melakukan pembelajaran. Maka dari itu<br />

kegiatan yang dilakukan pun, seperti pembahasan materi Kewirausahaan,<br />

pembahasan berita atau informasi penting terkait Kewirausahaan,<br />

pembahasan silabus, penyusunan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan<br />

yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan disesuaikan pada materi<br />

yang ada. Dari berbagai kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan<br />

MGMP memang ditujukan untuk pengembangan kompetensi guru dalam<br />

bidang pedagogik yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh guru dalam<br />

kegiatan pembelajaran.<br />

Selain diketahuinya kegiatan yang sering dilaksanakan, maka dapat<br />

diketahui juga kegiatan yang jarang dilakukan, yakni kegiatan yang tidak<br />

berhubungan dengan kemampuan mengajar guru. Berikut ini telah<br />

dilakukan wawancara dengan Rina Kartika yang menjelaskan bahwa<br />

“Belum pernah dilakukan adalah kegiatan studi banding dengan MGMP<br />

Kewirausahaan pada wilayah lain, kemungkinan ini jarang bahkan belum<br />

31 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.<br />

32 Rina Kartika, Loc. Cit.


89<br />

pernah.” 33<br />

Selain itu, ada juga dari interviewe lain, yaitu Bukhari<br />

menjelaskan “Kegiatan yang paling jarang dilakukan bahkan tidak pernah<br />

adalah pelaksanaan kunjungan atau survey ke tempat usaha atau industri,<br />

dimana berkaitan dengan peluang usaha.” 34 Ada penjelasan dari interviewe<br />

lain, yaitu Siti Nurdjanah Kusumaningsih yang memperkuat penjelasan<br />

sebelumnya bahwa “Kegiatan paling jarang dilakukan adalah kegiatan<br />

bazaar bersama, yaitu pengenalan dan penjualan produk dari tiap sekolah di<br />

Jakarta Timur.” 35<br />

Selanjutnya, sesuai dengan hasil wawancara dengan interviewe<br />

tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya masih banyak kegiatan yang<br />

jarang bahkan belum pernah dilakukan pada MGMP Kewirausahaan.<br />

Padahal kegiatan tersebut memiliki hubungan yang erat dengan mata<br />

pelajaran Kewirausahaan dan dapat membantu bagi guru Kewirausahaan<br />

untuk dapat mengembangkan kompetensi pedagogiknya serta<br />

meningkatkan kemampuan dirinya dalam keterampilan berwirausaha.<br />

Kegiatan yang paling jarang dilakukan, seperti kegiatan studi banding ke<br />

MGMP Kewirausahaan yang berada di wilayah lain, kegiatan bazaar<br />

produk hasil peserta didik, mapun kegiatan kunjungan bagi guru ke tempat<br />

industri.<br />

Hal ini dipertegas oleh MPA. Saputra bahwa:<br />

Pelaksanaan MGMP Kewirausahaan lebih sering dilakukan kepada<br />

program inti. Program penunjang merupakan program yang paling<br />

jarang dilaksanakan karena program inti saja terkadang masih sulit<br />

untuk terlaksana. Jadi untuk melaksanakan program penunjang pun<br />

juga agak sulit. Sedangkan, kalau program umum biasanya lebih<br />

dilaksanakan dari pihak Pemerintah. 36<br />

33 Ibid.<br />

34 Bukhari, Loc. Cit.<br />

35 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.<br />

36 MPA. Saputra, Loc. Cit.


90<br />

Dari penjelasan tersebut, memberi penguatan kembali bahwa selain adanya<br />

permasalahan dari kehadiran guru dan juga dana, terdapat masalah lain,<br />

yaitu karena pelaksanaan program inti masih belum berjalan optimal<br />

bahkan masih sulit untuk dilaksanakan. Hal itu kembali lagi pada<br />

permasalahan sebelumnya, yakni kehadiran guru dan dana yang dimiliki.<br />

Sehingga MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur belum mampu untuk<br />

beranjak melakukan kegiatan selain dari program rutin pada program inti.<br />

d. Kendala yang Dihadapi MGMP dalam Mengembangkan<br />

Kompetensi Guru<br />

Dari kegiatan yang jarang dilakukan tersebut biasanya ada berbagai<br />

kendala yang dimiliki oleh MGMP Kewirausahaan sehingga tidak bisa<br />

melakukan berbagai kegiatan tersebut. Hal ini kemungkinan karena guru<br />

Kewirausahaan masih kurang terlibat untuk aktif dalam menghadiri dan<br />

mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP. Selain itu, karena dana<br />

yang dimiliki belum mencukupi, sebab dana MGMP Kewirausahaan itu<br />

sendiri lebih banyak ditunjang dari kas para guru dan anggota MGMP<br />

Kewirausahaan yang disetorkan kepada MGMP pada saat pertemuan<br />

dilaksanakannya kegiatan. Namun, jika pada saat pelaksanaan kegiatan ada<br />

guru yang tidak hadir, maka otomatis kas MGMP pun tidak bertambah<br />

sehingga menyebabkan dana sulit terkumpul dan kegiatan sulit terlaksana.<br />

Berikut diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa :<br />

Kendala yang dihadapi dari guru itu sendiri dan juga dana. Untuk<br />

guru itu sendiri, ada beberapa guru yang tidak hadir dalam<br />

kegiatan MGMP. Selain itu, dana yang dimiliki MGMP juga<br />

minim karena untuk MGMP tidak mendapatkan dana khusus dari<br />

lembaga atau pihak lain, biasanya MGMP itu sendiri meminta<br />

dana untuk uang kas kepada anggota atau guru Kewirausahaan.<br />

Ketika kegiatan MGMP dilakukan dan ada beberapa guru<br />

terkadang tidak hadir otomatis uang kas atau dana di MGMP<br />

sendiri juga menjadi defisit. Padahal untuk melaksanakan


91<br />

kegiatan sangat diperlukan dana, baik itu untuk fotokopian,<br />

snack, makan siang, dan sebagainya. 37<br />

Seperti penjelasan yang disampaikan oleh Siti Nurdjanah Kusumaning<br />

mengenai kendala yang dihadapi oleh MGMP Kewirausahaan bahwa<br />

“Permasalahan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan dari faktor<br />

kehadiran guru karena ada beberapa guru atau bahkan banyak guru yang<br />

tidak mengikuti dan aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan.” 38<br />

Secara lebih lanjut, penjelasan ini diperkuat oleh Bukhari bahwa “Kendala<br />

yang memang dihadapi adalah ketidakhadiran guru pada kegiatan MGMP,<br />

Hal ini terjadi mungkin karena kurangnya koordinasi antara guru yang satu<br />

dengan guru lainnya. Dimana mereka tidak mengetahui siapa yang<br />

diundang maupun yang tidak, sehingga menyebabkan kesalahpahaman<br />

antara guru Kewirausahaan tersebut.” 39<br />

Dari hasil wawancara tersebut, bisa diketahui bahwa kendala utama<br />

yang dihadapi MGMP Kewirausahaan adalah karena ketidakhadiran guru<br />

untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan. Sebab, jika yang hadir hanya<br />

sedikit, maka informasi yang diberikan tidak merata kepada semua guru<br />

dan anggota MGMP Kewirausahaan. Ketidakhadiran guru dalam mengikuti<br />

kegiatan bisa disebabkan karena kurangnya koordinasi dan komunikasi<br />

antar sesama guru Kewirausahaan di suatu sekolah sehingga tidak tahu atau<br />

lupa jika ada kegiatan dari MGMP. Selain itu, karena ada faktor lain,<br />

seperti memiliki jadwal mengajar yang bentrok dengan kegiatan MGMP<br />

atau bahkan ada pihak sekolah yang memang tidak memberikan izin bagi<br />

guru untuk keluar mengikuti kegiatan.<br />

Berikut data hasil wawancara yang dilakukan oleh Saputra bahwa :<br />

37 Ibid.<br />

38 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.<br />

39 Bukhari, Loc. Cit.


92<br />

Pada kegiatan MGMP yang dilakukan, biasanya guru-guru yang<br />

diundang terkadang tidak menghadiri kegiatan tersebut.<br />

Terkadang ada beberapa guru yang tidak hadir dikarenakan<br />

jadwal kesibukan dan kekosongan guru dari tiap sekolah<br />

berbeda. Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, banyak<br />

guru yang tidak bisa hadir karena ada jam mengajar yang tidak<br />

boleh ditinggalkan. 40<br />

Selanjutnya, ada penjelasan oleh Siti Nurdjanah Kusumaning yang<br />

dapat memberi penguatan terhadap penjelasan sebelumnya bahwa :<br />

Banyak guru Kewirausahaan yang memang tidak hadir dalam<br />

kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Kewirausahaan. Hal ini<br />

disebabkan oleh beberapa faktor dan yang paling utama karena<br />

faktor kebijakan sekolah. Ada dari pihak sekolah, khususnya<br />

Kepala Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk<br />

keluar mengikuti kegiatan MGMP karena memang terdapat jam<br />

mengajar dan tidak diperbolehkan meninggalkan peserta didik.<br />

Selain dari bentrokan jam, faktor selanjutnya adalah pihak<br />

sekolah tidak mau mengeluarkan biaya transport bagi gurunya<br />

untuk mengikuti kegiatan MGMP. 41<br />

Berdasarkan hasil wawancara tersebut secara umum diketahui bahwa<br />

ketidakhadiran guru disebabkan karena guru memiliki jadwal mengajar<br />

yang berbeda-beda antara guru yang satu dengan guru lainnya ketika<br />

pelaksanaan kegiatan MGMP, serta sudah menjadi profesi dan tugas<br />

sebagai guru, maka kegiatan mengajar tidak boleh ditinggalkan. MGMP<br />

Kewirausahaan bukanlah organisasi yang ruang lingkupnya hanya satu<br />

sekolah saja, namun terdiri dari beberapa sekolah baik swasta dan negeri,<br />

maka jadwal mengajar gurunya pun pasti berbeda. Selain itu, ada<br />

permasalahan yang timbul dari pihak sekolah guru tersebut, dimana pihak<br />

sekolah, yaitu Kepala Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk<br />

keluar mengikuti kegiatan MGMP. Hal ini terjadi mungkin karena<br />

memang tidak ada guru lain, serta pihak sekolah juga tidak ingin<br />

40 MPA. Saputra, Loc. Cit.<br />

41 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.


93<br />

mengeluarkan dana transport untuk guru yang mengikuti kegiatan MGMP.<br />

Sebab, masih ada yang memiliki pemikiran bahwa mengikuti kegiatan<br />

MGMP tidak ada manfaat yang didapat dan hanya membuang waktu saja.<br />

Padahal, jika memang ditekuni secara lebih lanjut, banyak manfaat yang<br />

bisa didapat oleh guru Kewirausahaan melalui kegiatan MGMP dan hal<br />

tersebut belum tentu diperoleh di sekolah tempat guru tersebut mengajar.<br />

Jadi, ada beberapa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan, mulai dari ketidakhadiran guru, dana yang tersedia,<br />

hingga kebijakan pihak sekolah. Sehingga hal tersebut menimbulkan<br />

berbagai upaya yang harus dilakukan, seperti penjelasan oleh MPA.<br />

Saputra bahwa “Kita sebagai pengurus tetap mensosialisasikan dan<br />

menginformasikan kepada guru Kewirausahaan ketika adanya kegiatan<br />

MGMP yang akan dilaksanakan.” 42 Lalu, ada penjelasan oleh Siswanto<br />

yang memberikan penguatan mengenai penjelasan sebelumnya bahwa<br />

“Upaya yang dilakukan, yaitu MGMP hanya bisa mengajak dan<br />

mengingatkan kembali betapa pentingnya kegiatan MGMP kepada guruguru<br />

agar mau terlibat aktif.” 43 Selain itu, ada penjelasan lain yang<br />

menguatkan penjelasan sebelumnya, yaitu hasil wawancara oleh Siti<br />

Nurdjanah bahwa “Untuk mengatasinya yang paling penting adalah<br />

kesadaran dari kebijakan sekolah dimana Kepala Sekolah memberikan<br />

pengertian dan izin bagi guru Kewirausahaan untuk mengikuti kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru,<br />

serta dapat meningkatkan mutu sekolah secara tidak langsung” 44<br />

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui berbagai<br />

upaya yang dapat dilakukan dari berbagai masalah yang timbul. MGMP<br />

harus lebih aktif lagi dalam memberikan informasi dan komunikasi<br />

42 MPA. Saputra, Loc. Cit.<br />

43 Siswanto, Loc. Cit.<br />

44 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.


94<br />

kepada pihak sekolah dan guru-guru yang terkait mengenai pelaksanaan<br />

kegiatan yang dilakukan di MGMP. Selain itu, bisa juga pengurus MGMP<br />

mendatangi guru Kewirausahaan dan juga pihak sekolah untuk<br />

memberikan penjelasan terkait kegiatan MGMP.<br />

e. Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pedadodik Guru yang<br />

Berhubungan dengan Peningkatan Kemampuan Guru dalam<br />

Berwirausaha<br />

Guru Kewirausahaan bukanlah guru dengan bidang studi yang sesuai,<br />

namun hampir semua guru Kewirausahaan memiliki ilmu dan keahlian<br />

yang hampir sama dengan materi Kewirausahaan. Dari berbagai kegiatan di<br />

MGMP Kewirausahaan yang termasuk kegiatan paling sering dilaksanakan<br />

hanya mencakup pada program inti saja, seperti membedah silabus,<br />

menyusun RPP, membahas dan menyusun kisi-kisi dan juga soal, serta<br />

membahas mengenai kegiatan pembelajaran.<br />

Pembelajaran Kewirausahaan lebih banyak kegiatan secara praktek<br />

yang dilakukan daripada membahas secara teori. Pada dasarnya guru yang<br />

mengajar tidak hanya memahami secara teori aja, melainkan bahwa guru<br />

juga harus memahami secara praktek bagaimana cara dalam melakukan<br />

kegiatan wirausaha dengan membuat produk secara langsung. Untuk itu,<br />

diperlukan adanya pemahaman terlebih dahulu bagi guru dalam<br />

melakukannya, serta melalui MGMP ini guru bisa mendapatkan informasi<br />

dan pemahaman mengenai kegiatan berwirausaha dalam membuat produk<br />

secara langsung sebelum diajarkan kepada peserta didik. Kegiatan seperti<br />

sangatlah bagus untuk pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan,<br />

namun hal ini belum optimal dalam pelaksanaannya.<br />

Seperti yang dijelaskan oleh Sri Rahayu bahwa “Untuk kegiatan<br />

tersebut sepertinya belum ada, karena kegiatan MGMP lebih terkait kepada


95<br />

pembahasan silabus dan penyusunan RPP.” 45 Selain itu, hal ini diperkuat<br />

kembali oleh Eny Elastri bahwa “Dari yang saya tahu, selama ini belum<br />

ada kegiatan MGMP yang membahas tentang kegiatan dalam pelaksanaaan<br />

wirausaha secara bersama.” 46<br />

Berdasarkan wawancara tersebut dapat<br />

diketahui bahwa secara umum, MGMP Kewirausahaan belum pernah<br />

mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan cara mengembangkan dan<br />

meningkatkan kemampuan gruru dalam melakukan wirausaha.<br />

Selanjutnya terdapat hasil wawancara oleh Rina Kartika yang<br />

menekankan bahwa:<br />

Untuk memiliki keterampilan dalam berwirausaha, tidak perlu<br />

untuk bertemu dengan guru lain dalam MGMP. Hal ini karena guru<br />

dapat melakukannya dengan guru lain dalam bidang studi yang<br />

sama, namun dalam ruang lingkup sekolah. Tidak ada kegiatan<br />

yang dilakukan di MGMP, karena guru Kewirausahaan biasanya<br />

hampir semuanya telah memiliki pengalaman dan juga jiwa<br />

berwirausaha. 47<br />

Selanjutnya, penjelasan tersebut diperkuat kembali oleh Siswanto dari<br />

kegiatan wawancara bahwa:<br />

Rata-rata guru Kewirausahaan sudah memiliki pengalaman dan<br />

pengetahun sendiri dengan kegiatan wirausaha, walaupun masih<br />

bersifat nonformal. Jika ada pertemuan dengan guru terkadang<br />

membahas mengenai kegiatan wirausaha, dimana pelaksanaannya<br />

dilakukan secara berdiskusi atau sharing. Namun, kalau untuk<br />

kegiatan dalam pembuatan produk secara bersama lalu dijual<br />

bersama, itu belum terlaksana. Kegiatan tersebut belum terlaksana<br />

karena terkendala sama waktu dan kesediaan guru untuk mau<br />

mengikutinya. Hal ini karena setiap guru memiliki kesibukan yang<br />

berbeda-beda sehingga masih sulit untuk menentukan waktu yang<br />

tepat untuk melakukan kegiatan tersebut. 48<br />

45 Sri Rahayu, Loc. Cit.<br />

46 Eny Elastri, Loc. Cit.<br />

47 Rina Kartika, Loc. Cit.<br />

48 Siswanto, Loc. Cit.


96<br />

Sama juga halnya dengan penjelasan oleh MPA. Saputra, namun ada<br />

penekanan yang sedikit berbeda dari penjelasan sebelumnya bahwa:<br />

Untuk kegiatan seperti pembuatan produk atau karya yang<br />

dilakukan oleh guru Kewirausahaan di MGMP mungkin belum.<br />

Namun, kita pernah MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini<br />

membuat buku tentang materi Kewirausahaan untuk kelas X dan XI.<br />

Pada pembuatannya dilakukan secara bersama-sama dengan<br />

pembentukan kelompok untuk membahas dan mengkajii tiap-tiap<br />

materi yang berbeda. Buku Kewirausahaan ini juga berjalan dengan<br />

efektif dan sempat dijual kepada peserta didik di SMK Wilayah<br />

Jakarta Timur. Dana dari penjualan buku tersebut, sebagian dibagi<br />

kepada penulis dan sebagian lainnya masuk ke dalam uang kas<br />

MGMP untuk pelaksanaan kegiatan MGMP selanjutnya. 49<br />

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijelaskan tersebut, dapat<br />

diketahui bahwa di dalam kegiatan MGMP pernah dilaksanakannya<br />

kegiatan untuk membuat suatu produk dan dipasarkan secara bersamasama<br />

layaknya seorang pengusaha, yaitu pembuatan buku Kewirausahaan<br />

kelas X dan IX. Akan tetapi, kegiatan ini pun belum optimal dilakukan<br />

oleh hampir semua guru Kewirausahaan, karena hanya beberapa guru<br />

yang menyelesaikannya. Jadi kegiatan untuk membuat suatu produk masih<br />

belum berjalan optimal dalam kegiatan MGMP. Hal ini terjadi disebabkan<br />

oleh keterbatasan waktu yang dimiliki oleh masing-masing guru<br />

Kewirausahaan dan juga ketersediaan dana yang dimiliki.<br />

Padahal, ada sebagian guru yang menginginkan diadakannya kegiatan<br />

terkait praktek pembuatan suatu produk di MGMP Kewirausahaan sebagai<br />

modal yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Seperti<br />

penjelasan oleh Sri Rahayu bahwa “Menginginkan ketika mengajar agar<br />

peserta didik merasa enjoy dalam pembelajaran, peserta didik tidak mudah<br />

bosan, dan sebagainya. Maka saya lebih menginginkan adanya kegiatan<br />

MGMP yang membahas tentang metode pembelajaran dan prakek apa saja<br />

49 MPA. Saputra, Loc. Cit.


97<br />

yang harus dilakukan agar bisa dijadikan bekal dalam pelaksanaan<br />

pembelajaran.” 50 Hal ini pun juga diperkuat dengan adanya penjelasan<br />

oleh Eny Elastri bahwa:<br />

Selain dari Kurikulum yang lebih utama, saya menginginkan<br />

adanya kesepakatan dari MGMP untuk materi praktek yang akan<br />

diajarkan bagi kelas 1, 2, dan 3. Sehingga dari setiap tingkatan itu<br />

ada perbedaan sehingga lebih ada peningkatan dalam pembelajaran<br />

praktek. Kegiatan praktek yang terdapat di setiap jenjang<br />

sebenarnya hampir sama, namun kembali lagi kepada permasalahan<br />

gurunya yang memang harus lebih mampu dalam mengembangkan<br />

kegiatan praktek sehingga tidak kembali lagi pada pembahasan teori<br />

saja. 51<br />

Dari hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa masih ada<br />

beberapa guru yang menginginkan diadakannya kegiatan yang mampu<br />

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar,<br />

seperti metode pembelajaran maupun juga kegiatan praktek dalam<br />

membuat suatu produk. Hal ini memang diperlukan, karena tidak semua<br />

guru Kewirausahaan telah memiliki keahlian dan pengalaman dalam<br />

bidang berwirausaha. Walaupun memang sudah ada yang mempunyai<br />

usaha, setidaknya hal ini juga perlu sebagai tambahan dalam<br />

pengetahuannya. Selain itu, hampir semua guru Kewirausahaan sudah<br />

terbilang cukup umur, dimana biasanya jika seperti ini akan sulit untuk<br />

dirinya mencari tahu sendiri kegiatan apa saja yang harus dilakukan,<br />

praktek apa saja yang terkait dengan materi dan harus dilakukan, dan<br />

bagaimana cara melakukan praktek tersebut. Hal ini mungkin akan<br />

membuat sulit bagi guru Kewirausahaan jika memang belum adanya<br />

kesadaran bagi guru tersebut untuk mencari tahu sendiri melalui berbagai<br />

cara. Maka dengan adanya MGMP yang menyediakan kegiatan yang<br />

berhubungan dengan pembuatan produk dapat memudahkan bagi guru<br />

50 Sri Rahayu, Loc. Cit.<br />

51 Eny Elastri, Loc. Cit.


98<br />

untuk mempelajarinya secara bersama-sama dan dapat digunakan pada<br />

saat pembelajaran oleh peserta didik.<br />

f. Manfaat yang Didapat Guru dari Mengikuti Kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Setelah mengikuti kegiatan yang positif biasanya secara tidak<br />

langsung akan menambah pengetahuan dan kemampuan diri secara positif<br />

pula. Berikut ungkapan Sri Rahayu mengenai manfaat yang didapat setelah<br />

mengikuti kegiatan MGMP bahwa:<br />

Saya merasa sangat terbantu berkat kegiatan MGMP karena<br />

pembelajaran Kewirausahaan menjadi lebih jelas dan tujuannya<br />

lebih terarah. Selain itu, setelah saya mengikuti dan menghadiri<br />

kegiatan MGMP, saya merasakan seperti „sehabis mandi‟, hal<br />

tersebut dalam artian bahwa saya semakin memahami dan<br />

termotivasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga<br />

saya semakin segar atau fresh dalam mengajar. 52<br />

Selain itu, diperkuat oleh penjelasan Bukhari bahwa “Manfaat yang<br />

dirasakan sangat banyak, disamping kita bisa menambah wawasan dan<br />

pengetahuan, kita bisa saling berkoordinasi dan sharing dengan temanteman<br />

sehingga menambah ilmu dan pengetahuan bagi guru.” 53 Begitu pun<br />

juga dengan Eny Elatri dari hasil wawancara dapat memperkuat penjelasan<br />

narasumber sebelumnya bahwa:<br />

Kita bisa mendapatkan pencerahan dan pemahaman mengenai<br />

informasi baru, kita juga membahas terkait materi yang akan<br />

diajarkan dan cara pengajaran sehingga kita menjadi lebih mampu<br />

dan paham untuk mengajarkan kembali kepada peserta didik<br />

dengan cara pembelajaran yang menarik dan tidak monoton. Selain<br />

itu, kita para guru juga bisa melakukan kegiatan saling sharing<br />

terhadap masalah yang sedang kita alami sehingga kita secara tidak<br />

52 Sri Rahayu, Loc. Cit.<br />

53 Bukhari, Loc. Cit.


99<br />

langsung bisa mendapatkan solusi yang tepat dan bisa saling belajar<br />

satu sama lain. 54<br />

Berdasarkan beberapa pendapat dari interviewe, secara umum dapat<br />

diketahui bahwa banyak manfaat yang dirasakan oleh guru Kewirausahaan<br />

setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP. Berbagai<br />

manfaat tersebut, yaitu guru dapat menambah wawasan dan<br />

pengetahuannya baik mengenai mata pelajaran Kewirausahaan ataupun<br />

hal-hal yang bersifat umum, memudahkan bagi guru dalam bertemu dengan<br />

guru dari sekolah lain dan bisa menjalin komunikasi dan silaturahmi,<br />

memudahkan bagi guru untuk bisa mendapatkan solusi jika menghadapi<br />

masalah dalam pembelajaran atau hal lainnya, serta guru dapat semakin<br />

termotivasi dan bersemangat untuk melakukan pembelajaran<br />

Kewirausahaan bagi peserta didik karena pembelajaran yang diharapkan<br />

semakin jelas dan terarah.<br />

3. Kegiatan dan Strategi yang Dilakukan MGMP Kewirausahaan Bagi<br />

Guru dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru<br />

Kewirausahaan<br />

a. Mengembangkan Wawasan/ Landasan Kependidikan Guru<br />

Kewirausahaan<br />

Guru diharuskan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas tidak<br />

hanya dalam materi atau bahan yang akan diajarkan, namun hal-hal yang<br />

bersifat umum juga setidaknya harus dipahami. Guru melalui MGMP<br />

diharapkan bisa selalu mengasah pemahaman dan pengetahuan yang<br />

dimiliki dengan cara saling membahas mengenai suatu informasi atau bisa<br />

juga saling sharing satu sama lain. Seperti hasil wawancara oleh Rina<br />

54 Eny Elastri, Loc. Cit.


100<br />

Kartika bahwa “MGMP Kewirausahaan melakukan pembahasan<br />

mengenai berbagai informasi yang dibutuhkan dengan cara saling berbagi<br />

serta juga melalui kegiatan seminar.” 55<br />

Selain itu, ada penjelasan oleh Siti Nurdjanah yang memberikan<br />

penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa “Untuk meningkatkan<br />

wawasan dan pengetahuan bagi guru sudah pasti diadakannya pertemuan<br />

dengan guru-guru Kewirausahaan setelah itu disampaikannya berbagai<br />

informasi, biasanya terkait pada materi pelajaran yang disampaikan oleh<br />

pengurus MGMP.” Lebih lanjut, terdapat penjelasan yang menguatkan<br />

dari sebelumnya, yaitu Eny Elastri menyatakan “Diadakannya kegiatan<br />

sharing atau diskusi secara bersama terkait informasi terbaru atau bisa<br />

dilaksanakan kegiatan mengundang narasumber dalam memberikan<br />

pengetahuan dan informasi penting.”<br />

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka secara umum dapat diketahui<br />

bahwa wawasan dan pengetahuan sangat penting bagi guru dalam<br />

melaksanakan pembelajaran. Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan<br />

berbagai pengetahuan dan mengasah wawasan, salah satunya melalui<br />

kegiatan MGMP. Jadi, dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan diadakan<br />

berbagai kegiatan yang dilakukan, yaitu memberikan berbagai informasi<br />

mengenai hal-hal penting tentang Kewirausahaan maupun yang bersifat<br />

umum. Untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan secara berdiksusi<br />

satu sama lain atau sharing.<br />

b. Mengembangkan Pemahaman Mengenai Peserta Didik Bagi Guru<br />

Kewirausahaan<br />

Tanggung jawab guru tidaklah hanya sekedar mengajar dan mendidik,<br />

namun bagaimana guru mampu untuk menjadikan peserta didik sebagai<br />

55 Rina Kartika, Loc. Cit.


101<br />

mitra dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk memudahkan peserta didik<br />

sebagai rekan dalam melaksanakan tugas, maka guru harus memahami<br />

terlebih dahulu mengenai peserta didik yang akan diajarkan. Berikut<br />

penjelasan oleh Rina Kartika bahwa “Guru secara otomatis harus dan<br />

perlu memahami peserta didik, melalui MGMP guru dapat saling berbagi<br />

terkait masalah peserta didik dan bisa mendapatkan solusi yang baik.” 56<br />

Selanjutnya, ada penjelasan oleh Siti Nurdjanah Kusumaningsih yang<br />

memberikan penguatan dari penjelasan sebelumnya bahwa:<br />

MGMP hanya memberikan arahan saja kepada para guru untuk<br />

lebih meningkatkan kemampuannya dalam memahami peserta<br />

didik, karena pada dasarnya peserta didik berbeda-beda. Namun,<br />

dalam prakteknya lebih ditekankan pada guru itu sendiri karena<br />

setiap sekolah pastilah berbeda-beda karakteristik dan penanganan<br />

bagi peserta didik. 57<br />

Selain itu, ada penjelasan yang menguatkan oleh Sri Rahayu bahwa<br />

“Melakukan kegiatan diskusi atau sharing antara guru dari satu sekolah<br />

dengan sekolah lainnya mengenai permasalahan guru dalam menghadapi<br />

peserta didik. Hal tersebut ditujukan agar guru bisa mendapatkan solusi<br />

yang terbaik dari kegiatan sharing berdasarkan hasil pengalaman guru<br />

masing-masing.” 58 Berdasarkan paparan hasil wawancara tersebut, maka<br />

dapat diketahui bahwa sebenarnya guru diharuskan untuk memahami dan<br />

mengerti mengenai kondisi fisik dan psikis peserta didik. Hal ini bertujuan<br />

agar guru dapat melaksanakn kegiatan pembelajaran dengan disesuaikan<br />

pada peserta didik dan juga materi. Melalui kegiatan MGMP, guru bisa<br />

mendapatkan berbagai informasi mengenai cara memahami peserta didik.<br />

Terdapat berbagai cara MGMP dalam memberikan pemahaman kepada<br />

guru mengenai peserta didik, yaitu dilaksanakan dengan berdiskusi antara<br />

56 Ibid.<br />

57 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.<br />

58 Sri Rahayu, Loc. Cit.


102<br />

guru yang satu dengan lainnya mengenai pengalaman maupun<br />

pengetahuan yang pernah dialami mengenai peserta didik, selain itu guru<br />

bisa diberikan arahan dan motivasi yang menginformasikan bahwa peserta<br />

didik pada dasarnya tidaklah sama, maka guru harus mampu dalam<br />

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan peserta didik, yaitu setidaknya<br />

memberikan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan<br />

menarik.<br />

c. Mengembangkan Kemampuan Untuk Mengembangkan<br />

Kurikulum/ Silabus Bagi Guru Kewirausahaan<br />

MGMP Kewirausahaan melakukan kegiatan dalam membahas dan<br />

membedah silabus untuk mengetahui materi seperti apa saja yang harus<br />

diajarkan kepada peserta didik. Namun, MGMP hanya memberikan<br />

pemahaman dan arahan saja, karena pelaksanaannya lebih banyak dengan<br />

berdiskusi secara bersama. Biasanya MGMP membentuk kelompok bagi<br />

guru yang hadir untuk membahas indikator apa saja dari tiap isi yang<br />

terdapat di silabus. Seperti yang dikemukakan oleh Eny Elastri bahwa:<br />

bahwa:<br />

Biasanya MGMP membagi guru dalam tiap-tiap kelompok untuk<br />

bekerja sama membahas tentang silabus. Setelah dibentuk dan<br />

dibagi kelompok, maka baru tiap kelompok yang ada dituntut untuk<br />

membahas dan mengembangkan satu sub pokok yang terdapat<br />

disilabus. setelah selesai barulah tiap kelompok menjelaskan<br />

kembali hasil yang telah dibahas dalam kelompoknya agar<br />

kelompok yang lainnya bisa menjadi lebih paham. 59<br />

Hal ini diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra<br />

MGMP memberikan pemahaman dan arahan kepada guru<br />

Kewirausahaan melalui pertemuan MGMP untuk membahas<br />

59 Eny Elastri, Loc. Cit.


103<br />

mengenai silabus. Pada pertemuan tersebut, akan dibahas tentang<br />

materi apa yang harus diberikan dan diajarkan kepada peserta didik<br />

yang sesuai dengan tujuan materi Kewirausahaan. Silabus tersebut<br />

dibedah satu persatu sampai kepada indikator apa yang harus<br />

disampaikan kepada peserta didik. 60<br />

d. Mengembangkan Kemampuan Merancang Pembelajaran Bagi<br />

Guru Kewirausahaan<br />

Setelah membahas dan membedah satu persatu mengenai isi silabus,<br />

barulah dilakukan kegiatan untuk membahas mengenai penyusunan<br />

RPP dari materi yang akan diajarkan. Biasanya MGMP<br />

Kewirausahaan hanya memberikan pemahaman dan arahan kepada<br />

guru Kewirausahaan mengenai cara penyusunan RPP. Setelah itu<br />

barulah guru dibentuk secara berkelompok untuk membuat dan<br />

menyusun RPP kemudian ada beberapa yang melakukan presentasi<br />

terhadap hasil yang dikerjakan untuk didiskusikan secara bersama.<br />

Seperti penjelasan yang diungkapkan oleh Bukhari bahwa “Untuk<br />

kegiatan pembahasan dan penyusunan RPP pelaksanaannya hampir<br />

sama dengan kegiatan dalam membahas kurikulum, yaitu dibentuknya<br />

kelompok-kelompok untuk saling membahas dan membuat RPP yang<br />

selanjutnya barus dijelaskan kepada kelompok atau guru lainnya.” 61<br />

Kemudian diperkuat dengan adanya penjelasan oleh MPA. Saputra<br />

bahwa “MGMP memberikan arahan dan juga pemahaman kepada guru<br />

mengenai cara penyusunan RPP. Jadi, pada pertemuan MGMP guruguru<br />

diharuskan untuk menyusun RPP sesuai dengan silabus yang<br />

telah dibahas, setelah selesai barulah dibahas secara bersama mengenai<br />

RPP yang telah dibuat untuk sama-sama ditindaklanjuti.” 62<br />

60 MPA. Saputra, Loc. Cit.<br />

61 Bukhari, Loc. Cit<br />

62 MPA. Saputra, Loc. Cit.


104<br />

e. Mengembangkan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran yang<br />

Mendidik dan Dialogis<br />

MGMP Kewirausahaan membantu guru Kewirausahaan dalam<br />

melaksanakan pembelajaran yang mendidik melalui pemahaman dan<br />

peringatan bahwa mata pelajaran Kewirausahaan harus diperbanyak<br />

dengan praktek bukan teori, sehingga kegiatan pembelajaran yang<br />

dilakukan pun menjadi lebih bervariasi dan tidak monoton. Selain itu,<br />

membahas kegiatan apa saja yang harus dilakukan dengan disesuaikan<br />

pada materi yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Siti Nurdjanah<br />

bahwa:<br />

MGMP hanya memberikan arahan dan motivasi saja bagi guru<br />

Kewirausahaan dalam melaksanakan proses pembelajaran,<br />

serta menekankan dan mengingatkan kepada guru bahwa<br />

proses pembelajaran Kewirausahaan bagi peserta didik<br />

diharuskan lebih banyak kegiatan praktek dibandingkan teori.<br />

Kegiatan MGMP tidak membahas mengenai praktek<br />

pembelajaran oleh guru secara langsung, karena untuk kegiatan<br />

tersebut bukanlah termasuk dalam ranah MGMP itu sendiri. 63<br />

Jadi, secara pelaksanaannya MGMP hanya melakukan sharing,<br />

memberikan motivasi, dan pemahaman kepada guru Kewirausahaan<br />

agar tetap melaksanakan pembelajaran secara menarik dan tidak<br />

membosankan dalam belajar Kewirausahaaan. Hal ini diperkuat<br />

dengan penjelasan oleh Rina Kartika bahwa “Kegiatan yang dilakukan<br />

hampir sama dengan kegiatan lainnya, yakni dilaksanakan secara<br />

berdiskusi dan saling sharing dimana MGMP hanya lebih memberikan<br />

pemahaman dan motivasi untuk guru-guru dalam melakukan<br />

pembelajaran yang mendidik namun menyenangkan.” 64<br />

63 Siti Nurdjanah, Loc. Cit.<br />

64 Rina Kartika, Loc. Cit.


105<br />

f. Mengembangkan Kemampuan Melakukan Evaluasi Hasil Belajar<br />

Bagi Guru Kewirausahaan<br />

Setelah dilakukan pembahasan mengenai penyusunan RPP, maka<br />

saat itu juga dilakukannya pembahasan secara bersama, serta guru<br />

diberikan pemahaman mengenai penilaian dan evaluasi yang dapat<br />

dilakukan sesuai dengan kegiatan dan materi yang diajarkan. Seperti<br />

penjelasan oleh MPA. Saputra bahwa “Sama halnya dengan<br />

pembahasan sebelumnya, bahwa ketika dilakukannya pembahasan<br />

mengenai RPP, MGMP juga berusaha membantu guru dengan<br />

memberikan pemahaman mengenai evaluasi apa saja yang bisa<br />

dilakukan oleh guru dari materi yang diajarkan kepada peserta<br />

didik.” 65<br />

Jadi, guru hanya diberikan pamahaman saja, karena pada<br />

pembelajaran dan penilaian secara nyata, guru diberikan kebebasan<br />

dalam melaksanakannya dengan disesuaikan lagi kepada peserta didik<br />

yang ada. Hal ini diperkuat dengan penjelasan oleh Siswanto bahwa<br />

“Guru diberikan motivasi dan sekedar mengingatkan dalam<br />

melakukan evaluasi bagi peserta didik karena pada dasarnya peserta<br />

didik berbeda antara yang satu dengan yang lain, maka proses<br />

penilaian pun juga harus mencakup hal tersebut.” 66<br />

g. Mengembangkan Kemampuan Mengembangkan Peserta Didik<br />

Untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya<br />

Bagi Guru Kewirausahaan<br />

Guru Kewirausahaan berusaha untuk mengembangkan potensi<br />

peserta didik melalui berbagai kegiatan yang dilakukan secara praktek.<br />

Dalam MGMP Kewirausahaan memberikan bantuan bagi guru<br />

65 MPA. Saputra, Loc. Cit.<br />

66 Siswanto, Loc. Cit.


106<br />

Kewirausahaan berupa arahan dan pemahaman mengenai kegiatan<br />

praktek apa saja yang dapat dilakukan dengan melalui kegiatan<br />

sharing dengan guru lainnya. Seperti dijelaskan oleh Sri Rahayu<br />

bahwa “Dalam MGMP biasanya melakukan diskusi dengan sesama<br />

guru mengenai kegiatan praktek seperti apa harus dilakukan dengan<br />

disesuaikan lagi pada materi yang akan diajarkan. Jadi, MGMP hanya<br />

memberikan arahan, motivasi, dan juga pemahaman bagi guru dalam<br />

praktek untuk membuat produk.” 67<br />

Selain itu, ada penjelasan oleh MPA. Saputra yang menguatkan<br />

penjelasan sebelumnya bahwa “MGMP mengadakan kegiatan lomba<br />

bagi peserta didik dalam membuat suatu produk atau biasanya pada<br />

saat ujian praktek diadakannya kegiatan bagi peserta didik untuk<br />

membuat dan menghasilkan suatu produk atau karya.” 68 Jadi, untuk<br />

mengetahui potensi peserta didik bisa diketahui melalui kegiatan<br />

praktek secara langsung dalam membuat suatu karya atau produk<br />

sesuai dengan materi yang diajarkan. Kegiatan praktek ini dapat<br />

dilakukan kapan saja, tidak harus dilaksanakan untuk mengambil nilai<br />

ujian saja, namun juga dapat dilakukan ketika membahas suatu materi<br />

Kewirausahaan.<br />

67 Sri Rahayu, Loc. Cit.<br />

68 MPA. Saputra, Loc. Cit.


BAB V<br />

PENUTUP<br />

A. Kesimpulan<br />

Dari uraian hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:<br />

1. Kepengurusan MGMP belum berjalan secara efektif, hal ini disebabkan<br />

adanya pergantian kepengurusan Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta<br />

Timur. Ketua MGMP yang baru memang kurang memiliki koordinasi<br />

dengan pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan sehingga tidak<br />

adanya data mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan maupun<br />

telah dilakukan. Selain itu, Ketua MGMP Kewirausahaan periode 2012-<br />

2015 telah pensiun sekitar pertengahan tahun 2014.<br />

2. Pengembangan kompetensi pedagogik guru oleh MGMP dilaksanakan<br />

melalui beberapa kegiatan, yaitu pelatihan penyusunan kisi-kisi soal dan<br />

soal semester, pelatihan penyusunan bahan ajar (membedah silabus,<br />

membuat RPP, membuat materi), pelatihan pembuatan media<br />

pembelajaran berbasis IT, pelatihan pembuatan PTK. Beberapa kegiatan<br />

yang telah terlaksana lebih terfokus pada pengembangan program rutin<br />

walaupun memang ada salah satu kegiatan yang bukan termasuk ke dalam<br />

program rutin.<br />

3. Pada pelatihan penyusunan kisi-kisi soal dan soal semester; pelatihan<br />

penyusunan bahan ajar (membedah silabus, membuat RPP, membuat<br />

materi); pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis IT; dan<br />

pelatihan pembuatan PTK dilaksanakan melalui pertemuan MGMP antara<br />

guru Kewirausahaan. Pelaksanaannya hanya memberikan penjelasan<br />

mengenai cara membuat bahan ajar, kisi-kisi soal dan soal, PTK, serta<br />

selanjutnya guru yang hadir diharuskan membuat secara berkelompok dan<br />

107


108<br />

dipresentasikan. Setelah kegiatan tersebut, selanjutnya tidak dilaksanakan<br />

tindak lanjut atau evaluasi mengenai kemampuan guru dalam membuat<br />

bahan ajar, soal, maupun PTK. Dari mengikuti kegiatan tersebut, maka<br />

guru bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman, selain itu guru bisa<br />

mendapatkan beberapa contoh yang benar mengenai pembuatan bahan<br />

ajar, soal, maupun PTK yang nantinya dapat dipelajari dan dikembangkan<br />

kembali oleh guru.<br />

B. Saran<br />

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis mengajukan saran yang<br />

dapat diterapkan oleh MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sebagai berikut:<br />

1. Pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sebaiknya<br />

melakukan pertemuan untuk membahas dan menentukan Ketua MGMP<br />

selanjutnya agar kegiatan yang seharusnya dilaksanakan bagi guru<br />

Kewirausahaan dapat aktif kembali.<br />

2. Guru sebaiknya memiliki inisiatif untuk mengembangkan dirinya melalui<br />

berbagai kegiatan, seperti seminar, workshop, maupun pelatihan yang<br />

menunjang profesinya dan tidak hanya mengandalkan kegiatan dari<br />

MGMP saja, sehingga guru tersebut tetap meng-upgrade pengetahuan dan<br />

kemampuanya walaupun MGMP tidak melaksanakan kegiatan.<br />

3. Pengurus MGMP Kewirausahaan harus saling bekerja sama dalam<br />

memberikan kesadaran bagi guru Kewirausahaan bahwa guru memiliki<br />

kewajiban untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh MGMP demi<br />

meningkatkan kemampuan guru tersebut, yaitu dengan cara memberikan<br />

undangan kegiatan kepada semua guru Kewirausahaan maupun<br />

memberikan penyuluhan ketika kegiatan berlangsung dalam rangka<br />

menjelaskan dan mengingatkan kepada guru Kewirausahaaan.<br />

4. Kepala Sekolah sebaiknya mengatur dan membuat jadwal ulang antara<br />

jadwal mengajar dengan kegiatan MGMP. Hal ini bertujuan agar guru


109<br />

Kewirausahaan dapat mengikuti kegiatan MGMP tanpa harus<br />

meninggalkan kelas dan peserta didik.<br />

5. Pelaksanaan kegiatan MGMP Kewirausahaan harus lebih bervariasi lagi.<br />

Kegiatan yang berhubungan dengan wirausaha seharusnya lebih<br />

ditekankan untuk dilaksanakan oleh MGMP bagi guru Kewirausahaan<br />

sehingga terdapat adanya keselarasan antara kemampuan guru dalam<br />

melakukan wirausaha dengan pelajaran yang harus disampaikan kepada<br />

peserta didik, jadi guru tidak hanya menguasai konten materi, namun juga<br />

mampu berwirausaha.<br />

6. MGMP Kewirausahaan dapat melakukan kerja sama dengan lembaga atau<br />

isntansi, bahkan individu yang telah berhasil dalam berwirausaha untuk<br />

dilibatkan dalam menyelenggarakan pelatihan bagi guru Kewirausahaan<br />

agar guru tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam berwirausaha.<br />

7. MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur dapat mengusulkan kepada instansi<br />

terkait, seperti LPTK untuk membuka program S1 Pendidikan<br />

Kewirausahaan.Hal ini bertujuan agar guru yang mengajarkan<br />

Kewirausahaan dapat linear antara latar belakang studi dengan bidang<br />

studi yang diampunya.


DAFTAR PUSTAKA<br />

Arifin, Mohammad dan Barnawi. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-<br />

Ruzz Media. Cet. I, 2012.<br />

Buchory. Guru: Kunci Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Leutikaprio. Cet. I, 2012.<br />

Danim, Yunan dan Danim, Sudarman. Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas:<br />

Strategi Membangun Disiplin Kelas dan Suasana Edukatif di Sekolah.<br />

Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. I, 2011.<br />

Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Cet. I,<br />

2009.<br />

Idrus, Ali dan Saudagar Fachruddin. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta:<br />

Persada, 2011.<br />

Imron, Ali. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Cet. 1, 199.<br />

Jihad, Asep dan Suyanto. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan<br />

Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga, 2013.<br />

M. Idris, dan Mano. Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan<br />

Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Cet. VI,<br />

2010.


Masaong, Abd. Kadim. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru:<br />

Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung: Alfabeta,<br />

2013.<br />

Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masaung. Cet. VII,<br />

1989.<br />

Payong, R. Marselus. Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan<br />

Implementasinya. Jakarta: Indeks. Cet. I, 2011.<br />

Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan<br />

Pemerintah Tahun 2005 Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan.<br />

Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.<br />

Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2004.<br />

Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Cet. 6,<br />

2012.<br />

Sahertian, A. Piet. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka<br />

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. I, 2000.<br />

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 19,<br />

2011.<br />

Sudjana. Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Nonformal dan<br />

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah. Cet. III, 2004.


Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik.<br />

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. XI, 2009.<br />

Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan<br />

Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Cet. I, 2013.<br />

Tedjawati, J.M. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus di<br />

Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2011.<br />

Tim Penyusun. Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP.<br />

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,<br />

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional,<br />

2010.<br />

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.<br />

Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen<br />

Uno, B. Hamzah. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi<br />

Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.<br />

Uzer, Moh. Usman. Menjadi Guru Proesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.<br />

Cet. 22, 2008.


No<br />

NIP/NUPTK<br />

NAMA<br />

JENIS KELAMIN<br />

TEMPAT<br />

TANGGAL<br />

TMT KERJA<br />

JABATAN<br />

TANGGAL SK<br />

STATUS PEGAWAI<br />

GOL./RUANG<br />

TINGKAT<br />

PROGRAM STUDI<br />

YANG DIAJARKAN<br />

JAM/MINGGU<br />

SEKOLAH<br />

KECAMATAN<br />

DATA GURU SMK KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR*<br />

1 /2544741644200050 Drs. Abdul Rojak Raji L Jakarta 12/12/1963 15/07/1993 Guru Bidang Studi 23/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Perusahaan Kewirausahaan 12 SMK PGRI 1 Jakarta Makasar<br />

2 /1134755656200003 Aco, S.Pd L Jakarta 08/02/1977 01/07/2002 Guru Bidang Studi 01/07/2001 Honor S-1 Tata Niaga Pemasaran Kewirausahaan 28 SMK Negeri 50 Jatinegara<br />

3 195403071981031005/4639732633200012 Drs. H. Adju Sasmita,MM L KUNINGAN 07/03/1954 01/03/1981 Guru Bidang Studi 01/03/1981 PNS Gol IV/b S-2 KEUANGAN Kewirausahaan 24 SMK Negeri 5 Matraman<br />

4 /0943757658200022 Agus Yunianto,S.Pd L Rembang, 11/06/1979 18/05/2005 Guru Bidang Studi 15/03/2007 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 20 SMK Sahid Jakarta Ciracas<br />

5 /6746759663200002 Al Farobi,S. Hum L Bekasi 18/04/1981 17/07/2004 Guru Bidang Studi 17/06/2004 Honor Sarjana/S-1 Sejarah Kewirausahaan 24 SMK Citra Mandiri Cakung<br />

6 /3607516542000002 Amril, S.Pd L Bukit Tinggi 28/05/1975 02/02/2004 Guru Bidang Studi 02/02/2004 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Koperasi Kewirausahaan 16 SMK Pusaka 1 Jakarta Duren Sawit<br />

7 /1038742643200004 Drs. Amru Rohman L Kebumen 07/06/1964 16/07/2002 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Adm.Pendidikan Kewirausahaan 24 SMK Perbankan Nasional Jakarta Cakung<br />

8 /1839759660300002 Amy Sundary,S.Hi P Jakarta, 05/07/1981 17/07/2006 Guru Bidang Studi 10/07/2006 Yayasan Sarjana/S-1 Muamalah (Ekonomi Islam) Kewirausahaan 36 SMK Mahadhika 1 Ciracas<br />

9 196411121987031006/7444742643300053 Drs. Apri Budiantoro L Banyumas 12/11/1964 01/03/1987 Guru Bidang Studi 04/07/2013 PNS Gol IV/a S-1 Pendidikan Dunia Usaha Kewirausahaan 24 SMK Negeri 46 Jatinegara<br />

10 /1237753655300003 Arnah Fajarwati,SE P Bogor, 09/05/1975 13/07/1998 Kepala Sekolah 01/10/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Pendidikan Kewirausahaan 6 SMK Eka Paksi Jakarta Ciracas<br />

11 /0559758660200043 Asep Ihsan, S.Pd L Jakarta 27/12/1980 09/09/2001 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK PKP 2 Jakarta Ciracas<br />

12 /1442752654200005 Asep Tatang Suryana, SE, MMPd L Jakarta 31/10/1974 01/07/1997 Kepala Sekolah 01/07/2005 Bantu S-2 Manajemen Pendidikan Kewirausahaan 16 SMK Cagar Budaya 1 Jakarta Cipayung<br />

13 /1944757659200004 Atut Pujo Nugroho, S.Pd. L Jakarta 26/12/1979 01/07/2004 Guru Bidang Studi 01/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Ekonomi Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Cipta Karya Matraman<br />

14 /1938755655300004 Ayuningsih, SPd P Jakarta 26/06/1977 14/07/2005 Guru Bidang Studi 10/08/2005 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 18 SMK Perdana Kusuma Makasar<br />

15 /1433739640300002 Baikuni,Drs L Semarang 06/06/1958 02/01/1990 Guru Bidang Studi 17/07/2009 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 14 SMK Tridaya Jakarta Makasar<br />

16 /1835755657200012 Bambang Hermawan, S.Pd L JAKARTA 03/05/1977 01/09/1999 Guru Bidang Studi 18/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 pdu/admin. perkantoran Kewirausahaan 30 SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta Pasar Rebo<br />

17 / BAMBANG SUMARSONO L JAKARTA 26/01/1965 12/07/2012 Guru Bidang Studi 12/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kewirausahaan 8 SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan Pasar Rebo<br />

18 /3655749651200042 Bambang Yuwono,S.Pd L Kebumen, 21/03/1971 15/07/1994 Guru Bidang Studi 01/07/2012 Bantu Sarjana/S-1 PDU TATA NIAGA Kewirausahaan 24 SMK Bina Dharma Ciracas<br />

19 196606192008011009/5951744647200022 Drs. Bukhari L Tanah Datar 19/06/1966 01/01/2008 Guru Bidang Studi 01/01/2008 PNS Gol III/a S-1 PDU/ Koperasi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 24 Cipayung<br />

20 /7538744647300032 Chusnul Chotimah P Brebes 06/02/1966 01/07/2003 Guru Bidang Studi 01/07/2003 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Jakarta Timur 1 Jatinegara<br />

21 1955071119812200/8043733634300003 Dahlia Rusnawaty,Dra P JAKARTA 11/07/1955 01/12/1981 Guru Bidang Studi 01/12/1981 PNS Gol IV/a S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 40 Matraman<br />

22 /1139755653300003 Darmaini ,S.Pd P Kerinci 07/08/1973 14/07/1997 Guru Bidang Studi 11/07/2011 Bantu Sarjana/S-1 Pemasaran Kewirausahaan 26 SMK Ristek KIKIN Cakung<br />

23 /6540749651300073 Denia Winarti, S.Sos P JAKARTA 08/12/1971 15/06/1997 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Hubungan Masyarakat Kewirausahaan 6 SMK Pelayaran Santa Lusiana Kramat Jati<br />

24 /1344748651300003 Desy Tri Andriyani, S.Pd P Jakarta 10/12/1970 18/07/1996 Guru Bidang Studi 14/07/2011 Bantu Sarjana/S-1 PDU/Administrasi Kewirausahaan 24 SMK Respati II Kramat Jati<br />

25 / Dewi Ariyanti Ningrum, SE P Jakarta 02/12/1981 15/07/2013 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 12 SMK Sahid Jakarta Ciracas<br />

26 /1341742645300004 Dra. Diah Imaria P Jakarta 20/09/1964 15/07/1997 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 PDU Kewirausahaan 28 SMK Perbankan Nasional Jakarta Cakung<br />

27 / Diah Lina Setiyawati, SE P Temanggung 11/01/1973 01/04/2012 Guru Bidang Studi 01/04/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Akuntansi Kewirausahaan 2 SMK Kesehatan Terpadu Ar Raisiyah Husada Cipayung<br />

28 / Dosmariah Saragih, S.Pd. P Pardamean 20/08/1988 05/04/2011 Guru Bidang Studi 05/04/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan 16 SMK Caraka Nusantara Cakung<br />

29 /0 Drs. Dovar Purwanto L Jakarta 05/04/1953 13/07/2010 Guru Bidang Studi 13/07/2010 Yayasan Sarjana/S-1 olah raga Kewirausahaan 8 SMK Kimia Tunas Harapan Pasar Rebo<br />

30 /2842744647200004 Eferay Hia . S.Pd L Nias 25/10/1966 15/07/1998 Guru Bidang Studi 12/07/2013 Honor Sarjana/S-1 PDU Ekonomi Koperasi Kewirausahaan 20 SMK Corpatarin 2 Jakarta Duren Sawit<br />

31 / Eka Rahmadania P Jakarta 20/04/1989 11/07/2009 Guru Bidang Studi 11/07/2009 Honor Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 16 SMK Pertiwi Jakarta Pasar Rebo<br />

32 / Dra. Eka Wina Herlina P Jakarta 27/02/1962 11/07/1992 Guru Bidang Studi 02/03/2004 Yayasan Sarjana/S-1 FP, IPS Kewirausahaan 24 SMK Nurul Iman Matraman<br />

33 /1938742642300012 Dra. Eko Widarningsih P Jakarta 06/06/1964 01/07/1991 Guru Bidang Studi 16/07/2009 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Niaga Kewirausahaan 24 SMK Adi Luhur 1 (Pariwisata) Kramat Jati<br />

34 131764416/8755738639 Dra. Eky Marianingsih P Jakarta 23/04/1960 01/03/1988 Guru Bidang Studi 01/03/1988 PNS Gol IV/a S-1 IPS Kewirausahaan 24 SMK Negeri 51 Cipayung<br />

35 /103474765030004 Elimawati. S.Pd P PADANG 17/02/1969 17/07/1997 Guru Bidang Studi 16/07/1997 Honor Sarjana/S-1 PKN Kewirausahaan 50 SMK BPS&K 2 Jakarta Duren Sawit<br />

36 /1443753655300002 Elis Muliyawati, S.Pd P SUMEDANG 01/11/1975 30/08/2004 Guru Bidang Studi 30/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 PDU/Adm.Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Tirta Sari Surya Matraman<br />

37 /4549742644300043 Dra. Elly Pratiwi P Semarang 17/12/1964 01/07/1989 Guru Bidang Studi 01/07/1989 Bantu Sarjana/S-1 PDU Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Cahaya Sakti Jakarta Jatinegara<br />

38 196704131992032009/9745745648 Hj. Eny Elastri, S.Pd. P Banyumas 13/04/1967 01/03/1992 Guru Bidang Studi 01/10/2008 PNS Gol IV/a S-1 Tata Busana Kewirausahaan 24 SMK Negeri 24 Cipayung


39 /1539743646300004 ENY SETYOWATI P Klaten, 22/07/1965 17/07/1995 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 EKONOMI Kewirausahaan 27 SMK PKP 1 Ciracas<br />

40 /1533757656300002 Epi Prihatin, S.Pd P Jakarta 02/01/1979 19/07/2008 Guru Bidang Studi 19/07/2008 Honor Sarjana/S-1 EKONOMI Kewirausahaan 24 SMK Mardhika Kramat Jati<br />

41 / Erestine Eldalina, B.Sc P Jambi 18/06/1960 16/05/2011 Guru Bidang Studi 16/05/2011 Yayasan Sarmud/D-3 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 12 SMK Insan Mulia Informatika Cipayung<br />

42 / ERNI SUSIANINGSIH P Jakarta 12/07/1983 10/07/2007 Guru Bidang Studi 10/07/2007 Honor Sarmud/D-3 Manajemen Keuangan Kewirausahaan 10 SMK Gita Wisata Cakung<br />

43 132280354/2558744646 Farah Rokhana S.Pd P Kalierang 26/12/1966 01/12/2000 Wakasek 01/12/2000 PNS Gol III/c S-1 D Usaha Kewirausahaan 24 SMK Negeri 51 Cipayung<br />

44 /9038747649300053 Faudiana, S.Ag P Jakarta 06/07/1969 20/07/2001 Guru Bidang Studi 20/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 PAI Kewirausahaan 6 SMK Al Fathiyah Jakarta Kramat Jati<br />

45 /1134749651300005 Febriani, S.Pd P Lampung 28/02/1971 16/07/1994 Guru Bidang Studi 16/07/1994 Honor Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 18 SMK YP Darul Mukminin Jakarta Jatinegara<br />

46 /1543758663300002 Feri Mulyati, S.Pd. P Kebumen 11/02/1980 11/07/2005 Guru Bidang Studi 11/07/2005 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 26 SMK Kawula Indonesia Jakarta Duren Sawit<br />

47 /0563740644200203 Fredek Rusfader, S.E. L Waurtahait 31/12/1962 01/07/2004 Guru Bidang Studi 01/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Pangudi Rahayu I Jakarta Pasar Rebo<br />

48 /8642761663300050 Handayani . S Pd P Jakarta 10/03/1983 16/07/2008 Guru Bidang Studi 16/07/2008 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 12 SMK Imtaq Darurrohim Cakung<br />

49 196505211993031010/4853743646200032 Hartrasno, S.Pd. MM. L Purworejo 21/05/1965 14/07/1989 Wakil Kepala Sekolah 16/07/2012 PNS Gol IV/a S-2 Manajemen Pemasaran Kewirausahaan 24 SMK Adi Luhur 2 Jakarta Kramat Jati<br />

50 /3433743646300132 Haryani, S.PD P MALANG 01/01/1965 18/07/1995 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Adm. Perkantoran Kewirausahaan 12 SMK YPIA Al-Falah Jakarta Cakung<br />

51 / Haryanto L Sidoharjo 04/11/1974 02/07/2012 Wakil Kepala Sekolah 02/07/2012 Yayasan S-2 Ilmu Sosial Kewirausahaan 16 SMK Prestasi Prima Cipayung<br />

52 195608081982102001/0140734637300013 Dra.Hasyumiati P Bukit tinggi 08/08/1956 01/07/1981 Guru Bidang Studi 11/07/2011 PNS Gol IV/a S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 48 Duren Sawit<br />

53 / Hendrik Santoso L Pandeglang 15/05/1987 01/07/2007 Guru Bidang Studi 01/07/2007 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Jakarta Timur 1 Jatinegara<br />

54 /3648741643200042 Drs. Heni Purwanto L Kota Gajah 16/03/1963 10/07/1989 Wakil Kepala Sekolah 06/07/2009 Yayasan Sarjana/S-1 PDU-Tata Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Pertiwi Jakarta Pasar Rebo<br />

55 /153974364620003 Drs. Hermansyah L Jakarta 12/07/1965 28/06/1992 Kepala Sekolah 15/08/2006 Bantu Sarjana/S-1 PDU/ Adm. Perkantoran Kewirausahaan 8 SMK Perdana Kusuma Makasar<br />

56 / Ir.Hertati Simanjuntak P Hutauruk Parjulu 14/08/1980 15/07/2012 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 PERTANIAN Kewirausahaan 36 SMK Otomindo Ciracas<br />

57 /5558744646200013 Drs. Hobby H. Siregar, MM L Lobusingkam 26/12/1966 05/08/1991 Kepala Sekolah 15/07/2005 Bantu S-2 Manajemen Pemasaran Kewirausahaan 12 SMK Paskita Global Jakarta Pasar Rebo<br />

58 /6851731635200002 Drs. Hotman Saragi L P.Siantar 19/05/1954 01/07/1990 Wakil Kepala Sekolah 18/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Kewirausahaan Kewirausahaan 10 SMK Dharma Surya Makasar<br />

59 /5236744646300053 Dra.Hj.Ida Kustidah P Kuningan 04/09/1966 01/08/1990 Guru Bidang Studi 01/08/1990 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Koperasi Kewirausahaan 14 SMK KAPIN Duren Sawit<br />

60 /5236744646300053 Dra.Hj.Ida Kustidah P KUNINGAN 04/09/1966 16/07/2011 Guru Bidang Studi 16/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 PDU KOPERASI Kewirausahaan 6 SMK Kapin 2 Duren Sawit<br />

61 / Ika Mustikawati P Jakarta 12/07/1971 16/07/2012 Guru Bidang Studi 14/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 14 SMK Laboratorium Duren Sawit<br />

62 /3852763664300102 Ima Rismaya, S Pd P Kuningan 25/05/1985 10/07/2010 Guru Bidang Studi 10/07/2010 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 10 SMK Perdana Kusuma Makasar<br />

63 /1042750652300004 Indah Lestari. S.Pd P JAKARTA 17/10/1972 10/07/2002 Guru Bidang Studi 10/07/2002 Honor Sarjana/S-1 PEND. DUNIA USAHA Kewirausahaan 10 SMK Tadika Puri Jakarta Duren Sawit<br />

64 /7447758659200002 Irpan Suryana, S.Pd L Jakarta 15/01/1980 10/07/2006 Guru Bidang Studi 13/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 10 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung<br />

65 /1444740643300013 Dra. Iswati P Pacitan 12/11/1962 01/08/2004 Guru Bidang Studi 01/08/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Tata Niaga (PDU) Kewirausahaan 24 SMK Paskita Global Jakarta Pasar Rebo<br />

66 /0000000000000000 Hj.Itje Suratnawati.SE P Balikpapan 03/04/1972 19/07/1998 Guru Bidang Studi 01/07/1998 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi / Managemen Kewirausahaan 22 SMK Satya Bhakti I Matraman<br />

67 / Iva Farkhanah, SE P Jakarta 14/04/1982 16/07/2012 Guru Bidang Studi 25/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 18 SMK PGRI 28 Jakarta Pasar Rebo<br />

68 /1444734635200002 Drs. H. Jauhari MM L Tegal 01/12/1956 17/07/1986 Kepala Sekolah 17/07/1986 Yayasan S-2 Manajemen Kewirausahaan 6 SMK Jakarta Raya 2 Cipayung<br />

69 / Joko Prasetiyo, M. Pd. L Jakarta 15/03/1979 01/06/2011 Guru Bidang Studi 01/06/2011 Honor S-2 Administrasi Pendidikan Kewirausahaan 12 SMK Insan Mulia Informatika Cipayung<br />

70 /6442749652210032 Kanthi Murni, S.Pd P Batang 10/10/1971 16/07/2007 Guru Bidang Studi 13/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kewirausahaan 50 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung<br />

71 /4552727630300000 Kastaria Rajaguguk,S.Pd P Taput 20/02/1949 22/07/1986 Guru Bidang Studi 25/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 18 SMK PGRI 28 Jakarta Pasar Rebo<br />

72 / H. Khamdari, S.Pd L Solo 23/04/1957 16/07/2012 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 10 SMK Karya Dharma 2 Jakarta Pasar Rebo<br />

73 /1241743648300004 Dra. Khodijah P BREBES 19/09/1963 17/07/1998 Guru Bidang Studi 17/07/1999 Bantu S-2 Magester Tekno. Pendidikan Kewirausahaan 24 SMK Budi Mulia Utama Duren Sawit<br />

74 / krisminto,S.Pd. L magelang 02/06/1968 07/07/2008 Guru Bidang Studi 07/07/2007 Honor Sarjana/S-1 kewirausahaan Kewirausahaan 22 SMK Pangudi Rahayu I Jakarta Pasar Rebo<br />

75 /1946747660200002 Kris Sunarno Widadi, S.Pd L Gunung Kidul 14/06/1969 01/07/1997 Wakil Kepala Sekolah 16/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Adi Luhur 2 Jakarta Kramat Jati<br />

76 196309081996011001/1240743644200043 Drs. Kusnowo L Tulung Agung 08/09/1963 01/12/1995 Guru Bidang Studi 01/04/2009 PNS Gol IV/a S-1 PDU Kewirausahaan 26 SMK Negeri 58 Cipayung<br />

77 /1338745646300003 Kus Andayani S.Pd P Purbalingga 10/06/1967 17/07/1995 Guru Bidang Studi 17/07/1995 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 18 SMK Budi Murni 4 Jakarta Cipayung<br />

78 /1338745646300003 Kus.Andayani,S Pd P Purbalingga 10/06/1967 17/07/1995 Guru Bidang Studi 17/07/1995 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 12 SMK Budi Murni 5 Jakarta Cipayung<br />

79 197112132000122002/6545749653300003 Lailatus Sa'adah, S.PD P JAKARTA 13/12/1971 01/12/2000 Guru Bidang Studi 05/07/2013 PNS Gol III/d S-1 TATA NIAGA Kewirausahaan 38 SMK Negeri 22 Pasar Rebo<br />

80 /1035750650300005 Dra. Larassih P PURWOREJO 27/03/1972 14/07/1997 Guru Bidang Studi 14/07/1997 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 36 SMK BPS&K 1 Jakarta Duren Sawit<br />

81 /2446734636300033 Lasamahu Andriana, B.Sc P TG. PANDAN 14/12/1956 17/07/2005 Guru Bidang Studi 17/07/2011 Honor Sarmud/D-3 Ekonomi Perbankan Kewirausahaan 24 SMK Bhakti 3 Duren Sawit<br />

82 /1547760661200042 M. Aandi Kurniawan, S.PdI L JAKARTA 15/02/1982 10/07/2011 Guru Bidang Studi 14/07/2011 Honor Sarjana/S-1 PEND. AGAMA ISLAM Kewirausahaan 24 SMK Tri Sastra 2 Jakarta Cipayung<br />

83 /1838733636200003 H.M.Nurdin Ali, B.Sc, SE L PADANG 15/06/1955 07/07/1985 Wakil Kepala Sekolah 07/07/2008 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 16 SMK Tri Sastra 1 Jakarta Cipayung<br />

84 /154175065420000 M.Zamzuri,S.E L yogya 09/12/1972 01/01/1995 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor S-2 Manajemen/aktaIV Kewirausahaan 6 SMK Karya Dharma 1 Pasar Rebo<br />

85 /154175065420000 M. Zamzuri, SE L Yogya 09/12/1972 01/01/1995 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor S-2 Manajemen/Akta iV Kewirausahaan 6 SMK Karya Dharma 2 Jakarta Pasar Rebo


86 /1451750654200003 M. Zamzuri,SE L Kulon Progo, 09/12/1972 14/07/2002 Guru Bidang Studi 14/07/2002 Bantu Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 35 SMK PGRI 20 Jakarta Ciracas<br />

87 /1834747649200002 Drs. Machfuzin L JAKARTA 05/02/1969 14/07/1997 Guru Bidang Studi 11/07/2011 Bantu Sarjana/S-1 PDU/TATANIAGA Kewirausahaan 26 SMK Budaya Jakarta Duren Sawit<br />

88 / MARYANTO, S.SOS L BANYUMAS 25/04/1981 18/07/2009 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 ILMU KOMUNIKASI Kewirausahaan 18 SMK YPIA Al-Falah Jakarta Cakung<br />

89 /1339751654300004 Mahdiah, S.Pd P Jakarta 20/07/1973 17/07/2003 Guru Bidang Studi 17/07/2003 Yayasan Sarjana/S-1 Pend.Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Mahadhika 2 Kramat Jati<br />

90 /1037747649300003 Dra. Maniur. M P Pangaribuan 07/05/1969 01/07/1995 Wakil Kepala Sekolah 01/07/1995 Bantu Sarjana/S-1 PDU Tata Niaga Kewirausahaan 20 SMK Bhakti - 2 Jakarta Makasar<br />

91 0/5533741641200023 MASKUR , SE L Purworejo 01/02/1967 17/07/2003 Guru Bidang Studi 17/07/2003 Honor Sarjana/S-1 Kewirausahaan 6 SMK Tri Tunggal Nusantara Cakung<br />

92 / MAWAR SUHESTI P JAKARTA 04/10/1974 30/06/2012 Guru Bidang Studi 30/06/2012 Yayasan Sarmud/D-3 EKONOMI Kewirausahaan 8 SMK Tunas Medika Cipayung<br />

93 195911171986021002/5449737639200013 Drs. H. Memet Farajnuri, MM. L Serang 17/11/1959 01/02/1986 Wakasek 01/02/1986 PNS Gol IV/a S-2 SDM Kewirausahaan 24 SMK Negeri 10 Kramat Jati<br />

94 /9841754655300042 MEYRNA SUSILARINI P JAKARTA 09/05/1976 05/05/2008 Guru Bidang Studi 10/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Management Pariwisata Kewirausahaan 6 SMK PGRI 8 Jakarta Duren Sawit<br />

95 /3850740642200022 MENCER SINAGA , SE L SAMOSIR 18/05/1962 12/07/2004 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 34 SMK Malaka Jakarta Duren Sawit<br />

96 /7862740640200002 MICHAEL.TUE. BSC L Flores Timor 30/09/1962 17/07/1987 Kepala Sekolah 15/07/2013 Yayasan Sarmud/D-3 Illmu Keguruan Kewirausahaan 12 SMK Jayakarta Duren Sawit<br />

97 /0948743644300052 MULIANINGSIH, S. Sos P JAKARTA 16/06/1965 17/12/2005 Guru Bidang Studi 17/12/2005 Yayasan Sarjana/S-1 Administras Niaga Kewirausahaan 11 SMK Petri Jaya Duren Sawit<br />

98 /1833744645300002 Miyanti, S.Pd P Sukoharjo 05/01/1966 01/07/1992 Wakil Kepala Sekolah 01/07/1993 Bantu Sarjana/S-1 PDU/ Tata Niaga Kewirausahaan 12 SMK Respati I Kramat Jati<br />

99 /5740753654200022 H. Moch Ali, SE L Jakarta 08/04/1975 20/06/1999 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 28 SMK IPTEK Jakarta Cakung<br />

100 132173217/234774264420004 Drs. MPA Saputra L Pandeglang 15/10/1964 01/03/1997 Guru Bidang Studi 01/03/1997 PNS Gol IV/a S-1 T. Niaga Kewirausahaan 24 SMK Negeri 51 Cipayung<br />

101 /6742741443200032 MUCHSIN . SE L PADANG 20/04/1963 17/07/1994 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 42 SMK Malaka Jakarta Duren Sawit<br />

102 / Drs. Mubarok L Keumen 29/07/1961 25/06/1995 Guru Bidang Studi 25/06/1995 Honor Sarjana/S-1 PDU Kewirausahaan 23 SMK Mercusuar Cakung<br />

103 /5640755656200012 Muhammad Arif, S.Pd L Jakarta 08/03/1977 19/07/2010 Guru Bidang Studi 19/07/2010 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Ekonomi / Admin. Kewirausahaan 8 SMK Dewi Sartika Jatinegara<br />

104 196904101995121005/1336747650200003 MUHAMAD MUJI, S.Pd. L Blora 10/04/1969 01/12/1996 Wakasek 16/07/2012 PNS Gol IV/a S-1 TATA NIAGA Kewirausahaan 28 SMK Negeri 50 Jatinegara<br />

105 /4854738639200022 Drs. Muhamad Sulendro, M.M. L Pringsewu 22/05/1959 14/07/1984 Kepala Sekolah 24/06/2008 Honor S-2 Manajemen Kewirausahaan 6 SMK Teknik 10 Nopember Kramat Jati<br />

106 /9544741644200003 MULYANA, S.H L Gunungkidul 23/11/1963 30/07/1997 Kepala Sekolah 12/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Hukum Perdata Kewirausahaan 6 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung<br />

107 /4559742643300043 MURNI SIHITE P SIHITE 27/12/1988 16/07/1990 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarmud/D-3 Tata Buku / FP IPS Kewirausahaan 24 SMK Jakarta 1 Duren Sawit<br />

108 /5539740643200022 MURSIDI . S Pd L Bekasi 07/02/1962 15/07/1991 Kepala Sekolah 01/07/2008 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Sejarah Kewirausahaan 6 SMK Ristek KIKIN Cakung<br />

109 / Nandang Maulana L Jakarta 03/10/1990 01/11/2013 Guru Bidang Studi 01/11/2013 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Kewirausahaan 8 SMK Pancasila Jakarta Jatinegara<br />

110 /1242755656300005 NANI S.Pd P Jakarta, 29/10/1977 17/07/1997 Guru Bidang Studi 17/07/1998 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Era Pembangunan Umat Jakarta Ciracas<br />

111 /1344741644300005 Dra. Nani Astuti P Jakarta 30/12/1963 01/07/1994 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 PDU Tata Niaga Kewirausahaan 26 SMK Muara Indonesia Jakarta Jatinegara<br />

112 /8039737638200023 Drs. Nekad Simaibang L Tiga Baru 07/07/1959 19/07/2010 Wakil Kepala Sekolah 19/07/2010 Yayasan Sarjana/S-1 Akuntansi Kewirausahaan 24 SMK Multimedia Nusantara Jakarta Jatinegara<br />

113 /8433741642200052 Drs. Ngatmin L Boyolali 01/01/1963 17/07/1994 Guru Bidang Studi 13/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Umum Kewirausahaan 12 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung<br />

114 /1637743644300002 NINING HARYANI, S.Pd P Ciamis 03/05/1965 13/07/2011 Wakil Kepala Sekolah 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 12 SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta Cakung<br />

115 /1937744646300004 Nining Ratnaningsih, SE P Garut 28/05/1966 18/07/2004 Guru Bidang Studi 18/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi / Manajemen Kewirausahaan 18 SMK Angkasa 1 Jakarta Makasar<br />

116 /1933741642390004 Nining Ratna,SE P GARUT 26/05/1966 02/07/2004 Guru Bidang Studi 02/07/2004 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 24 SMK Angkasa 2 Jakarta Makasar<br />

117 /2534754656200013 NIXON MARPAUNG, S.Pd L Porsea, 02/12/1976 16/07/2001 Wakil Kepala Sekolah 16/07/2001 Honor Sarjana/S-1 EKO. / TATA NIAGA Kewirausahaan 24 SMK Otomindo Ciracas<br />

118 /173774664730004 Dra. Nunu Ardhiana P Kep. Riau 24/05/1968 21/07/2003 Guru Bidang Studi 21/07/2003 Bantu Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Wawasan Nusantara Jakarta Cakung<br />

119 /0244741643300053 Dra. Nuraini P Jakarta 12/09/1963 05/01/1990 Guru Bidang Studi 01/07/2009 Bantu Sarjana/S-1 Adm. Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Nurul Huda Cakung<br />

120 196007101988022001/6042738640300043 Nurhandari Puspasari P Jakarta 10/07/1960 20/10/1992 Guru Bidang Studi 15/07/2013 PNS Gol III/d Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Teknik 10 Nopember Kramat Jati<br />

121 /1635745658300003 NURJANAH, S.Pd P Jakarta 13/05/1967 29/08/1988 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Manajemen Pendidikan Kewirausahaan 10 SMK Perbankan Nasional Jakarta Cakung<br />

122 195910251987032002/335773763830002 NURCHAYATI, M.Pd P PURWOREJO 25/10/1959 27/07/1982 Guru Bidang Studi 01/04/2008 PNS Gol IV/a S-2 IPS / EKONOMI Kewirausahaan 24 SMK Negeri 52 Ciracas<br />

123 /1544743648300002 Dra. Nurhayati Sulistyaningtya P Karanganyar 02/12/1965 01/07/1994 Guru Bidang Studi 20/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Akuntansi Kewirausahaan 24 SMK Paskita Global Jakarta Pasar Rebo<br />

124 /1544743648300002 Dra. Nurhayati. S P Karang Anyar 02/12/1965 19/07/1994 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Kontrak/PTT Sarjana/S-1 Pendidikan Akutansi Kewirausahaan 6 SMK Mitra Wisata Cipayung<br />

125 /0852757658300082 Nursanti, S.Pd P Jakarta 20/05/1979 17/07/2000 Guru Bidang Studi 17/07/2000 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Ekinomi Kewirausahaan 12 SMK Jayawisata 2 Jakarta Makasar<br />

126 /5647760662210092 Pratiwi Titik Minarti, S.Pd P madiun 15/03/1982 12/07/2009 Guru Bidang Studi 12/07/2011 Honor Sarjana/S-1 akuntansi Kewirausahaan 10 SMK Pancasila Sakti Jakarta Cipayung<br />

127 /5933755656 R. Wisnu Muhammad. Y, SE L Jakarta 06/01/1977 25/07/2001 Guru Bidang Studi 25/07/2001 Honor Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 18 SMK Pembangunan Matraman<br />

128 196710281993032006/336074564720013 RAPEN GINTING, SPd L Deli Serdang 28/10/1967 04/10/1993 Guru Bidang Studi 04/10/1993 PNS Gol III/d S-1 Pend. Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 5 Matraman<br />

129 /1833744646300004 Dra. Rayandri P Buo 25/01/1966 12/01/2010 Guru Bidang Studi 17/07/1993 Bantu Sarjana/S-1 Pendidikan Koperasi Kewirausahaan 28 SMK Angkasa 1 Jakarta Makasar<br />

130 /3445745648300033 Reni Diarti.S.Pd P Riau 13/11/1967 13/07/1996 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Dunia Usaha Kewirausahaan 4 SMK Nasional Kramat Jati<br />

131 / Reny Handayani P Jakarta 15/03/1983 13/11/2013 Guru Bidang Studi 13/11/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi dan Koperasi Kewirausahaan 18 SMK Prestasi Prima Cipayung<br />

132 /7437760652300043 Riama N. Yosephine, S.Pd P JAKARTA 05/10/1972 14/07/1997 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Pendidikan Kewirausahaan 30 SMK Malaka Jakarta Duren Sawit


133 /6435744646200012 Drs. Richard Manalu L Tanjungpinang 01/03/1966 10/07/2006 Guru Bidang Studi 13/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Administrasi Negara Kewirausahaan 50 SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta Cakung<br />

134 / Rifa'ah, S.Pd P Jakarta 17/09/1981 01/08/2013 Guru Bidang Studi 01/08/2013 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Kewirausahaan 8 SMK Pancasila Jakarta Jatinegara<br />

135 /20103658187001 Rika Yuniar Safitri, S.Pd. P Jakarta 04/06/1986 11/07/2011 Guru Bidang Studi 16/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 30 SMK Islam Malahayati Jakarta Pasar Rebo<br />

136 /5759758659300032 Rina Kartika, S.Pd. P Purworejo 27/04/1980 01/07/2005 Guru Bidang Studi 01/07/2005 Honor S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 6 SMK Negeri 24 Cipayung<br />

137 /1235748650300004 RITA KUSUMAWATI . S.Pd P SUKABUMI 19/03/1970 12/07/2003 Guru Bidang Studi 12/07/2003 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Dunia Usaha Kewirausahaan 24 SMK As Saadah Duren Sawit<br />

138 /1235748650300000 RITA KUSUMAWATI. S.Pd P SUKABUMI 19/03/1970 30/01/2009 Guru Bidang Studi 30/01/2009 Honor Sarjana/S-1 PDU / AP Kewirausahaan 22 SMK BPS&K 2 Jakarta Duren Sawit<br />

139 / Rita Yusnita, SE P Jakarta 14/06/1971 01/07/2011 Guru Bidang Studi 01/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi - Manaj. Keuangan Kewirausahaan 6 SMK Bakthi Negeri Pasar Rebo<br />

140 /0450756658200023 Rizal Anopa,SE L Purwakarta 18/11/1978 17/02/2009 Guru Bidang Studi 11/07/2012 Honor Sarjana/S-1 Manajamen Ekonomi Kewirausahaan 10 SMK Mahadhika 3 Ciracas<br />

141 / Rizka Febriana P Jakarta 05/02/1987 15/07/2013 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Sosiologi Kewirausahaan 42 SMK IPTEK Jakarta Cakung<br />

142 /6341762664200023 ROJALI L Tambun Selatan 10/09/1984 15/03/2006 Guru Bidang Studi 15/03/2006 Yayasan SLTA TEKNIK OTOMOTIF Kewirausahaan 22 SMK Mercusuar Cakung<br />

143 /1262741642200013 ROAT SATRIAWAN. SE L BANDUNG 30/09/1963 15/07/1989 Guru Bidang Studi 17/07/1995 Honor Sarjana/S-1 EKONOMI Kewirausahaan 15 SMK BPS&K 2 Jakarta Duren Sawit<br />

144 /1137744646200005 ROBINSON SIMBOLON, SE L JAKARTA 28/05/1966 14/07/1997 Guru Bidang Studi 19/08/2013 Bantu Sarjana/S-1 Ekonomi / Manajemen Kewirausahaan 18 SMK Corpatarin 01 Duren Sawit<br />

145 /2841744648300002 Dra.Romlah Adek.AR P Muntok Bangka 05/01/1966 01/07/1998 Guru Bidang Studi 01/07/1998 Honor Sarjana/S-1 Sejarah / FP IPS Kewirausahaan 20 SMK Satya Bhakti I Matraman<br />

146 /1244744644300004 Dra. Rumintang Sihombing P Deli Serdang 19/12/1966 01/07/2000 Guru Bidang Studi 01/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 32 SMK Budi Murni 1 Jakarta Duren Sawit<br />

147 /1244744644300004 Dra. Rumintang Sihombing P Janji Martogu 18/12/1966 16/07/1995 Guru Bidang Studi 16/07/1995 Yayasan Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Budi Murni 3 Jakarta Duren Sawit<br />

148 /1433748651200002 RUPRON DIANSYAH L Sekayun 01/01/1970 19/07/1999 Guru Bidang Studi 19/07/1999 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Negara Kewirausahaan 16 SMK Trampil Kramat Jati<br />

149 /1235747649200004 Rusyadi,S.Pd L KUNINGAN 19/03/1969 02/07/2007 Guru Bidang Studi 12/07/2010 Honor Sarjana/S-1 Pend. Ekonomi Kewirausahaan 13 SMK Jakarta Timur 2 Cakung<br />

150 /8539756657200003 H. SARWANI ,SE L Jakarta 07/12/1978 15/07/2001 Kepala Sekolah 08/11/2006 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 6 SMK Imtaq Darurrohim Cakung<br />

151 /1944746649200004 S a r j o n o L Klaten 26/12/1968 17/07/2004 Guru Bidang Studi 17/07/2000 Honor Sarjana/S-1 S1 Ekonomi Kewirausahaan 40 SMK Rahayu Mulyo Kramat Jati<br />

152 /4355756658210083 SARI DWI HANDAYANI, S.E. P Gresik 23/10/1978 01/08/2006 Guru Bidang Studi 01/08/2010 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Akutansi Kewirausahaan 26 SMK Insan Teknologi Jakarta Ciracas<br />

153 /5234750653300013 Safrida Dewi . S.Pd P Pematang Siantar 09/09/1972 15/07/1995 Wakil Kepala Sekolah 13/07/2009 Yayasan Sarjana/S-1 PDU - TATA NIAGA Kewirausahaan 19 SMK Bisnis Indonesia Jakarta Cakung<br />

154 /0360749652200013 Syaeful Ma'ruf L Purwakarta 28/10/1971 17/07/2004 Guru Bidang Studi 17/07/2013 Honor Sarjana/S-1 PDU / Tata Niaga Kewirausahaan 26 SMK Mitra Kencana Duren Sawit<br />

155 /1433749653200002 SAEFUDIN L Tegal 01/01/1971 18/07/1994 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Ristek JAYA Cakung<br />

156 / Sarip Muchtar L Jakarta 11/09/1974 05/07/1999 Guru Bidang Studi 05/07/1990 Yayasan Sarjana/S-1 Sejarah Islam Kewirausahaan 16 SMK Nurul Iman Matraman<br />

157 /1639751653300004 SALMAH, S.Pd P Aceh 23/07/1973 16/07/1999 Guru Bidang Studi 16/07/1999 Yayasan Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 29 SMK Muhammadiyah 6 Matraman<br />

158 /1634744965030004 SEMIYATI,S.Pd P Purworejo 23/02/1971 16/07/1997 Guru Bidang Studi 16/07/1997 Honor Sarjana/S-1 PDU Tata Niaga Kewirausahaan 36 SMK Karya Wijaya Kusuma Ciracas<br />

159 /2756750653320002 Sigit Darsono, S.Ag L Jakarta 24/04/1972 01/07/2007 Guru Bidang Studi 01/07/2007 Yayasan Sarjana/S-1 Tarbiyah PAI Kewirausahaan 12 SMAK DITKESAD Cipayung<br />

160 /4941744646200032 Drs. Sihar Butar-Butar L Porsea, 09/06/1966 17/07/1997 Wakil Kepala Sekolah 05/07/2013 Bantu Sarjana/S-1 AKUNTANSI Kewirausahaan 26 SMK Otomindo Ciracas<br />

161 /7445749651200022 Siendon Sujoko L Jakarta 13/01/1971 16/07/2007 Guru Bidang Studi 16/07/2007 Honor SLTA IPA Kewirausahaan 16 SMK Hatawana Jakarta Jatinegara<br />

162 470069482/5961750653200002 SISWANTO,SE L Kulon Progo, 29/06/1972 01/07/2003 Guru Bidang Studi 01/07/2009 CPNS Gol III/a S-1 Pend. Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 52 Ciracas<br />

163 /1338757659300005 SITI MUALIMAH,SE P JAKARTA 30/06/1979 14/07/2008 Wakil Kepala Sekolah 14/07/2008 Yayasan Sarjana/S-1 EKONOMI Kewirausahaan 8 SMK Kawula Jakarta Ciracas<br />

164 195905121986032004/4844737638 Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih P Semarang 12/05/1959 01/03/1986 Guru Bidang Studi 01/07/2010 PNS Gol IV/a S-1 B. Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Negeri 51 Cipayung<br />

165 /0844741644300012 Dra.Siti Syafur P Tanjung Alam 12/05/1963 09/07/1990 Guru Bidang Studi 04/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Luar Sekolah Kewirausahaan 24 SMK Satya Bhakti II Matraman<br />

166 /1549744647300033 Dra. Siti Khodijah P JAKARTA 17/12/1966 18/07/1992 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Bahasa Perancis Kewirausahaan 24 SMK Jakarta 1 Duren Sawit<br />

167 /3648721623200002 Drs. H. Slamet Rosyidi L Ngawi 16/03/1942 15/07/1985 Guru Bidang Studi 23/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Perusahaan Kewirausahaan 14 SMK PGRI 1 Jakarta Makasar<br />

168 /9848746648110052 Sotya Respati, Dewandaru, SE L Jakarta 16/05/1968 25/06/2004 Guru Bidang Studi 01/07/2011 Honor Sarjana/S-1 MANAJEMEN Kewirausahaan 24 SMK Cawang Jakarta Jatinegara<br />

169 /1640744646300003 Dra. Sri Avilan P Klaten, 13/08/1966 19/07/1991 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan S-2 Manaj. Pemasaran Kewirausahaan 26 SMK Budhi Warman 1 Jakarta Kramat Jati<br />

170 0/6442749651300073 SRI NURHAYATI , SH P Banjarnegara 10/11/1971 16/07/2006 Guru Bidang Studi 16/07/2006 Honor Sarjana/S-1 Kewirausahaan 6 SMK Tri Tunggal Nusantara Cakung<br />

171 /5138744646300043 SRI INDRIASTUTI. SE P BOGOR 06/08/1966 03/10/2001 Guru Bidang Studi 04/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 24 SMK Satya Bhakti II Matraman<br />

172 /1837733634300003 Sri Kuswardani S.Pd,MM P Lampung 15/05/1955 29/10/1977 Guru Bidang Studi 29/01/1978 Yayasan S-2 Manaj. Keuangan Kewirausahaan 24 SMK Islam PB Soedirman 2 Jakarta Pasar Rebo<br />

173 /1335743647300000 Sri Rahayu ,SE P Boyolali 10/03/1965 16/07/2000 Guru Bidang Studi 11/07/2011 Honor S-1 Manajemen Kewirausahaan 10 SMK Negeri 58 Cipayung<br />

174 / Drs. Suprayitno L JAKARTA 08/09/2012 24/09/2012 Guru Bidang Studi 24/09/2012 Honor Sarjana/S-1 Adm. Negara Kewirausahaan 8 SMK PGRI 16 Jakarta Cipayung<br />

175 /4636746649200074 Sularto, S.Pd L Ngawi 04/03/1968 03/01/2012 Kepala Sekolah 03/01/2012 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 8 SMK Medical High School Cipayung<br />

176 /7746750655200002 Sukino, SE L Gunung Kidul 04/04/1972 07/12/1997 Guru Bidang Studi 01/07/1995 Honor Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 6 SMK Jakarta Raya 2 Cipayung<br />

177 130677770/724973063330003 Hj. Suryani, SE, MM P Solo 17/09/1952 01/03/1978 Wakil Kepala Sekolah 01/07/2005 PNS Gol IV/b S-2 Magister Management Kewirausahaan 12 SMK Jakarta Timur 1 Jatinegara<br />

178 /1344740641300005 Sunarti S.Pd,MM P Boyolali 30/12/1962 13/01/1987 Wakil Kepala Sekolah 30/06/2005 Yayasan S-2 TATA NIAGA Kewirausahaan 24 SMK Islam PB Soedirman 2 Jakarta Pasar Rebo<br />

179 /1344747649300004 SUNDARI, S.Pd P MADIUN 16/03/1959 29/07/1994 Guru Bidang Studi 29/07/1994 Yayasan Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 8 SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan Pasar Rebo


180 /8737754656200032 SUPRIYANTO, SPd L KEBUMEN 03/06/1970 20/07/1998 Guru Bidang Studi 18/07/2011 Yayasan Sarjana/S-1 PDU/ Tata Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta Pasar Rebo<br />

181 /8248738639200010 Sukriya, SE L Kuningan 16/09/1960 18/08/1998 Guru Bidang Studi 18/08/1998 Yayasan Sarjana/S-1 kewirausahaan Kewirausahaan 12 SMK Kimia Tunas Harapan Pasar Rebo<br />

182 /1942739643200003 Drs. SUTIYO L Jombang, 06/10/1961 18/07/1992 Wakil Kepala Sekolah 17/07/1992 Bantu S-2 Managemen Pendidikan Kewirausahaan 12 SMK Karya Wijaya Kusuma Ciracas<br />

183 / SURANI P SURAKARTA 17/03/1965 17/07/2010 Guru Bidang Studi 17/07/2011 Honor Sarmud/D-3 Bahasa Inggris Kewirausahaan 6 SMK Citra Dharma Jakarta Cipayung<br />

184 / SURYA UBA, SE, MM L Jakarta 08/02/1964 04/07/2010 Wakil Kepala Sekolah 04/07/2010 Yayasan S-2 Manajemen Kewirausahaan 24 SMK Islam Al Makiyyah Cipayung<br />

185 /7946744647200042 SUWARTO,SE L Purworejo 14/07/1966 18/07/1990 Wakil Kepala Sekolah 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 24 SMK PKP 2 Jakarta Ciracas<br />

186 /4245743644300023 Dra. Sunarni P Klaten 13/09/1965 15/07/1991 Guru Bidang Studi 23/07/2011 Bantu Sarjana/S-1 PDU - Ekonomi Koperasi Kewirausahaan 27 SMK PGRI 1 Jakarta Makasar<br />

187 /8752762663200012 Sugiyono, S.Pd L Banyumas 20/04/1984 12/07/2004 Guru Bidang Studi 12/07/2004 Honor Sarjana/S-1 Akuntansi Kewirausahaan 24 SMK Pancasila Jakarta Jatinegara<br />

188 /3571740641300032 Supriyati, S.Pd P Magetan 19/04/1962 12/07/2010 Guru Bidang Studi 01/10/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 14 SMK Berlian Jakarta Jatinegara<br />

189 /3571740641300032 Supriyati, SPd P Magetan 19/04/1962 01/07/1986 Guru Bidang Studi 01/07/1986 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Gutama Jakarta Makasar<br />

190 /1960744647200022 SUMARSO L KEBUMEN 28/06/1966 01/06/2003 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Bantu Sarjana/S-1 akuntansi Kewirausahaan 18 SMK Sriwijaya Jakarta Cakung<br />

191 195905291983031006/2861737638200012 Drs. Subagio L Jakarta 29/05/1959 01/03/1983 Guru Bidang Studi 11/07/2011 PNS Gol IV/a S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 48 Duren Sawit<br />

192 /0037743644200063 Drs. SUKIRNO L CIREBON 05/07/1965 14/07/1988 Guru Bidang Studi 14/07/1988 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Matematika Kewirausahaan 24 SMK Nurul Islam Jakarta Duren Sawit<br />

193 /2659746647110022 SUMAJI, SE L TUBAN 27/03/1968 17/07/2009 Guru Bidang Studi 16/07/2009 Honor Sarjana/S-1 MANAJEMEN Kewirausahaan 10 SMK PAMI Jaya Duren Sawit<br />

194 196807082008072015/1139746648300040 Sumini, SE P PACITAN 07/08/1968 01/01/2000 Guru Bidang Studi 01/10/2008 PNS Gol III/a S-1 Ekonomi Kewirausahaan 24 SMK Negeri 40 Matraman<br />

195 / SUNARMI P MAGETAN 26/02/1966 15/07/2012 Guru Bidang Studi 15/07/2012 Honor SLTA IPS Kewirausahaan 12 SMK Mercusuar Cakung<br />

196 / SUNARMI P MAGETAN 26/02/1966 13/07/2012 Guru Bidang Studi 13/07/2012 Honor SLTA 0 Kewirausahaan 10 SMK Pelayaran Dewaruci Cakung<br />

197 /2445747649300023 Tri Winarsih,S.Pd P Kebumen 13/11/1969 11/07/1996 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Yayasan Sarjana/S-1 PDU-Tata Niaga Kewirausahaan 32 SMK Islam Malahayati Jakarta Pasar Rebo<br />

198 /2635728630200012 T. SUHARSONO, SE L PACITAN 03/05/1950 12/07/1979 Kepala Sekolah 14/08/2009 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 22 SMK Pangudi Rahayu II Jakarta Pasar Rebo<br />

199 /2336745647200003 Drs. Toto Ashari L Cirebon 10/04/1967 07/03/1991 Wakil Kepala Sekolah 08/04/1991 Bantu Sarjana/S-1 Administrasi Pendidikan Kewirausahaan 24 SMK Yamas Jakarta Makasar<br />

200 /1749764665220002 TRI WAHYUNINGSIH, S.Pd P JAKARTA 17/04/1986 05/10/2009 Guru Bidang Studi 18/06/2011 Yayasan Sarjana/S-1 Adm. Perkantoran Kewirausahaan 14 SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta Pasar Rebo<br />

201 /1534749651300004 Titi Handayani, S.Pd P Jakarta 22/02/1971 15/07/1997 Guru Bidang Studi 16/07/2012 Bantu Sarjana/S-1 Administrasi Perkantoran Kewirausahaan 13 SMK Pandawa Jakarta Jatinegara<br />

202 /1836758659300002 TUTI AMALIAH S.Sos.I P Jakarta 05/04/1980 03/09/2003 Guru Bidang Studi 11/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Kom.Penyiaran Islam Kewirausahaan 42 SMK Al-Akhyar 1 Jakarta Cakung<br />

203 / Titin Nurhayati, S.E P Garut 13/04/1976 01/07/2010 Guru Bidang Studi 01/07/2010 Honor Sarjana/S-1 Manajemen Kewirausahaan 18 SMK Mahadhika 4 Pasar Rebo<br />

204 / TATOEM FERARY P JAKARTA 05/02/2012 30/06/2012 Guru Bidang Studi 30/06/2012 Yayasan Sarjana/S-1 AKUNTANSI Kewirausahaan 16 SMK Tunas Medika Cipayung<br />

205 / TRI MULYANI P Purworejo 07/02/1980 19/07/2004 Guru Bidang Studi 19/07/2004 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 6 SMK Sriwijaya Jakarta Cakung<br />

206 /1740746650200032 Drs. Thoha W L Ambon 08/04/1966 19/07/1999 Guru Bidang Studi 19/07/1999 Honor Sarjana/S-1 Sosiologi/Antopologi Kewirausahaan 10 SMK Jakarta Raya 1 Cipayung<br />

207 /3736753653200002 TURMUDI, SE L Klaten 04/04/1975 01/07/2011 Guru Bidang Studi 01/07/2011 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 6 SMK Cipta Karya Matraman<br />

208 195704201983052001/7752735636300022 Thresye M. Montolalu, SPd L MANADO 20/04/1957 01/05/1983 Guru Bidang Studi 01/05/1983 PNS Gol III/c S-1 EKONOMI KOPERASI Kewirausahaan 24 SMK Negeri 5 Matraman<br />

209 /5238741645200003 Drs. Uming Sudrajat L KARAWANG 19/09/1959 06/07/2010 Guru Bidang Studi 06/07/2010 Yayasan Sarjana/S-1 Ilmu Pendidikan Sosial Kewirausahaan 4 SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan Pasar Rebo<br />

210 /1038750651300003 YUNI WULANDARI,S.Ag P Jakarta, 07/06/1973 09/07/1999 Guru Bidang Studi 09/07/1999 Yayasan Sarjana/S-1 Dakwah Kewirausahaan 24 SMK Al-Wahyu Jakarta Ciracas<br />

211 /7057741643300043 YULIE PANTI AGRISTINI P Jakarta, 25/07/1963 17/07/1996 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 Pend. Anak Usia Dini Kewirausahaan 6 SMK PKP 1 Ciracas<br />

212 /1134742643300005 YUSMANIAR,S.Pd P Baserah, 28/02/1964 01/07/1993 Guru Bidang Studi 18/07/2005 Honor Sarjana/S-1 Tata Niaga Kewirausahaan 18 SMK Pelayaran Pembangunan Jakarta Ciracas<br />

213 196412102000121002/1344742646200003 YUSRI, S.Pd L Kp.Pinang 10/12/1964 30/12/2000 Guru Bidang Studi 01/10/2012 PNS Gol III/d S-1 Adm. Perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Negeri 50 Jatinegara<br />

214 /9148736637200023 Yayan Setiawan, SE L Jakarta 16/08/1958 14/07/1995 Guru Bidang Studi 14/07/1995 Yayasan Sarjana/S-1 Ekonomi Kewirausahaan 31 SMK Farmasi IKIFA Duren Sawit<br />

215 /4461757658300023 YULIA TARWATI,S.Pd. P MAGELANG 29/12/1980 15/07/2003 Guru Bidang Studi 11/06/2003 Yayasan Sarjana/S-1 Pendidikan Ekonomi Kewirausahaan 27 SMK Paramitha Duren Sawit<br />

216 /4959757660200002 Yahya Ihsana, S.Pd. L Jakarta 27/07/1979 17/07/2000 Guru Bidang Studi 16/07/2011 Honor Sarjana/S-1 adm.perkantoran Kewirausahaan 24 SMK Pembangunan Matraman<br />

217 /4754743646300032 Dra. Watini P Kebumen 22/04/1965 07/07/1993 Guru Bidang Studi 15/07/2013 Yayasan Sarjana/S-1 FPIPS Kewirausahaan 19 SMK Bhakti Pertiwi Jakarta Jatinegara<br />

218 /4449742644300043 Wiwiek Erinoviawati, SE P Jakarta 17/11/1964 15/07/2002 Guru Bidang Studi 15/07/2002 Bantu Sarjana/S-1 Eko. Manajemen + Akta IV Kewirausahaan 26 SMK Bina Pangudi Luhur Matraman<br />

219 /8150758659300 Wieke Dewi Kemala Agustin, SE P Bogor 18/08/1980 12/07/2010 Guru Bidang Studi 12/07/2010 Honor Sarjana/S-1 Ekonomi Manajemen Kewirausahaan 26 SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta Cakung<br />

220 /0 ZAUHAR IBRAHIM , S Pd L Jakarta 26/04/1986 13/07/2009 Guru Bidang Studi 13/07/2009 Honor Sarjana/S-1 Mulok Kewirausahaan 33 SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta Cakung<br />

221 /5737739642200022 Drs. Zaenuddin, SE, MM. L Kuningan 05/04/1961 07/07/1986 Kepala Sekolah 12/07/2010 Yayasan S-2 Manajemen Kewirausahaan 6 SMK Adi Luhur 1 (Pariwisata) Kramat Jati<br />

222 /1342750652200004 ZUWANTO, SPD L Kulon Progo 20/10/1972 18/07/1997 Wakil Kepala Sekolah 18/07/1997 Honor Sarjana/S-1 Pendidikan Tata Niaga Kewirausahaan 24 SMK Mardi Bakti Jakarta Pasar Rebo<br />

*Sumber : Data dari Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Wilayah Kotamadya Jakarta Timur


Lampiran 3<br />

Laporan Kegiatan dan Keuangan Pemanfaatan Dana Block Grant dalam<br />

Rangka Revitalisasi MGMP Kewirausahaan Tahun 2009<br />

No. Bulan Jenis Kegiatan Waktu Tempat Peserta Hasil yang<br />

Dicapai<br />

1. Januari Pembuatan<br />

program kerja<br />

Telaah silabus SK<br />

1<br />

2. Februari Pembuatan RPP<br />

SK 1 KD 1 dan 2<br />

Pembuatan RPP<br />

SK 1 KD 3 dan 4<br />

3. Maret Pembuatan RPP<br />

SK 1 KD 5 dan 6<br />

Pembuatan RPP<br />

SK 1 KD 7<br />

7 Januari<br />

2009<br />

21 Januari<br />

2009<br />

10 Februari<br />

2009<br />

24 Februari<br />

2009<br />

10 Maret<br />

2009<br />

24 Maret<br />

2009<br />

SMKN 51 9 orang Dokumen<br />

program kerja<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Jakarta Timur<br />

2009<br />

SMKN 51 27 orang Dokumen<br />

silabus SK<br />

1yang direvisi<br />

SMKN 51 8 orang Dokumen RPP<br />

SK 1 KD 1 dan<br />

2 mata<br />

pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

2009<br />

SMKN 51 8 orang Dokumen RPP<br />

SK 1 KD 3 dan<br />

4 mata<br />

pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

2009<br />

SMKN 51 7 orang Dokumen RPP<br />

SK 1 KD 5 dan<br />

6 mata<br />

pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

2009<br />

SMKN 51 7 orang Dokumen RPP<br />

SK 1 KD 7<br />

mata pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

2009


4. April Pembuatan soal<br />

mid semester<br />

Pembuatan soal<br />

semester genap<br />

14 April<br />

2009<br />

28 April<br />

2009<br />

SMKN 51 5 orang Dokumen soal<br />

mid semester<br />

mata pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

Jakarta Timur<br />

2009<br />

SMKN 51 25 orang Dokumen soal<br />

semester genap<br />

mata pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

Jakarta Timur<br />

2009<br />

5. Mei Telaah silabus SK<br />

2<br />

Pembuatan RPP<br />

SK 2 KD 1<br />

6. Juni Pembuatan RPP<br />

SK 2 KD 2<br />

5 Mei 2009 SMKN 51 4 orang Dokumen RPP<br />

SK 2 KD 1<br />

19 Mei SMKN 51 4orang Dokumen<br />

2009<br />

silabus SK 2<br />

KD 1 yang<br />

direvisi<br />

2 Juni 2009 SMKN 51 13 orang Dokumen<br />

silabus RPP<br />

SK 2 KD 2<br />

7. Juli Pembuatan RPP<br />

SK 2 KD 3<br />

8. Agustus Telaah silabus SK<br />

3<br />

21 Juli<br />

2009<br />

4 Agustus<br />

2009<br />

SMKN 51 8 orang Dokumen RPP<br />

SK 2 KD 3<br />

SMKN 51 16 orang Dokumen<br />

silabus SK 3<br />

9. September - - - - -


10. Oktober Mengikuti<br />

pelatihan<br />

pembuatan kisikisi<br />

dan soal UTS<br />

Sosialisasi hasil<br />

pelatihan<br />

pembuatan soal<br />

11. November Pelatihan<br />

pembuatan bahan<br />

ajar (modul)<br />

Penulisan modul<br />

SK 1 dan SK 2<br />

12-16<br />

Oktober<br />

2009<br />

21 Oktober<br />

2009<br />

3<br />

November<br />

2009<br />

9<br />

November<br />

2009<br />

19<br />

November<br />

2009<br />

SMKN 51<br />

SMKN 51<br />

2 orang<br />

7 orang<br />

Dokumen hasil<br />

pelatihan tahun<br />

2009 dan ada<br />

sokumen<br />

sosialisasi<br />

SMKN 51 41 orang Dokumen<br />

peserta<br />

pelatihan<br />

modul mata<br />

pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

Jakarta Timur<br />

2009<br />

SMKN 51 11 orang Dokumen<br />

modul yang<br />

ditulis guru<br />

SMKN 51 11 orang


Perencanaan Kegiatan dan Pemanfaatan Dana Block Grant dalam Rangka<br />

Revitalisasi MGMP Kewirausahaan 2010<br />

No. Bulan Jenis Kegiatan Waktu Tempat Jumlah<br />

Peserta<br />

Hasil yang<br />

Dicapai<br />

1. Januari Pembuatan<br />

program kerja<br />

Telaah silabus<br />

SK 3<br />

7 Januari<br />

2010<br />

21 Januari<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

SMKN<br />

51<br />

24 orang Program kerja<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Jakarta Timur<br />

2010<br />

23 orang Silabus SK 3<br />

dengan revisi<br />

2. Februari Pembuatan RPP<br />

SK 3 KD 1<br />

Lanjutan<br />

Pembuatan RPP<br />

SK 3 KD 1<br />

10<br />

Februari<br />

2010<br />

24<br />

Februari<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

SMKN<br />

51<br />

22 orang RPP SK 3 KD 1<br />

mata pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

2010<br />

23 orang RPP SK 3 KD 1<br />

mata pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

2010<br />

3. Maret Pembuatan kisikisi<br />

soal UAS<br />

kelas XII<br />

Pembuatan soal<br />

mid semester<br />

5 Maret<br />

2010<br />

19 Maret<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

SMKN<br />

51<br />

40 orang Kisi-kisi soal<br />

UAS kelas XII<br />

mata pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

2010<br />

40 orang Soal mid<br />

semester genap<br />

mata pelajaran<br />

Kewirausahaan<br />

2010<br />

4. April Pembuatan soal<br />

semester genap<br />

Pembuatan soal<br />

UAS kelas XII<br />

5 April<br />

2010<br />

20 April<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

SMKN<br />

51<br />

23 orang Perangkat soal<br />

semester genap<br />

24 orang Perangkat soal<br />

UAS kelas XII<br />

5. Mei Pembuatan RPP<br />

SK 3 KD 2<br />

Lanjutan<br />

pembuatan RPP<br />

SK 3 KD 2<br />

5 Mei<br />

2010<br />

19 Mei<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

SMKN<br />

51<br />

23 orang RPP SK 3 KD 2<br />

dengan revisi<br />

24 orang RPP SK 3 KD 2<br />

dengan revisi


6. Juni Lanjutan RPP SK<br />

3 KD 2<br />

Lanjutan RPP SK<br />

3 KD 2<br />

2 Juni<br />

2010<br />

15 Juni<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

SMKN<br />

51<br />

24 orang RPP SK 3 KD 2<br />

25 orang<br />

7. Juli Pembuatan RPP<br />

SK 3 KD 3<br />

25 Juli<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

25 orang RPP SK 3 KD 3<br />

8. Agustus Pelatihan<br />

pembuatan bahan<br />

ajar kelas XI<br />

4 Agustus<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

25 orang Bahan ajar kelas<br />

XI<br />

9. September - - - - -<br />

10. Oktober Lanjutan<br />

pembuatan bahan<br />

ajar kelas XI<br />

Lanjutan<br />

pembuatan bahan<br />

ajar kelas XI<br />

2 Oktober<br />

2010<br />

21<br />

Oktober<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

SMKN<br />

51<br />

25 orang Bahan ajar kelas<br />

XI<br />

Kewirausahaan<br />

24 orang<br />

11. November Lanjutan<br />

pembuatan bahan<br />

ajar (modul)<br />

Materi Penelitian<br />

Tindakan Kelas<br />

(PTK)<br />

10<br />

November<br />

2010<br />

19<br />

November<br />

2010<br />

SMKN<br />

51<br />

SMKN<br />

51<br />

17 orang Guru<br />

Kewirausahaan<br />

dapat memahami<br />

23 orang dan mengerti tata<br />

cara pembuatan<br />

Penelitian<br />

Tindakan Kelas<br />

(PTK)


Lampiran 5<br />

Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah<br />

Jakarta Timur<br />

No.<br />

Nama Dokumentasi<br />

1. Struktur Organisasi MGMP Kewirausahaan<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

2. Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

Jakarta Timur<br />

3. Waktu dan Nama Kegiatan yang telah<br />

dilaksanakan MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

Jakarta Timur<br />

Keterangan<br />

Ada Tidak<br />

<br />

<br />

<br />

4. Data Guru Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur


Lampiran 7<br />

Pertanyaan Wawancara<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul<br />

Nama :<br />

Pengurus dalam MGMP :<br />

Asal Sekolah :<br />

(Wawancara dilakukan di SMKN )<br />

Pertanyaan<br />

Manajemen<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

1. Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan<br />

2. Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika<br />

ingin menjadi anggota MGMP Kewirausahaan<br />

3. Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

4. Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat<br />

adanya pertemuan khusus bagi pengurus<br />

5. Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan<br />

teknik seperti apa yang digunakan<br />

6. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

7. Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

8. Pertemuan khusus ini dilakukan berapa kali dalam<br />

sebulan/semester/setahun<br />

9. Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam<br />

pelaksanaaan kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus<br />

10. Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan<br />

dalam rangka mencapai tujuan untuk meningkatkan<br />

kompetensi guru dalam bidang apa


Program<br />

MGMP dalam<br />

membina guru<br />

Kewirausahaan<br />

11. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja<br />

yang dilaksanakan<br />

12. Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan<br />

seperti apa yang dilakukan<br />

13. Program dan kegiatan seperti apa dan baagaimana yang sering<br />

dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Beserta<br />

alasannya mengapa perlu dilaksanakan<br />

14. Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang<br />

dilakukan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Beserta<br />

alasannya mengapa jarang dilaksanakan<br />

15. Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

16. Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir<br />

dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Apa alasannya<br />

17. Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru<br />

tersebut<br />

18. Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang<br />

dikirim oleh sekolah<br />

19. Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan Dan apa alasannya<br />

20. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau<br />

mengatasi setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

21. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dapat berlangsung secara efektif<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

wawasan/ landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam


Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

pemahaman mengenai peserta didik bagi guru<br />

Kewirausahaan<br />

24. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi<br />

guru Kewirausahaan<br />

25. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan merancang pembelajaran bagi guru<br />

Kewirausahaan<br />

26. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan<br />

dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

27. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru<br />

Kewirausahaan<br />

28. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan mengembangkan peserta didik untuk<br />

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi<br />

guru Kewirausahaan<br />

29. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat<br />

kegiatan yang terkait dengan usaha meningkatkan<br />

keterampilan dalam berwirausaha<br />

30. Jika ada, bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan<br />

dalam MGMP Kewirausahaan <br />

31. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan bagi pembinaan guru


Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan guru<br />

di MGMP<br />

Peran MGMP<br />

sebagai wadah<br />

pembinaan guru<br />

dan manfat yang<br />

didapat dari<br />

kegiatan MGMP<br />

32. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam<br />

membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

33. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah<br />

sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti<br />

halnya LPMP<br />

34. Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus<br />

MGMP, dan LPMP dalam membina guru pada kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

35. Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota<br />

MGMP yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

36. Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih<br />

menunjang dalam kompetensi di bidang apa<br />

37. Bagaimana saran Anda terkait MGMP Kewirausahaan <br />

38. Bagamiana saran Anda mengenai kegiatan yang dilakukan<br />

dalam MGMP Kewirausahaan


Lampiran 8<br />

Pertanyaan Wawancara<br />

Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul<br />

Nama :<br />

Asal Sekolah :<br />

(Wawancara dilakukan di SMKN )<br />

Pertanyaan<br />

Pengembangan<br />

Diri Guru<br />

Kewirausahaan<br />

Melalui<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP<br />

Kewirausahaan secara umum seperti apa<br />

2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari<br />

kegiatan MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau<br />

kegiatan seperti apa<br />

3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang<br />

paling sering dilakukan berkaitan dengan pencapaian<br />

kompetensi dalam bidang apa<br />

4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang<br />

paling jarang dilakukan berkaitan dengan pencapaian<br />

kompetensi dalam bidang apa<br />

5. Untuk pengembangan diri, sebenarnya Anda lebih<br />

menginginkan pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan<br />

berapa kali<br />

6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling<br />

sering membimbing atau membina<br />

7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang<br />

berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha


Pelaksanaan<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP<br />

9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir<br />

dalam kegiatan MGMP<br />

10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap<br />

kegiatan MGMP<br />

11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang<br />

dihadapi dalam MGMP Kewirausahaan<br />

12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan<br />

tersebut<br />

13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

dapat berlangsung secara efektif<br />

14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP<br />

Kewirausahaan atas partisipasi Anda mengikuti kegiatan<br />

15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan seperti apa<br />

17. Bagaimana kegiatan dan stratei yang dilakukan dalam kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/<br />

landasan kependidikan bagi guru Kewirausahaan<br />

18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

pemahaman mengenai peserta didik bagi guru Kewirausahaan<br />

19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan untuk mengembangkan kurikulum/ silabus bagi<br />

guru Kewirausahaan<br />

20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan merancang pembelajaran bagi guru


Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan<br />

guru di<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan<br />

dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar bagi guru<br />

Kewirausahaan<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan dalam meningkatkan<br />

kemampuan mengembangkan peserta didik untuk<br />

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi<br />

guru Kewirausahaan<br />

24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan bagi pembinaan guru<br />

25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam<br />

membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah<br />

sering dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti<br />

halnya LPMP


Lampiran 9<br />

Hasil Wawancara<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Senin, 18 Agustus 2014/ pukul 15.21 WIB<br />

Nama<br />

Pengurus dalam MGMP<br />

: Drs. MPA. Saputra<br />

: Ketua MGMP Kewirausahaan<br />

Asal Sekolah : SMKN 51<br />

(Wawancara dilakukan di Puslatdikjur Jakarta Selatan)<br />

Pertanyaan<br />

1. Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan<br />

Latar belakang pembinaan MGMP Kewirausahaan adalah untuk<br />

menyamakan persepsi tentang Kewirausahaan itu sendiri bagi semua<br />

guru Kewirausahaan. Hal ini karena materi Kewirausahaan salah satu<br />

materi yang dianggap masih baru, karena pembentukan materi ini<br />

sekitar tahun 2000 dan pada saat itu baru di SMK. Karena materi<br />

Kewirausahaan jugam masih baru, maka otomatis guru yang mengajar<br />

pun juga baru dan bukan dari bidang Kewirausahaan. Bahkan pada<br />

saat itu, Kewirausahaan hanya pelengkap saja, maka Kepala Sekolah<br />

menunjuk guru yang memang masih memiliki jam mengajar kurang<br />

untuk mengajar materi Kewirausahaan, walaupun guru tersebut latar<br />

belakang mengajar dalam bidang teknik, adminitrasi, dan sebagainya.<br />

Hal ini menyebabkan guru yang diharuskan mengajar Kewirausahaan<br />

akan menjadi bingung, karena guru tersebut juga bukan berasal dari<br />

bidang Kewirausahaan.


Manajemen<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Dari permasalahan tersebut, maka saya khususnya dari wilayah Jakarta<br />

Timur mencoba untuk mengusulkan kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

pada saat adanya pertemuan guru Kewirausahaan di Puncak yang<br />

dilakukan pada tahun 2004 oleh Sudin. Biasanya jika ada yang<br />

mengusulkan suatu kegiatan, maka orang yang mengusulkan tersebut<br />

ditunjuk sebagai pengurus sehingga saya pun juga diunjuk oleh Sudin<br />

untuk mengurusi dan mengepalai kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Jakarta Timur. Pada tahun 2006, baru MGMP Kewirausahaan tingkat<br />

provinsi pun dibentuk.<br />

Dari tahun 2004 sampai sekarang, kita berusaha untuk selalu<br />

mengadakan kegiatan di MGMP. Pada tahun 2005/2006, Kepala Suku<br />

Dinas menetapkan semuan MGMP harus mempunyai hari MGMP<br />

sendiri, serta untuk MGMP Kewirausahaan ditetapkan pada hari Rabu.<br />

2. Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin<br />

menjadi anggota MGMP Kewirausahaan<br />

Setiap guru Kewirausahaan merupakan bagian atau anggota dari<br />

MGMP, namun semua itu balik lagi ke diri guru itu masing-masing<br />

apakah mau terlibat aktif dalam kegiatan MGMP ataukah tidak.<br />

3. Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan<br />

Biasanya dilakukan secara demokrasi, yaitu dengan cara pemilihan<br />

dengan berkumpul antar sesama guru Kewirausahaan. Untuk pengurus<br />

tidak memiliki syarat tertulis, namun secara umum ada syarat yang<br />

dimiliki, pertama, harus guru Kewirausahaan; kedua, untuk menjadi<br />

pengurus inti guru tersebut harus PNS. Hal ini karena ketika ada<br />

kegiatan yang dikelola oleh Dinas, guru lebih mampu untuk<br />

menghubungi dan diubungi. Selain itu, untuk menjadi pengurus harus<br />

siap untuk terlibat aktif, mau meluangkan waktunya, tenaganya, dan<br />

siap jika dipanggil oleh Dinas jika ada keperluan tertentu. Karena<br />

MGMP itu sendiri merupakan organisasi yang non profit, dalam artian<br />

tidak memiliki keuntungan dalam hal material.


4. Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya<br />

pertemuan khusus bagi pengurus<br />

Iya. Biasanya seminggu sekali melakukan pertemuan.<br />

5. Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa<br />

yang digunakan<br />

Biasanya pengurus menyepakati untuk melakukan pertemuan di<br />

sekolah mana dengan cara memberikan informasi bisa melalui via sms<br />

dan juga tetap membuat surat undangan bagi pengurus MGMP agar<br />

bisa mendapatkan izin keluar dalam mengikuti kegiatan.<br />

Biasanya disepakati terlebih dahulu oleh pengurus untuk kegiatannya<br />

akan dilakukan di sekolah mana, baru setelah itu kita membuat surat<br />

undangan untuk guru-guru menghadiri kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan. Pada saat ini, mengundang guru melalui surat itu<br />

penting karena sudah ada aturan dari Dinas bahwa jika guru ingin izin<br />

keluar harus ada surat buktinya, karena saat ini agak ketat, yaitu jika<br />

guru tidak memiliki surat maka guru tersebut tidak bisa izin untuk<br />

keluar.<br />

6. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Pada pertemuan ini dilakukannya pembahasan mengenai kegiatan apa<br />

saja yang harus dilakukan, mengapa perlu dilakukannya kegiatan<br />

tersebut, berapa dana yang akan dikeluarkan. Selain itu, juga untuk<br />

membahas terkait masalah pembelajaran, jika memang ada hal-hal<br />

terkait pembelajaran, seperti pembuatan RPP yang belum dilaksanakan,<br />

maka pengurus membahasnya terlebih dahuku sebelum mengundang<br />

para guru-guru untuk hadir.<br />

7. Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Hal ini ditujukan karena memiliki beberapa masalah baik teknik<br />

maupun non teknik untuk kegiatan MGMP yang akan dilakukan agar


tidak terjadinya miss communication. Jadi, sebelum dibahas kepada<br />

guru-guru lainnya, maka otomatis pengurus harus memahami terlebih<br />

dahulu materi yang akan menjadi bahan pembahasan.<br />

8. Pertemuan khusus ini dilakukan berapa kali dalam<br />

sebulan/semester/setahun<br />

Dilakukan seminggu sekali.<br />

9. Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan<br />

kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus<br />

Bisa dari pihak sekolah, yakni Kepala Sekolah, bisa dari Sudin, dan<br />

dari Dinas, maupun LPMP. Kegiatan secara umum yang dilakukan<br />

berbeda walaupun inti tujuannya adalah sama, seperti untuk<br />

meningkatkan kemampuan guru, mengembangkan kepribadian guru,<br />

mengembangkan karier guru. Secara khusus, pengembangan terkait<br />

bagaimana cara dan proses yang tepat untuk guru dalam mengajar.<br />

10. Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka<br />

mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa<br />

Secara umum, untuk pengembangan kompetensi guru dalam bidang<br />

Kewirausahaan, untuk pengembangan kepribadian guru dan juga<br />

pengembangan karier. Sedangkan secara khusus, untuk pengembangan<br />

kemampuan guru mengenai strategi yang dilakukan dalam proses<br />

pembelajaran dan hal itu balik lagi kepada kompetensi pedagogik guru.<br />

11. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang<br />

dilaksanakan<br />

Pelaksanaannya lebih kepada program inti. Program penunjang yang<br />

paling jarang dilaksanakan karena program intinya saja terkadang<br />

masih sulit untuk terlaksana, jadi untuk melaksanakan program<br />

penunjang pun juga agak sulit. Sedangkan, kalau program umum<br />

biasanya lebih dilaksanakan dari pihak Pemerintah.<br />

12. Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa<br />

yang dilakukan


Program<br />

MGMP dalam<br />

membina guru<br />

Kewirausahaan<br />

Program tersebut dilaksanakan dengan cara membahas mengenai<br />

kurikulum yang diterapkan, membuat dan membahas RPP, serta<br />

membahas dan membuat soal semester.<br />

13. Program dan kegiatan seperti apa dan bagaimana yang sering dilakukan<br />

dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Beserta alasannya mengapa perlu<br />

dilaksanakan<br />

Program inti sering dilaksanakan, karena program ini yang harus<br />

dilakukan dan dikuasai oleh guru Kewirausahaan. Pada proram inti<br />

dilakukannya berbagai kegiatan yang menunjang pada pembelajaran,<br />

seperti perancangan silabus, pembuatan RPP, dan harus mampu<br />

menganalisis kegiatan pembelajaran terlebih dahulu. Sebelum mengajar<br />

guru harus membuat program semesteran dan tahunan, selain itu guru<br />

juga harus mampu dalam membuat soal, guru harus mampu dalam<br />

membuat evaluasi hasil belajar siswa, bahkan guru harus mampu dalam<br />

melaksanakan pembelajaran kepada siswa secara tepat. Dari berbagai<br />

keharusan tersebut, ternyata masih banyak guru yang belum memahami<br />

dan belum mampu untuk melaksanakannya. Maka dari itu, perlu<br />

dilakukannya pelatihan, pemahaman, dan pembimbingan melalui<br />

MGMP Kewirausahaan. Oleh sebab itu, kita pun belum dapat beranjak<br />

kepada program lain karena program intinya saja masih memiliki<br />

permasalahan.<br />

14. Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Beserta alasannya mengapa jarang<br />

dilaksanakan<br />

Program penunjang yang memang jarang dilakukan karena kita masih<br />

disibukkan dengan program inti yang memang masih memiliki<br />

permasalahan.<br />

15. Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Pada kegiatan MGMP yang dilakukan, biasanya guru-guru yang<br />

diundang terkadang tidak menghadiri kegiatan tersebut.


16. Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Apa alasannya<br />

Terkadang ada beberapa guru yang tidak hadir dalam kegiatan MGMP<br />

dikarenakan jadwal kesibukan dan kekosongan guru dari tiap sekolah<br />

berbeda. Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, banyak guru<br />

yang tidak bisa hadir karena ada jam mengajar yang tidak boleh<br />

ditinggalkan.<br />

17. Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut<br />

Untuk saat ini, MGMP belum memberikan sanksi bagi guru yang<br />

memang tidak hadir karena tidak bisa dipungkiri setiap guru pasti<br />

memiliki kesibukan masing-masing.<br />

18. Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah<br />

Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, kita sebagai pengurus<br />

memberikan undangan bagi semua guru Kewirausahaan yang ada di<br />

wilayah Jakarta Timur. Namun, pada kenyataannya memang tidak<br />

semua guru yang diundang hadir karena terbatasnya waktu yang<br />

dimiliki, serta sulitnya izin dari pihak sekolah.<br />

19. Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Dan apa alasannya<br />

Kendala yang dihadapi dari guru itu sendiri dan juga dana. Untuk guru<br />

itu sendiri, ada beberapa guru yang tidak hadir dalam kegiatan<br />

MGMP. Selain itu, dana yang dimiliki MGMP juga minim karena<br />

untuk MGMP tidak mendapatkan dana khusus dari lembaga atau pihak<br />

lain, biasanya MGMP itu sendiri meminta dana untuk uang kas kepada<br />

anggota atau guru Kewirausahaan. Ketika kegiatan MGMP dilakukan<br />

dan ada beberapa guru terkadang tidak hadir otomatis uang kas atau<br />

dana di MGMP sendiri juga menjadi defisit. Padahal untuk<br />

melaksanakan kegiatan sangat diperlukan dana, baik itu untuk<br />

fotokopian, snack, makan siang, dan sebagainya.


20. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi<br />

setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Kita sebagai pengurus tetap mensosialisasikan dan menginformasikan<br />

kepada guru Kewirausahaan ketika adanya kegiatan MGMP yang akan<br />

dilaksanakan.<br />

21. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat<br />

berlangsung secara efektif<br />

Sebetulnya MGMP ini merupakan suatu wadah untuk bisa menampung<br />

permasalahan dan kebutuhan guru, namun permasalahan sekarang ada<br />

kalanya beberapa guru yang tidak peduli atau merasa tidak penting<br />

untuk mengikuti kegiatan MGMP. Padahal masih ada guru yang<br />

kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran atau cara pembuatan<br />

RPP. Jika MGMP akan mengadakan suatu kegiatan, maka kita<br />

membuat surat undangan ke sekolah untuk guru atas nama Sudin,<br />

karena biasanya jika hanya atas nama MGMP sendiri khususnya<br />

pengurus, maka hal tersebut terkadang tidak terlalu direspon oleh pihak<br />

skolah, yakni kepala sekolah tidak mengizinkan guru untuk mengikuti<br />

kegiatan MGMP.<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Dengan cara pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan dan<br />

dilaksanakannya kegiatan berdiskusi serta membahas hal-hal yang<br />

bersifat terbarukan dan sesuai dengan materi Kewirausahaan.<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Biasanya yang paling mudah dilakukan adalah MGMP memberikan<br />

pemahaman dan mengingatkan kembali kepada para guru bahwa<br />

sebenarnya peserta didik adalah mitra kita dalam melaksanakan


Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

pembelajaran. Guru juga diberikan pemahaman kembali bahwa guru<br />

diharuskan melakanakan pembelajaran yang menyenangkan serta<br />

menggunakan bahasa yang sesuai. Terkadang kita juga sesekali<br />

mengadakan kegiatan peer teaching, dengan begitu guru bisa diberikan<br />

masukan dan penilaian jika memang ada kekurangan dalam gaya<br />

mengajarnya. Karena mengajar adalah seni, maka guru juga harus<br />

mengajar secara menyenangkan agar peserta didik mudah memahami<br />

dan menerima.<br />

24. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan<br />

kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP memberikan pemahaman dan arahan kepada guru-guru<br />

Kewirausahaan melalui pertemuan MGMP untuk membahas mengenai<br />

silabus. Pada pertemuan tersebut, akan dibahas tentang materi apa yang<br />

harus diberikan dan diajarkan kepada peserta didik yang sesuai dengan<br />

tujuan materi Kewirausahaan. Silabus tersebut dibedah satu persatu<br />

sampai kepada indikator apa yang harus disampaikan kepada peserta<br />

didik.<br />

25. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang<br />

pembelajaran bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP memberikan arahan dan juga pemahaman kepada guru<br />

mengenai cara pembuatan RPP. Jadi, pada pertemuan MGMP guruguru<br />

diharuskan untuk membuat RPP sesuai dengan silabus yang telah<br />

dibahas, setelah selesai barulah dibahas secara bersama mengenai RPP<br />

yang telah dibuat untuk sama-sama ditindaklanjuti.<br />

26. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan<br />

pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP juga bertujuan untuk membantu guru dalam melaksanakan<br />

pembelajaran yang mendidik, untuk itu MGMP juga memberikan


arahan, motivasi, dan pemahaman kembali bagi guru-guru mengenai<br />

kegiatan apa saja yang harus dilakukan dengan disesuaikan pada materi<br />

yang akan diajarkan. Jadi, pada saat pembahasan RPP juga ada<br />

pembahasan mengenai kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh<br />

guru Kewirausahaan.<br />

27. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil<br />

belajar bagi guru Kewirausahaan<br />

Sama halnya dengan pembahasan sebelumnya, bahwa ketika<br />

dilakukannya pembahasan mengenai RPP, MGMP juga berusaha<br />

membantu guru dengan memberikan pemahaman mengenai evaluasi<br />

apa saja yang bisa dilakukan oleh guru dari materi yang diajarkan<br />

kepada peserta didik.<br />

28. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta<br />

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi<br />

guru Kewirausahaan<br />

MGMP mengadakan kegiatan lomba bagi peserta didik dalam membuat<br />

suatu produk atau biasanya pada saat ujian praktek diadakannya<br />

kegiatan bagi peserta didik untuk membuat dan menghasilkan suatu<br />

produk atau karya.<br />

29. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang<br />

terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha<br />

Untuk kegiatan seperti pembuatan produk atau karya yang dilakukan<br />

oleh guru Kewirausahaan di MGMP mungkin belum. Namun, kita<br />

pernah MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini membuat buku<br />

tentang materi Kewirausahaan untuk kelas X dan XI. Pada<br />

pembuatannya dilakukan secara bersama-sama dengan pembentukan<br />

kelompok untuk membahas dan mengkajii tiap-tiap materi yang<br />

berbeda. Buku Kewirausahaan ini juga berjalan dengan efektif dan<br />

sempat dijual kepada peserta didik di SMK Wilayah Jakarta Timur.


Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan guru<br />

di MGMP<br />

Dana dari penjualan buku tersebut, sebagian dibagi kepada penulis dan<br />

sebagian lainnya masuk ke dalam uang kas MGMP untuk pelaksanaan<br />

kegiatan MGMP selanjutnya.<br />

30. Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Jika tidak adanya kegiatan tersebut, kembali lagi karena jadwal yang<br />

dimiliki oleh tiap guru pun juga berbeda, jadi kita kesuitan untuk<br />

menentukan hari dan kegiatan yang akan dilakukan.<br />

31. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

bagi pembinaan guru<br />

MGMP itu ada dua, yakni tingkat wilayah dan juga provinsi. jika<br />

memang berada di tingkat wilayah, maka biasanya yang membina<br />

adalah guru itu sendiri, ada juga pengawas, dan juga Kasi SMK dalam<br />

Dinas Kotamadya. Namun, jika berada di tingkat provinsi biasanya<br />

dilakukan oleh Sudin, yakni Kepala Dinas itu sendiri. Akan tetapi,<br />

secara lebih intens MGMP dibina oleh pengurus dan guru MGMP<br />

Kewirausahaan itu sendiri.<br />

32. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru<br />

pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Lebih kepada pengurus dan guru MGMP Kewirausahaan.<br />

33. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering<br />

dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP<br />

Kalau Kepala Sekolah biasanya dilakukan di sekolah yang<br />

dipimpinnya, karena di sekolah pun harus ada MGMP dalam ruang<br />

lingkup yang kecil walaupun juga MGMP tesebut tidak nampak. Kalau<br />

wilayah itu lebih kepada pengawas dan Kasi SMK dalam Dinas<br />

Kotamadya, karena mereka juga memiliki kewajiban untuk membina<br />

jika memang ada kesulitan dari MGMP. Dalam saat tertentu, pengawas<br />

juga tidak hanya mengawasi saja, tetapi juga memberikan motivasi,<br />

arahan, dan juga materi bagi guru-guru.


Sedangkan, kalau LPMP ruang lingkupnya luas karena dibawah<br />

Kemendikbud dan dalam tingkat nasional, namun kalau Dinas itu<br />

berada di bawah gubernur dan dalam tingkat provinsi. Terkadang<br />

LPMP dan Dinas mengadakan kegiatan secara sendiri-sendiri dengan<br />

kegiatan yang mungin saja berbeda, namun dengan tujuan yang sama.<br />

Akan tetapi, LPMP dan Dinas juga bisa bekerja sama dalam<br />

mengadakan kegiatan.<br />

34. Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan<br />

LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Biasanya Kepala Sekolah hanya memberikan fasilitas bagi kegiatan<br />

MGMP yang mengadakah kegiatan di sekolah yang dipimpinnya,<br />

karena Kepala Sekolah lebih membina guru dalam MGMP yang berada<br />

di sekolah dan ruang lingkupnya bersifat lebih kecil. Pembinaan<br />

MGMP biasanya dilakukan oleh pengurus dan juga guru MGMP<br />

Kewirausahaan itu sendiri. Sedangkan, untuk LPMP lebih memberikan<br />

bantuan bagi MGMP dalam melakukan kegiatan, kalaupun ada<br />

pembina dari LPMP itu berasal dari widyaiswara yang ada di LPMP.<br />

35. Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP<br />

yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh guru-guru Kewirausahaan,<br />

pertama, guru menjadi paham mengenai materi apa saja yang harus<br />

diajarkan kepada peserta didik dengan menyesuaikan pada tujuan<br />

Kewirausahaan. Kedua, guru bisa mendapatkan berbagai informasi<br />

terbaru dan terkait dengan materi Kewirausahaan atau informasi umum<br />

lainnya. Ketiga, guru-guru bisa saling bekerjasama dalam memberikan<br />

sebuah solusi jika memang terjadi permasalahan yang dialami oleh<br />

guru dalam mengajar. Keempat, guru juga bisa saling bersilahturahmi<br />

dengan bertemu melalui kegiatan MGMP.<br />

36. Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam<br />

kompetensi di bidang apa


Peran MGMP<br />

sebagai wadah<br />

pembinaan<br />

guru dan<br />

manfat yang<br />

didapat dari<br />

kegiatan<br />

MGMP<br />

Karena kegiatan MGMP Kewirausahaan lebih sering membahas<br />

mengenai program inti, maka otomatis MGMP Kewirausahaan juga<br />

berusaha untuk mengembangkan kemampuan guru dalam bidang<br />

pedagogik.<br />

37. Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan <br />

Pertama, dari pengurus harus lebih aktif dan mampu merangkul guru<br />

Kewirausahaan agar mau terlibat aktif dalam kegiatan yang dilakukan,<br />

serta guru Kewirausahaan menjadi merasa diakui, selain itu pengurus<br />

juga harus lebih banyak mencari informasi terkait pengembangan guru<br />

terutama bidang Kewirausahaan, dan juga harus bisa mencari mitra<br />

dalam bidang usaha. Karena dengan begitu akan banyak peluang dalam<br />

bidang dana maupun narasumber yang bisa dijadikan sumber dalam<br />

kegiatan MGMP. Kedua, bagi anggota atau guru Kewirausahaan<br />

sendiri harus lebih proaktif, dalam artian jika mereka tidak<br />

mendapatkan informasi tentang MGMP diusahakan mereka harus<br />

mencari kegiatan MGMP itu sendiri.<br />

38. Bagaimana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Saya berharap agar kegiatan MGMP Kewirausahaan bisa menjadi lebih<br />

bervariasi dan aktif dalam pelasksanaannya, serta guru yang diundang<br />

untuk mengikutinya dapat berpatisipasi lebih giat lagi.<br />

Jakarta, 15 September 2014<br />

Mengetahui,<br />

Drs. MPA. Saputra<br />

(Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)


Lampiran 10<br />

Hasil Wawancara<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 10.35 WIB<br />

Nama<br />

Pengurus dalam MGMP<br />

: Rina Kartika, S.Pd.<br />

: Bidang Pendidikan dan Pelatihan<br />

Asal Sekolah : SMKN 24<br />

(Wawancara dilakukan di SMKN 58)<br />

Pertanyaan<br />

Manajemen<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

1. Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan<br />

Saya mulai mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan pada tahun<br />

2006, berarti MGMP Kewirausahaan ini sudah dibentuk jauh sebelum<br />

saya masuk sebagai anggota.<br />

2. Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin<br />

menjadi anggota MGMP Kewirausahaan<br />

Setiap guru Kewirausahaan merupakan anggota MGMP<br />

Kewirausahaan juga.<br />

3. Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan<br />

Pemilihan kepengurusan dalam MGMP Kewirausahaan lebih bersifat<br />

kesadaran dalam artian jika seorang guru yakin memiliki kemampuan<br />

dan potensi, maka guru tersebut diperbolehkan mengajukan dirinya<br />

sebagai pengurus MGMP. Selain itu, juga dilakukannya voting atau<br />

demokrasi dengan memilih suara terbanyak mengenai siapa saja yang<br />

memang berhak untuk menjadi pengurus MGMP kewirausahaan.<br />

4. Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya


pertemuan khusus bagi pengurus<br />

Iya ada. Pertemuan pengurus ini dilakukan dalam kurun waktu tiap<br />

bulan.<br />

5. Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa<br />

yang digunakan<br />

Tekniknya belum, namun biasanya cara pertemuannya dilakukan<br />

melalui via sms dengan memberikan kabar mengenai kapan waktunya<br />

dan tempat melakukan pertemuan pengurus MGMP.<br />

6. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Membahas terkait kurikulum, kegiatan apa yang harus dilakukan agar<br />

menyamakan persepsi guru dari berbagai sekolah, membahas kegiatan<br />

apa saja yang memang dibutuhkan bagi guru Kewirausahaan kemudian<br />

baru kita mem-follow up untuk dilakukan dengan mengajukan kegiatan<br />

kepada Suku Dinas.<br />

7. Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Setiap manusia membutuhkan komunikasi dan silahturahmi dengan<br />

manusia lainnya. Untuk itu sama halnya dengan pertemuan pengurus<br />

MGMP Kewirausahaan dilakukan agar guru dari berbagai sekolah lain<br />

dapat saling bertemu dan membahas mengenai kegiatan apa yang<br />

memang harus dilaksanakn untuk kemajuan dan peningkatan guru<br />

Kewirausahaan.<br />

8. Pertemuan khusus ini dilakukan berapa kali dalam<br />

sebulan/semester/setahun<br />

Pertemuan khusus dengan pengurus dilakukan setiap sebulan sekali.<br />

9. Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan<br />

kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus<br />

Kegiatan pertemuan pengurus MGMP Kewirausahaan dilaksanakan<br />

dan dibina oleh pengurus MGMP Kewirausahaan itu sendiri.


Program<br />

MGMP dalam<br />

membina guru<br />

Kewirausahaan<br />

10. Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka<br />

mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa<br />

MGMP Kewirausahaan lebih terkait pada pembahasan silabus dan juga<br />

RPP. Secara otomatis berfungsi untuk meningkatkan kemampuan guru<br />

dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, juga berusaha untuk<br />

meningkatkan kemampuan guru terhadap pemahaman akan<br />

kewirausahaan itu sendiri.<br />

11. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang<br />

dilaksanakan<br />

MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri lebih menekankan pada<br />

pembahasan materi, silabus, dan juga RPP. Namun, jika MGMP<br />

Kewirausahaan tingkat Provinsi lebih terkait pada kegiatan seperti<br />

pelatihan guru dan seminar.<br />

12. Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa<br />

yang dilakukan<br />

Program inti lebih kepada membahas silabus, materi, dan juga RPP.<br />

Sedangkan, program pengembangan kegiatannya seperti seminar dan<br />

pelatihan guru.<br />

13. Program dan kegiatan seperti apa dan bagaimana yang sering dilakukan<br />

dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Beserta alasannya mengapa perlu<br />

dilaksanakan<br />

Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus, dan juga<br />

pembuatan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan persepsi guru<br />

yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa<br />

sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP Kewirausahaan.<br />

14. Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Beserta alasannya mengapa jarang<br />

dilaksanakan<br />

Belum pernah dilakukan adalah kegiatan studi banding dengan MGMP<br />

Kewirausahaan pada wilayah lain, kemungkinan ini jarang bahkan


elum pernah karena terkait masalah dana dan juga jadwal yang<br />

dimiliki.<br />

15. Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Kehadiran guru Kewirausahaan dalam mengikuti MGMP tidaklah<br />

sama, terkadang ada yang memang hadir, tetapi ada juga yang tidak.<br />

Setiap guru itu memiliki jadwal yang memang berbeda-beda ditiap<br />

sekolah, jadi guru tidaklah selalu hadir dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan.<br />

16. Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Apa alasannya<br />

Jika guru tidak hadir, hal itu dikarenakan sebagian guru memiliki<br />

jadwal mengajar dan kesibukan yang berbeda-beda antara satu guru<br />

dengan guru lainnya.<br />

17. Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut<br />

Dalam MGMP Kewirausahaan tidak terdapat sanksi jika guru memang<br />

tidak hadir.<br />

18. Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah<br />

Guru yang hadir dalam kegiatan MGMP biasanya bersifat giliran dan<br />

tidak semuanya mengikuti harus menghadiri kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan.<br />

19. Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Dan apa alasannya<br />

Kehadiran guru, karena setiap guru tidaklah sama dalam jadwal atau<br />

kepentingan sehingga terkadang pada saat ada kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan terdapat adanya guru yang tidak menghadiri kegiatan<br />

tersebut. Hal ini menjadi suatu kendala dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan, karena jika dilihat dari jadwal maupun konsep<br />

kegiatan, saya rasa tidak ada masalah dengan hal tersebut.


Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

20. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi<br />

setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

MGMP Kewirausahaan tetap memberikan informasi dan undangan<br />

terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tidak membedabedakan<br />

atara guru yang sering menghadiri kegiatan dengan yang tidak.<br />

21. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat<br />

berlangsung secara efektif<br />

Sebuah kegiatan tidak akan berlangsung tanpa adanya fasilitasi berupa<br />

dana. Begitupun juga dengan kegiatan MGMP Kewirausahaan akan<br />

menjadi berjalan lancar jika ditunjang oleh dan yang tersedia.<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP Kewirausahaan melakukan pembahasan mengenai berbagai<br />

informasi yang dibutuhkan dengan cara saling berbagi serta juga<br />

melalui kegiatan seminar.<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Guru secara otomatis harus dan perlu memahami peserta didik, melalui<br />

MGMP guru dapat saling berbagi terkait masalah peserta didik dan bisa<br />

mendapatkan solusi yang baik.<br />

24. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan<br />

kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP Kewirausahaan melakukan pembagian kelompok dari tiap guru<br />

yang hadir, setiap kelompok diharuskan membahas silabus, minimal<br />

satu kelompok adalah satu bab, kemudian setelah selesai baru dibahas<br />

dan didiskusikan secara keseluruhan.


25. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang<br />

pembelajaran bagi guru Kewirausahaan<br />

Sama halnya dengan kegiatan mengembangkan silabus. Jadi, guru<br />

dibentuk perkelompok untuk membahas dan membuat RPP dari silabus<br />

yang ada, kemudian didiskusikan secara bersama-sama.<br />

26. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan<br />

pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan lainnya, yakni<br />

dilaksanakan secara berdiskusi dan saling sharing dimana MGMP<br />

hanya lebih memberikan pemahaman dan motivasi untuk guru-guru<br />

dalam melakukan pembelajaran yang mendidik namun menyenangkan.<br />

27. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil<br />

belajar bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP memberikan arahan dan mengingatkan kembali kepada guruguru<br />

mengenai pelaksanaan evaluasi peserta didik karena untuk<br />

pelaksanaan secara langsung lebih diberikan kebebasan kepada guru<br />

dalam melakukan hal tersebut.<br />

28. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta<br />

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi<br />

guru Kewirausahaan<br />

Dengan melakukan kegiatan wirausaha secara langsung melalui praktek<br />

yang dilaksanakan.<br />

29. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang<br />

terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha<br />

Untuk memiliki keterampilan dalam berwirausaha, tidak perlu untuk<br />

bertemu dengan guru lain dalam MGMP. Hal ini karena guru dapat


Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan guru<br />

di MGMP<br />

melakukannya dengan guru lain dalam bidang studi yang sama, namun<br />

dalam ruang lingkup sekolah.<br />

30. Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Karena kita hanya sebagai guru Kewirausahaan bukan sebagai praktisi<br />

Kewirausahaan, makanya kita tidak ada kegiatan seperti melakuka<br />

Kewirausahaan itu karena akan lebih menghabiskan waktu. Dunia<br />

sudah menjadi canggih saat ini, untuk melakukan kegiatan<br />

berwirausaha guru hanya lebih melakukan pencarian secara aktif dan<br />

memahami kegiatannya melalui pelaksanaan secara bersama dengan<br />

peserta didik<br />

31. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

bagi pembinaan guru<br />

Dalam pembinaan guru, banyak pihak yang bertanggung jawab tidak<br />

hanya dari pihak MGMP Kewirausahaan saja, melainkan juga dari<br />

pihak Suku Dinas.<br />

32. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru<br />

pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Dalam melakukan pembinaan guru, biasanya pengurus MGMP yang<br />

melakukan pembinaan. Tetapi ada juga pihak luar yang melakukan<br />

pembinaan setelah diundang oleh MGMP Kewirausahaan.<br />

33. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering<br />

dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP<br />

Biasanya memang dilakukan oleh Kepala Sekolah maupun dari pihak<br />

luar, seperti halnya LPMP, namun ini tidak dilaksanakn secara rutin.<br />

34. Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan<br />

LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Kepala Sekolah memberikan fasilitas bagi para guru jika terdapat<br />

pelaksanaan kegiatan MGMP Kewirausahaan yang berada di sekolah<br />

yang dipimpinnya. Pengurus MGMP memberikan informasi terkait


Peran MGMP<br />

sebagai wadah<br />

pembinaan<br />

guru dan<br />

manfat yang<br />

didapat dari<br />

kegiatan<br />

MGMP<br />

pelaksanaan kegiatan kepada guru dan juga bertugas untuk memberikan<br />

pemahaman dan pembimbingan guru terkait suatu materi yang akan<br />

dibahas. LPMP bertugas lebih kepada pemberian dana bagi MGMP<br />

untuk melaksanakan suatu kegiatan, serta memberikan pemahaman dan<br />

pembimbingan dari kegiatan tersebut.<br />

35. Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP<br />

yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Banyak, yang paling utama adalah guru menjadi terbantu dalam<br />

memahami apa yang harus diajarkan kepada para peserta didik karena<br />

menjadi lebih terarah maksud dari materi Kewirausahaan itu sendiri.<br />

36. Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam<br />

kompetensi di bidang apa<br />

Meningkatkan kemampuan guru dalam bidang perancangan<br />

pembelajaran agar guru mampu dalam memahami apa saja yang harus<br />

dilakukan kepada peserta didik.<br />

37. Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan <br />

Saya berharap agar kegiatan MGMP serta guru Kewirausahaan bisa<br />

aktif dan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.<br />

38. Bagaimana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Saya berharap untuk MGMP Kewirausahaan dapat lebih giat dalam<br />

melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan untuk membina dan<br />

membantu peningkatan kemampuan guru.<br />

Jakarta, 15 September 2014<br />

Mengetahui,<br />

Rina Kartika, S.Pd.<br />

(Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)


Lampiran 11<br />

Hasil Wawancara<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Selasa, 19 Agustus 2014/ pukul 08.11 WIB<br />

Nama<br />

Pengurus dalam MGMP<br />

: Siswanto, S.E.<br />

: Bidang Hubungan Masyarakat<br />

Asal Sekolah : SMKN 52<br />

(Wawancara dilakukan di SMKN 52)<br />

Pertanyaan<br />

1. Kapan pembentukan MGMP Kewirausahaan<br />

Pembentukan MGMP sudah dimulai sejak tahun 2006.<br />

2. Bagaimana caranya atau proses yang dilakukan bagi guru jika ingin<br />

menjadi anggota MGMP Kewirausahaan<br />

Guru Kewirausahaan tidak perlu melakukan pendaftaran angora<br />

MGMP, karena jika guru tersebut sering mendapatkan undangan terkait<br />

kegiatan MGMP , maka otomatis guru tersebut sudah secara langsung<br />

menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.<br />

3. Bagaimana cara atau proses pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan<br />

Pada saat itu, kita berkumpul secara bersama-sama secara eklamasi,<br />

yaitu peserta yang berkumpul dalam acara tersebut bebas memilih<br />

secara langsung siapa sosok yang paling tepat untuk menjadi pengurus.<br />

Ketika sudah ditunjuk, maka kita harus siap untuk menjadi pengurus<br />

MGMP selama masa kepengurusan.


Manajemen<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

4. Untuk pengurus MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat adanya<br />

pertemuan khusus bagi pengurus<br />

Pasti ada. Kegiatan ini dilaksanakan karena kurikulum itu bersifat<br />

dinamis, maka dari itu perlu adanya pertemuan pengurus terkait<br />

pembahasan terlebih dahulu mengenai kurikulum yang berubah, materi<br />

yang akan dilaksanakan, dan kegiatan apa saja yang penting untuk<br />

dilakukan. Namun, pertemuan khusus ini bersifat tidak rutin hanya<br />

sebatas temporer saja. Selain membahas mengenai kurikulum, juga ada<br />

pembahasan mengenai masalah apa saja dalam pelaksanaan<br />

pembelajaran Kewirausahaan.<br />

5. Bagaimana proses pertemuan khusus yang dilakukan dan teknik seperti apa<br />

yang digunakan<br />

Proses yang dilakukan biasanya Ketua memberikan informasi<br />

mengenai waktu dan tempat pertemuan pengurus, serta teknik yang<br />

dilakukan hanya melakukan pembahasan saja dengan berdiskusi antar<br />

sesama pengurus MGMP Kewirausahaan mengenai kebutuhan dalam<br />

melaksanakan kegiatan dan dalam bentuk apa kegiatan tersebut<br />

dilaksanakan.<br />

6. Apa saja yang dibahas dalam pertemuan khusus pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Membahas mengenai kurikulum, permasalahan kegiatan pembelajaran<br />

yang dialami oleh guru, serta kegiatan yang akan dilaksanakan oleh<br />

MGMP bagi guru Kewirausahaan.<br />

7. Mengapa perlu diadakannya pertemuan khusus bagi pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Kegiatan ini diperlukan apabila ada pemberitahuan penting dari Suku<br />

Dinas atau pihak lain, maka pengurus bisa mengetahui terlebih dahulu<br />

sehingga setelah itu baru bisa disampaikan kepada guru-guru<br />

Kewirausahaan yang lain. Selain itu, jika memang MGMP akan<br />

mengadakan suatu kegiatan, maka pengurus perlu melakukan<br />

pertemuan terlebih dahulu agar pengurus dapat memahami terlebih


dahulu materi apa saja yang akan dibahas sehingga tidak meninbulkan<br />

persepsi yang berbeda jika kegiatan telah terlaksana.<br />

8. Pertemuan khusus ini dilakukan berapa kali dalam<br />

sebulan/semester/setahun<br />

Bersifat temporer, sebab jika memang diperlukan adanya pertemuan<br />

pengurus barulah diadakan pertemuan tersebut.<br />

9. Siapa saja yang memfasilitasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaaan<br />

kegiatan pertemuan khusus bagi pengurus<br />

Terkadang dalam pelaksanaan pertemuan dilakukan pembinaan oleh<br />

Kasi SMK, namun ini tidak bersifat rutin karena biasanya yang lebih<br />

sering membina adalah dari pengurus MGMP itu sendiri.<br />

10. Secara umum, kegiatan MGMP Kewirausahaan dilaksanakan dalam rangka<br />

mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang apa<br />

Pada kegiatan MGMP biasanya dilakukan pembinaan bagi guri dalam<br />

melakukan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi kegaiatn<br />

pembelajaran. Jadi, dilakukan untuk pengembangan kemampuan guru<br />

dalam bidang pedagogik guru Kewirausahaan.<br />

11. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan program apa saja yang<br />

dilaksanakan<br />

MGMP Kewirausahaan lebih sering melaksanakan program yang<br />

terkait pada pengembangan kemampuan guru dalam mengajar, seperti<br />

membahas kurikulum, membuat RPP, membahas dan membuat soal.<br />

12. Bagaimana pelaksanaan program tersebut dan bentuk kegiatan seperti apa<br />

yang dilakukan<br />

Program tersebut dilaksanakan dengan cara membahas mengenai<br />

kurikulum yang diterapkan, membuat dan membahas RPP, serta<br />

membahas dan membuat soal semester.<br />

13. Program dan kegiatan seperti apa dan baagaimana yang sering dilakukan<br />

dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Beserta alasannya mengapa perlu


Program<br />

MGMP dalam<br />

membina guru<br />

Kewirausahaan<br />

dilaksanakan<br />

Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus, dan juga<br />

pembuatan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan persepsi guru<br />

yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa<br />

sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP Kewirausahaan.<br />

14. Selain itu, program dan kegiatan seperti apa yang jarang dilakukan dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Beserta alasannya mengapa jarang<br />

dilaksanakan<br />

Kegiatan dalam melakukan pelatihan dan pembinaan bagi guru dalam<br />

meningkatkan keterampilan, seperti pembuatan produk. Hal ini<br />

dikarenakan, setiap guru Kewirausahaan memiliki kesibukan masingmasing<br />

dan jadwal yang berbeda-beda sehingga sulit untuk<br />

melaksanakan kegiatan tersebut dengan menyamakan waktu dengan<br />

guru lainnya.<br />

15. Bagaimana sifat kehadiran guru pada setiap kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Jika ada kegiatan yang dilakukan MGMP, terkadang ada guru yang<br />

memang bisa hadir, namun ada juga yang tidak, jadi tidak semua guru<br />

Kewirausahaan dapat hadir.<br />

16. Mengapa banyak guru Kewirausahaan yang hadir/ tidak hadir dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Apa alasannya<br />

Jika guru tidak hadir, dikarenakan pada dasarnya setiap guru memiliki<br />

kesibukan yang berbeda, selain itu jadwal mengajar setiap guru<br />

tidaklah sama karena MGMP ini terdiri atas guru-guru dari berbagai<br />

sekolah. Selain itu, karena masih adanya kesulitan bagi guru untuk bisa<br />

mendapatkan izin keluar dari pihak sekolah.<br />

17. Jika guru tidak hadir, apakah terdapat sanksi bagi guru tersebut<br />

Untuk saat ini memang belum ada sanksi yang diberlakukan, namun<br />

biasanya kita hanya bersifat teguran saja.<br />

18. Pada umumnya, berapa jumlah guru yang diundang pada kegiatan MGMP


Kewirausahaan atau/ jumlah guru yang dikirim oleh sekolah<br />

Ketika ada kegiatan MGMP Kewirausahaan, kita sebagai pengurus<br />

memberikan undangan bagi semua guru Kewirausahaan yang ada di<br />

wilayah Jakarta Timur. Namun, pada kenyataannya memang tidak<br />

semua guru yang diundang hadir karena terbatasnya waktu yang<br />

dimiliki, serta sulitnya izin dari pihak sekolah.<br />

19. Kendala apa saja yang ditemui dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Dan apa alasannya<br />

Kendala yang ditemui adalah masih banyaknya guru-guru<br />

Kewirausahaan yang tidak hadir dalam kegiatan yang dilakukan<br />

MGMP. Hal ini dikarenakan kesibukan dan jadwal mengajar guru dari<br />

satu sekolah dengan sekolah lain tidaklah sama.<br />

20. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam memperbaiki atau mengatasi<br />

setiap kendala atau permasalahan yang ada dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Upaya yang dilakukan, yaitu MGMP hanya bisa mengajak dan<br />

mengingatkan kembali betapa pentingnya kegiatan MGMP kepada<br />

guru-guru agar mau terlibat aktif.<br />

21. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat<br />

berlangsung secara efektif<br />

Pertama kali perlu adanya pengaktifan kembali guru-guru untuk<br />

mengikuti dan menghadiri kegiatan MGMP dengan memberikan<br />

pemahaman, selain itu perlu adanya kebijakan dari Kasi SMK<br />

mengenai pentingnya kegiatan MGMP agar pihak sekolah menjadi<br />

lebih paham dan bisa memberikan izin keluar bagi guru untuk<br />

mengikuti kegiatan MGMP.<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Pada saat pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan, maka jika ada


Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

kebijakan , pemberitahuan penting, dan pengetahua yang bermanfaat<br />

akan diinformasikan dan disampaikan kepada guru-guru melalui<br />

pertemuan MGMP.<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP hanya memberikan arahan dan mengingatkan kembali kepada<br />

guru-guru mengenai pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan<br />

berbagai metode dengan disesuaikan pada materi yang akan diajarkan.<br />

Hal ini karena pada dasarnya setiap peserta didik berbeda, maka<br />

diperlukan metode pembelajarn yang digunakan pun berbeda-beda.<br />

24. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan<br />

kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan<br />

Pada saat kegiatan MGMP untuk membahas silabus, maka MGMP<br />

memberikan arahan bagi guru-guru untuk membahas bersama secara<br />

kelompok dengan pembahasan yang berbeda baru setelah itu<br />

dipresentasikan kepada guru yang lainnya untuk sama-sama diperbaiki.<br />

25. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang<br />

pembelajaran bagi guru Kewirausahaan<br />

Sama halnya ketika kegiatan membahas silabus, untuk pembahasan<br />

dalam pembuatan RPP guru juga dibentuk secara kelompok untuk<br />

bersama membahas materi apa yang sesuai untuk diberikan kepda<br />

peserta didik.<br />

26. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan<br />

pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP memberikan arah dan pemahaman bagi guru-guru bahwa<br />

sebelum melakukan pembelajaran, guru diharuskan mempersiapkan


pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan juga<br />

evaluasi yang sesuai dengan materi yang diajarkan.<br />

27. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi hasil<br />

belajar bagi guru Kewirausahaan<br />

Guru diberikan motivasi dan sekedar mengingatkan dalam melakukan<br />

evaluasi bagi peserta didik kaena pada dasarnya peserta didik berbeda<br />

antara yang satu dengan yang lain, maka proses penilaian pun juga<br />

harus mencakup hal tersebut.<br />

28. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan peserta<br />

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya bagi<br />

guru Kewirausahaan<br />

MGMP hanya memberikan arahan dan pemahaman saja kepada guru<br />

Kewirausahaan terkait metode dan praktek apa saja yang bisa dilakukan<br />

dari berbagai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.<br />

29. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, apakah terdapat kegiatan yang<br />

terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha<br />

Rata-rata guru Kewirausahaan sudah memiliki pengalaman dan<br />

pengetahuan sendiri dengan kegiatan wirausaha, walaupun masih<br />

bersifat nonformal. Jika ada pertemuan dengan guru-guru terkadang<br />

sesekali membahas mengenai kegiatan wirausaha, dimana pelaksanaan<br />

saling diskusi atau sharing. Namun, kalau untuk kegiatan dalam<br />

pembuatan produk secara bersama lalu dijual bersama, itubelum<br />

terlaksana.<br />

30. Jika tidak ada, mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Kegiatan tersebut belum terlaksana karena terkendala sama waktu dan<br />

kesediaan guru untuk mau mengikutinya. Hal ini karena setiap guru<br />

memiliki kesibukan yang berbeda-beda sehingga masih sulit untuk


menentukan waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut.<br />

Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan guru<br />

di MGMP<br />

31. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

bagi pembinaan guru<br />

Ada berbagai pihak yang bertanggung jawab, yakni pengurus MGMP<br />

itu sendiri, Kasi SMK, dan juga pengawas.<br />

32. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru<br />

pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Biasanya yang melakukan pembinaan adalah pengurus dan guru<br />

MGMP Kewirausahaan, namun juga terkadang dari pihak Dinas,<br />

pengawas, ataupun pihak luar lainnya, seperti dari perusahaan.<br />

33. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering<br />

dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP<br />

Kepala Sekolah terkadang sesekali membina guru, jika memang<br />

kegiatan MGMP dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya. Jika dari<br />

LPMP, biasanya dilakukan kalau ada kerjasama LPMP dengan MGMP<br />

atau kalau MGMP yang mengundang pihak LPMP, maka barulah ada<br />

pembinaan yang dilakukan oleh LPMP.<br />

34. Bagaimana hal yang dilakukan Kepala Sekolah, pengurus MGMP, dan<br />

LPMP dalam membina guru pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Kepala Sekolah memberikan fasilitas bagi pengurus dan guru<br />

Kewirausahaan dalam melaksanakan kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

di sekolah yang dipimpinnya, pengurus MGMP berusaha untuk<br />

mengadakan kegiatan MGMP bertujuan membina guru dalam<br />

meningkatkan kemampuannya, sedangkan LPMP memberikan bantuan<br />

bagi MGMP Kewirausahaan berupa bantuan dana demi<br />

terselenggaranya kegiatan MGMP Kewirausahaan.<br />

35. Apa saja manfaat yang bisa didapat oleh guru sebagai anggota MGMP<br />

yang mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Banyak manfaat yang dapat diperoleh guru-guru, yaitu jika ada


Peran MGMP<br />

sebagai wadah<br />

pembinaan<br />

guru dan<br />

manfat yang<br />

didapat dari<br />

kegiatan<br />

MGMP<br />

informasi dan berita terbaru dari Pemerintah atau instansi lainnya,<br />

maka kita bisa mengetahui dan memberikan informasi secara cepat.<br />

Selain itu, dengan MGMP ini bisa memberikan bantuan bagi guru-guru<br />

yang mengalami masalah dalam pelaksanaan pembelajaran.<br />

36. Manfaat yang didapat oleh guru, secara umum lebih menunjang dalam<br />

kompetensi di bidang apa<br />

Karena dalam kegiatan MGMP lebih banyak membahas mengenai<br />

informasi dan materi terkait kegiatan pembelajaran, maka otomatis<br />

MGMP bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam<br />

bidang pedagogik.<br />

37. Bagaimana harapan Anda terkait MGMP Kewirausahaan <br />

MGMP bisa lebih aktif dalam melaksanakan kegiatannya, serta guruguru<br />

juga bisa memiliki kesadaran untuk mengikuti dan menghadiri<br />

kegiatan MGMP dalam membahas mengenai informasi dan<br />

pengetahuan penting.<br />

38. Bagamiana harapan Anda mengenai kegiatan yang dilakukan dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Saya berharap untuk MGMP dapat melaksanakan kegiatan yang<br />

memang belum pernah dilakukan, seperti kegiatan dalam meningkatkan<br />

keterampilan bagi guru untuk menghasilkan suatu karya yang bisa<br />

berguna bagi penunjang pelaksanaan pembelajaran.<br />

Jakarta, 15 September 2014<br />

Mengetahui,<br />

Siswanto, S.E.<br />

(Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur)


Lampiran 12<br />

Hasil Wawancara<br />

Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 08.27 WIB<br />

Nama<br />

: Drs. Bukhari<br />

Asal Sekolah : SMKN 24<br />

(Wawancara dilakukan di SMKN 24)<br />

Pertanyaan<br />

Pengembangan<br />

Diri Guru<br />

Kewirausahaan<br />

Melalui<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara<br />

umum seperti apa<br />

Program yang biasa dilakukan terkait pembahasan mengenai<br />

kepengurusan dan juga pertemuan untuk membahas kurikulum.<br />

Kegiatannya ada yang rutin dan juga tidak. Jika memang bersifat<br />

rutin, itu pun dilakukan pertemuan terkadang tidak terlalu sering, bisa<br />

sekali dalam sebulan atau sekali setahun. Biasanya dilakukan<br />

pembahasan mengenai materi apa yang mesti diajarkan dengan<br />

menyesuaikan pada sekolah masing-masing. Hal ini dikarenakan,<br />

sekolah kejuruan memiliki jurusan yang memang berbeda, maka<br />

penerapan Kewirausahaan pun juga sedikit berbeda walaupun tidak<br />

semuanya.<br />

2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan<br />

MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa<br />

Sebenarnya kalau saya sendiri menginginkan adanya kegiatan<br />

pembahasan mengenai teknik Kewirausahaan dengan diundangnya<br />

narasumber yang memang sudah ahli dalam bidang usaha.


3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering<br />

dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa<br />

Karena MGMP Kewirausahaan lebih banyak membahas mengenai<br />

kurikulum maupun rancangan pembelajaran, maka MGMP memiliki<br />

keterkaitan dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru.<br />

4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang<br />

dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa<br />

Kegiatan yang paling jarang dilakukan bahkan tidak pernah adalah<br />

pelaksanaan kunjungan atau survey ke tempat usaha atau industri,<br />

dimana berkaitan dengan peluang usaha.<br />

5. Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali<br />

Dalam pelaksanaannya tidak sering, terkadang sebulan sekali, tiga<br />

bulan sekali, atau enam bulan sekali.<br />

6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering<br />

membimbing atau membina<br />

Biasanya yang paling sering adalah pengurus, namun selain itu juga<br />

adanya pembinaan guru dari pihak pengawas walaupun memang<br />

tidak terlalu sering. Biasanya pengawas itu berasal dari sub rayon<br />

sekolah kejuruan.<br />

7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang<br />

berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha<br />

Untuk saat ini belum ada. Hal ini dikarenakan memang adanya<br />

keterbatasan dalam hal waktu dan juga biaya.<br />

8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP<br />

Jika dilihat bersifat aktif atau tidaknya, mungkin bisa dikatakan<br />

sedang karena jika memang mendapat undangan untuk menghadiri<br />

kegiatan, maka terkadang diusahakan untuk hadir.<br />

9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam<br />

kegiatan MGMP<br />

Tidak ada sanksi.


Pelaksanaan<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan<br />

MGMP<br />

Terkadang ada beberapa guru yang diundang untuk menghadiri<br />

kegiatan MGMP, namun ternyata ada yang memang tidak dapat<br />

untuk datang pada kegiatan MGMP.<br />

Ketika menghadiri kegiatan MGMP, biasanya guru lebih bersifat<br />

aktif dalam memberikan masukan dari kegiatan yang dilaksanakan.<br />

11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Kendala yang memang dihadapi adalah dari ketidakhadiran guru pada<br />

kegiatan MGMP, hal ini terjadi mungkin karena kurangnya<br />

koordinasi antara guru yang satu dengan guru lainnya. Dimana<br />

mereka tidak mengetahui siapa yang diundang maupun yang tidak,<br />

sehingga menyebabkan kesalahpahaman antara guru Kewirausahaan<br />

tersebut.<br />

12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut<br />

Biasanya MGMP akan mendatangi sekolahan tersebut dan berusaha<br />

untuk memastikan siapa saja yang berhak dan bisa datang untuk<br />

menghadiri kegiatan MGMP sebelum dibuatnya surat undangan<br />

kegiatan.<br />

13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat<br />

berlangsung secara efektif<br />

Menurut saya, sangat diperlukan adanya kemauan, keaktifan, dan niat<br />

dari para guru untuk menghadiri dan ikut serta pada kegiatan MGMP.<br />

Selain itu, saya juga mengaharapkan ada pihak lain yang ikut<br />

memberikan fasilitasi terhadap kegiatan MGMP agar dapat berjalan<br />

lebih baik, seperti dari LPMP, dinas pendidikan, perusahaan, dan lain<br />

sebagainya.<br />

14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas<br />

partisipasi Anda mengikuti kegiatan


Biasanya penghargaan, seperti uang transport dan juga sertifikat jika<br />

memang ada dan dibuat oleh MGMP.<br />

15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Manfaat yang dirasakan sangat banyak, disamping kita bisa<br />

menambah wawasan dan pengetahuan, kita bisa saling berkoordinasi<br />

dan sharing dengan teman-teman sehingga menambah kembali ilmu<br />

dan pengetahuan guru.<br />

16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

seperti apa<br />

Untuk kesan selama saya mengikuti kegiatan MGMP telah berjalan<br />

cukup baik, karena MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur telah<br />

menerbitkan buku untuk peserta didik kelas X dan XI, komunikasi<br />

juga berjalan secara baik dan cukup kompak dengan para guru<br />

MGMP Kewirausahaan.<br />

Untuk pesannya, karena saat ini sudah banyak guru yang telah dan<br />

akan pension atau habis masa kerjanya, maka diusahakan agar ada<br />

pengganti yang lebih aktif lagi, serta adanya peningkatan terhadap<br />

kegiatan MGMP<br />

17. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Dengan cara mengadakan pertemuan antar guru Kewirausahaan, serta<br />

mendatangkan narasumber yang sesuai dengan tema kegiatan<br />

sehingga banyak ilmu yang berbeda bisa didapat dan juga<br />

bermanfaat.<br />

18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP membantu guru dalam menangani hal tersebut dengan cara


Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

MGMP memanggil pihak atau guru dari BK (Bimbingan Konseling),<br />

serta juga psikolog untuk saling berdiskusi. Hal ini bertujuan agar<br />

guru semakin memiliki pemahaman terkait bagaimana cara mengenal<br />

dan dekat kepada peserta didik.<br />

19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk<br />

mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan<br />

Biasanya kita melakukan pertemuan secara berkelompok dan<br />

melakukan pembahasan kurikulum dengan bersama-sama, setelah itu<br />

baru dijelaskan dan dipresentasikan kepada guru yang lainnya.<br />

20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang<br />

pembelajaran bagi guru Kewirausahaan<br />

Untuk kegiatan pembahasan dan pembuatan RPP pelaksanaannya<br />

hampir sama dengan kegiatan dalam membahas kurikulum, yaitu<br />

dibentuknya kelompok-kelompok untuk saling membahas dan<br />

membuat RPP yang selanjutnya barus dijelaskan kepada kelompok<br />

atau guru lainnya.<br />

21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan<br />

pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

Biasanya pada saat awal pembelajaran peserta didik, MGMP<br />

berusaha untuk melakukan pertemuan dengan tujuan memberikan<br />

arahan bagi guru-guru dalam membuat RPP. Selain itu, terkadang<br />

dilaksanakannya kegiatan micro teaching walaupun hanya bersifat<br />

sesekali saja.<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi<br />

hasil belajar bagi guru Kewirausahaan<br />

Jadi, pada pertemuan dalam membahas materi dan RPP untuk awal


Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan<br />

guru di<br />

MGMP<br />

pembelajaran, disaat itulah guru diberikan arahan dan informasi<br />

terkait proses penilaian peserta didik terkait bagaimana proses<br />

penilaian yang tepat untuk digunakan.<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan<br />

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang<br />

dimilikinya bagi guru Kewirausahaan<br />

Pada saat pertemuan MGMP, guru berusaha untuk saling sharing dan<br />

berdiskusi mengenai kegiatan praktek sesuai dengan materi<br />

Kewirausahaan dan potensi peserta didik dari tiap jurusan yang ada di<br />

sekolah.<br />

24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan bagi pembinaan guru<br />

Tanggung jawab yang dilakukan biasanya lebih terkait kepada<br />

pengurus MGMP itu sendiri, setelah itu baru dari pengawas. Untuk<br />

pengawas ini berasal dari tiap sub rayon.<br />

25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru<br />

pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Biasanya kegiatan pembinaan dilakukan oleh pengurus maupun guru<br />

di MGMP Kewirausahaan, selain itu juga adanya bimbingan dari<br />

narasumber yang diundang oleh MGMP.<br />

26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering<br />

dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP<br />

Kepala Sekolah melakukan pembinaan guru jika memang sekolahnya<br />

dijadikan sebagai tempat pertemuan antar guru MGMP<br />

Kewirausahaan.


Jakarta, 15 September 2014<br />

Mengetahui,<br />

Drs. Bukhari<br />

(Guru Kewirausahaan SMKN 24)


Lampiran 13<br />

Hasil Wawancara<br />

Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Senin, 25 Agustus 2014/ pukul 07.52 WIB<br />

Nama<br />

: Hj. Eny Elastri, S.Pd.<br />

Asal Sekolah : SMKN 24<br />

(Wawancara dilakukan di SMKN 24)<br />

Pertanyaan<br />

Pengembangan<br />

Diri Guru<br />

Kewirausahaan<br />

Melalui<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara<br />

umum seperti apa<br />

Kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari pembahasan Kurikulum,<br />

pembuatan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan pembelajaran.<br />

2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan<br />

MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa<br />

Selain dari Kurikulum yang lebih utama, saya menginginkan adanya<br />

kesepakatan dari MGMP untuk materi praktek yang akan diajarkan<br />

bagi kelas 1, 2, dan 3. Sehingga dari setiap tingkatan itu ada<br />

perbedaan, jadi lebih ada peningkatan dalam pembelajaran praktek.<br />

Kegiatan praktek yang terdapat di setiap jenjang sebenarnya hampir<br />

sama, namun kembali lagi kepada permasalahan gurunya yang<br />

memang harus lebih mampu dalam mengembangkan kegiatan praktek<br />

sehingga tidak kembali lagi pada pembahasan teori-teori saja.<br />

3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering


dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa<br />

Karena kegiatan MGMP tidak dapat dipisahkan dari kegiatan dalam<br />

membahas silabus, pembuatan RPP, dan pembahasan terkait<br />

pembelajaran yang akan dilakukan, maka otomatis MGMP berusaha<br />

untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.<br />

4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang<br />

dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa<br />

Kegiatan yang paling jarang dilakukan adalah studi banding ke<br />

tempat dunia usaha dan juga kegiatan pengembangan bagi guru<br />

dalam memiliki keterampilan berwirausaha.<br />

5. Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali<br />

Pertemuan MGMP dilakukan tidak begitu sering, terkadang sebulan<br />

sekali, tiga atau enam bulan sekali.<br />

6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering<br />

membimbing atau membina<br />

Biasanya kegiatan MGMP dibina dan dibimbing oleh pengurus dan<br />

guru senior di MGMP itu sendiri, setidaknya mereka yang memang<br />

lebih aktif dan memiliki kemampuan yang lebih sering dalam<br />

membina guru Kewirausahaan di MGMP.<br />

Dalam melakukan pembinaan biasanya tidak terlepas dari kegiatan<br />

mengingatkan kepada anggota MGMP, seperti bagaimana pembuatan<br />

RPP, mempersiapkan pembelajaran, dan cara dalam menghadapi<br />

peserta didik. Namun,untuk pembahasan pembuatan karya atau<br />

produk itu tidak dilakukan karena hal tersebut kembali lagi kepada<br />

kemampuan guru dalam melaksanakan praktek.<br />

7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang<br />

berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha<br />

Dari yang saya tahu selama ini, belum ada kegiatan MGMP yang<br />

membahas tentang kegiatan dalam pelaksanaaan wirausaha secara<br />

bersama.


Pelaksanaan<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP<br />

Kalau boleh jujur, saya termasuk tidak aktif karena saya<br />

mengutamakan guru yang lebih muda dari saya untuk mengikuti<br />

kegiatan. Hal ini karena pada tahun lalu, ada guru yang lebih muda<br />

dari saya, yaitu Ibu Rina Kartika. Jika pada saat sekarang saya terlihat<br />

aktif, karena Ibu Rina Kartika sudah tidak mengajar Kewirausahaan<br />

di SMKN 24 sehingga saya yang menggantikannya.<br />

9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam<br />

kegiatan MGMP<br />

Tidak ada sanksi.<br />

10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan<br />

MGMP<br />

Ada yang merespon positif dan ada juga yang menghadiri ataupun<br />

tidak, karena itu semua kembali kepada kesibukan masing-masing.<br />

11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Pertama, banyak orang yang memiliki kesibukan masing-masing.<br />

Kedua, kita memiliki program yang telah terencanakan, namun belum<br />

tentu terealisasi karena dari pihak atas yang kemungkinan belum<br />

memiliki waktu dalam melaksanakannya.<br />

12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut<br />

Sebaiknya, pengurus MGMP lebih aktif dan giat dalam mengajak dan<br />

menginformasikan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh<br />

MGMP bagi guru Kewirausahaan.<br />

13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat<br />

berlangsung secara efektif<br />

Harus terdapat adanya agenda atau jadwal secara jelas dan juga pasti,<br />

mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan, topik dari kegiatan<br />

tersebut, waktu pelaksanaanya. Jika sudah terencanakan secara jelas,<br />

maka menurut saya kegiatan MGMP dapat berjalan lebih efektif.


14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas<br />

partisipasi Anda mengikuti kegiatan<br />

Tidak ada sama sekali penghargaan yang saya dapatkan dari MGMP<br />

begitupun juga saya tidak pernah mendengar dari teman-teman yang<br />

lainya bahwa ada penghargaan untuk anggot atau guru<br />

Kewirausahaan.<br />

15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Kita bisa mendapatkan pencerahan dan pemahaman mengenai<br />

informasi baru, kita juga membahas terkait materi yang akan<br />

diajarkan dan cara pengajaran sehingga kita menjadi lebih mampu<br />

dan paham untuk mengajarkan kembali kepada peserta didik dengan<br />

cara pembelajaran yang menarik dan tidak monoton. Selain itu, kita<br />

para guru juga bisa melakukan kegiatan saling sharing terhadap<br />

masalah yang sedang kita alami sehingga kita secara tidak langsung<br />

bisa mendapatkan solusi yang tepat dan bisa saling belajar satu sama<br />

lain.<br />

16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

seperti apa<br />

Kesan yang selama ini saya rasakan dari mengikuti kegiatan, yaitu<br />

senang, bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai<br />

materi pelajaran maupun hal yang bersifat umum, dan juga dapat<br />

saling bertemu dengan guru lainnya secara lebih mudah.<br />

Harapan saya untuk kegiatan MGMP, yaitu memiliki rencana dan<br />

jadwal secara lebih jelas dalam melaksanakan kegiatan sehingga<br />

guru-guru dapat mempersiapkan untuk pertemuan tersebut; adanya<br />

kegiatan pengembangan, jangan cuma hanya membahas RPP dan<br />

silabus saja, melainkan perlu adanya kegiatan melaksanakan praktek<br />

secara langsung dalam membuat produk; dan juga diadakannya<br />

kegiatan studi banding ke tempat usaha.


17. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Diadakannya kegiatan sharing atau diskusi secara bersama terkait<br />

informasi terbaru atau bisa dilaksanakan kegiatan mengundang<br />

narasumber dalam memberikan pengetahuan dan informasi penting.<br />

Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Kita melakukan sharing dengan guru satu sama lain. MGMP<br />

melakukan pembinaan berupa memberikan pemahaman dan motivasi<br />

kepada guru bahwasanya peserta didik memiliki latar belakang yang<br />

berbeda-beda.<br />

19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk<br />

mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan<br />

Biasanya MGMP membagi guru dalam tiap-tiap kelompok untuk<br />

bekerja sama membahas tentang silabus. Setelah dibentuk dan dibagi<br />

kelompok, maka baru tiap kelompok yang ada dituntut untuk<br />

membahas dan mengembangkan satu sub pokok yang terdapat<br />

disilabus. setelah selesai barulah tiap kelompok menjelaskan kembali<br />

hasil yang telah dibahas dalam kelompoknya agar kelompok yang<br />

lainnya bisa menjadi lebih paham.<br />

20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang<br />

pembelajaran bagi guru Kewirausahaan<br />

Pembuatan rancangan pembelajaran hampir sama cara yang<br />

dilaksanakan dengan pembahasan dan pengembangan silabus. Jadi,<br />

guru-guru dibentuk dan dibagi dalam kelompok yang berbeda untuk<br />

membahas dan mengembangkan materi yang akan diajarkan ke dalam


ancangan pembelajaran. Setelah waktu pembahasan kelompok<br />

selesai, maka selanjutnya tiap kelompok menjelaskan kembali kepada<br />

kelompok yang lainnya, begitupun seterusnya.<br />

21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan<br />

pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

Kalau secara teori maupun praktek, jujur saja saya belum pernah<br />

mendengar hal tersebut di MGMP maupun dari teman-teman di<br />

MGMP.<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi<br />

hasil belajar bagi guru Kewirausahaan<br />

Tidak ada. Karena MGMP biasanya hanya memberikan bimbingan,<br />

motivasi, dan saling mengingatkan satu sama lain untuk melakukan<br />

evaluasi sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dimana guru menilai<br />

peserta didik melalui kegiatan yang dilaksanakan.<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan<br />

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang<br />

dimilikinya bagi guru Kewirausahaan<br />

Di MGMP ada kegiatan sharing dengan guru lainnya dimana dari<br />

kegiatan tersebut para guru bisa saling belajar satu sama lain dengan<br />

mendapatkan informasi dari yang telah diceritakan. Namun, untuk<br />

kegiatan praktek langsung dalam MGMP belum ada.<br />

24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan bagi pembinaan guru<br />

Ketua dan juga pengurus lebih bertanggung jawab dalam kegiatan<br />

MGMP.<br />

25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru<br />

pada kegiatan MGMP Kewirausahaan


Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan<br />

guru di<br />

MGMP<br />

Biasanya jika kegiatan yang dilakukan bersifat rutin, maka yang<br />

melakukan pembinaan, yaitu dari pihak pengurus MGMP itu sendiri.<br />

Namun, jika memang kegiatan yang dilaksanakan dari Suku Dinas<br />

biasanya ada pengawas yang membina guru, tetapi tidak secara<br />

intens.<br />

26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering<br />

dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP<br />

Jika pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah masih jarang<br />

dilakukan, karena Kepala Sekolah biasanya hanya memberikan<br />

arahan dan motivasi saja terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.<br />

Jakarta, 15 September 2014<br />

Mengetahui,<br />

Hj. Eny Elastri, S.Pd.<br />

(Guru Kewirausahaan SMKN 24)


Lampiran 14<br />

Hasil Wawancara<br />

Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Kamis, 21 Agustus 2014/ pukul 11.09 WIB<br />

Nama<br />

: Sri Rahayu, S.E.<br />

Asal Sekolah : SMKN 58<br />

(Wawancara dilakukan di SMKN 58)<br />

Pertanyaan<br />

Pengembangan<br />

Diri Guru<br />

Kewirausahaan<br />

Melalui<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara<br />

umum seperti apa<br />

Kegiatan dilakukan untuk menyamakan visi dan misi terkait materi<br />

apa saja yang harus dilaksanakan, RPP yang harus dibuat, dan konsep<br />

pembelajaran yang digunakan kepada peserta didik.<br />

2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan<br />

MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa<br />

Menginginkan ketika mengajar peserta didik agar kita merasa enjoy<br />

dalam pembelajaran, peserta didik tidak mudah bosan, dan<br />

sebagainya. Maka saya lebih mengingkan adanya kegiatan yang<br />

membahas tentang metode pembelajaran dan prakek apa saja yang<br />

harus dilakukan.<br />

3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering<br />

dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa<br />

Biasanya MGMP Kewirausahaan melaksanakan kegiatan seperti


membedah silabus dan juga membahas pembuatan RPP, selain itu<br />

jugaberdiskusi mengenai pelaksanaan pembelajaran bagi peserta<br />

didik sesuai dengan materi Kewirausahaan.<br />

4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang<br />

dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa<br />

Kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan dan pengembangan<br />

keterampilan guru dalam berwirausaha.<br />

5. Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali<br />

Untuk pertemuan MGMP biasanya dilakukan jika memang ada suatu<br />

kegiatan yang akan dilaksanakan, biasanya sebulan sekali, tiga bulan<br />

sekali, atau 6 bulan sekali.<br />

6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering<br />

membimbing atau membina<br />

Biasanya yang sering membina dari pengurus dan guru<br />

Kewirausahaan iu sendiri, walaupun pernah ada dari LPMP atau<br />

perwakilan dari Dinas, namun itu tidak sering.<br />

7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang<br />

berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha<br />

Untuk kegiatan tersebut sepertinya belum ada, karena kegiatan<br />

MGMP lebih terkait kepada pembahasan silabus dan pembuatan RPP.<br />

Namun, untuk pembelajaran Kewirausahaan kepada peserta didik<br />

memang ada keharusan bagi peserta didik dalam melakukan kegiatan<br />

berwirausaha dengan membuat produk.<br />

8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP<br />

Saya sering untuk menghadiri kegiatan MGMP Jakarta Timur karena<br />

tempat pelaksanaan terkadang juga dekat dari sekolah. Namun, jika<br />

saya sedang ada jadwal, maka tugas untuk menghadiri MGMP yakni<br />

bergiliran dengan guru Kewirausahaan lainnya.<br />

9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam<br />

kegiatan MGMP


Pelaksanaan<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

Untuk saat ini belum ada sanksi bagi guru yang tidak hadir pada<br />

kegiatan MGMP.<br />

10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan<br />

MGMP<br />

Ada beberapa guru yang memang terkadang tidak menghadiri<br />

kegiatan MGMP, hal tersebut karena setiap guru memiliki kesibukan<br />

dan jadwal mengajar yang berbeda-beda apalagi MGMP ini terdiri<br />

dari beberapa sekolah.<br />

11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Permasalahan yang mungkin dialami hanya dari sifat guru yang<br />

menghadiri kegiatan MGMP saja, karena terkadang ada guru yang<br />

tidak menghadiri dan mengikuti MGMP.<br />

12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut<br />

MGMP harus bisa aktif dalam mengajak guru-guru untuk mau<br />

mengikuti kegiatan MGMP, serta harus lebih banyak komunikasi<br />

antara MGMP dengan guru yang lain.<br />

13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat<br />

berlangsung secara efektif<br />

Agar efektif maka diperlukan adanya keaktifan guru dalam mengikuti<br />

kegiatan MGMP, serta dana yang mencukupi supaya kegiatannya<br />

dapat berjalan dengan lancar.<br />

14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas<br />

partisipasi Anda mengikuti kegiatan<br />

Biasanya tergantung dari kegiatan yang dilakukan, adanya pemberian<br />

sertifikat bagi guru, mendapatkan RPP yang telah disusun dan<br />

dibahas secara bersama-sama untuk diterapkan dalam pelaksanaan<br />

kepada peserta didik. tetapi yang lebih penting, saya bisa<br />

mendapatkan pemahaman dan ilmu dalam melakukan pembelajaran<br />

Kewirausahaan.


15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Saya merasa sangat terbantu berkat kegiatan MGMP karena<br />

pembelajaran Kewirausahaan menjadi lebih jelas dan tujuannya lebih<br />

terarah.<br />

16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

seperti apa<br />

Setelah saya mengikuti dan menghadiri kegiatan MGMP, saya<br />

merasakan seperti ‘sehabis mandi’, hal tersebut dalam artian bahwa<br />

saya semakin memahami dan termotivasi dalam melakukan kegiatan<br />

belajar mengajar sehingga saya semakin segar atau fresh dalam<br />

mengajar.<br />

17. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Melakukan kegiatan seminar dan juga memberikan referensi buku<br />

kepada guru Kewirausahaan yang akan menunjang pada<br />

pembelajaran Kewirausahaan.<br />

18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Melakukan kegiatan diskusi atau sharing antara guru dari sekolah<br />

saru dengan sekolah lainnya mengenai permasalahan guru yang<br />

dihadapi dalam menghadapi peserta didik. Hal tersebut ditujukan agar<br />

guru bisa mendapatkan solusi yang terbaik dari kegiatan sharing<br />

berdasarkan hasil pengalaman guru masing-masing.<br />

19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk<br />

mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan<br />

Kegiatan dalam membahas silabus dilakukan dengan cara membahas


Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

terlebih dahulu dengan sesama guru yang biasanya dibentuk<br />

berkelompok, baru setelah itu dilakukan pembahasan secara bersamasama<br />

mengenai isi silabus dan materi apa yang harus diajarkan.<br />

20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang<br />

pembelajaran bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP memberikan pemahaman kepada guru mengenai cara<br />

pembuatan RPP dan apa saja yang harus ada dalam RPP tersebut,<br />

setelah itu guru diharuskan untuk membuat RPP terlebih dahulu baru<br />

dilakukan pembahasan secara bersama-sama untuk ditindaklanjuti.<br />

21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan<br />

pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP tidak membantu kegiatan pembelajaran secara praktek<br />

langsung. Namun MGMP membantu guru-guru dengan<br />

mengingatkan kembali serta menanamkan pemahaman kepada guru<br />

agar melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, selain itu<br />

melalui MGMP juga membantu guru dalam mendapatkan metode apa<br />

saja yang dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan materi<br />

yang diajarkan.<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi<br />

hasil belajar bagi guru Kewirausahaan<br />

Biasanya dalam RPP ada kegiatan dalam penilaian bagi peserta didik.<br />

Ketika pembedahan RPP, maka MGMP memberikan arahan dan<br />

pemahaman bagi guru untuk melaksanakan penilaian sesuai dengan<br />

materi yang diajarkan.<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan<br />

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang<br />

dimilikinya bagi guru Kewirausahaan


Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan<br />

guru di<br />

MGMP<br />

Dalam MGMP biasanya melakukan diskusi dengan sesama guru<br />

mengenai kegiatan praktek yang seperti apa harus dilakukan dengan<br />

disesuaikan lagi pada materi yang akan diajarkan. Jadi, MGMP hanya<br />

memberikan arahan, motivasi, dan juga pemahaman bagi guru dalam<br />

praktek untuk membuat produk.<br />

24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan bagi pembinaan guru<br />

Biasanya yang bertanggung jawab adalah pengurus MGMP<br />

Kewirausahaan itu sendiri.<br />

25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru<br />

pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Biasanya ada dari pihak LPMP maupun perwakilan dari Suku Dinas<br />

dalam membina guru, namun itu tidak bersifat rutin. Pembinaan lebih<br />

sering dilakukan dari pengurus dan juga guru MGMP itu sendiri.<br />

26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering<br />

dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP<br />

Kalau Kepala Sekolah tidak melakukan pembinaan, jika memang<br />

membina itu pun tidak bersifat rutin.<br />

Jakarta, 15 September 2014<br />

Mengetahui,<br />

Sri Rahayu, S.E.<br />

(Guru Kewirausahaan SMKN 58)


Lampiran 15<br />

Hasil Wawancara<br />

Anggota MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur<br />

Rabu, 20 Agustus 2014/ pukul 09.38 WIB<br />

Nama<br />

: Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih<br />

Asal Sekolah : SMKN 51<br />

(Wawancara dilakukan di SMKN 51)<br />

Pertanyaan<br />

1. Menurut Anda, program dan kegiatan di MGMP Kewirausahaan secara<br />

umum seperti apa<br />

MGMP merupakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang memiliki<br />

keutamaan untuk menyamakan persepsi guru Kewirausahaan<br />

terhadap materi yang akan diajarkan kepada peserta didik sehingga<br />

bertujuan agar materi yang disampaikan tidak memiliki<br />

penyimpangan antara guru Kewirausahaan dari satu sekolah dengan<br />

sekolah lainnya.<br />

Program yang biasanya dilakukan adalah program inti, yaitu program<br />

yang memang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi atau<br />

kemampuan guru. Lalu, kegiatan yang biasa dilakukan adalah<br />

membahas mengenai informasi terbaru, membahas tentang<br />

kurikulum, mendiskusikan silabus dan pembuatan RPP.<br />

2. Menurut Anda, program yang sangat Anda perlukan dari kegiatan


Pengembangan<br />

Diri Guru<br />

Kewirausahaan<br />

Melalui<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

MGMP untuk pengembangan diri dalam hal atau kegiatan seperti apa<br />

Program dan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan saya<br />

sebagai guru, yaitu dalam pembahasan materi pelajaran<br />

Kewirausahaan, pembahasan silabus dan pembuatan RPP.<br />

3. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling sering<br />

dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa<br />

Dalam MGMP Kewirausahaan kegiatan yang paling sering dilakukan<br />

adalah pembahasan mengenai informasi terbaru, kurikulum, silabus,<br />

dan membuat RPP. Dari berbagai kegiatan tersebut dapat diketahui<br />

bahwa kegiatan MGMP memang ditujukan untuk peningkatan<br />

kemampuan guru dalam bidang pedagogik yang bermanfaat dan<br />

dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.<br />

4. Pada MGMP Kewirausahaan, program atau kegiatan yang paling jarang<br />

dilakukan berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam bidang apa<br />

Paling jarang dilakukan adalah kegiatan bazaar bersama, yaitu<br />

pengenalan dan penjualan produk dari tiap sekolah di Jakarta Timur.<br />

Hal ini disebabkan karena masih kesulitan dalam hal dana, selain itu<br />

masih sulitnya dalam menentukan waktu karena masih adanya<br />

kesibukkan dan program yang berbeda dari masing-masing sekolah.<br />

5. Pertemuan MGMP Kewirausahaan dilakukan berapa kali<br />

Kegiatan dilakukan per tiga bulan, yaitu 3 sampai 4 kali dalam<br />

setahun. Biasanya dilakukan pada saat sebelum kegiatan<br />

pembelajaran dan akhir kegiatan pembelajaran dengan melihat waktu<br />

ketika pembelajaran sudah tidak efektif. Selain itu, juga dilaksanakan<br />

jika memang terdapat kebutuhan bagi guru untuk melaksanakan<br />

pertemuan kegiatan MGMP.<br />

6. Dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan, siapa saja pihak paling sering<br />

membimbing atau membina<br />

Kegiatan pembinaan di MGMP dilakukan oleh guru Kewirausahaan<br />

sebagai anggota MGMP dan juga pengurus MGMP Kewirausahaan.


Pelaksanaan<br />

Kegiatan<br />

MGMP<br />

Kewirausahaan<br />

7. Dalam kegiatan MGMP, apakah terdapat adanya kegiatan yang<br />

berhubungan dengan unsur kegiatan berwirausaha<br />

Iya terdapat adanya kegiatan untuk mengembangkan kewirausahaan<br />

bagi guru-guru sebagai anggota MGMP<br />

8. Bagaimana sifat Anda dalam menghadiri kegiatan MGMP<br />

Jika MGMP Kewirausahaan mengadakan kegiatan maka saya selalu<br />

hadir.<br />

9. Apakah ada sanksi yang ditetapkan jika Anda hadir/ tidak hadir dalam<br />

kegiatan MGMP<br />

MGMP merupakan organisasi yang bersifat non formal sehingga<br />

dalam MGMP sendiri tidaklah ada kebijakan pemberian sanksi bagi<br />

guru yang tidak hadir, jikalau ada itu hanya berupa teguran saja.<br />

Sanksi yang ada mungkin tidak bersifat hukuman fisik atau psikis,<br />

tetapi lebih kepada kerugian yang diterima oleh guru itu sendiri. Hal<br />

ini dikarenakan kegiatan MGMP Kewirausahaan dilakukan oleh guru<br />

yang memang mau dan peduli akan peningkatan kemampuan dirinya<br />

sehingga jika guru tidak hadir dalam kegiatan MGMP, maka<br />

kerugiannya adalah guru tersebut tidak mendapatkan dan tidak<br />

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan yang memang<br />

diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.<br />

10. Bagaimana menurut Anda, sifat dan sikap guru lain terhadap kegiatan<br />

MGMP<br />

Banyak guru Kewirausahaan yang memang tidak hadir dalam<br />

kegiatan yang dilakukan oleh MGMP Kewirausahaan. Hal ini<br />

disebabkan oleh beberapa faktor dan yang paling utama karena faktor<br />

kebijakan sekolah. Ada dari pihak sekolah, khususnya Kepala<br />

Sekolah tidak memberikan izin bagi gurunya untuk keluar mengikuti<br />

kegiatan MGMP karena memang terdapat jam mengajar dan tidak<br />

diperbolehkan meninggalkan peserta didik. Selain dari bentrokan<br />

jam, faktor selanjutnya adalah pihak sekolah tidak mau mengeluarkan


iaya transport bagi gurunya untuk mengikuti kegiatan MGMP.<br />

11. Menurut Anda, apa saja kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam<br />

MGMP Kewirausahaan<br />

Permasalahan dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan adalah dari<br />

faktor kehadiran guru karena ada atau bahkan banyak guru yang tidak<br />

mengikuti dan aktif dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan.<br />

12. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dari permasalahan tersebut<br />

Untuk mengatasinya yang paling penting adalah kesadaran dari<br />

kebijakan sekolah dimana Kepala Sekolah memberikan pengertian<br />

dan iin bagi guru Kewirausahaan untuk mengikuti kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru, serta<br />

dapat meningkatkan mutu sekolah secara tidak langsung.<br />

13. Apa saja yang diperlukan agar kegiatan MGMP Kewirausahaan dapat<br />

berlangsung secara efektif<br />

Hal yang diperlukan adalah menyamakan persepsi baik oleh<br />

pimpinan sekolah maupun guru MGMP sendiri, karena ada beberapa<br />

orang atau pihak yang berpikir bahwa kegiatan MGMP hanya<br />

membuang-buang waktu dan tidak ada manfaat. Maka dari itu, masih<br />

terdapatnya guru yang tidak menghadiri kegiatan MGMP karena<br />

faktor tersebut, jadi agar lebih efektif perlu adanya penyatuan visi dan<br />

misi secara bersama.<br />

14. Penghargaan apa saja yang diberikan oleh MGMP Kewirausahaan atas<br />

partisipasi Anda mengikuti kegiatan<br />

Penghargaan spesifik tidak ada, namun kita untuk mengikuti kegiatan<br />

MGMP otomatis kita akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan,<br />

selain itu kita juga biasanya mendapatkan sertifikat (jika memang<br />

dibuat oleh MGMP) dan juga terkadang diberikan uang transport.<br />

Jadi, penghargaan yang diberikan hanyalah bersifat penunjang demi<br />

terlaksananya kegiatan.<br />

15. Menurut Anda, apa manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan


MGMP Kewirausahaan<br />

Ketika saya mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan banyak<br />

manfaat yang dapat saya ambil dan pelajari, yaitu :<br />

a. Dapat meningkatkan pengetahuan baik dalam hal Kewirausahaan<br />

maupun secara umum. Hal ini dikarenakan MGMP<br />

Kewirausahaan juga melakukan pembahasan dan pemberitahuan<br />

mengenai berbaga informasi terbaru.<br />

b. Dapat melakukan silahturahmi dengan bertemu guru-guru<br />

Kewirausahaan dari berbagai sekolah lain<br />

c. Dapat melakukan sharing dengan guru-guru lain terkait kegiatan<br />

yang dilakukan dalam pembelajaran Kewirausahaan di kelas serta<br />

membahas tentang usaha yang dilakukan dari guru-guru lainnya.<br />

16. Menurut Anda, kesan selama mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

seperti apa<br />

Dengan mengikuti kegiatan MGMP saya merasakan ada hal positif<br />

yang memang dapat saya terapkan ketika saya melakukan<br />

pembelajaran terkait praktek Kewirausahaan. Hal ini karena pada saat<br />

kegiatan MGMP, saya bisa melakukan sharing dan berkomunikasi<br />

dengan guru-guru lainnya mengenai usaha apa saja yang dilakukan<br />

dalam pembelajaran Kewirausahaan sehingga dapat saling belajar<br />

satu sama lain.<br />

17. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan wawasan/ landasan kependidikan<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi guru sudah<br />

pasti diadakannya pertemuan dengan guru-guru Kewirausahaan<br />

setelah itu disampaikannya berbagai informasi, biasanya terkait pada<br />

materi pelajaran yang disampaikan oleh pengurus MGMP.


Strategi yang<br />

dilakukan<br />

MGMP bagi<br />

peningkatan<br />

kompetensi<br />

pedagogik guru<br />

kewirausahaan<br />

18. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan pemahaman mengenai peserta didik<br />

bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP hanya memberikan arahan saja kepada para guru untuk lebih<br />

meningkatkan kemampuannya dalam memahami peserta didik,<br />

karena pada dasarnya peserta didik berbeda-beda. Namun, dalam<br />

prakteknya lebih ditekankan pada guru itu sendiri karena setiap<br />

sekolah pastilah berbeda-beda karakteristik dan penanganan bagi<br />

peserta didik.<br />

19. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan untuk<br />

mengembangkan kurikulum/ silabus bagi guru Kewirausahaan<br />

Dalam mengembangkan silabus, MGMP membentuk guru secara<br />

berkelompok untuk membaca silabus, membedah isinya, dan<br />

melakukan pembahasan mengenai materi yang sesuai untuk<br />

diajarkan.<br />

20. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan merancang<br />

pembelajaran bagi guru Kewirausahaan<br />

Kegiatan dalam membuat RPP, MGMP juga membantu bagi guruguru<br />

dengan cara membentuk kelompok, serta dari kelompok tersebut<br />

baru dilakukannya pembahasan dan pembuatan RPP secara bersama<br />

dalam kelompok, setelah itu baru dipresentasikan kepada guru-guru<br />

yang lain.<br />

21. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan<br />

pembelajaran yang mendidik dan dialogis bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP hanya memberikan arahan dan motivasi saja bagu guru<br />

Kewirausahaan dalam melaksanakan proses pembelajaran, serta<br />

menekankan dan mengingatkan kepada guru bahwa proses


Pihak yang<br />

bertanggung<br />

jawab dalam<br />

pembinaan<br />

pembelajaran Kewirausahaan bagi peserta didik diharuskan lebih<br />

banyak kegiatan praktek dibandingkan teori. Kegiatan MGMP tidak<br />

membahas mengenai praktek pembelajaran oleh guru secara<br />

langsung, karena untuk kegiatan tersebut bukanlah termasuk dalam<br />

ranah MGMP itu sendiri.<br />

22. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan melakukan evaluasi<br />

hasil belajar bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP memberikan arahan bagi guru Kewirausahaan bahwa untuk<br />

penilaian pembelajaran dilakukan tidak hanya oleh guru itu sendiri,<br />

tetapi juga dari penilaian teman. MGMP berusaha mengingatkan guru<br />

dalam pemberian nilai bagi peserta didik, tidak hanya dari tgas<br />

individu atau hasil ulangan saja, melainkan juga tugas kelompok.<br />

23. Bagaimana kegiatan dan strategi yang dilakukan dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan<br />

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang<br />

dimilikinya bagi guru Kewirausahaan<br />

MGMP melakukan sharing bersama dengan guru-guru lainnya terkait<br />

prktek yang telah dilakukan oleh guru-guru dalam pembelajaran<br />

Kewirausahaan, namun untuk praktek lebih ditekankan kembali<br />

kepada guru itu sendiri bagaimana pelaksanaan di sekolah.<br />

24. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam kegiatan MGMP<br />

Kewirausahaan bagi pembinaan guru<br />

Pengurus MGMP Kewirausahaan beserta anggota MGMP<br />

bertanggung jawab dalam kegiatan yang dilakukan terkait untuk<br />

pembinaan guru Kewirausahaan.<br />

25. Siapa saja yang menjadi pembina atau pembimbing dalam membina guru<br />

pada kegiatan MGMP Kewirausahaan<br />

Untuk ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur sendiri<br />

yang melakukan pembinaan bagi guru Kewirausahaan adalah


guru di<br />

MGMP<br />

pengurus dan guru Kewirausahaan sendiri. namun, jika MGMP<br />

Kewirausahaan bekerja sama dengan pihak lain, seperti adanya<br />

proyek dari Suku Dinas Jakarta Timur maka biasanya yang<br />

melakukan pembinaan adalah narasumber dari luar, baik dari Sudin<br />

ataupun tidak.<br />

26. Dalam pembinaan guru di MGMP Kewirausahaan, apakah sering<br />

dilakukan oleh Kepala Sekolah atau pihak lain, seperti halnya LPMP<br />

MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur juga dibina oleh Kepala<br />

Sekolah maupun dari Sudin dan LPMP. Cara yang dilakukan MGMP<br />

Kewirausahaan, yaitu dengan memberikan laporan mengenai dana<br />

dan juga kegiatan apa saja yang telah dilakukan. Sehingga Kepala<br />

Sekolah maupun pihak lainnya hanya bertugas lebih kepada kegiatan<br />

monitoring dan evaluasi<br />

Jakarta, 15 September 2014<br />

Mengetahui,<br />

Dra. Siti Nurdjanah Kusumaningsih<br />

(Guru Kewirausahaan SMKN 51)


Lampiran 16<br />

Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur Tahun 2014<br />

No. Kegiatan Keterangan<br />

1. Nama kegiatan yang dilakukan MGMP<br />

Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

-----<br />

2. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan<br />

MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

-----<br />

3. Siapa yang melakukan pembinaan guru dalam<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

-----<br />

Jakarta Timur<br />

4. Teknik yang dilakukan dalam pembinaan guru<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

-----<br />

Jakarta Timur<br />

5. Kehadiran guru Kewirausahaan pada kegiatan<br />

pembinaan yang dilakukan MGMP<br />

-----<br />

Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur<br />

6. Sikap yang ditunjukkan guru dalam mengikuti<br />

kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah<br />

-----<br />

Jakarta Timur


Lampiran 17<br />

KEMENTERIAN AGAMA<br />

UIN JAKARTA<br />

FORM (FR)<br />

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010<br />

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081<br />

FITK No. Revisi: : 01<br />

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia<br />

Hal : 1/1<br />

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI<br />

Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Jakarta, 6 Februari 2014<br />

Lamp. : -<br />

Hal : Bimbingan <strong>Skripsi</strong><br />

Kepada Yth.<br />

Mu’arif. SAM, M.Pd<br />

Pembimbing <strong>Skripsi</strong><br />

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan<br />

UIN Syarif Hidayatullah<br />

Jakarta.<br />

Assalamu’alaikum wr.wb.<br />

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II<br />

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:<br />

Nama : <strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong><br />

NIM : 1110018200008<br />

Prodi : Manajemen Pendidikan<br />

Semester : VII (Delapan)<br />

Judul <strong>Skripsi</strong> : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi<br />

Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014,<br />

abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul<br />

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi<br />

Jurusan terlebih dahulu.<br />

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat<br />

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.<br />

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.<br />

Wassalamu’alaikum wr.wb.<br />

a.n. Dekan<br />

Kajur Manajemen Pendidikan<br />

Tembusan:<br />

1. Dekan FITK<br />

2. Mahasiswa ybs.<br />

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd<br />

NIP. 19661009 199303 1 004


KEMENTERIAN AGAMA<br />

UIN JAKARTA<br />

FORM (FR)<br />

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010<br />

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081<br />

FITK No. Revisi: : 01<br />

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia<br />

Hal : 1/1<br />

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI<br />

Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Jakarta, 6 Februari 2014<br />

Lamp. : -<br />

Hal : Bimbingan <strong>Skripsi</strong><br />

Kepada Yth.<br />

Dr. Salman Tumanggor, M.Pd<br />

Pembimbing <strong>Skripsi</strong><br />

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan<br />

UIN Syarif Hidayatullah<br />

Jakarta.<br />

Assalamu’alaikum wr.wb.<br />

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II<br />

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:<br />

Nama : <strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong><br />

NIM : 1110018200008<br />

Prodi : Manajemen Pendidikan<br />

Semester : VII (Delapan)<br />

Judul <strong>Skripsi</strong> : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi<br />

Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014,<br />

abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul<br />

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi<br />

Jurusan terlebih dahulu.<br />

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat<br />

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.<br />

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.<br />

Wassalamu’alaikum wr.wb.<br />

a.n. Dekan<br />

Kajur Manajemen Pendidikan<br />

Tembusan:<br />

1. Dekan FITK<br />

2. Mahasiswa ybs.<br />

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd<br />

NIP. 19661009 199303 1 004


Lampiran 18<br />

KEMENTERIAN AGAMA<br />

UIN JAKARTA<br />

FORM (FR)<br />

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010<br />

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081<br />

FITK No. Revisi: : 01<br />

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia<br />

Hal : 1/1<br />

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN<br />

Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Jakarta, 6 Maret 2014<br />

Lamp. : -<br />

Hal : Permohonan Izin Penelitian<br />

Kepada Yth.<br />

di<br />

Tempat<br />

Assalamu’alaikum wr.wb.<br />

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II<br />

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:<br />

Nama : <strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong><br />

NIM : 1110018200008<br />

Prodi : Manajemen Pendidikan<br />

Semester : VII (Delapan)<br />

Judul <strong>Skripsi</strong> : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi<br />

Kewirausahaan Melalui Kegiatan MGMP di SMK Negeri<br />

Wilayah Jakarta Timur<br />

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014,<br />

abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul<br />

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi<br />

Jurusan terlebih dahulu.<br />

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat<br />

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.<br />

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.<br />

Wassalamu’alaikum wr.wb.<br />

a.n. Dekan<br />

Kajur Manajemen Pendidikan<br />

Tembusan:<br />

1. Dekan FITK<br />

2. Mahasiswa ybs.<br />

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd<br />

NIP. 19661009 199303 1 004


Lampiran 20 Lampiran 21<br />

Lampiran 22 Lampiran 23


Lampiran 24 Lampiran 25<br />

Lampiran 26


Lampiran 27<br />

BIODATA PENULIS<br />

<strong>Alpina</strong> <strong>Ilham</strong> lahir di Jakarta pada tanggal 17 September 1991 dan<br />

merupakan anak kedua dari pasangan (Alm) Amsori dan Sulimah. Pendidikan TK<br />

(Taman Kanak-kanak) ditempuh tahun 1996 di TK Suci, kemudian lulus dari<br />

pendidikan dasar di SDN 11 pagi tahun 2003, selanjutnya penulis melanjutkan di<br />

SMPN 171 pada tahun 2006, dan pada tahun 2009 penulis menamatkan pendidikan<br />

menengah di SMAN 105 Jakarta. Setelah itu, penulis melanjutkan jenjang pendidikan<br />

tinggi di Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan<br />

Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010.<br />

Selama menempuh pendidikan, penulis juga pernah aktif dalam mengikuti<br />

berbagai organisasi dan kegiatan, seperti (Rohis) Rohani Islam di SMPN 171 tahun<br />

2003-2005, ( (Palang Merah Remaja) di SMAN 105 tahun 2006-2008, Pencak Silat<br />

Merpati Putih tahun di SMAN 105 tahun 2006-2007, LDK (Lembaga Dakwah<br />

Kampus) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011-2014, Postar (Pojok Seni<br />

Tarbiyah), dan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) tahun 2011-2013.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!