Laporan Situasi HAM di Indonesia periode Januari-April 2013 - Elsam
Laporan Situasi HAM di Indonesia periode Januari-April 2013 - Elsam
Laporan Situasi HAM di Indonesia periode Januari-April 2013 - Elsam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan pada 7 Maret <strong>2013</strong> lalu? Ini baru sebagian contoh.<br />
Belum lagi perlindungan <strong>di</strong> wilayah yang cenderung mudah terja<strong>di</strong> konflik dengan kekerasan.<br />
Atau yang sedang dalam situasi konflik, seperti perebutan lahan akibat operasi korporasi yang<br />
melibatkan aparat kekerasan.<br />
Di saat ancaman terhadap <strong>HAM</strong> cenderung meningkat, sebaliknya daya penegakan <strong>HAM</strong><br />
justru tampak melemah. Usaha untuk menegakkan <strong>HAM</strong> dan memutus rantai kekerasan,<br />
misalnya dengan menyelesaikan pelbagai kasus pelanggaran <strong>HAM</strong> berat yang terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> masa lalu,<br />
yang “bola”-nya kini <strong>di</strong> tangan Presiden, ternyata masih juga mengalami kemandegan selama<br />
<strong>periode</strong> pelaporan ini. Pelbagai kasus kekerasan, seperti penyiksaan –<strong>di</strong> mana pelakunya justru<br />
sering berlatar aparat dari institusi yang seharusnya melindungi warga-, masih relatif minim<br />
yang berlanjut ke penyelesaian secara hukum atau <strong>di</strong>bawa ke penga<strong>di</strong>lan. Sebaliknya, dalam<br />
kasus perlindungan terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan, yang terja<strong>di</strong> justru malah<br />
korbannya yang <strong>di</strong>kriminalisasi, seperti yang <strong>di</strong>alami oleh Pendeta Palti H. Panjaitan dari HKBP<br />
Filadelfia, Bekasi, Jawa Barat.<br />
Demikian juga <strong>di</strong> ranah pembuatan regulasi. Bukannya demi melindungi, regulasi yang<br />
<strong>di</strong>produksi dalam <strong>periode</strong> ini justru berpotensi mengancam <strong>HAM</strong>, misalnya undang-undang<br />
tentang keormasan (UU Ormas) yang mengancam hak atau kebebasan untuk berserikat.<br />
Sementara <strong>di</strong> wilayah hukum, penerapan hukuman mati yang terus berlangsung telah mengancam<br />
hak hidup. Di sisi lain, pelemahan daya semakin menja<strong>di</strong> saat institusi negara yang menja<strong>di</strong> garda<br />
depan pemajuan <strong>HAM</strong>, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas <strong>HAM</strong>), mengalami konflik<br />
internal.<br />
Dari pembacaan situasi <strong>di</strong> atas, ELSAM menilai bahwa situasi <strong>HAM</strong> <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong> selama<br />
<strong>periode</strong> pelaporan ini ternyata masih buruk. Bahkan mencemaskan, mengingat setelah lewat<br />
lima belas tahun reformasi, kita kini seperti hendak kembali menuju ke titik awal, <strong>di</strong> mana<br />
<strong>HAM</strong> kembali, atau masih, dalam ancaman akibat kecenderungan menguatnya militerisme<br />
dan melemahnya daya penegakan <strong>HAM</strong>. Militerisme <strong>di</strong> sini <strong>di</strong>pahami sebagai paham yang<br />
mengedepankan kekerasan sebagai metode untuk menyelesaikan masalah, seperti yang dulu<br />
relatif dominan <strong>di</strong>gunakan negara semasa Orde Baru berkuasa.<br />
Elaborasi lebih detail atas pembacaan dan penilaian <strong>di</strong> atas tersaji dalam laporan ini. Semoga<br />
apa yang <strong>di</strong>sampaikan dalam laporan ini tidak berhenti sebatas sebagai informasi namun juga<br />
mampu menginspirasi dan berkontribusi bagi usaha pemajuan penghormatan, perlindungan,<br />
dan pemenuhan <strong>HAM</strong> <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong>. Selamat membaca!<br />
Lembaga Stu<strong>di</strong> dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)<br />
/ vi /