10.07.2015 Views

Ringkasan eksekutif Penyelidikan Komnas HAM Peristiwa ... - Elsam

Ringkasan eksekutif Penyelidikan Komnas HAM Peristiwa ... - Elsam

Ringkasan eksekutif Penyelidikan Komnas HAM Peristiwa ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940414243444546474849505152c. Orang yang diadukan sebagai penjahat1. Latar Belakang KorbanLatar belakang para korban kurang lebih sama, yaitu orang-orang yang dianggapsebagai penjahat, seperti bromocorah atau gali atau perampok atau preman. Selainitu ada juga orang-orang yang dianggap sebagai residivis yaitu orang-orang yangtelah keluar masuk penjara karena melakukan kejahatan.2. Jenis kelamin dan usia korbanKorban dalam <strong>Peristiwa</strong> Penembakan Misterius Periode 1982 sampai dengan 1985di Jawa Tengah dapat dipastikan berjenis kelamin laki-laki. Sementara usia parakorban beragam, namun apabila ditarik usia rata-rata maka usia rata-rata korbanadalah 23 tahun sampai dengan 52 tahun.3. Jumlah korbanTidak ditemukannya kepastian angka korban Penembakan Misterius periode 1982sampai dengan 1985 di Jawa Tengah, menyebabkan angka korban yang mati jugatidak dapat dipastikan dengan bukti atau data yang sah menurut hukum. Padaminggu pertama Juli 1983, ada 17 mayat residivis ditemukan di Kab. Tegal. Sampaipertengahan Juli 1983, sudah ada 20 mayat gali yang ditemukan di seputar Solo,dimana 7 tewas dalam waktu 5 hari. Hasil pelaksanaan OPK di Solo (Daerah Kowil95 Solo) ada sekitar 35 penjahat telah ditemukan tewas tertembak sampai denganJuli 1983. Sejak 10 Juli s.d. 15/16 Juli 1983, tercatat ada 7 orang penjahat kambuhantewas, dimana 5 orang tewas akibat terkena tembakan, dan 2 orang lainnya tewasakibat luka jerat di leher. 294. Sebaran geografis korbanSebaran korban dalam <strong>Peristiwa</strong> Penembakan Misterius Periode 1982 sampaidengan 1985 di Jawa Tengah tidak hanya terjadi di satu lokasi wilayah saja, namunterjadi hampir di seluruh Jawa Tengah. Wilayah sebaran yang dapat diidentifikasiadalah Semarang, Magelang, Solo, Blora dan Cilacap.III.2.2.3. Gambaran pelaku atau pihak yang dapat diminta pertanggungjawabanBahwa berbagai institusi negara dalam berbagai tindak kejahatan dalam peristiwayang diduga terlibat atau setidak-tidaknya mengetahui adalah dari Militer, Kepolisiandan pemerintah sipil. Bahwa dugaan keterlibatan institusi dapat dilihat dari kesiapansarana dan prasarana dan tindakan aparat negara di masing-masing institusi padakejahatan yang terjadi. Keterlibatan berbagai institusi tersebut dapat menunjukkanadanya aspek kebijakan pemerintah atas terjadinya peristiwa Petrus. Kebijakan tidakperlu diformulasikan dan secara normatif dapat disimpulkan di lapangan. Kebijakannegara ini bisa pelaksanaannya melalui lembaga, personil, atau sumber-sumberdaya negara.Bahwa institusi militer di Jawa Tengah yang terlibat atau setidak-tidaknyamengetahui adalah Kodim Semarang, Kodim Cilacap, Kodim Salatiga, KoramilJebres Solo, Institusi Kepolisian yang terlibat atau setidak-tidaknya mengetahuiadalah Polres Solo, Polres Magelang dan Polres Semarang.29 Koran Kartika 16 Juli 1983 hal 2.<strong>Ringkasan</strong> Eksekutif Tim Ad Hoc Petrus 1982-1985 -19-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!