10.07.2015 Views

Ringkasan eksekutif Penyelidikan Komnas HAM Peristiwa ... - Elsam

Ringkasan eksekutif Penyelidikan Komnas HAM Peristiwa ... - Elsam

Ringkasan eksekutif Penyelidikan Komnas HAM Peristiwa ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1234567891011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041424344454647484950515253kemerdekaan dan penghilangan paksa. Bahwa korban tersebut mengaLami tindakkejahatan pada periode antara thn 1982 sd 1985 yaitu periode terjadinya perisitwiapenembakan misterius itu..2. sebagai bagian dari SeranganBahwa serangan yang terjadi adalah merupakan serangan yang terwujud sebagaikombinasi dari sejumlah kejahatan, misalnya perkosaan, pembunuhan danpengusiran. Bahwa tindakan kejahatan tersebut ditujukan kepada target yangidentitasnya telah diketahui oleh para pelaksana lapangan peristiwa penembakanmisterius tersebut. Bagian dari serangan ini juga dapat dilihat dari pola umumberupa pengambilan/penjemputan secara paksa (termasuk dalam perampasankemerdekaan), baik diikuti penyiksaan ataupun langsung berujung kepadapembunuhan yaitu pengambilan atau penjemputan target yang umumnya dilakukansecara paksa pada malam hari, oleh sejumlah orang yang diduga aparat keamanan.Mengingat adanya pola yang serupa tersebut yaitu prosespengambilan/penjemputan paksa, yang diikuti dengan penyiksaan, pembunuhankemudian perlakuan terhadap mayat yang juga mirip yaitu dibuang ditempat umumyang dekat dengan lokasi tempat tinggal korban atau setidak tidaknya dilokasi mana,ada sejumlah orang yang mengenal target atau dibuang ditempat lain yang jauh daritemopat tinggal target, dimana tidak ada yang mengenal target.Mengenai status korban, team juga menemukan ciri identifikasi yang sama, yaitumereka yang dituding sebagai angota kelompok yang menimbulkan gangguankeamana ndan ketertiban. yaitu pengacau keamanan atau sejenisnya (termasukpreman, gali, kecu, bromocorah, residivis dan semacamnya). Oleh karena itu, posisikorban dikwalifikasikan oleh penguasa ketika itu sebagai musuh negara. Pada saatitu, pemerintah mencanangkan gerakan membersihkan kriminalitas. Dengandemikian komponen status korban dapat dikenali, termasuk faktor pembeda(diskriminatif) yang dilekatkan kepada mereka, khususnya yang dengan mudahdapat dikenali melalui tatto yang dimiliki oleh mereka. Selain itu terdapat daftar namatarget operasi, yang diperoleh dari aparat pemerintah setempat.Adapun mengenai jumlah korban yang terbilang besar, menunjukkan juga bahwadari sisi skala dan sifatnya, makin memastikan bahwa tindak kejahatan yangdilakukan tersebut adalah bagian dari serangan seperti yang dirumuskan dalampasal 9 UU 26/2000 tersebut.3. Mengenai Meluas atau Sistematis (Chapeau)Unsur MeluasKata “meluas” pada umumnya dilihat dengan menunjuk pada jumlah korban, di manarumusan teknis dari konsep ini mencakup seberapa masif, sering, berulang ataubesarnya skala tindakan, yang mana dilaksanakan secara kolektif dan menimbulkanakibat serius.Dari data yang dikumpulkan Tim Penyelidik, ternyata kasus yang digolongkansebagai Petrus terjadi di kota-kota seperti Yogyakarta, Medan, Palembang, Solo,Mojokerto, Semarang, Purwodadi, Malang, Cilacap, Magelang, Jakarta, Lampung,Pontianak, Sidoarjo, Bekasi, dan banyak kota-kota besar lainnya di Indonesia.Rentang waktunya pun menunjukkan pola peningkatan dari tahun 1982 ke 1984 danbaru menurun di tahun 1985. 43 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Petrusyang diperkirakan terjadi di sekitar Yogyakarta di tahun 1982 telah menyebar danmenimbulkan banyak korban di seantero Indonesia, khususnya di kota-kota besar di43Lihat BAP No. 117/BAP_TPPH PETRUS/V/2010 dan tabulasi data yang dibuat oleh <strong>Komnas</strong> <strong>HAM</strong><strong>Ringkasan</strong> Eksekutif Tim Ad Hoc Petrus 1982-1985 -29-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!