24.10.2016 Views

Sriwijaya Juli'16

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TRAVELER STORY<br />

95<br />

F<br />

H<br />

G<br />

I<br />

membuai menerbangkan seluruh keletihan selama<br />

perjalanan dari ibukota. Sebuah perjalanan yang benarbenar<br />

sepadan. Ingin rasanya waktu bergerak lebih lambat.<br />

Saat jelang matahari terbenam ataupun terbit adalah<br />

waktu terbaik untuk menyesap panorama di Pantai<br />

Pegadungan. Lantaran surya tak persis muncul dari<br />

garis cakrawala di balik batu, membuat pantai ini dapat<br />

dinikmati sama baiknya saat sunset dan sunrise. Sinar<br />

lembut yang datang dari arah samping menyirami<br />

bongkahan menjadi berwarna kemerahan. Memamerkan<br />

lukisan alam yang begitu menawan.<br />

Kami sepakat menginap dengan menyiapkan tenda sejak<br />

keberangkatan. Hal ini untuk mengabadikan sekaligus<br />

eloknya panorama sunset dan sunsrise di tempat ini.<br />

Ketiadaan pemondokan dan lokasi yang jauh dari pemukiman<br />

menjadikan bermarkas di pantai adalah solusi tunggal.<br />

Perjalanan pulang pergi ke Teluk Kiluan yang kehidupannya<br />

lebih berdentang dirasa tidak efisien. Belum lagi minimnya<br />

penerangan jalan yang mengundang beragam resiko.<br />

Beberapa saat kemudian matahari lengser dari<br />

puncaknya, tanda kami harus segera mendirikan tenda<br />

di bibir pantai. Bermalam di tepi pantai jauh dari hingar<br />

bingar kota tentu adalah pengalaman tak terlupakan bagi<br />

manusia-manusia urban seperti kami.<br />

Tak terasa malam semakin kelam. Segelas kopi hangat<br />

tak cukup kuat menahan kantuk yang perlahan mulai<br />

menghampiri. Hembusan angin menggiring kami untuk<br />

segera masuk ke dalam tenda. Saatnya rehat melepas<br />

seluruh lelah.<br />

Gemuruh ombak yang menguar dari balik tenda menjadi<br />

musik penghantar tidur yang sempurna. Sungguh<br />

pengalaman istimewa yang mendamaikan hati dan<br />

pikiran. Tak sabar menanti hari esok untuk menatap<br />

kembali keelokan bongkahan batu disapa mentari pagi<br />

dan deburan ombak diantara karang. Sungguh keajaiban<br />

yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sebuah tawaran<br />

kedamaian tak terbantahkan dari sudut pesisir Lampung<br />

yang terabaikan ini.<br />

| EDISI 65 | JULI 2016

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!